Anda di halaman 1dari 18

Pendahuluan

 Hipertiroidisme adalah keadaan tirotoksikosis sebagai


akibat dari produksi tiroid, yang merupakan akibat dari
fungsi tiroid yang berlebihan. Hipertiroidisme
(Hyperthyrodism) adalah keadaan disebabkan oleh
kelenjar tiroid bekerja secara berlebihan sehingga
menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan di dalam
darah
 Hipertiroidisme dapat timbul spontan atau akibat asupan
hormon tiroid yang berlebihan. Terdapat dua tipe
hipertiroidisme spontan yang paling sering dijumpai yaitu
penyakit Graves dan goiter nodular toksik
Tinjauan Pustaka
Definisi
 Menurut American Thyroid Association dan American
Association of Clinical Endocrinologists,
hipertiroidisme didefinisikan sebagai kondisi Berupa
peningkatan kadar hormon tiroid yang disintesis dan
disekresikan oleh kelenjar tiroid melebihi normal.
 Hipertiroidisme merupakan salah satu bentuk
thyrotoxicosis atau tingginya kadar hormon tiroid, T4,
T3 maupun kombinasi keduanya, di aliran darah.
Etiologi
 Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya
Imuoglobulin perangsang tiroid, sekunder akibat
kelebihan sekresi hipotalamus atau hipofisis anterior,
hipersekresi tumor tiroid. Penyebab tersering
hipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit
autoimun, yakni tubuh secara serampangan
membentuk thyroid-stymulating immunoglobulin
(TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor
TSH di sel tiroid.
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu:
 Penyakit Graves
 Toxic Nodular Goiter
 Produksi TSH yang Abnormal
 Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
 Konsumsi Yoidum Berlebihan
 Minum obat hormon tyroid berlebihan
Epidemiologi
Patogenesis
 Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit
graves, goiter toksika. Pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai
tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel
ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
• Penderita sering secara emosional mudah terangsang
(hipereksitabel), iritabel dan terus merasa khawatir dan klien
tidak dapat duduk diam.
• Denyut nadi yang abnormal yang ditemukan pada saat istirahat
dan beraktivitas; yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 dan
T4 yang merangsang epinefrin dan mengakibatkan kinerja
jantung meningkat hingga mengakibatkan HR meningkat.
Peningkatan denyut nadi berkisar secara konstan antara 90 dan
160 kali per menit, tekanan darah sistolik akan meningkat.
• Tidak tahan panas dan berkeringat banyak diakibatkan karena
peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akan
menghasilkan panas yang tinggi dari dalam tubuh sehingga
apabila terkena matahari lebih, klien tidak akan tahan akan panas.
• Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna
ikan salmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan
basah.
• Adanya Tremor
• Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, di mana
penyakit ini otot-otot yang menggerakkan mata tidak mampu
berfungsi sebagaimana mesti, sehingga sulit atau tidak mung kin
menggerakkan mata secara normal atau sulit mengkoordinir
gerakan mata akibatnya terjadi pandangan ganda, kelopak mata
tidak dapat menutup secara sempurna sehingga menghasilkan
ekspresi wajah seperti wajah terkejut.
• Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat
badan yang progresif dan mudah lelah.
• Perubahan defekasi dengan diare.
Diagnosis
 Anamnesis
Gejala hipertiroidisme dapat berupa hipermetabolisme
dan aktivitas simpatis yang meningkat seperti pasien
mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat
berlebih, berat badan menurun sementara nafsu makan
meningkat, palpitasi, takikardi, diare, dan kelemahan
atau atrofi otot. Manifestasi ekstratiroidal dapat
ditemukan seperti oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal
yang terbatas pada tungkai bawah biasanya
 Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik dapat terlihat jelas manifestasi
ekstratiroidal yang berupa oftalmopati yang ditemukan
pada 50-80% pasien yang ditandai dengan mata
melotot, fissura paplebra melebar, kedipan berkurang,
lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti
gerakan mata) dan kegagalan konvergensi. Pada
manifestasi tiroidal dapat ditemukan goiter difus,
eksoftalmus, palpitasi, suhu badan meningkat, dan
tremor .
 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat membantu
penegakkan diagnosis adalah pemeriksaan kadar T4 dan
T3, kadar T4 bebas atau FT41 (free thyroxine index),
pemeriksaan antibodi tiroid yang meliputi anti
tiroglobulin dan antimikrosom, penguruan kadar TSH
serum, test penampungan yodium radiokatif
(radioactive iodine uptake) dan pemeriksaan sidikan
tiroid (thyroid scanning).
Komplikasi
 Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam
nyawa adalah krisis tirotoksik (thyroid storm).
 Pada kasus krisis tiroid, hyperpyrexia harus segera
diatasi secara cepat. Dalam hal ini pemberian obat
jenis asetaminopen lebih dipilih dibandingkan aspirin
yang dapat meningkatkan kadar konsentrasi T3 dan
T4 bebas dalam serum.
Penatalaksanaan
Dosis awal Pemeliharaan
Obat (mg/hari) (mg/hari)

Karbimazol 30-60 5-20

Metilmazol 30-60 5-20

Propiltiourasil 300-600 50-200

Obat Anti Tiroid Menghambat Pengobatan lini


Propiltiourasil sintesis hormone pertama pada Graves.
(PTU) tiroid dan berefek Obat jangka pendek
Metilmazol (MMI) imunosupresif prabedah/pra-RAI
Karbimazol (CMZ (PTU juga
MMI) Antagonis menghambat
adrenergic-β konversi T4 T3
 Pengobatan dengan yodium radioaktif
 Indikasi pengobatan dengan yodium radioaktif
diberikan pada:
 Pasien umur 35 tahun atau lebih.
 Hipertiroidisme yang kambuh sesudah dioperasi.
 Gagal mancapai remisi sesudah pemberian obat
antitiroid.
 Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat
anti tiroid.
 Adenoma toksis, goiter multinodular toksik.
 Operasi
 Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi
hipertiroidisme. Indikasi operasi adalah:
 Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan
obat antitiroid dosis besar.
 Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak
berespons terhadap obat antitiroid.
 Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat
menerima yodium radioaktif.
 Adenoma toksik atau struma multinodular toksik.
 Pada penyakit Graves yang berhubungan dengan satu atau
lebih.
Kesimpulan
 Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar
tiroid memproduksi hormon tiroid secara berlebihan,
biasanya karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini
menyebabkan beberapa perubahan baik secara mental
maupun fisik seseorang, yang disebut dengan
thyrotoxicosis. Lebih dari 90% hipertiroid adalah
akibat penyakit Graves dan nodul tiroid toksik.

Anda mungkin juga menyukai