Anda di halaman 1dari 10

TINDAKAN KEKERASAN

PADA MONYET
OLEH:
I KOMANG ARIWINDHU SANCAYA
PUTU KRESHNA MEDHA
I PUTU SANDIKA ARTHA GUNA
TOPENG MONYET

 Doger monyet atau topeng monyet merupakan salah satu tradisi


negara Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, topeng monyet juga bisa
kita temukan di negara India, Thailand, Korea, Pakistan, dll. Kesenian
ini melibatkan pawang dan monyet yang dilatih untuk melakukan suatu
kegiatan yang biasa dilakukan manusia pada umumnya.
 Monyet-monyet yang bertingkah laku layaknya manusia memang
terlihat lucu dan menarik. Apalagi dengan diiringi oleh musik yang
membuat pertunjukan topeng monyet begitu ramai. Biasanya
pertunjukan topeng monyet ini dilakukan secara berkeliling dari satu
tempat ke tempat lain. Topeng monyet pun saat ini banyak ditemui di
perempatan jalan kota.
KEKERASAN YANG DILAKUKAN
PAWANG

 Monyet disiksa dengan alasan agar mereka cepat bisa melakukan atraksi
sesuai dengan apa yang si pawang perintahkan. Tidak jarang mereka di
pukul ataupun disayat dengan kater atau silet.
 Monyet monyet malang ini kadang tidak diberi makan selayaknya
 Mereka diikat dengan rantai besi di bagian leher sambil digantung. Pijakan
monyet monyet ini hanya sebatas kayu kecil. Jadi bila mereka banyak
bergerak atau terjatuh dari kayu tersebut, mereka akan tergantung dengan
leher terikat oleh besi.
 Cuaca pun tidak menjadi alasan untuk para pawang memberikan kandang
atau rumah yang layak bagi mereka. Kandang tempat monyet itu diikat
tidak beratap.
ANALISA PELANGGARAN HUKUM

 UU no. 18 tahun 2009 pasal 66-67 tentang Kesejahteraan hewan.


Pasal 66:
 Bukan untuk kepentingan kesejahteraan hewan dilakukan tindakan
yang berkaitan dengan penangkapan dan penanganan; penempatan
dan pengandangan; pemeliharaan dan perawatan; pengangkutan;
pemotongan dan pembunuhan; serta perlakuan dan pengayoman yang
tidak wajar terhadap hewan.
LANJUTAN

 Ketentuan mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara tidak manusiawi yang meliputi:
 penangkapan dan penanganan satwa dari habitatnya sangat tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan-undangan di bidang konservasi,
 penempatan dan pengandangan tidak dilakukan dengan sebaikbaiknya sehingga
memungkinkan hewan tidak dapat mengekspresikan perilaku alaminya,
 pemeliharaan, pengamanan, perawatan, dan pengayoman hewan tidak dilakukan dengan
baik sehingga hewan masih merasakan haus,lapar,rasa sakit,penganiyaaan
danpenyalahgunaan, serta rasa takut dan tertekan,
 pengangkutan hewan tidak dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga hewan masih
memiliki rasa takut dan tertekan belum bebas dari penganiayaan,
 penggunaan dan pemanfaatan hewan tidak dilakukan dengan sebaik-baiknya sehingga
hewan bebas dari penganiayaan dan penyalahgunaan,
 perlakuan terhadap hewan belum dihindari dari tindakan penganiayaan dan
penyalahgunaan.
LANJUTAN

 Ketentuan yang berkaitan dengan penyelenggaraan kesejahteraan hewan


tidak diberlakukan bagi semua jenis hewan bertulang belakang dan
sebagian dari hewan yang tidak bertulang belakang yang dapat merasa
sakit
 Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan hewan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Menteri.
LANJUTAN

 Namun telah mengalami perubahan pada UU No. 18 Tahun 2009 pasal 66-
67 yakni : Di antara Pasal 66 dan Pasal 67 disisipkan 1 (satu) pasal yakni
Pasal 66A sehingga berbunyi sebagai berikut:
 Pasal 66A:
 Se Orang dilarang menganiaya dan/atau menyalahgunakan Hewan yang
mengakibatkan cacat dan/atau tidak produktif.
 Se Orang yang mengetahui adanya perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak melaporkan kepada pihak yang berwenang.”
Assesment Terhadap pelanggaran
Hukum

 KUHP Pasal 302 tentang UU penyiksaan terhadap binatang :


 Diancam dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana
denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah karena melakukan
penganiayaan ringan terhadap hewan
 Perbuatan ini mengakibatkan sakit lebih dari seminggu, atau cacat atau
menderita luka-luka berat lainnya, atau mati, yang bersalah diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan, atau pidana denda
paling banyak tiga ratus rupiah, karena penganiayaan hewan
KESIMPULAN

 Kurangnya kesadaran masyarakat tentang cara-cara


memperlakukan hewan dengan baik maka perlu dilakukan upaya
edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang cara-
cara memperlakukan hewan dengan baik. Dan pelaksanaan UU
yang berlaku di Indonesia belum terlaksana sepenuhnya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai