1
Pengertian
2
Investor memahami jumlah target produksi
3
Suatu teknik analisa untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya
variabel, keuntungan dan volume kegiatan
5
Kurva BEP
Rupiah
Income (I)
Total Cost
Profit
Variable Cost
Harga BEP
Total Cost
Fix Cost
0 N1 N2 Quantity
6
Menentukan posisi laba-rugi perusahaan
Menentukan penjualan minimal yang
harus dipertahankan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian
Menentukan jumlah penjualan yang harus
dicapai untuk memperoleh keuntungan
tertentu
7
Dengan membuat gambar break
even point (Chart)
a. Dasar unit
(Rp)
13
Pendekatan Margin Kontribusi
BEP (unit) = BT
MK/unit
BEP (Rp) = BT
MK Rasio
14
Perusahaan Vertebrata yang bergerak
di bidang produksi kain, memiliki :
Biaya tetap sebesar Rp. 300.000,-.
Biaya variabel per unit Rp.40,-
Harga jual per unit Rp. 100,-
Kapasitas produksi maksimal 10.000
unit.
15
Harga jual per unit Rp 100 100%
Biaya variabel per unit (Rp 40) 40%
Rp 60 60%
BEP (unit) = BT
MK/unit BEP (unit) = 300.000
60
= 5.000 unit
BEP (Rp) = BT
MK rasio
BEP (Rp) = 300.000
0,6
= Rp 500.000
16
B.var
B.tetap
17
Efek perubahan harga jual per unit dan jumlah biaya
terhadap BEP
Analisa BEP digunakan asumsi bahwa harga jual per
unit tetap konstan(P).
Bila P naik memiliki efek yang menguntungkan
karena BEPnya akan turun.
Dalam gambar BEP, titik break-even-nya akan bergeser
ke kiri, yang berarti untuk tercapainya BEP cukup
diperlukan jumlah produk yang lebih kecil.
18
Misal dari contoh aplikasi,
19
Efek perubahan “sales-mix”
terhadap BEP
Sales-mix untuk mencari break-even point
dari dua atau lebih produk yang dihasilkan
perusahaan.
Apabila ada perubahan sales-mix, maka BEP-
nya secara totalitas akan berubah.
Perhitungannya dengan cara mencari break-
even point satu jenis produk karena adanya
variable cost dan harga jual per unit yang
berbeda dari masing-masing jenis produk.
20
Contoh:
Perusahaan “Cahaya Asia” bergerak dalam bidang
produksi “kaos” dan “kemeja” mulai merencanakan
perluasan daerah pemasarannya.
Penjualan kemeja direncanakan sebesar 25.000 unit
@ Rp 3.500 dan kaos sebesar 15.000 unit @ Rp 1.000.
Variable cost untuk setiap jenis produk adalah Rp
2.000 per unit kemeja, dan Rp 600 per unit kaos.
Fixed cost untuk kedua jenis produk tersebut adalah
Rp 28.275.000.
Hitunglah break-even point untuk kedua jenis
produk tersebut!
21
Kemeja Kaos
22
= Rp. 66.625.000,- (pembulatan)
PENGENALAN
23
Perbedaannya antara perhitungan impas konvensional
dengan ABC terletak pada unsur biaya variabel yang
digunakan dalam perhitungan impas.
Impas konvensional/tradisional : menentukan biaya
variabel berdasarkan perilaku biaya dalam hubungannya
dengan perubahan unit-level activities saja : unit
produk, jam TKL, atau jam mesin
Impas dalam ABC tidak hanya dihubungkan dengan
unit-level activities saja namun juga dengan batch-
related activities, product-sustaining activities dan
facility sustaining activities
24
Unit-level activity costs : biaya yang dipengaruhi oleh
besar kecilnya jumlah unit produk yang dihasilkan
Batch-related activity costs: biaya yang berhubungan
dengan jumlah batch produk yang diproduksi
Product-sustaining activity costs : biaya yang
berhubungan dengan penelitian dan pengembangan
produk tertentu dan biaya-biaya yang mempertahankan
produk agar tetap dapat dipasarkan
Facility-sustaining activity costs : biaya yang
berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan
kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan
25
X` = a + b2x2 + b3x3
c - b1
Keterangan :
X’ = volume penjualan pada kondisi impas
a = facility sustaining activity costs
c = harga jual per satuan
b1 = biaya variabel per satuan unit-level activity
b2 = biaya variabel per satuan batch related activity
b3 = biaya variabel per satuan product-sustaining activity
x1 = unit-level activities
x2 = batch-related activities
x3 = product-sustaining activities
26
Jenis biaya Jumlah Cost driver Biaya per unit
cost
driver
Unit-level activity costs :
biaya bahan baku Rp 6.000
biaya TKL Rp 5.000
BOP variabel Rp 500
biaya pemasaran variabel Rp 500
Unit yang dijual Rp 12.000
27
Impas =
facility-sustaining activity costs+batch-related
activity costs+product-sustaining activity costs
harga jual per unit – unit level-activity costs per unit
Impas =
Rp 50.000.000+ (20 x Rp 1.000.000)+(1.000 x Rp 30.000)
Rp 20.000 – Rp 12.000
= 12.500 unit
28
BEP dapat dirasakan manfaatnya apabila titik BEP dapat
dipertahankan selama periode tertentu. Keadaan ini
dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah
konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan
mempengaruhi titik break even.
Dalam kenyataannya analisis ini agak sukar untuk diterapkan.
Oleh sebab itu bagi analis perlu diketahui bahwa analisi BEP
mempunyai limitasi-limitasi tertentu, yaitu :
a. Fixed Cost haruslah konstan selama periode atau range of
out put tertentu;
b. Variabel Cost dalam hubungannya dengan sales haruslah
konstan;
c. Sales Price per unit tidak berubah dalam periode tertentu;
d. Sales Mix adalah konstan.
29
1. Perubahan, terjadi sebagai akibat bertambahnya
kapasitas produksi, dimana perubahan ini ditandai
dengan naik turunnya garis FC dan TC-nya, meskipun
perubahannya tidak mempengaruhi kemiringan garis
TC. Bila FC naik BEP akan bergeser keats atau
sebaliknya;
2. Perubahan pada variabel cost ratio atau VC per
unit, dimana perubahan ini akan menentukan
bagaimana miringnya garis total cost. Naiknya biaya
VC per unit akan menggeser BEP ke atas atau
sebaliknya;
30
3. Perubahan dalam Sales Price per unit
Perubahan ini akan mempengaruhi miringnya garis total
revenue (TR). Naiknya harga jual per unit pada level
penjualan yang sama walaupun semua biaya adalah tetap,
akan menggeser ke bawah atau sebaliknya;
4. Terjadinya perubahan dalam sales mix
Apabila suatu perusahaan memproduksi lebih dari satu
macam produk maka komposisi atau perbandingan antara
satu produk dengan produk lain (sales mix) haruslah tetap.
Apabila terjadiperubahan misalnya terjadi kenaikan 20%
pada produk A sedangkan produk B tetap maka BEP pun
akan berubah.
31
32