Anda di halaman 1dari 31

Kel 9

Surveilans
“Obesitas Pada Anak”
Pengertian
Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan
Obesitas
Menurut
akumulasi lemak tidak normal yang dapat
WHO.Int 2015 mengganggu kesehatan (Who.int, 2015).

“Alm.Satya
Putra”
Obes Pada Anak
Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi
kegemukan pada anak umur 13-15 tahun 15 16 di Indonesia sebesar
10.8%, terdiri dari 8,3% gemuk (overweight) dan 2,5% sangat gemuk
(obesity).

Obesitas pada masa anak berisiko tinggi menjadi obesitas dimasa dewasa dan berpotensi
mengalami penyakit metabolik dan penyakit degenerative dikemudian hari (Kasiman, 2011). Kasiman, 2011
Karakteristik Kelebihan kalori terutama karbohidrat dan
Agen lemak merupakan agent dari penyabab
obesitas.
Prevalensi Obesitas di Indonesia

2010
Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan prevalensi kegemukan dan obesitas
pada anak sekolah (6-12 tahun) di Indonesia sebesar 18,4% (Kemenkes, 2010).
2010

2013
Berdasarkan data tahun 2013 secara nasional masalah kegemukan dan obesitas
pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi yaitu 18,8% (Kemenkes RI, 2013).

2013
Prevalensi
Prevalensi gemuk terendah di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI
Jakarta (30,1%).

Prevalensi
B E B E R A P A

PENYEBAB
(Sherwood, 2012)
O B E S I T A S
Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, antara lain
genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-obatan,
perkembangan dan aktivitas fisik (Sherwood, 2012).

(Kemenkes, 2017)
Beberapa penelitian menyatakan, perkembangan
teknologi yang pesat berkontribusi pada
peningkatan prevalensi kegemukan, tanpa disadari
teknologi menggiring kita untuk bergaya hidup
sedentary diantaranya kurang beraktifitas fisik,
makan makanan instan, dan kurang mengonsumsi
buah dan sayur. (Kemenkes, 2017).

Prevalensi
Berdasarkan laporan gizi global atau Global
Nutrition Report (2014), Indonesia termasuk ke
dalam 17 negara yang memiliki 3 permasalahan gizi
sekaligus, yaitu stunting (pendek), wasting (kurus)
dan juga overweight (obesitas).
01
GENETIK
TEORI

Ada kemungkinan sebesar 50-70% seorang


anak akan mengalami kelebihan berat badan
jika kedua orangtuanya mengalami obesitas
dan 25-50 % jika salah satu orang tuanya
obesitas (Skelton, 2005).

Faktor genetik diantaranya salah satu atau kedua


orang tua yang mengalami obesitas, memiliki
kemungkinan anaknya juga mengalami obesitas
(Hidayati et al, 2006; Soetjiningsih, 1995; Mistry dan
Puthussery, 2015; Bhuiyan, Zaman dan Ahmed,
2013)..
02
LINGKUNGAN
TEORI

Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah


pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah
pola makan dan aktivitasnya (Clement and
Ferre, 2003).

Soelistijani dan Herlianty (2003) menyatakan bahwa


anak-anak yang mempunyai bakat gemuk karena
faktor genetik akan cepat menjadi gemuk, apalagi jika
didukung kebiasaan makan orang tua yang menyukai
makanan berkalori tinggi dan anak meniru kebiasaan
makan orang tuanya tersebut.
03
AKTIVITAS FISIK
TEORI

Anak yang kurang aktif dalam melakukan


aktifitas fisik lebih cenderung mengalami
obesitas (Chaput et al., 2012).

Televisi, komputer, video games, dan media hiburan


lainnya menyebabkan anak kurang melakukan
aktivitas fisik ditambah lagi dengan persepsi kurang
amannya lingkungan menyebabkan anak untuk tetap
diam di dalam rumah (Kliegman, n.d.).
Penyebab Obesitas
PERKEMBANGAN
Penambahan ukuran, jumlah sel-sel
PSIKIS lemak, atau keduanya, terutama yang
Banyak orang yang memberikan reaksi terjadi pada pada penderita di masa
terhadap emosinya dengan makan. kanak-kanaknya dapat memiliki sel
Salah satu bentuk gangguan emosi lemak sampai lima kali lebih banyak
adalah persepsi diri yang negatif (Farida, dibandingkan orang yang berat
2009). badannya normal (Farida, 2009).

KESEHATAN
SOSIAL EKONOMI
Terdapat beberapa kelainan kongenital
dan kelainan neuroendokrin yang dapat Faktor sosial ekonomi seperti gaya
menyebabkan obesitas, diantaranya hidup seperti, pola makan,
adalah Down Syndrome, Cushing pendapatan orang tua, tingkat
Kel 9 pendidikan orang tua mempengaruhi
Syndrome, kelainan hipotalamus,
hipotiroid, dan polycystic ovary syndrome terjadinya obesitas pada anak (Sihadi,
(Shils, 2006). 2012; Hidayati et al, 2006).

OBAT-OBATAN PEKERJAAN
Penggunaan obat antidiabetes (insulin, Menurut penelitian Chaput & Treamblay
sulfonylurea, thiazolidinepines), (2009), data populasi pekerja dari negara-
glukokortikoid, agen psikotropik, mood negara di dunia yang perekonomiannya
stabilizers (lithium), antidepresan (tricyclics, ditunjang oleh sektor industri yang
monoamine oxidase inibitors, paroxetine, mayoritas memiliki jam kerja yang panjang
mirtazapine) dapat menimbulkan dan aktivitas pekerja rendah secara
penambahan berat badan. Berupa signifikan dapat mengubah berat badan
keinginan makan berlebihan sehingga pekerja yang semula normal menjadi
menimbulkan obesitas (Fauci, et al., 2009). overweight dan obesitas.
Riwayat Alamiah
Agent
Kelebihan kalori terutama karbohidrat dan lemak.

Host
Fisik : iklim, musim — produksi makanan berlimpah
Ekonomi : kemampuan daya beli cukup
Sosial : keinginan orang tua memberi makan kepada anak
melebihi kebutuhan nutrisi

Environment
Nafsu makan yang tinggi
Reaksi psikologis terhadap makanan
Kelainan hereditas
Perjalanan Penyakit
Meningkatnya berat badan Penurunan efisiensi kerja
melebihi standard dan aktifitas fisik, efek
Menghasilkan stimulus yang berdasarkan umur, sex dan penurunan mortalitas
berupa kelebihan kalori Akumulasi lemak jaringan, tinggi badan, Distribusi meningkat oleh karena
lemak secara menyeluruh aterosklerosis, hipertensi
pada tubuh dan diabetes.

Prepathogenesis Pathogenesis

Disabilitas Defect Sembuh


sulit bergerak hipertensi, diabetes normal kembali
Meninggal

Akhir
Penyakit
Tanda dan Gejala
Menurut Soedibyo (1986), gejala klinis umum pada anak yang menderita
obesitas adalah sebagai berikut:

Jaringan lemak bawah


kulit menebal
Pertumbuhan berjalan sehingga tebal lipaan 05
dengan cepat/pesat disertai kulit lebih daripada
adanya ketidakseimbangan
antara peningkatan berat
yang normal dan kulit
nampak lebih kencang 04
badan yang berlebihan
dibandingkan dengan tinggi
badannya
03
02 Pada dada terjadi
pembesaran
01 Bentuk pipi lebih
payudara yang
dapat
tembem, hidung dan meresahkan bila
mulut nampak relative terjadi pada anak
Kepala Nampak laki-laki
lebih kecil, mungkin
relative lebih kecil
disertai dengan bentuk
dibandingkan dengan
dagunya yang
tubuhnya atau
berganda.
dibandingkan dengan
dadanya (pada bati)
Tanda dan Gejala
Menurut Soedibyo (1986), gejala klinis umum pada anak yang menderita
obesitas adalah sebagai berikut:

Kelamin luar pada


anak wanita tidak jelas
Perut membesar ada kelainan, akan 10
menyerupai tetapi pada anak laki-
bandul lonceng,
dan kadang
laki tampak relative
kecil 09
disertai garis-garis
putih atau ungu
(striae)
08
07 Dapat terjadi gangguan
psikologis berupa: gangguan
06 Lingkar lengan atas
emosi, sekar bergaul,
senang menyendiri dan
dan lebih besar dari
sebagainya serta mungkin
normal, tangan relative
terjadi gangguan jantung dan
Pubertas pada anak lebih kecil dan jari-jari
paru yang disebut sindroma
laki-laki terjadi lebih awal bentuknya runcing
pickwikian dengan gejala
dan akibatnya sesak napas, sianosis,
pertumbuhan kerangka pembesaran jantung dan
lebih cepat berakhir kadang-kadang penurunan
sehingga tinggi pada kesadaran.
masa dewasa relative
lebih pendek
Orang yang Beresiko
Peoples who
have risks of
Obesity Orang dengan asupan energi lebih
disease Sebuah penelitian membuktikan bahwa orang dengan asupan energi lebih
berisiko mengalami obesitas 1,86 kali lebih besar dibandingkan dengan
mereka yang mempunyai asupan energi cukup (Christina & Ratu, 2011).

Jenis kelamin wanita


Demerath (2007), menyatakan bahwa perempuan secara alami memiliki
cadangan lemak tubuh terutama di daerah perut lebih banyak
dibandingkan dengan laki-laki.

Remaja
Usia remaja rentan akan risiko obesitas karena pada usia ini remaja
mengalami penurunan aktivitas fisik, peningkatan konsumsi tinggi lemak,
dan tinggi karbohidrat (Andriani, 2012 dalam Weni, 2015).

Anak-anak
Obesitas anak merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
yang paling serius pada abad ke-21 dan prevalensi obesitas dari tahun ke
tahun semakin meningkat (WHO, 2016).
Dampak Obesitas

Kelebihan berat badan dan obesitas pada anak dapat menyababkan terjadinya komplikasi seperti
adanya gangguan pernapasan, penyakit kulit, efek pfikologis seperti gangguan dalam pergaulan,
gangguan ortopedi yang berakibat terjadinya gangguan beraktifitas (Soetjiningsih, 1995).
Faktor Resiko
Faktor Keturunan
. Wirakusumah (2004) dalam Riwani dan Bambang (2017) pada menyatakan bahwa apabila ada faktor keturunan
obesitas, maka ada kecenderungan pada seseorang untuk membangun lemak lebih banyak dari orang lain karena
ada sifat metabolisme yang diturunkan

Asupan Makanan Aktivitas Fisik


anak yang makan berat dengan frekuensi Temuan ini secara umum disepakati
makan berat ≥3 kali sehari beresiko dengan ulasan penelitian obesitas pada
terkena obesitas sebesar 2 kali anak yang menyimpulkan rendahnya
dibandingakan yang tidak (Jasmine dkk, aktivitas fisik dan perilaku menetap
2016). merupakan faktor risiko terjadinya
obesitas pada anak (Carlson et al., 2012).

Umur Pengetahuan Ibu


Menurut penelitian Riswani dan Bambang Orang yang sudah mengetahui tentang
(2017) biasanya jumlah lemak dalam jumlah, frekuensi, kandungan, jenis, cara
tubuh akan cenderung meningkat dengan pemberian dan mafaat zat gizi akan
bertambahnya usia. berusaha memperoleh makanan yang
mengandung zat gizi yang sesuai seperti
yang dibutuhkan oleh tubuhnya (Amalia,
2013 dalam Merisya 2015).
Sasaran Tempat
yang Perlu Dipantau

S A S A R A N T E M PAT
DKI JAKARTA
KENAPA
JAKARTA?
Riskesdas 2013

Berdasarkan data hasil Riset kesehatan Dasar


(Riskesdas) tahun 2013 secara nasional masalah
obesitas pada anak umur 5-12 tahun masih tinggi
yaitu 18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan sangat
gemuk (obesitas) 8,8%. Prevalensi gemuk terendah
di Nusa Tenggara Timur (8,7%) dan tertinggi di DKI
Jakarta (30,1%). Prevalensi gemuk pada anak usia
13-15 tahun sebanyak 10,0%.
Surveilans Gizi
Gambar Alur Proses Kegiatan Surveilans Gizi
Sumber: Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi Kemenkes RI 2012
Sumber Data

A B
Data yang dicatat belum Data tambahan baru
lama berselang atau yang didapat melalui
tersedia secara potensial dinas-dinas yang ada
dalam rangka sistem (dinas pertanian,
pengumpulan yang kesehatan, pendidiakan,
sedang dilaksanakan dan sebagainya
Pencatatan Data

Pencatatan Data
Pencatatan data yang dilakukan untuk menentukan kejadian obesitas
pada suatu daerah, misalnya dengan melakukan penelitian langsung
dan menyebarkan kuesioner berupa form recall aktivitas fisik selama 1
minggu, metode recall makanan 24 jam, dan pengukuran antropometri.
Pengumpulan Data

Pengumpulan Data
Menurut WHO (2013), sumber data surveilans pangan dan gizi bisa
primer atau sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei yang
dirancang khusus untuk memantau situasi pangan dan gizi.
Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data adalah serangkaian tindakan atau langkah yang
dilakukan pada data untuk melakukan verifikasi, mengatur, mengubah
dan mengelompokkan data, data dalam bentuk keluaran yang sesuai
untuk pengguna selanjutnya.
Pelaporan Data
Grafik Batang Prevalensi
Kejadian Obesitas Kategori
Umur

Sumber: Kumparan.com

Gambar . Tabel Prevalensi


Kejadian Obesitas Kategori
Umur

Sumber: Kumparan.com
Alur
Pelaporan
Laporan kegiatan surveilans dilaporkan secara berjenjang sesuai
1. sumber data (bisa mulai dari posyandu atau dari puskesmas)

Dinas Kesehatan Kabupatena atau Kota dan Dinas Kesehatan


Provinsi berkoordinasi dengan Rumas Sakit (Rs) pusat atau
2. Provinsi atau KabupatenKota tentang data terkait, seperti data
kasus obesitas yang mendapatakan perawatan

Dinas Kesehatan KabupatenKota mengirimkan rekapitulasi


laporan dari Puskesmas dan dari RS KabupatenKota ke Dinas
3. Kesehatan Provinsi dan Direktorat Gizi, Ditjen Bina Gizi dan
Kesehatan Ibu dan Anak, Kementrian Kesehatan RI sesuai
dengan frekuensi laporan

Umpan balik hasil kegiatan surveilans disampaikan secara


berjenjang dari pusat ke provinsi setiap 3 bulan atau setiap saat
4. bila terjadi perubahan kinerja, dari provinsi ke KabupatenKota dan
dari KabupatenKota ke Puskesmas serta Posyandu sesuai
dengan frekuensi pelaporan pada setiap bulan berikutnya
Saran Atau Rekomendasi
Bagi Orang Tua:

Rajin mengukur dan


menimbang berat
badan anak untuk Berikan edukasi
mengetaui masih kepada anak
normalkah berat mengnai makanan
badan anak yang baik dan sehat

05 04 03 02 01

Lakukan aktivitas Membaca label gizi


pada label makanan Berikan contoh
fisik secara rutin dan
instan untuk perilaku hidup baik
memberikan jadwal
mengetahui dan sehat kepada
pembatas untuk
kandungan yang anak
bermaik gadget
baik untuk anak
Saran Atau Rekomendasi
Bagi Orang Tua:

Rutin memberikan
anak makanan yang
Kreasikan makanan lengkap dan sehat
sehat dan baik setipa hari, seperti
semenarik mungkin buah, sayur, daging,
untuk anak ikan, dll

09 08 07 06

Batasi konsumsi fast


food pada anak Biasakan anak untuk
bisa berjalan kaki ke
tempat tujuan
Saran Atau Rekomendasi
Bagi Sekolah:

Pembuatan kantin sehat yang bersih


01 dan nyaman

Membatasi pedagang jajanan yang


02 tidak baik dan sehat di sekolah

Mewajibkan membawa bekal makanan


03 sehat dari rumah

Memberikan edukasi kepada siswa


04 mengenai makanan yang baik dan
sehat
Thank You
Ada yang ingin bertanya?

Anda mungkin juga menyukai