Anda di halaman 1dari 21

ALLERGIC REACTIONS

AND ANAPHYLAXIS
DURING ANAESTHESIA
 Anaphylaxis adalah reaksi alergi yang akut, berat
dan berpotensi mengancam nyawa.
 Kata ‘alergi’ dikemukakan oleh Baron Dr. Clemens
von Pirquet pada tahun 1906, digunakan untuk
menjelaskan respon biologi kompleks yang bisa
menunjang pada penyakit alergi dan imunitas.
 Syok anafilkaktik adalah hasil reaksi dari sistem imun dengan
substansi vasodiloatasi seperti histamin dan beredar dalam
pembuluh darah. Reaksi yang timbul seperti adanya edema
pada bagian laryng, sirkulasi darah kolaps, terjadi kontraksi pada
sistem gastrointestinal dan urtikaria (Porth, 2010).
 Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah bentuk syok yang terjadi
drastis, akut, dan cepat. Gejala sering terjadi dalam kisaran menit.
 Syok anafilaktik ini terbentuk dari reaksi antigen dan antibodi yang
terjadi bila antigen individu telah tersensitisasi sebelumnya
VENTION AND DIAGNOSIS
 Combs dan Gell pertama menglasifikasikan 4 tipereaksi
hipersensitivitas (imunopatologik):
 I. immediate (Ig-E dependent);
 II. Cytotoxic (Ig-G, Ig-M 2 dependent);
 III. Immune complexes (Ig-G, Ig-M complex dependent);
 IV. Delayed (T-lymphocyte dependent).
 Bila antibodi spesifik yang terbentuk adalah IgE pada penderita
atopi (IgE-mediated) maka yang terjadi adalah reaksi tipe I
(anafilaksis).
 Bila antibodi yang terbentuk adalah IgG dan IgM, kemudian diikuti
oleh aktivasi komplemen maka yang terjadi adalah reaksi
hipersensitivitas tipe II atau tipe III.
 Bila yang tersensitisasi adalah respons imun selular maka akan
terjadi reaksi tipe IV.
 Reaksi tipe II sampai IV merupakan reaksi imun yang tidak dapat
diprediksi dan tidak melalui pembentukan IgE (non IgE-mediated).
Menurut Brunner & Suddart (2002)
anafilaksis merupakan respon klinis
terhadap reaksi imunologi cepat
(hipersensitivitas tipe I) antara antigen
yang spesifik dan antibody
Ada 3 fase pada shock anafilaktik (Baratawidjaja, 2009):
Fase sensitasi
Fase aktivasi
Fase efektor
Reaksi akibat antigen IgE
 Antigen
melekat pada antibody IgE yang terikat dengan
membrane permukaan sel mast serta basofil dan
menyebabkan sel-sel target ini diaktifkan
 Sel
mast dan basofil kemudian melepas mediator yang
menyebabkan perubahan vaskuler; pengaktifan
trombosit, eosinofil serta neutrofil; dan pengaktifan
rangkaian peristiwa koagulasi.
DIAGNOSIS

 Diagnosis syok anafilaktik ditegakkan jika berdasarkan gejala


klinik yang menunjukkan tanda – tanda anafilaksis dan ditujukan
kepada pasien yang memiliki riwayat terpapar alergen
(Khodorkovshy, 2005).
 Gejala yang timbul dapat merupakan gejala ringan seperti
urtikaria sampai gejala berat seperti gagal nafas atau syok
anafilaktik yang mematikan. Terkadang gejala anafilaksis langsung
muncul tanpa tanda – tanda awal.
 Lesu
 Lemah Edema
Spasme
Mual dan muntah
 Rasa tak enak di dada dan perut Lidah edema Kolik
Bronkus
 Rasa gatal di hidung dan
palatum Batuk
Diare yang terkadang diserta
 Pernapasan
Sesak darah
Mengi
 Hidung gatal, bersin, dan Spasme Peristaltik usus meninggi
tersumbat Pingsan Kulit
Sinkop
 Laring
Palpitasi Urtikaria
 Rasa tercekik Takikardi Gatal
Hipotensi
 Suara serak
Syok Gelisah
Sesak napas
 Aritmia
Kejang
 Stridorjala umum
PENCEGAHAN
 Anamnesis teliti mengenai alergi obat
 Penderita menunggu 30 menit sesudah pemberian obat
 Penggunaan antibiotik atau obat lain harus atas indikasi,
kalau mungkin berikanlah p.o. daripada suntikan
 Bacalah label obat dengan telit
 Lakukanlah tes kulit atau tes konjungtiva
 Bila
alergi terhadap obat, harus mempunyai catatan
mengenai macam/jenis obat tersebut.
REAKSI ANAFILAKTIK SPESIFIK YANG
DILIHAT DALAM LINGKUNGAN
PERIOPERATIF

Anestetik lokal
reaksi alergi yang sebenarnya terhadap injeksi
anestetik lokal adalah sangat jarang
Antibiotik
Antibiotik Penisilin

Yang paling umum obat yang


menyebabkan alergi reaksi obat (0,7-8%
pengobatan kasus). Dari 0,004-0,015%
pengobatan berakhir pada anafilaksis,
sehingga di 400-800 kematian per tahun
di Amerika Serikat.
 Latex dari Karet Alami
 Latex dari karet alami terdapat dalam berbagai material, terutama
sarung tangan operasi, bertanggungjawab terhadap perubahan
drastis pada etiologi syok anafilaktik intraoperatif, meningkat dari
0,5% pada tahun 1989 kepada kepada 22,3% kasus pada tahun
2002

 Antibodi-antibodi IgE memainkan peran besar dalam


imunopatogenesis alergi yang disebabkan latex dan anafilaksis.
Preparat topikal
 Hipersensitifitas kulit dan ekzema bisa terjadi melalui paparan kronis
terhadap preparat topikal. Dari 50 kasus anafilaksis klorhexidine
yang dilaporkan, 1/3 antaranya terjadi pada pembedahan.
 Perhatian biasanya diekspresikan mengenai alergi terhadap
larutan preparat iodine (yodium) povidone pada pasien dengan
riwayat alergi terhadap makanan laut.
KESIMPULAN
 Syok Anafilaktik adalah suatu respons hipersensitivitas yang diperantarai oleh
IgE yang ditandai dengan curah jantung dan tekanan arteri yang menurun
hebat.
 Syok anafilaktik memang jarang dijumpai, tetapi mempunyai angka
mortalitas yang sangat tinggi.
 Beberapa golongan alergen yang sering menimbulkan reaksi anafilaksis, yaitu
makanan, obat – obatan, dan bisa atau racun serangga.
 Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang yang baik akan membantu
seorang dokter dalam mendiagnosis suatu syok anafilaktik
 Penatalaksanaan syok anfilaktik harus cepat dan tepat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai