Anda di halaman 1dari 10

SKENARIO 4

Kelompok 1
1. Penyebab dan patomekanisme perdarahan antepartum, partum
dan postpartum
■ Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas 28 minggu
atau lebih. Karena perdarahan antepartum terjadi pada umur kehamilan diatas 28 minggu
maka sering disebut atau digolongkan perdarahan pada trimester ketiga. Perdarahan
antepartum digolongkan sebagai berikut :
1. Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan
a. Plasenta previa
b. Solusi plasenta
c. Perdarahan pada plasenta letak rendah
d. Pecahnya sinus marginalis dan vasa previa
2. Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan
a. Pecahnya varices vagina
b. Perdarahan polip serviks
c. Perdarahan perlukan seviks
d. Perdarahan karena keganasan serviks
■ Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan
berlangsung, perdarahan postpartum dibagi menjadi perdarahan postpartum primer dan sekunder.
■ 1. Perdarahan postpartum primer Terjadi dalam 24 jam pertama, penyebab utama adalah atoni
uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir, terbanyak dalam 2 jam pertama.
■ 2. Perdarahan postpartum sekunder Terjadi setelah 24 jam pertama, penyebab utama adalah
robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran. Perdarahan postpartum merupakan penyebab
penting kematian maternal khususnya di negara berkembang. Faktor-faktor yang menyebabkan
perdarahan postpartum adalah :
■ - Grandemultipara
■ - Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
■ - Persalinan yang dilakukan dengan tindakan.
2. Tanda-Tanda persalinan normal

Tanda yang mungkin


1. Sakit pinggal yang hilang timbul
2. Kram perut yang menimbulkan ketidaknyamanan ringan sampai sedang
3. Sering buang air besar, tinja lunak
4. Desakan untuk membenahi rumah
3. Apa saja yang terjadi pada Ibu Hamil yang memiliki riwayat trauma ?

■ PERDARAHAN JANIN-IBU. Apabila trauma menimbulkan gaya yang cukup besar


pada abdomen, dan terutama apabila plasenta mengalami laserasi, dapat terjadi
perdarahan janin-ibu yang mengancam nyawa. Perdarahan ini tampaknya tidak
disebabkan oleh solusio plasenta karena biasanya tidak terjadi perdarahan janin ke dalam
ruang antarvilus. Perdarahan janin lebih mungkin disebabkan oleh robekan atau
"fraktur" plasenta akibat peregangan.
■ CEDERA JANIN. Risiko janin akibat trauma cukup bermakna apabila terjadi cedera
fetoplasenta langsung, syok ibu, fraktur panggul, cedera kepala ibu, atau hipoksia.
Walaupun cedera dan kematian janin jarang terjadi, banyak laporan kasus menarik yang
menyajikannya. Cedera tengkorak dan otak janin adalah yang tersering. Cedera-cedera
ini lebih mungkin terjadi apabila kepala sudah cakap, dan panggul ibu mengalami
fraktur akibat tumbukan. Sebaliknya, cedera kepala janin, mungkin akibat efek
contrecoup, dapat terjadi pada puncak kepala yang belum cakap atau presentasi selain
puncak kepala.
4. Rumus TBJ berdasarkan TFU

■ Rumus Johnson adalah modifikasi dari Mc Donald dalam menentukan


taksiran berat janin berdasarkan pengukuran jarak simpisis-fundus uteri.
Taksiran berat janin berdasarkan rumus Johnson adalah: (tinggi fundus
uteri – n) x 155 dimana n= 12 jika kepala berada di simpisi pubis atau di
atasnya dan n= 11 jika kepala dibawah simpisis pubis.
■ Penelitian Buckmann dan Tlale (2009) membuat sebuah formula untuk
menentukan taksiran berat lahir berdasarkan TFU dengan suatu analisis
regresi. Formula untuk menentukan TBJ adalah: TBJ (gram) = 100 (TFU-
5).
5. HIS normal

Persalinan normal rata-rata berlangsung tidak lebih dari 24 jam dihitung dari
awal pembukaan sampai lahirnya anak. Apabila terjadi perpanjangan dari
fase laten (pada primipara 20 jam, multipara 14 jam) dan fase aktif (pada
primipara 1,2 cm per jam dan 1,5 cm perjam pada multipara) atau kala
pengeluaran (primipara 2 jam dan multipara 1 jam), maka kemungkinan
dapat terjadi partus kasep
6. Jelaskan mengenai Partograf

■ Partograf merupakan alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau,


mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. Partograf dapat digunakan untuk
mendeteksi masalah dan penyulit sesegera mungkin dan merujuk ibu dalam kondisi
gawat darurat.
■ Definisi operasional penerapan pengisian partograf yaitu hasil pengisian partograf yang
terdiri dari 20 point seperti berikut. Data pasien meliputi nama, umur istri dan suami,
Gravida, para, abortus dan usia kehamilan, Waktu/ jam datang dan tanggal,
Waktu pecahnya selaput ketuban. , Mulai terasa mules/ kenceng-kenceng, DJJ
dibuat kurve, Air ketuban diberi kode yang sesuai, Penyusupan (Moulase) kepala
janin dikode sesuai, Pembukaan serviks dicatat dan dikode sesuai kasus, Penurunan
bagian terendah janin dikode sesuai, Waktu (jam) pemeriksaan dicatat, Kontraksi
uterus dilukis sesuai kasus, Pemberian oksitosin dicatat (kalau ada), Obat-obatan
lainnya dan cairan IV yang diberikan, Nadi dibuat kurve, Tekanan darah dicatat dan
dilukis (systole/ diastole), Suhu dicatat, Urine dicatat, Makan dan minum
terakhir serta jumlah porsinya. Tanda tangan penolong, Keterangan BBL.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai