Anda di halaman 1dari 42

KOMPLIKASI MASA NIFAS

OLEH : ANIAH RITHA, SST., M.KEB


Penyebab Infeksi PP
Menurut Varney, H. (2001)

• Waktu persalinan lama, terutama disertai pecahnya ketuban. fase laten > 8
jam, persalinan telah berlangsung > 12 jam, tanpa kelahiran bayi, dan dilatasi serviks di kanan garis waspada pada partograf
(Wiknjosastro, 2002)

• Pecahnya ketuban berlangsung lama.


• Adanya pemeriksaan vagina selama persalinan dan disertai pecahnya
ketuban.
• Teknik aseptik tidak dipatuhi.
• Manipulasi intra uterus (pengangkatan plasenta secara manual).
• Trauma jaringan yang luas/luka terbuka.
• Kelahiran secara bedah.
• Retensi fragmen plasenta/membran amnion.
Endometritis
• Infeksi yang terjadi di endometrium, 48 sampai 72 jam PP.
(Obsgin Unpad hal: 93,1981)
• Radang pada endometrium; kuman- kuman memasuki
endometrium, biasanya pada luka bekas insertio plasenta, dan
dalam waktu singkat mengikut sertakan seluruh endometrium.
• Jaringan lesi + bekuan darah menjadi mikrotis dan
mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping
mikrotis serta cairan.
GEJALA DAN TANDA
• Demam, perut bawah nyeri, keadaan tetap baik, pada
pelvioperitonitis biasa terdapat pertumbuhan abses, nanah yang
biasanya terkumpul dalam kavum doulgas harus dikeluarkan,
• Gejala bisa akut, penyakit ringan dan terbatas, atau penyakit berat
dan sistemik dengan syoksepsis.
• Rujuk. Pasang selang nasogastrik; infus cairan ringer loktat ; berikan
anti biotika kombinasi sampai 48 jam bebas panas.
• Pengobatan secara umum
Pemeriksaan biakan untuk menentukan jenis antibiotika yang cocok
terhadap kuman penyebab.
Faktor penyebab terjadinya endometritis
1. Retensio sekunder
2. Dislokia
3. Faktor penanganan
4. Aborsi
5. Kelahiran kembar
6. Kerusakan jalan lahir pasca persalinan
7. Retensio plasenta yang mengakibatkan involusi uterus
pada periode pasca melahirkan menurun
Gambaran klinik
• Tergantung jenis dan firulensi kuman, daya tahan penderita
dan derajat trauma jalan lahir. ( lokiometra = lokia yang
tertahan)
• Penatalaksanaan dan pengobatan
1. Jika bidan menemukan kasus ini di tempat praktek ->
lakukan kolaborasi/rujuk.
2. stabilkan dulu kondisi ibu dengan pemberian cairan jika
kondisi tidak terlalu parah beri minum, dan pasang infus
sebelum dirujuk kerumah sakit
Gambaran klinik dari endometritis (Manuaba I.B.G., 1998)
1. Nyeri abdomen bagian bawah.
2. Mengeluarkan keputihan (leukorea).
3. Kadang terjadi pendarahan.
Penyebaran :
a) Miometritis (pada otot rahim).
b) Parametritis (sekitar rahim).
c) Salpingitis (saluran otot).
d) Ooforitis (indung telur).
Pembentukan penahanan lokia sehingga terjadi abses.
Gambaran klinik dari endometritis (Varney 2001)
• Tanda dan gejala endometritis meliputi:
• Takikardi 100-140 bpm.
• Suhu 30 – 40 derajat celcius.
• Menggigil.
• Nyeri tekan uterus yang meluas secara lateral.
• Peningkatan nyeri setelah melahirkan.
• Sub involusi.
• Distensi abdomen.
• Lokea sedikit dan tidak berbau/banyak, berbau busuk,
mengandung darah seropurulen.
PERITONITIS
• Peradangan pada peritonium yang merupakan pembungkus
fisera dalam rongga perut
• Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limpe di
dalam uterus langsung mencapai perinium dan
menyebabkan peritonitis atau melalui jaringan antara kedua
lembar ligamentium latum menyebabkan para metritis.
• Adalah suatu respon informasi atau supuratif dan
peritoneum yang disebabkan oleh iritasi kimiawi atau invasi
bakteri.
PENYEBAB PERITONITIS
• Primer ( peritoritis spontan )
• Skunder atau penyebab tersier peritonitis umum di sebabkan
oleh kuman yang sangat patogen dan merupakan penyakit
berat.
• Ditandai : suhu meningkat/tinggi, nadi cepat dan kecil perut
kembung dan nyeri ada defense musculaire muka penderita
yang mula-mula kemerahan menjadi pucat, mata cekung,
kulit muka dingin.
Abses Payudara
Tanda dan gejala :
• Payudara yang tegang dan padat kemerahan
• Pembengkakan dengan adanya fluktuasi
• Mengalir nanah
Penanganan :
• Terdapat massa padat, mengeras di bawah kulit yang kemerahan.
• Diperlukan anestesi umum (ketamin).
• Insisi radial dari dekat pinggir aerola, ke pinggir supaya tidak
memotong saluran ASI.
• Pecahkan kantung pus dgn klem jaringan (pean) atau jari tangan.
Abses Payudara
• Pasang tampon dan drain, diangkat setelah 24 jam.
• Berikan ATB selama 10 hari.
• Sangga payudara.
• Kompres dingin.
• Berikan Parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila
diperlukan.
• Ibu dianjurkan tetap memberikan ASI pada PD yang aman.
• Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan selama 3
hari.
INFEKSI PADA PAYUDARA/MASTITIS
• Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2% wanita
yang menyusui.
• Umumnya terjadi pada minggu 1-5 PP. terutama pada primipara.

• infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga
melalui peredaran darah.
INFEKSI PADA PAYUDARA/MASTITIS
Mastitis ditandai Penyebab
1. Nyeri pada payudara, 1. Infeksi staphylococus aureus dan
sumbatan saluran susu yang berlanjut.
2. Kemerahan area payu-
2. Payudara tidak disusukan secara
dara yang bengkak, adekuat;
3. Demam,menggigil dan 3. Puting lecet sehingga mudah masuk
kuman
4. Penderita merasa lemah
4. Payudara bengkak
5. Tidak nafsu makan. 5. Penyangga payudara yang terlalu ketat
6. Terjadi beberapa 6. Ibu diet yang jelek, kurang istirahat,
minggu PP anemia yang menimbulkan infeksi.
Gejala mastitis
Non Infeksius Infeksius
1. Adanya bercak panas, atau Keluhan :
area nyeri tekan yang akut; 1. Lemah & sakit 2 pd otot seperti flu.
2. Ada bercak kecil yang 2. Sakit kepala, demam, suhu > 38 c
keras di daerah nyeri tekan
3. Terdapat area luka yg terbatas atau
tersebut
lebih luas pada payudara
3. Ibu tidak mengalami
4. Kulit PD dapat tampak kemerahan
demam dan merasa baik- atau bercahaya (tanda-tanda akir);
baik saja
5. Ke-2 PD mungkin terasa keras dan
tegang/pembengkakan
PENANGANAN
• Cegah terjadinya PD bengkak,

• Susukan bayi segera setelah lahir secara on deman;

• Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui

• Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi melebihi


kebutuhan ASI

• Bantu ibu agar tetap meneteki, bebat payudara, berikan PCT 500 mg
per oral ,evaluasi 3 hari.
PENANGANAN
• Pencegahan : perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha
penting untuk mencegah mastitis

• Laksanakan perawatan PD setelah melahirkan untuk mengurangi rasa sakit


pada PD, beri kompres dingin/hangat dengan handuk secara bergantian ki/ka

• Berikan kompres sebelum menyusui;

• Lakukan pengurutan yang dimulai dari puting kearah korpus mamae

• Ibu harus rileks; pijat leher dan punggung belakang.


Miometritis/Metritis

Faktor Presdiposisi Gejala

1. Infeksi abortus dan partus 1. Demam


2. Penggunaan alat kontrasepsi 2. Keluar lochea berbau /
dalam Rahim
purulent, keputihan yang
3. Infeksi post curettage berbau
3. Sakit pinggang
4. Nyeri abdomen
Miometritis/Metritis
• Definisi : radang miometrium.
• Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.
• Merupakan lanjutan dari endometritis. Gejala dan
terapinya seperti endometritis.
Miometritis/Metritis
• Komplikasi : Dapat menyebar ke jaringan sekitarnya :
1. Parametritis (infeksi sekitar rahim)
2. Salpingitis (infeksi saluran otot)
3. Ooforitis (infeksi indung telur)
4. Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada
tuba atau indung telur.
Miometritis/Metritis
• Klasifikasi :
1. Metritis Akuta Metritis Akuta biasanya terdapat pada
abortus septic atau infeksi postpartum. Penyakit ini tidak
berdiri sendiri, akan tetapi merupakan bagian dari infeksi
yang lebih luas.
2. Kerokan pada wanita dengan endometrium yang meradang
(endometritis) dapat menimbulkan metritis akut.
3. Pada penyakit ini miometrium menunjukkan reaksi radang
berupa pembengkakan dan infiltrasi sel-sel radang.
4. Perluasan dapat terjadi lewat jalan limfe atau lewat
trombofeblitis dan kadang-kadang dapat terjadi abses.
Metritis kronik

• Diagnosis yang dahulu banyak dibuat atas dasar


menometroragia dengan uterus lebih besar dari biasa, sakit
pinggang dan leukorea. Akan tetapi pembesaran uterus pada
seorang multipara umumnya disebabkan oleh pertambahan
jaringan ikat akibat kehamilan.
Metritis kronik
• Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi :
a) Abses pelvik
b) Peritonitis
c) Syok septic
d) Dispareunia
e) Trombosis vena yang dalam
f) Emboli pulmonal
g) Infeksi pelvik yang menahun
h) Penyumbatan tuba dan infertilitas
Thrombophlebitis
Kelainan pada masa nifas, dimana terjadi sumbatan pada
pembuluh darah yang disebabkan oleh adanya darah yang
membeku. ( Prawirharjo. 2005) Trombophlebitis adalah
penjalaran infeksi melalui vena sering terjadi dan merupakan
penyebab penting dari kematian karena infeksi puerperslis (
obstetri patologis FKUI,2005)
JENIS-JENIS TROMBOPHLEBITIS
a.Trombophelebitis femoralis (Flegmasia Alba Dolens). Dapat
mengenai vena-vena pada tungkai misalnya vena femoralis, vena
poplitea dan vena safena, sering terjadi pada hari ke 10 PP.

b. Tromboplebitis pelviks yakni mengenai vena-vena dinding


uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena
uterina dan vena hipograstika. vena yang sering terkena ialah
vena ovarika dekstral
ETIOLOGI TROMBOPHLEBITIS

• Etiologi : Tromboplebitis sering dipicu oleh hal-hal seperti infeksi


endometrium mempunyai varises pada vena. obesitas. pernah
mengalami tromboplebitis, berusia 30 thn lebih. Saat persalinan
berada pada posisi sit up pada waktu yang lama.
• Penanganan/askeb yang diberikan : posisi kaki ditinggikan untuk
mengurangi pembengkakan, setelah melakukan gerak pada kaki
hendaknya tetap dibalut elastis atau memakai kaos kaki panjang yang
elastis selama mungkin.
Rasa sakit, merah, lunak & pembengkakan di kaki
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada
vena-vena maupun di pelvis yang mengalami dilatasi. Faktor
predisposisi :
• Obesitas dan Riwayat sebelumnya mendukung
• Peningkatan umur meternal dan tingginya paritas
• Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang
lama pada keadaan pembuluh vena.
• Anemia maternal
• Hypotermi dan penyakit jantung
• Endometritis dan Varicostitis
Invasi Mikroorganisme Patogen
• Paling sering perluasan infeksinya ialah perluasan septicemia di
sepanjang vena dan cabang-cabangnya sehingga terjadi
tromboflebitis (inflamasi pembuluh darah yg disertai dgn
pembentukan bekuan darah, bekuan tsb cenderung melekat pd
dinding vena dan jarang terlepas sehingga bahaya embolim. (cukup
kecil)
• Thrombosis Vena Dalam (pelviotromboflebitis dan femoralis) – Tanda
dan gejala • Demam yang tinggi walau sdh mendapat ATB • menggigil
• Ketegangan pada otot kaki
Komplikasi
• Pada paru (pneumonia), ginjal sinistra, nyeri mendadak, yang
diikuti dengan proteinuria dan hematuria, pada persendian,
mata dan jaringan subkutan
• Thrombosis (bekuan darah didlm pembuluh darah koronaria)
• Nyeri, pada perut bagian bawah atau samping, (hari ke 2 – 3 PP)
dengan atau tanpa panas.
• Penderita tampak sakit berat (mengigil inisial). Gambaran
karakteristik : • - menggigil berulang kali, (30 – 40 menit)
dengan interval hanya bbrp jam saja – terkadang 3 hari.
• Saat menggigil penderita hampir tanpa febris.
Penanganan Komplikasi
• Rawat inap
• Bedrest
• Pemantauan gejala penyakit dan mencegah terjadinya
emboli pulmonum.
• Terapi medik
• Pemberian antibiotika
• Jangan menyusui
• Rujuk
Penatalaksanaan
1. Segera transfusi jika ada perdarahan
2. ATB kombinasi sampai ibu bebas demam selama 48 jam
N/B: antibiotika oral tidak diperlukan setelah terapi injeksi
3. Jika diduga ada sisa plasenta, lakukan eksplorasi digital dan
keluarkan bekuan serta sisa kotiledon. Gunakan forceps
ovum atau kuret besar bila perlu
Sakit Kepala, Nyeri Epigastrik,
Penglihatan Kabur
Merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila
disertai dengan tekanan darah yang tinggi.
Penanganan :
1. Jika ibu sadar periksa TTV
2. Jika ibu tidak bernafas lakukan ventilasi dengan masker dan
balon.
3. Jika pasien tidak sadar/ koma bebaskan jalan nafas, baringkan
pada sisi kiri, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.
Pembengkakan di Wajah atau Ekstrenitas.
Periksa :
 Adanya varises dan kemerahan pada betis
 Apakah tulang kering, pergelangan kaki, kaki oedema (adanya
oedema pitting).
 Apakah ada demam, muntah,
 Rasa sakit waktu berkemih
 PP terutama saat infuse oksitosin dihentikan terjadi diuresis
overdistensi yang disertai kateterisasi sering menyebabkan ISK.
 Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari
flora normal vagina.
 Sensitivitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam
vesika urinaria sering menurun.
Kehilangan Nafsu Makan,
Dalam Waktu Yang Lama

• Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat


mengganggu nafsu makan. Hendaknya setelah bersalin
berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau teh yang
bergula

• Berikanlah makanan yang sifatnya ringan


Kelainan-Kelainan Lainnya Dalam Nifas
• Kelainan pada rahim; Sub involusi uteri, Perdarahan masa nifas;
Flegmasia alba dolens, Nekrosis hipofisis lobus anterior post
partum
• Terjadinya infeksi nifas :
1. Alat-alat yang tidak suci hama.
2. Manipulasi penolong yang tidak suci hama,
3. VT yang berulang-ulang.
4. Infeksi droplet,
5. Kuman yang sering menyebabkan infeksi al : Streptococcus
haemoliticus aerobic, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan
Clostridium welchii
Salfingitis ( Salfingo- ooforitis )
• Septikemia dan Piemia Septikemia adalah keadaan di mana
kuman-kuman dan atau toksiknya langsung masuk ke
dalam peredaran darah umum dan menyebabkan infeksi
umum.

• Salfingitis ( Salfingo- ooforitis ) adalah peradangan dari


adneksa. Terdiri dari salfingitis akut dan kronik. Diagnosis
dan gejala klinis hampir sama dengan parametritis. Bila
infeksi berlanjut dapat terjadi piosalfing.
Salfingitis ( Salfingo- ooforitis )

• Parametritis ( Selulitis Pelvika ) adalah infeksi jaringan ikat


pelvis yang dapat terjadi melalui ; servisitis atau
endometritis yang tersebar melalui pembuluh limfe.
Langsung meluas dari servisitis ke dasar ligamentum sampai
ke parametrium atau sekunder dari tromboflebitis.
PI Nifas
• Dimulai sejak hamil sampai melahirkan kurangi atau mencegah
faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi dan kelemahan,
serta mengobati penyakit-penyakit yang diderita oleh ibu.
• Jangan lakukan VT bila tidak ada indikasi yang perlu.
• Hindari VT yang berulang-ulang, lakukan VT bila ada indikasi dengan
sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah.
• Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
• Jaga sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker dan alat-alat
harus suci hama/steril.
PENGELOLAAN SYOK PERDARAHAN
1. Selalu siapkan tindakan gawat darurat
2. Tata laksana persalinan kala III secara aktif
3. Minta pertolongan pada petugas lain untuk
membantu bila dimungkinkan
4. Lakukan penilaian cepat keadaan umum ibu meliputi
kesadaran nadi, tekanan darah, pernafasan dan suhu
5. Periksa kandung kemih, bila penuh kosongkan
6. Cari penyebab perdarahan dan lakukan pemeriksaan
untuk menentukan penyebab perdarahan
PERLUKAAN JALAN LAHIR

• Robekan Perineum
• Hematoma Vulva
• Robekan dinding vagina
• Robekan serviks
• Ruptura uteri
Robekan perineum

• Tingkat I :
Hanya pada selaput lender vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum
Tingkat II :
Robekan mengenai selaput lender vagina dan otot perinei transversalis,
tetapi tidak mengenai sfingter ani
Tingkat III :
Mengenai seluruh perineum dan otot sfingter ani
Tingkat IV :
Sampai mukosa rektum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai