SLE
KELOMPOK 4
Niswatul Husna
Zulfahmi
Definisi SLE
Lupus Eritematosus Sistemik (LES)
merupakan penyakit rematik autoimun
yang ditandai adanya inflamasi tersebar
luas, yang mempengaruhi setiap organ atau
system dalam tubuh. Penyakit ini
berhubungan dengan deposisi
autoantibody dan kompleks imun, sehingga
mengakibatkan kerusakan jaringan
Etiologi SLE
Penyebab dari LES belum diketahui
dengan pasti. Diduga melibatkan interaksi
yang kompleks dan multifaktorial antara
bervariasi genetic dan factor lingkungan :
1. Faktor genetic
2. Factor hormonal
3.Autoantibodi
4. Factor lingkungan
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penyakit ini sangat beragam dan
sering kali pada keadaan pada keadaan awal tidak dikenali
sebagai LES. Menurut American College of Rheumatology
(ACR) ada 11 kriteria SLE dan jika terdapat 4 kriteria
maka diagnosis LES dapat ditegakkan :
Ruam discoid
Fotosensitifitas
Ulserasi dimulut atau nasofaring
Arthritis
Serositis : yaitu pleuritis atau perikarditis
Kelainan ginjal, yaitu proteinuria persisten > 0,5 gr/hari,
atau adalah silinder sel
Kelainan neurologic, yaitu kejang-kejang atau psikosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah :leukopeni/limfopeni.
Anemia, trmbositopenia, LED meningkat
Imunologi
Fungsi ginjal
Kelainan pembekuan yang berhubungan
dengan antikoagulan lupus
Serologi VDRL (sifilis) : memberikan hasil
positif palsu
Tes vital lupus : adanya pita Fg 6 yang khas dan
atau deposit Ig M pada persambungan dermo-
epidermis pada kulit yang terlihat dan yang
tidak
Komplikasi
Dapat terjadi perikarditis (peradangan kantong
perikadium yang mengelilingi jantung)
Gagal ginjal
Peradangan membran pleura yang mengelilngi paru
dapat membatasi perapasan. Sering terjadi
bronkhitis.
Dapat terjadi vaskulitis di semua pembuluh
serebrum dan perifer.
Komplikasi susunan saraf pusat termasuk stroke
dan kejang. Perubahan kepribadian, termasuk
psikosis dan depresi dapat terjadi. Perubahan
kepribadian mungkin berkaitan dengan terapi obat
atau penyakitnya (Elizabeth, 2009).
Penatalaksanaan
Antiinflamasi non-steroid
Anti malaria
Kortikosteroid
Obat imunosupresan/sitostatika
Kalsium
Penatalaksanaan infeksi : pengobatan
segera bila ada infeksi terutama infeksi
bakteri. Setiap kelainan urin harus
dipikirkan kemungkinan pielonefritis.
Pengkajian
Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik
difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah
dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku,
demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap
gaya hidup serta citra diri pasien.
Kulit
Kardiovaskuler
Sistem Muskuloskeletal
Sistem integumen
Sistem pernafasan
Sistem vaskuler
Sistem Renal
Sistem saraf
Diagnosa
Ketidakefektifan pola nafas b.d ekspansi
paru menurun, hiperventilasi, ansietas
Hambatan mobilitas fisik b.d defometas
skeletal
Kerusakan integritas kulit b.d lesi pada
kulit
Intervensi
Ketidakefektifan pola nafas b.d ekspansi paru menurun,
hiperventilasi, ansietas
Tujuan: pasien menunjukkan keefektifan pola nafas
Kriteria hasil:
Mendemontrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak
ada sianosis dan dypsneu
Menunjukkan jalan nafas yang paten
Tanda-tanda vital dalam rentang normal
Rencana tindakan:
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
Monitor respirasi dan status O2 oxygen therapy
Hambatan mobilitas fisik b.d defometas skeletal
Tujuan: klien mampu melakukan mobilitas fisik
Kriteria hasil:
Klien dapat meningkatkan aktivitas fisik
Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas
Klien mampu melakukan aktivitas hidup sehari-hari secara mandiri
Rencana tindakan:
Monitoring vital sign sebelum/sesudah latihan dan lihat respon pasien
saat latihan
Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat berjalan
Ajarkan pasien tentang teknik ambulasi
Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan ADLs secara mandiri sesuai
kemampuan
Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi
Kerusakan integritas kulit b.d lesi pada kulit
Tujuan : pemeliharaan dan perawatan integritas kulit
Kriteria hasil :
Perfusi jaringan normal
Tidak ada tanda-tanda infeksi
Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cidera berulang
Menunjukkan terjadinya proses penyembuhan luka
Rencana tindakan :
Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Jaga kulit gar
tetap bersih dan kering
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah yang tertekan
Observasi luka : lokasi, dimensi, kedalaman luka, jaringan nekrotik, tanda-
tanda infeksi lokal, formasi traktus
Ajarkan keluarga tentang luka dan perawatan luka
Berikan posisi yang mengurangi tekanan pada luka
Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan
perencanaan keperawatan oleh perawat.
Seperti tahap-tahap yang lain dalam proses
keperawatan, fase pelaksanaan terdiri dari
beberapa kegiatan antara lain:
Validasi (pengesahan) rencana keperawatan.
Menulis/mendokumentasikan rencana
keperawatan.
Memberikan asuhan keperawatan.
Melanjutkan pengumpulan data.
Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses
keperawatan yang merupakan kegiatan sengaja dan terus-
menerus yang melibatkan pasien dengan perawat dan
anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan evaluasi adalah:
Untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai atau tidak.
Untuk melakukan pengkajian ulang.
Evaluasinya:
Ketidakefektifan pola nafas teratasi
Hambatan mobilitas fisik teratasi
Kerusakan integritas kulit teratasi
Kesimpulan
Penyakit lupus merupakan salah satu
penyakit berbahaya selain AIDS dan kanker.
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit
autoimun, dimana sistem imun terbentuk
secara berlebihan sehingga kelainan ini lebih
dikenal dengan nama autoimunitas. Penyebab
penyakit ini belum diketahui secara pasti apa
yang menyebabkannya tetapi diduga yang
menjadi penyebabnya adalah factor genetik,
infeksi (kuman dan virus) sinar ultraviolet,
obat-obatan tertentu, dan lingkungan..
SEKIAN DAN TERIMA KASIH