Hukum Pidana Islam
Hukum Pidana Islam
Aqilah = ashabah yg tidak mewarisi kecuali sebagian yg diwariskan. Bapak dan anak tidak
termasuk aqilah dalam masalah diyat. Barang siapa tidak memilik aqilah, maka diyatnya
diambil dari baitul mal.
Ta’zir
•Jarimah Ta’zir secara harfiah bermakna memuliakan
atau menolong
•Merupakan bentuk pidana yang bertujuan mendidik
•Jarimah Ta’zir adalah perbuatan pidana yang bentuk
dan ancaman hukumannya ditentukan oleh
penguasa (hakim) sebagai pelajaran kepada
pelakunya.
Tindak pidana ta’zir dan hukumah
4. Waham
Sistem Peradilan Pidana dalam Pandangan
Islam
Dalam menentukan
Al bayyinah atau pembuktian
suatu perkara seorang
didefinisikan oleh Ibnu al-Qayyim
hakim harus
al-Jauziyah sebagai segala
berdasarkan adanya
sesesuatu yang dapat digunakan
suatu pembuktian.
intuk menjelaskan yang hak
Pembuktian menurut
(benar) di depan majelis hakim,
istilah bahasa Arab
baik berupa keterangan, saksi,
berasal dari kata
dan berbagai indikasi yang dapat
"albayyinah" yang
dijadikan pedoman oleh majelis
artinya suatu yang
hakim untuk mengembalikan hak
menjelaskan (Dahlan,
kepada pemiliknya (Dahlan, 1996)
1996).
Sistem Peradilan Pidana dalam Pandangan Islam
Ada berbagai alat bukti yang Menurut Samir 'Aaliyah, alat-alat bukti itu ada enam
dapat diajukan ke dalam dengan urutan sebagai berikut: (Anshoruddin, 2014)
persidangan di pengadilan
berdasarkan Hukum Islam.
Alat-alat bukti tersebut antara 1. Iqrar (Pengakuan)
lain: 2. Syahadah (Saksi)
3. Yamin (Sumpah)
4. Qarinah
5. Bukti berdasarkan indikasi-indikasi yang
tampak,
6. Pengetahuan hakim.
Visum et Diqiyaskan dengan alat
Repertum bukti petunjuk atau
qorinah (Fitria, 2014)
Artinya
”Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa
yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala
sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (Q.S
Yasin(36): 12)
Analisis Sanksi Hukum Pidana Tentang Kasus Kekerasan Seksual
terhadap Putusan Hakim dalam Pandangan Islam
Kekerasan seksual
adalah sesuatu yang Sanksi
diharamkan dalam
Islam karena telah Zina had atau Hakim Al-bayyinah
melarangi perintah hudud
Allah swt.
Di Indonesia, pembuktian kasus kekerasan seksual sering dibutuhkan adanya surat Visum et
Repertum atau ver. Ver adalah salah satu alat bukti tertulis yang berbentuk surat keterangan.
Sedangkan dalam Islam pembuktian kasus kekerasan seksual harus adanya empat orang saksi yang
baligh, berakal, dan adil. Perbedaan terjadi juga dalam hal hukuman bagi pelaku zina.
Pada hukum Islam, hukuman terhadap pelaku zina adalah di rajam dan di cambuk, sedangkan di
Indonesia hukuman berbentuk kurungan penjara dan denda. Jadi, di Indonesia belum terlaksana
Hukum Peradilan Pidana Islam.