DYSSOMNIA PARASOMNIA
DYSSOMNIA
• Primer
• Sekunder
TATALAKSA
NA
– Sebaiknya obat tidur tidak diresepkan lebih dari
2 minggu karena dapat terjadi toleransi putus
obat.
PEMILIHAN OBAT
HIPERSOMNIA
HIPERSOMNIA
TATALAKSA
NA
SLEEP-WAKE CYCLE DISTURBANCE
SLEEP-WAKE CYCLE DISTURBANCE
SLEEP-WAKE CYCLE DISTURBANCE
CONTOH KASUS
PARASOMNIA
Peristiwa episodik abnormal yang terjadi selama
tidur.
Merupakan fenomena yang tidak diinginkan atau
yang tidak biasa yang terjadi tiba – tiba saat
tidur atau terjadi pada ambang antara bangun
dan tidur.
Biasanya terjadi pada tahap 3 dan 4.
PARASOMNIA
Parasomnias Usually
Disorders of Arousal Associated with REM
(from NREM Sleep) Sleep Other Parasomnias
Pasien duduk dan kadang-kadang melakukan serangkaian
tindakan seperti berjalan, berpakaian, pergi ke kamar mandi,
berbicara, berteriak, dan bahkan menyetir.
S L E E P WA L K I
NG
(SOMNABULISME)
Perilaku ini kadang berakhir dengan terbangun disertai
beberapa menit kebingungan; lebih sering lagi, mereka kembali
tidur tanpa mengingat peristiwa sleepwalking tersebut.
Kelainan neurologis ringan mungkin mendasari keadaan ini;
episode ini sebaiknya tidak murni dianggap psikogenik.
Faktor risiko lainnya: stress psikososial, kelelahan berat, kurang
tidur.
S L E E P WA L K I
NG
(SOMNABULISME
)
Terapi terdiri atas upaya pencegahan cedera, dan obat yang
menekan tidur tahap 3 dan 4.
Sleepwalker dapat dibangunkan selama episode tanpa ada
pengaruh buruk.
SLEEPWALKING (SOMNABULISME)
NIGHTMARES
NIGHTMARE
S
ODMK ODGJ
EPIDEMIOLOGI
EPIDEMIOLOGI
(Riskesdas, 2018)
KESWAMAS
(Kesehatan Jiwa Masyarakat)
Prinsip
Pelayanan
Kesehatan Jiwa
Komunitas
Prinsip
Pelayanan
Kesehatan Jiwa
Komunitas
Prinsip
Pelayanan
Kesehatan Jiwa
Komunitas
TINGKAT PELAYANAN DAN INTERVENSI KESEHATAN JIWA
KOMUNITAS
1 PROMOTIF
UPAYA
PELAYANAN 2 PREVENTIF
KESEHATAN
JIWA 3 KURATIF
4 REHABILITATIF
UPAYA PROMOTIF
Benjamin James Sadock, Virginia Alcott Sadock, Pedro Ruiz. Kaplan & Sadock’s Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. Wolters Kluwer 2015; 11: 538, 555-6.
Rusdi Maslim. Buku Saku Diagnosis Gangguang Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5.
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atmajaya 2013: 92, 94-5.
Kementrian Kesehatan RI. Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa. Kementrian Kesehatan RI
2015: 7, 14-5, 18, 20-5.
Kementriaan Hukum dan HAM RI. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2014
Tentang
Kesehatan Jiwa. Kementriaan Hukum dan HAM RI 2014: 2-11.