Anda di halaman 1dari 13

KONSEP TERAPI

OKUPASI DAN
REHABILITASI
Disusun oleh :
RAUZATUL ULI
TERAPI OKUPASI
• Terapi okupasi berasal dari kata Theraphy
Occupational. berarti suatu pe kerjaan, theraphy
berarti pengobatan. Jadi, Terapi Okupasi adalah
perpaduan antara seni dan ilmu pengetahuan
untuk mengarahkan penderita kepada aktivitas
selektif, agar kesehatan dapat ditingkatkan dan
dipertahankan, serta mencegah kecacatan
melalui kegiatan dan kesibukkan kerja untuk
penderita cacat mental maupun fisik (American
Occupatioanal Therapist Association).
Intervensi
Secara garis besar intervensi difokuskan pada hal-hal berikut
Kemampuan (abilities) Keterampilan (skill)
1. Keseimbangan dan reaksi postur (balance 1. Aktivitas sehari-hari
and postural reactions). (activity daily living)
2. Peregangan otot dan kekuatan otot seperti makan,
(muscle tone and muscle strength). minum, berpakaian,
3. Kesadaran anggota tubuh (body mandi, dan lain-lain
awareness). 2. Pre-academic skill
4. Kemampuan keteraampilan motorik 3. Keterampilan sosial
halus (fine motor skill) 4. Keterampilan
5. Kemampuan keterampilan motorik kasar bermain
(gross motor skill)
6. Mengenal bentuk, mengingat bentuk
(visual perception)
7. Merespon stimulus, membedakan input
sensori (sensory integration)
Lanjutann..
Okupasi Terapis
Faktor lingkungan
sebagai Konsultan
1. Lingkungan fisik 1. Program intervensi awal
2. Situasi kelurga 2. Pengaturan rumah, sekolah, dan
3. Duukungan dari area bermain
komunitas 3. Lingkungan dan adaptasi mainan
atau media belajar
4. Alat bantu
5. Strategis perilaku
Indikasi Terapi
Okupasi
Menurut Nasir & Muhith (2011) terdapat sembilan indikasi terapi okupasi :
• Seseorang yang kurang berfungsi dalam kehidupannya karena kesulitan-kesulitan
yang dihadapi dalam pengintegrasian perkembangan psikososialnya.
• Kelainan tingkah laku yang terlihat dalam kesulitannya dalam berkomunikasi
dengan orang lain.
• Tingkah laku yang tidak wajar dalam mengekpresikan perasaan atau kebutuhan
yang primitif
• Ketidak mampuan menginterprestasikan rangsangan sehingga reaksinya
terhadap rangsangan tersebut tidak wajar pula.
• Terhentinya seseorang dalam fase pertumbuhan tertentu atau seseorang yang
mengalami kemunduran
• Mereka yang lebih mudah mengekspresikan perasaannya melalui suatu aktifitas
daripada dengan percakapan.
• Mereka yang merasa lebih mudah mempelajari sesuatu dengan cara
mempraktikkannya daripada dengan membayangkannya.
• Pasien cacat tumbuh yang mengalami gangguan dalam kepribadiannya dan
sebagainya.
Kontra indikasi Terapi
Okupasi
Menurut Styoadi & Kushariyadi (2011) terapis perlu
memahami tujuan dari terapi kerja yang akan
diberikan. Ada dua kontraindikasi yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan tujuan dari terapi,
yaitu kondisi fisik dan kondisi psikologi klien. Kondisi fisik
yang perlu diperhatikan antara lain:
• Inflamasi
• Nyeri yang hebat
• Baru mengalami patah tulang
• Kelelahan yang signifikan
Fungsi dan Tujuan
Terapi Okupasi
Terapi okupasi adalah medis yang terarah bagi pasien fisik maupun mental
dengan menggunakan aktivitas sebagai media terapi dalam rangka
memulihkan kembali fungsi seseorang sehingga dia dapat mandiri
semaksimal mungkin. Aktivitas tersebut adalah berbagai macam kegiatan
yang direncanakan dan disesuaikan dengan tujuan terapi.

Terapi khusus untuk


Terapi khusus untuk pasien mental/jiwa
mengembalikan fungsi fisik
1. Menciptakan suatu kondisi tertentu sehingga 1. Meningkatkan Ruang Gerak
pasien dapat mengembangkan Sendi, Kekuatan Otot, Dan
kemampuannya untuk dapat berhubungan Koordinasi Gerakan,
dengan orang lain dan masyarakat sekitarnya, 2. Mengajarkan Aktivitas
2. Membantu dalam melampiaskan gerakan- Kehidupan Sehari-hari
gerakan emosi secara wajar dan produktif, 3. Membantu Pasien Untuk
3. Membantu menemukan kemampuan kerja Menyesuaikan Diri Dengan
yang sesuai dengan bakat dan keadaannya Pekerjaan Rutin Dirumahnya,
Proses Terapi Okupasi
1. Koleksi Data
2. Analisa data dan identifikasi masalah
3. Penentuan Tujuan
4. Penentuan aktivitas
5. Evaluasi
Definisi Terapi
Rehabilitasi
“Pasien psikiatri juga sama dengan penyakit fisik
dalam kecendrungannya untuk menjadi menahun
sehingga memerlukan perawatan kontinu di rumah
sakit atau di rumah. Rehabilitasi mencakup semua
terapi psikiatri non-akut dan terutama untuk
mencegah terjadinya penyakit yang menahun.”
Tujuan Terapi
Rehabilitasi
• Mengembalikan kemampuan individu setelah
terjadinya gangguan kepada kondisi/tingkatan
fungsi yang optimum
• Mencegah kecacatan yang lebih besar
• Memelihara kemampuan yang ada/dimiliki oleh
pasien
• Membantu pasien untuk menggunakan
kemampuannya.
Fungsi Perawat Dalam
Terapi Rehabilitasi
• Menjaga komplikasi dari akibat
gangguan/penyakit diderita pasien
• Membatasi besarnya gangguan semaksimal
mungkin
• Merencanakan dan melaksanakan program
rehabilitasi
Tahap-tahap Rehabilitasi
Gangguan Jiwa
1. Tahap persiapan
yaitu usaha mempersiapkan pasien dengan menjalankan
kegiatan terapi okupasional, seleksi, evaluasi, dan latihan kerja
dalam berbagai jenis pekerjaan
2. Tahap penyaluran/penempatan
merupakan usaha pemulangan pasien ke keluarga,tempat kerja
atau masyarakat dan instansi lain yang berfungsi sebagai
pengganti keluarga,disamping usaha resosialisasi.
3. Tahap pengawasan
merupakan tindakan lanjut setelah pasien di salurkan ke
masyarakat, dengan mengadakan kunjungan rumah (visit
home) kunjungan tempat kerja (job visit) dan
menyelenggarakan perawatan lanjut (after care), untuk
mengetahui perkembangan pasien,permasalahan yang
dihadapi serta cara-cara pemecahannya.

Anda mungkin juga menyukai