Anda di halaman 1dari 23

GLOBAL INITIATIVE FOR CHRONIC OBSTRUCTIVE LUNG DISEASE (GOLD)

2019

Oleh:
Khairunnisa 1940312025
Asrining Tyas 1940312066

Preseptor:
dr. Oea Khairsyaf, Sp.P (K) FISR, FAPSR
dr. Dessy Mizarti, Sp.P
PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah


penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati,
ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan
berhubungan dengan respon inflamasi paru terhadap
partikel atau gas yang beracun/berbahaya, disertai
efek ekstraparu yang berkonstribusi terhadap derajat
berat penyakit.

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
Progresif dari waktu ke waktu
Secara karkteristik memburuk dengan aktivitas
Dispneu Persisten

Batuk Kronis Dapat intermiten dan mungkin unproduktif


Mengi berulang

Produksi sputum kronis Produksi sputum kronis dengan pola apapun dapat mengindikasikan PPOK

Infeksi saluran napas bawah berulang

Faktor penjamu (genetik, kongenital, dll)


Riwayat faktor resiko Asap tembakau dari rokok
Asap dari memasak dan pemanasan bahan bakar
Debu lingkungan kerja, uap, asap kendaraan, gas, dan zat kimia lainnya

Riwayat PPOK pada keluarga Contoh : BBLR, infeksi saluran pernapasan saat kecil, dll
dan/atau factor saat anak-
anak:

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease


GEJALA KLINIS

• Dispneu (gejala kardinal)


• Batuk kronis produktif atau tidak
• Produksi sputum
• Wheezing dan tekanan pada dada
• Gejala lain pada kasus berat: kelemahan,
penurunan berat badan, anoreksia, edema pada
kasus cor pulmonale, gejala depresi dan ansietas.

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
RIWAYAT

• Paparan terhadap faktor resiko, seperti rokok dan paparan lingkungan


kerja.
• Riwayat penyakit dahulu, termasuk asma, alergi, sinusitis atau polip
nasal; infeksi pernapasan saat kecil; penyakit kronis lainnya.
• Riwayat PPOK keluarga dan penyakit pernapasan kronik lainnya.
• Pola perkembangan gejala: PPOK secara tipikal berkembang saat
dewasa dan kebanyakan pasien menyadari adanya peningkatan dispneu,
dan hambatan sosial dalam beberapa tahun sebelum mencari bantuan
medis.
• Riwayat eksaserbais atau rawat inap sebelumnya dengan penyakit
pernapasan.
• Adanya komorbiditas, seperti penyakit jantung, osteoporosis, penyakit
muskuloskeletal, dan keganasan.
• Dampak penyakit terhadap kehidupan pasien.
• Dukungan sosial dan keluarga.
• Peluang untuk mengurangi faktor resiko, terutama merokok.

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
ASESMEN

• Adanya atau tidaknya dan tingkat keparahan


abnormalitas dari spirometri
• Sifat alami dan bersarnya gejala pasien
• Riwayat eksaserbasi sedang dan berat serta resiko
kedepan.
• Ada atau tidaknya komorbiditas

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
SMOKING CESSATION

• ASK: Secara sistematis, identifikasi semua pengguna rokok pada


setiap kunjungan. Implementasikan sistem yang memastikan
untuk setiap pasien pada setiap kunjungan klinik, status merokok
harus didokumentasikan
• ADVICE: Anjurkan semua pengguna untuk berhenti. Dengan cara
yang jelas, kuat, dan pribadi, mengajak setiap pengguna
tembakau untuk berhenti.
• ASSESS: tentukan kesedian dan kesadaran pasien untuk membuat
keputusan berhenti. Tanya setiap perokok apakah ia bersedia
untuk membuat keputusan berhenti merokok saat ini.
• ASSIST: bantu pasien untuk berhenti. Bantu pasien dengan
rencana, berikan dukungan sosial, rekomendasikan penggunaan
farmakoterapi kecuali pada keadaan khusus.
• ARRANGE: jadwalkan follow-up, baik secara langsung maupun via
telfon.

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
VAKSINASI

• Vaksinasi influenza mengurangi penyakit serius dan


kematian pada pasien PPOK (Evidence B)
• Vaksin 23-valent pneumococcal polysaccharide vaccine
(PPSV23) telah menunjukkan dampak untuk
menurunkan insidensi CAP pada PPOK pada pasien
berusia < 65 tahun dengan FEV1 diprediksi < 40% dan
dengan komorbiditas (Evidence B)
• Secara umum, pada populasi dewasa ≥ 65 tahun vaksin
13-valent conjungated pneumococcal (PCV13)
mengilustrasikan efektivitas dalam mengurangi
bakteriemia dan penyakit pneumokokal infasiv serius
(Evidence B)

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
TERAPI FARMAKOLOGI LAINNYA

• Terapi augmentasi alfa-1 antitripsin


• Terapi augmentasi intravena dapat menurunkan
progresivitas emfisema (Evidence B)
• Antitusif (Evidence C)
• Vasodilator
• Vasodilator tidak dapat meningkatkan outcome dan
dapat memperburuk oksigenasi (Evidence B)

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
REHABILITASI, EDUKASI, DAN MANAJEMEN MANDIRI

• Rehabilitasi pulmoner memperbaiki dispneu, status


kesehatan dan toleransi latihan pada pasien stabil.
(Evidence A)
• Rehabilitasi pulmoner mengurangi tingkat hospitalisasi
pada pasien yang mengalami eksaserbasi baru-baru ini
(≤ 4 minggu dari jarak rawatan sebelumnya) (Evidence
B)
• Manajemen mandiri dengan intervensi dan komunikasi
dengan petugas kesehatan meningkatan status
kesehatan dan mengurangi hospitalisasi dan kunjungan
gawat darurat (Evidence B)

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
PERAWATAN SUPORTIF, PALIATIF, END-OF-LIFE DAN PERAWATAN RUMAH SAKIT

• Perawatan paliatif adalah istilah luas yang mencakup


pendekatan untuk mengendalikan gejala serta
manajemen pasien terminal mendekati
kematian. Tujuan dari perawatan paliatif adalah untuk
mencegah dan meringankan penderitaan, dan untuk
mendukung kualitas hidup terbaik bagi pasien dan
keluarga mereka, terlepas dari tahap penyakit atau
kebutuhan akan terapi lain. Bahkan ketika menerima
terapi medis yang optimal banyak pasien dengan PPOK
terus mengalami sesak napas yang menyusahkan,
gangguan kapasitas olahraga, kelelahan, dan menderita
panik, cemas dan depresi.

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease
TERAPI LAINNYA

• Terapi oksigen dan dukungan ventilasi


• Intervensi bedah

© 2019 Global Initiative for Chronic Obstructive Lung


Disease

Anda mungkin juga menyukai