Anda di halaman 1dari 50

ETIKA DAN PROFESI

Oleh
Mualim, SKM.M.Kes

1
ETIMOLOGIS

• Etika berasal dari kata ethos (jamak: ta etha)


yang artinya adat kebiasaan.
• Moral berasal dari kata mos (jamak: mores)
yang berarti kebiasaan, adat

2
FUNGSI ETIKA
• Etika berusaha memberi petunjuk untuk tiga
jenis pertanyaan yang senantiasa kita geluti.
1. Apakah yang aku/kita lakukan dalam
situasi konkrit yang tengah dihadapi?
2. Bagaimana kita akan mengatur pola
koeksistensi kita dengan orang lain?
3. Akan menjadi manusia macam apakah
kita ini?
3
INTI SARI FUNGSI ETIKA
• Membantu kita mencari orientasi secara
kritis dalam berhadapan dengan moralitas
yang membingungkan.
• Memberi orientasi dalam bersikap.

4
WUJUD DAN HASIL
• Etika dapat berwujud pemikiran sistematis
yang kritis tentang moralitas.
• Yang dihasilkan etika secara langsung
bukan kebaikan, melainkan pengertian yang
mendasar dan kritis.

5
ARTI PENTING ETIKA
• Kita hidup dalam masyarakat yang semakin
pluralistik, juga dalam bidang moral.
• Modernisasi/globalisasi membawa
perubahan besar dalam struktur kebutuhan
dan nilai masyarakat yang selalu berubah
cepat
• Adanya berbagai tawaran ideologi
• Diperlukan agamawan
6
Etika dan Agama
• Etika tidak dapat menggantikan agama.
• Agama sendiri memerlukan ketrampilan
etika agar dapat memberikan orientasi,
bukan sekedar indoktrinasi.

7
Hubungan Etika dan Agama
• Etika dapat membantu menggali rasionalitas
dari moralitas agama.
• Etika membantu dalam menginterpretasikan
ajaran agama yang saling bertentangan.
• Etika dapat membantu menerapkan ajaran
moral agama dalam perkembangan
teknologi.
• Etika dapat membantu dialog antaragama.
8
Perbandingan Etika dan Ajaran Agama

• Etika berfungsi dengan pertimbangan


nalarnya, terbuka bagi setiap orang dari
semua agama.
• Ajaran agama hanya terbuka bagi mereka
yang mengimani wahyu yang disampaikan
oleh agama itu.

9
PENDEKATAN ETIKA
• Etika berurusan dengan orthopraxis,yakni
tindakan yang benar (right action).
• Kapan suatu tindakan itu dipandang benar,
ditafsirkan secara berbeda oleh berbagai
aliran atau pendekatan etika.

10
DUA MACAM
PENDEKATAN ETIKA

I. Aliran deontologis (etika kewajiban)


II. Aliran teleologis (etika tujuan atau manfaat)

11
Aliran deontologis
- Baik buruk suatu tindakan dinilai dari sudut
pandang tindakan itu sendiri, bukan dari
akibatnya.
- Suatu tindakan itu baik apabila tindakan itu
sesuai dengan norma yang ada.
- Dalam prakteknya, pendekatan deontologis
ini menimbulkan kesan kaku dan
konservatif (melestarikan status quo).

12
Aliran teleologis
• Suatu tindakan dikatakan baik apabila buah/
hasil dari tindakan itu lebih banyak
untungnya daripada ruginya.
• Pendekatan ini lebih menekankan pada
unsur hasil.

13
Dua Pandangan
Pendekatan Teleologis
• Pandangan egoisme
• Pandangan utilitarianisme

14
Pandangan egoisme
• Pandangan yang menilai baik atau buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan dan
akibat dari tindakan itu bagi diri sendiri.
• Tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar kepentingan
pribadi dan memajukan dirinya sendiri.

15
Dua macam pandangan egoisme
• Egoisme etis
• Egoisme psikologis

16
Egoisme etis
• Teori etika yang menyatakan bahwa satu-
satunya tolok ukur mengenai baik atau
buruknya sesuatu tindakan seseorang adalah
kewajiban untuk mengusahakan
kebahagiaan dan kepentingan yang
bersangkutan di atas kebahagiaan dan
kepentingan orang lain.

17
Alasan disebut egoisme etis
• Disebut etis, karena yang selalu dinilai
sebagai tindakan yang baik dan pantas
adalah setiap tindakan yang mendatangkan
kebahagiaan bagi diri sendiri.

18
Tarik ulur positif negatifnya
egoisme etis
• Di satu pihak egoisme etis ini positif,
karena didasarkan pada prinsip bahwa
setiap orang wajib berusaha memperoleh
hal yang baik bagi kebahagiaan dirinya.
• Di lain pihak, dalam perkembangannya
lebih lanjut seringkali egoisme etis
mengarah kepada hedonisme vulgar.

19
Egoisme Psikologis
• Pandangan bahwa semua orang selalu
dimotivasi oleh tindakan demi kepentingan
dirinya belaka.
• Disebut psikologis, karena motivasi satu-
satunya dari manusia dalam melakukan
tindakan apa saja adalah untuk mengejar
kepentingannya sendiri.

20
Pandangan Utilitarianisme
• Pandangan yang menilai baik atau buruknya
suatu tindakan berdasarkan tujuan dan
akibat dari tindakan itu bagi sebanyak
mungkin orang.

21
Utilitarianisme = Universalisme etis
• Utilitarianisme, karena menilai baik atau
buruknya suatu tindakan berdasarkan
kegunaan atau manfaat dari tindakan itu.
• Universal, karena menekankan akibat baik
yang berguna bagi sebanyak mungkin orang
• Etis, karena menekankan akibat baik.

22
Pilihan Pendekatan
• Suatu tindakan dinilai baik kalau tindakan itu
mendatangkan akibat baik yang paling besar atau
akibat buruk yang paling kecil.
• Tujuan dari tindakan kita yang paling bermoral
adalah untuk mengusahakan kesejahteraan
manusia sebanyuak mungkin dengan memperkecil
kerugian dan memperbesar manfaat.
• Deontologis ataukah teleologis: mana yang
dipilih?
23
Tiga Prinsip Dasar
Dalam Menentukan Pilihan
• Sikap baik
• Keadilan
• Hormat terhadap martabat manusia
termasuk diri sendiri.

24
Prinsip sikap baik = Prinsip berprasangka baik

• Prinsip sikap baik ini harus mendahului dua


prinsip yang lain.
• Dengan sikap dasar ini kita dapat
mengandaikan orang lain akan berbuat baik
terhadap orang lain.
• Jika kita diliputi rasa curiga pada orang lain,
hubungan antar manusia akan mati.

25
Prinsip Keadilan
• Adil berarti kita memberi kepada siapa saja apa
yang menjadi haknya.
• Prinsip keadilan mengungkapkan kewajiban untuk
memberi perlakuan yang sama dan menghormati
hak semua pihak yang bersangkutan.
• Keadilan menuntut kita agar jangan mencapai
tujuan termasuk yang baik, dengan melanggar hak
seseorang.

26
Prinsip Hormat Terhadap Martabat
Manusia Termasuk Diri Sendiri
• Dalam bertindak, orang diwajibkan
memperhatikan kepentingan orang lain.
• Kepentingan orang lain, tidak perlu
mengabaikan perhatian terhadap diri
sendiri.
• Erat kaitannya dengan etika pengembangan
diri. Pengembangan diri jangan sampai
menjadi prinsip moral satu-satunya.

27
Sistematika etika
• Etika: etika umum dan etika khusus.
• Etika umum membahas prinsip dasar moral,
seperti pengertian etika dan fungsi etika.
• Etika khusus: etika individual dan etika
sosial.
• Etika khusus menerapkan prinsip-prinsip
dasar dari moral itu pada masing-masing
bidang kehidupan manusia.
28
Pertanyaan dasar etika khusus
• Bagaimana aku harus bertindak dalam
bidang bersangkutan?
• Bagaimana bidang tertentu perlu ditata agar
menunjang pencapaian kebaikan manusia?

29
Cara membedakan etika
individual dan etika sosial
• Etika individual memuat kewajiban
manusia terhadap diri sendiri.
• Etika sosial membicarakan tentang
kewajiban manusia sebagai anggota umat
manusia.
• Dalam kasus tertentu dua jenis etika ini sulit
dipisahkan satu dengan lainnya.

30
Etika Profesi
• Pemikiran kritis rasional tentang kewajiban
dan tanggung jawab seseorang atau
sekelompok orang sebagai pemegang
profesi tertentu.

31
Kode etik
• Untuk menjamin pelayanan terhadap
masyarakat oleh profesi tertentu diperlukan
kode etik.
• Kode etik adalah prinsip-prinsip yang wajib
ditegakkan oleh anggota dari komunitas
profesi tertentu.
• Kode etik disusun oleh wakil-wakil yang
duduk dalam asosiasi profesi tertentu.

32
Dua Prinsip Utama
Bagi Profesi Pada Umumnya
• Prinsip agar menjalankan profesinya secara
bertanggung jawab
* bertanggung jawab di sini dimaknai
sebagai bertanggung jawab terhadap
pekerjaan itu sendiri maupun hasilnya yang
berkualitas.
• Hormat terhadap hak-hak orang lain.

33
Ciri Moralitas Yang Tinggi
• Berani berbuat dengan tekad untuk
bertindak sesuai dengan tuntutan profesi
• Sadar akan kewajibannya
• Memiliki idealisme yang tinggi.

34
Etika Dalam Profesi Hukum

• Fungsi utama etika adalah membantu


manusia mencari orientasi secara kritis
dalam berhadapan dengan moralitas yang
bermacam-macam.
• Orientasi itu terutama diperlukan apabila
terjadi konflik moralitas, sehingga
seseorang harus mengambil keputusan
untuk mengacu moralitas tertentu.
35
Tiga lembaga Normatif Penentu
Dalam Mengambil Keputusan
• Masyarakat
• Ideologi
• Superego Pribadi

36
Masyarakat
• Masyarakat secara implisit maupun eksplisit
dapat menyatakan apa yang baik dan tidak
baik.
• Masyarakat di sini dapat diwakili oleh
pemerintah, pemuka agama.

37
Idiologi
• Paham Tentang Masalah Hukum/Peraturan,
dan Perundang-undangan yang berlaku.
• Adat-istiadat, budaya, dan agama.

38
Superego
• Perasaan malu atau bersalah dari si subjek,
yang tertanam dalam proses sosialisasi.

39
Hubungan si subjek
dan sumber normatif
• Kita selalu berhadapan dengan tiga sumber
normatif tersebut yang menyatakan apa
yang harus kita lakukan.
• Ketiga sumber normatif tersebut tidak selalu
seragam dan tidak selalu sama kuatnya.
• Walaupun ketiganya tetap patut
diperhatikan, akhirnya si subjek sendirilah
yang harus mengambil keputusan.

40
Keterlibatan Suara Hati
• Subjek dalam mengambil keputusan,
berangkat dari kesadaran moralnya sendiri
yang disebut “suara hati”.
• Suara hati merupakan kesadaran moral kita
dalam situasi konkret.
• Dalam pusat perhatian kita yang disebut
hati, kita sadar apa yang sebenarnya dituntut
dari kita.

41
Peran suara hati
• Meskipun banyak pihak yang mengatakan
kepada kita apa yang wajib kita lakukan,
hati kita sadar bahwa akhirnya hanya kita
masing-masing yang mengetahui apa yang
patut dilakukan.

42
Yang diperlukan suara hati
• Suara hati tidak otomatis muncul.
• Suara hati memerlukan nalar.
• Nalar sendiri memerlukan informasi/data
sebanyak mungkin.
• Suara hati mungkin saja keliru, terutama
jika tidak didukung oleh informasi/ data
yang memadai.

43
Landasan Etik Profesi
• Peraturan/Perundang-undangan
• Kode Etik Profesi

44
Kode Etik Profesi
• Kode etik profesi idealnya disusun oleh
profesi itu sendiri, dengan melibatkan
orang-orang yang memahami seluk beluk
profesi tersebut dan para ahli etika, dan
dengan didukung oleh organisasi profesi
yang solid.

45
Sanksi atas pelanggaran kode etik
• Sanksi atas pelanggaran kode etik pada
umumnya identik dengan sanksi terhadap
pelanggaran norma-norma agama,
kesusilaan, atau sopan santun.

46
Arti penting organisasi profesi
• Secara intern, organisasi profesi dapat
memberikan sanksi yang telah disepakati
bersama kepada anggotanya yang
melanggar.
• Organisasi yang solid memungkinkan untuk
mengambil tindakan atas pelanggaran yang
dilakukan oleh penyandang profesi yang
bersangkutan.
47
Kode etik dan norma hukum
• Jika pelanggaran yang terjadi tidak lagi
sekedar berkaitan dengan kode etik, tetapi
sudah memasuki wilayah norma hukum,
maka pemberian sanksinya, di samping oleh
organisasi profesi yang bersangkutan
(seperti pemecatan keanggotaan), harus juga
diserahkan kepada negara.

48
Macam-macam profesi hukum
• Hakim
• Jaksa
• Advokat/pengacara
• Polisi
• Notaris
• Dll.

49
Terima Kasih

WA S S A LA M

Anda mungkin juga menyukai