Anda di halaman 1dari 14

Akbar Sanjaya

(H041191013)
Nurul Qadimah
(H041191014)
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem
koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan
kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan tadi.
Setiap rangsangan-rangsangan yang diterima melalui indra, akan
diolah di otak. Kemudian otak akan meneruskan rangsangan
tersebut ke organ yang bersangkutan.
SISTEM KOORDINASI PADA
HEWAN
Komunikasi antar sel pada organisme unisel ataupun
multisel tergantung pada stimuli kimia. Molekul spesifik
dibebaskan dari sel-sel sekresi dan ditransport ke sel lain.
Spesialisasi yang membedakan sistem saraf dengan sistem
komunikasi yang lain adalah adanya neuron.
EVOLUSI SISTEM SARAF
Sistem saraf pada anggota cacing pipih seperti Planaria, lebih
terorganisasi dibanding Cnidaria, koordinasi Planaria lebih efisien
sehingga memungkinkan pertambahan motilitas. Beberapa jaring-
jaring saraf memadat menjadi dua korda, dan terdapat dua kelompok
badan sel saraf ujung anterior tubuh. Pada cacing tanah, dua korda
telah menjadi satu membentuk korda saraf ganda yang merentang
sepanjang permukaan ventral tubuh. Di antara korda saraf terdapat
ganglia, satu ganglia tiap segmen tubuh.
Arthropoda juga memiliki korda saraf ventral ganda, serta kelompokan
badan sel saraf berukuran besar sehingga dapat disebut suatu otak .
Sistem saraf juga mengandung banyak ganglia lain yang saling
berhubungan melalui serabut saraf yang berjalan sepanjang permukaan
ventral. Hewan yang memiliki tipe sistem saraf seperti ini banyak
melakukan aktifitas yang rumit, misalnya gerakan persendian–persendian
kecil yang dikoordinasi oleh ganglion yang paling berdekatan.
Sistem saraf vertebrata lebih ke arah dorsal yang letaknya lebih rumit.
Korda spinalis dan otak masing-masing terbungkus dan dilindungi oleh
kolumna vertebralis dan cranium. Kecenderungan evolusi saraf
vertebrata mengarah ke pemusatan kontrol otak. Kecenderungan ini
masih terus berlanjut hingga kini.
ORGANISASI SISTEM SARAF
VERTEBRATA
Unit fungsional sistem saraf pada vertebrata adalah
neuron, yakni suatu sel saraf yang ditandai adanya
badan sel, akson dan dendrit. Neuron dikelilingi dan
terbungkus oleh sel-sel glia. Pada sistem saraf pusat
sel-sel glia ini disebut neuroglia dan pada sistem saraf
perifer disebut sel Schwann . Kelompokan badan sel
saraf di luar sistem saraf pusat disebut ganglia,
sedang di dalam sistem saraf pusat biasanya disebut
nuklei. Akson juga mengelompok disebut berkas
(“bundles”). Individu akson pada traktus dan nervus
sering diselubungi oleh benang-benang mielin yang
dibentuk oleh sel-sel glia yang terspesialisasi
1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat tersusun dari otak dan korda spinalis, yang
membentuk hubungan antara otak dan bagian tubuh lainnya.
2. Sistem Saraf Perifer
Sistem saraf perifer tersusun dari neuron-neuron yang
aksonnya menjulur dari sistem saraf pusat menuju jaringan dan
organ tubuh. Ini meliputi neuron motoris (aferent) yang
membawa sinyal ke luar dan neuron sensoris (aferent) yang
membawa sinyal masuk. Serabut neuron motoris dan sensoris
terkemas bersama membentuk nervus.
a). Busur Refleks
Satuan respon saraf yang paling sederhana ialah busar refleks. Bila
anda menyentuh seterika panas, maka dengan cepat akan menarik
tangan anda.
Untuk melaksanakan hal itu, terjadi aksi-aksi berikut: (1) stimulus
dideteksi oleh reseptor dalam kulit. (2) hal ini mengawali impuls-impuls
saraf oleh neuron sensori dari reseptor menuju korda spinal.(3) impuls
ini memasuki tali spinal dan mengawali impuls pada satu
(monosinapsis) atau lebih interneuron (polisinapsis). (4) interneuron
mengawali impuls pada neuron motor yang sesuai. (5) bila impuls ini
mencapai otot, maka otot diransang untuk berkontraksi.
b). Sistem Saraf Somatis dan Otonom
Ada dua lintasan motoris sistem saraf perifer yakni otonom
dan somatis. Sistem saraf otonom (“tak sadar”) terdiri dari
nervus motoris yang mengontrol otot jantung, kelenjar dan
otot polos (tipe otot yang dijumpai pada dinding pembuluh
darah, sistem pencernaan, ekskresi, respirasi dan reproduksi.
Sistem somatis (“sadar”) mengontrol otot skelet yakni otot
yang dapat melakukan gerakan saat kita kehendaki
c). Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom sendiri terbagi menjadi dua bagian, yakni
simfatik dan parasimfatik. Serabut yang muncul dari sistem
saraf pusat disebut serabut preganglion dan yang berakhir di
efektor disebut serabut postganglion
A. IMPULS SARAF
Impuls saraf adalah rangsangan/pesan yang diterima
oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa
oleh neuron atau serangkaian pulsa elektrik yang
menjalari serabut saraf.
1. Dasar Ion Potensial Aksi
Potensial aksi tergantung pada potensial listrik
suatu akson yang selanjutnya memungkinkan perbedaan
konsentrasi ion salah satu sisi membran. Perbedaan
konsentrasi semacam ini, artinya perbedaan potensial
listriknya merupakan karakteristik semua sel. Gaya ini
dapat dipakai untuk menggerakkan berbagai proses
seluler. Penggunaannya untuk membawa informasi
sepanjang tubuh hewan.
2. Propagasi Impuls
Ciri penting impuls saraf adalah setelah diinisiasi maka
kebalikan polaritas sementara akan berlanjut bergerak
sepanjang akson, memperbaharui diri sendiri secara
kontinyu.
Potensial aksi adalah propagasi diri, karena pada
puncaknya bila di dalam membran daerah aktif positif,
maka ion bermuatan positif akan bergerak ke daerah di
dalam akson yang negatif. Depolarisasi ini akan
membuka saluran Na+ yang dengan demikian disebut
pintu gerbang-tegangan, yang memungkinkan ion Na+
dengan cepat
3. Peranan Selubung Mielin
Ciri yang paling penting adalah bahwa selubung ini diinterupsi dengan interval yang teratur oleh
suatu lubang atau nodus. Hanya pada nodus inilah dimungkinkan terjadinya pergerakan ion Na+
dan K+ ke dalam dan ke luar akson. Dengan demikian pada serabut-serabut yang bermielin yang
ada pada sejumlah besar serabut saraf vertebrata, impuls akan melompat dari satu nodus ke
nodus yang lain dan bukan berjalan secara kontinyu sepanjang membran.
4. Sinapsis
Sinyal yang berjalan dari satu neuron ke neuron lain akan melintasi suatu sambungan yang
terspesialisasi yang disebut dengan sinapsis, yang sifatnya dapat listrik atau kimia. Pada sifat
listrik, ion akan berjalan melalui “gap junction” yang menghubungkan membran sel dengan
neuron di dekatnya, dan impuls saraf bergerak secara langsung dari satu neuron ke neuron
berikutnya. Pada sinapsis kimia, sinyal yang dihantarkan bervariasi dayanya dan dapat memiliki
pengaruh yang berlawanan.
5. Neurotransmiter
Neurotransmiter telah dikenal selama bertahun-tahun, para
peneliti telah menemukan sejumlah besar zta kimia yang
memegang peranan dalam transmisi sinapsis terutama pada
sistem saraf pusat. Selain itu reseptor spesifik berbegai
neurotransmiter telah dapat diidentifikasi, struktur detailnya
telah diketahui, bahkan pada beberapa kasus urutan gennya pun
sudah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai