Anda di halaman 1dari 14

CLEANER PRODUCTION

( PRODUKSI BERSIH )
 Produksi Bersih merupakan strategi baru yang
inovatif dengan memanfaatkan teknologi ramah
lingkungan dalam menunjang pembangunan
yang berkelanjutan.
 Prespektif pendekatan yang menjelaskan
interdependensi sistim industri dengan sistim
biogeofisik.
 Tuntutan akan kepedulian kerjasama warga
masyarakat dan pengambilan keputusan menegaskan
bahwa produksi bersih bukan sekedar suatu
pendekatan berpikir atau suatu alat analisis namun
harus ditumbuhkan sebagai etika bagi masyarakat
industri,masyarakat luas dan pelaku dlm pengambilan
keputusan untuk kelangsungan kehidupan masa depan.
Pendahuluan
Pada awalnya pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan kapasitas daya
dukung ( Carrying Capacity Approach) akibat terbatasnya daya dukung alamiah
untukmenetralisir pencemaran yang semakin meningkat. Upaya dalam mengatasi
masalah pencemaran berubah pendekatan pengolahan limbah yang terbentuk ( End
Of Pipe Treatment ). Pada kenyataannya tidak memecahkan permasalahannyang
ada. Dalam prakteknya pendekatan pengolahan limbah mengalami berbagai kendala
:

Ø Rendahnya pentaatan dan penegakan hukum dan peraturan.

Ø Lemahnya perangkat Peraturan yang tersedia.

Ø Rendahnya tingkat kesadaran

Ø Sifatnya reaktif atau bereaksi setelah limbah itu terbentuk

Ø Memerlukan biaya investasi,


operasi serta pemeliharaan relatif tinggi. Hal tersebut menjadi
salah satu alasan mengapa kalangan industri tidak atau belum
dapat melaksanakan pengelolaan lingkungan secara optimal.
Produksi Bersih Sebagai
Strategi Pengelolaan Lingkungan.
Ø Pengelolaan Lingkungan Hidup
Merupakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang
meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan penendalian lingkungan hidup.

Ø Sistem pengelolaan lingkunngan ( EMS ) ISO 14001


merupakan bagian dari keseluruhan system manajemen termasuk struktur
organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek-praktek,
prosedur, proses dan sumber daya untuk mengembangkan dan
melaksanakan, mencapai, mengkaji, dan memelihara kebijakan lingkungan.

Ø AMDAL
adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan / atau
kegiatan yang direncakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tengtang penyelenggaraan usaha dan / atau
kegiatan.

Ø Produksi bersih,
Merupakan pelaksanaan yang terus menerus mengurangi sumber
pencemaran secara terpadu guna mencegah pencemaran udara, air, dan
tanah pada proses industri dan produk serta meminimalkan resiko bagi
populasi manusia dan lingkungan.
Konsep Pengelolaan Lingkungan Melalui upaya Pencegahan kebijaksanaan
*Tujuan Strategi* instrumen

Sistim Sistim pengelolaan Lingkungan


Monitoring*pengumpulan*Pelaksanaan*Penyimpanan*pelaporan*peny
ebar luasan
Produksi Bersih Proses Produk
bersih bersih
Perangkat •AMDAL •Kajian •Konsep daur Prosedur :
•Analisis Resiko Minimisasi hidup •Perencanaan

•K3
Limbah •Pemilahan
•Keseimbang daur hidup
•Audit ling/Energi •Inventarisasi
an masa dan •Kajian Daur
energi hidup
•Evaluasi
•Analisa alur •Kajian sifat
bahan dan Racun bahan
energi kimia •Pelaksanaan

•Biaya daur
hidup •Tindak lanjut
Penerapan •Pengesahan Hukum Perbaikan •Eco Design
•Sertifikasi BS7750 •Eco-label

•Registrasi EMAS

•Sertifikasi ISO 14000

Hasil Pentaatan Meningkatkan Penghematan


Daya saing ekonomis
• Strategi Produksi Bersih mempunyai arti yang sangat
luas karena didalamnya termasuk upaya pencegahan
pencemaran melalui jenis proses yang akrab
lingkungan ,minimisasi limbah, analisis daur hidup,
teknologi ramah lingkungan (bersih).

Konsep pencegahan dilakukan sejak awal


perencanaan :

- Perancangan produk
- pemilihan bahan baku
- proses produksi
- Penggunaan produk
Element Esensial dari Strategi Produksi Bersih

Kontinuitas Produk Manusia

Produksi
Preventive Strategi untuk : Reduksi Resiko bersih

Integratif (Air, Udara dan


tanah )
Proses Lingkungan
Keuntungan Dalam Penerapan Produksi Bers
 Meningkatkan efisiensi.

 Mengurangi Biaya Pengolahan Limbah

 Konsevasi Bahan Baku dan Energi

 Membantu Akses Kepada Lembaga Finansial.

 Memenuhi Permintaan Pasar.

 Memperbaiki Kualitas Lingkungan.

 Memenuhi Peraturan Lingkungan.

 Memperbaiki Lingkungan Kerja.

 Meningkatkan Persepsi Masyarakat.


Penerapan Produksi Bersih di Indonesia

Pengembangan Program Produksi Bersih dimulai sejak tahun


1993 dengan melakukan kegiatan-kegiatan peningkatan
kesadaran dan pelatihan, bantuan teknis, pengembangan
system informasi serta pengembangan insentif.

Perkembangan Program Produksi Bersih dibagi dalam 4


periode waktu yaitu:

 1993 : Rencana Strategi Penerapan Produksi Bersih.

 1994 : Peningkatan Kesadaran dan Kemampuan.

 1995 : Komitmen Nasional.

 1996 : Cleaner Production Action Plant


Contoh Pelaksanaan produksi bersih di Indonesia

Jenis Tindakan Tindakan yang dilakukan

Perubahan material Input

Detergen Mengganti Surfaktan yang mempunyai rantai bercabang


dengan jenis linier sehingga lebih mudah terurai di alam
Netralisasi limbah cair pada Dilakukan perbaikan pada sistim pengolahan air buangan
industri tekstil yaitu dengan memanfaatkan gas buang boiler yang
mengandung SO2 untuk proses netralisasi limbah cair
Penerapan Sistim tertutup pada Sistim konvensional diganti dengan proses kontinue
Industri sabun menggunakan sistim tertutup sehingga mengurangi jumlah
limbah,penggunaan air dan energi serta meningkatkan
efisiensi.

Oksigen delignifikasi pada Mengganti bahan kimia pemutih dengan oksigen dapat
Industri Pulp dan kertas mengurangi nilai kappa,sehingga menurunkan angka COD
dan BOD air buangan.

“Good House keeping”


Menghindari “material loss” pada Mengurangi kehilangan bahan baku dan produk karena
industri pembuatan plastik kebocoran,ceceran,tumpahan,serta dapat melindungi air
permukaan dan air tanah terhadap kemungkinan terjadinya
kontaminasi.
Partisipasi karyawan Mengembangkan program pelatihan dan kompetisi yang
dapat meningkatkan partisipasi karyawan.
Teknologi Berwawasan Lingkungan
Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan merupakan pula suatu proses pembangunan
yang pro-actif, dalam mecegah, mengurangi, dan meniadakan
dampak lingkungan yang negatif.

Dalam penerapan teknologi bersih, pengkajian proses dan


bahan baku dilakukan sedemikian rupa sehingga hasil
sampingan dan limbah yang ditimbulkan tidak mencemari
lingkungan.

Pola Reactif dalam pengelolaan lingkungan diubah menjadi


pola Pro-actif, dalam pelaksanaanya mempunyai urutan
prioritas sebagai berikut :

 Prinsip pencegahan pencemaran ( Pollution Prevention )

 Pengendalian Pencemaran ( Pollution Control )

 Remediasi ( Remediation )
Peningkatan Efisiensi
( Ekonomi dan Lingkungan )
Penerapan Produksi Bersih akan dapat meningkatkan efisiensi baik dari segi
ekonomi maupun lingkungan, keuntungan ini telah dapat dinikmati
oleh industri yang menerapkan system manajemen lingkungan
dengan produksi bersih sebagai kendalinya.

Perdagangan bebas dan system pengelolaan lingkungan memacu


terjadinya evolusi dalam upaya mengurangi limbah ( Waste
minimization ) dari konsep ujung pipa ( End of Pipe ) menjadi
proses efisiensi pada seluruh rantai proses produksi ( Cradle to
Grave ) dilakukan melalui proses analisis daur hidup ( Life Cycle
Analysis ) yang kemudian berkembang menjadi cradle to cradle or
reincarnation.

Konsep produksi berih dapat dicapai apabila eko-efisiensi dapat


tercapai yaitu usaha meminimumkan penggunaan bahan baku
yang berbahaya dalam proses termasuk sumber daya alam dan
energi sehingga dapat meminimumkan limbah dan dampak negatif
yang timbul disamping itu dapat memanfaatkan limbah yang
dihasilkan menjadi produk lain (Waste to Product ).
Produksi Bersih Menghemat Uang dan
Mengurangi Dampak Lingkungan Melalui
Beberapa Metoda
Daur Ulang, Pengelolaan
Pakai Ulang, Daur Hidup Pelatihan dan
Reklamasi Produk Pengawasan

Penggantian
Kebersihan
Rumah Material /
Tangga Produk

Modifikasi Segregasi dan


Proses / Pemisahan
Pilihan
Peralatan Limbah
Produksi
Perencanaan Bersih
Dan Pengkajian
Pentahapan Secara
Produksi Berkala
Langkah-langkah Pelaksanaan Produksi Bersih
 Mengkaji kondisi lingkungan

 Manajemen Lingkungan dan Perencanaan

 Audit terhadap supllier dan klien.

 Audit limbah dan Energi.

 Mempelajari dampak dari bahan baku.

 Mereduksi produksi limbah dan konsumsi energi.

 Mensubtitusi / mengganti bahan baku yang menimbulkan


dampak terhadap lingkungan dan kesehatan.

 Mempelajari LCA dari produk.

 Melakukan pelatihan.

 Mempublikasikan hasil-hasil yang dicapai.

 Memantau perkembangan program dan mempublikasikannya


secara terbuka.

Anda mungkin juga menyukai