Anda di halaman 1dari 24

KELAINAN TELINGA LUAR

Kelainan Kongenital. Kelainan didapat.


1. Hematoma.
1. Atresia liang telinga 2. Perikondritis.
dan mikrotia 3. Herpes zoster oticus
2. Fistula Preaurikular 4. Pseudokista.
5. Serumen Obsturans.
3. Lop ear (Bat’s ear) 6. Benda asing ditelinga.
7. Otitis eksterna.
8. Infeksi kronis liang telinga.
9. Keratosis obsturan dan
kolesteatoma sksterna.
10. Otitis eksterna maligna.
Kelainan kongenital

• Atresia liang telinga dan mikrotia.


 Jarang ditemukan, bisa unilateral atau bilateral.
 Etiologi belum diketahui dg pasti diduga: genetik, infeksi virus dan
intoksikasi bahan kimia (Talidomid) pd kehamilan muda.
 Kelaianan brp: tdk terbentuk liang telinga, kelainan daun telinga
dan tulang pendengaran.
 Jarang mengenai telinga dalam.
 Diagnosis: daun telinga tdk tumbuh dan atresia liang telinga.
 Pemeriksaan penunjang: audiometri dan radiologi (CT-scan telinga).
 Pengobatan: Bilteral: setelah diagnosis segera pakai Alat Bantu
Dengar(ABD), usia 5-7 tahun operasi rekonstruksi sebelah telinga.
Unilateral: operasi pada 15-17 thn.
• Fistula preaurikuler
 Kelainan embrional pada arkus brachial 1 dan 2, herediter
dominan, pd ras asia dan afrika.
 Lokasi depan tragus, dan sekitarnya.
 Bentuk bulat lonjong, mengeluarkan sekret berbau (sebasea),
sering terinfeksi.
 Diagnosis: biru metilen dimasukan dlm fistel (saat operasi),
fistulografi.
 Jika timbul abses berulang: fistulektomi.
• Lop ear (Bat’s ear)
 Kelainan kongenital; telinga lebar, dan lebih berdiri.
 Tidak ditemukan gangguan pendengaran, ada ganguan kosmetik.
Kelainan didapat

• Hematoma (Othematoma)
 Oleh karena trauma
 Terdapat darah antara perikondrium dan tulang
rawan.
 Terapi insisi mengeluarkan bekuan darah, balut
tekan dg kasa, hati2 terjadi perikondritis.
• Perikondritis
 Radang tulang rawan telinga.
 Akibat: trauma, pasca operasi (mastoiditis), komplikasi pseudokista.
 Terpi: antibiotik.
 Komplikasi tulangrawan hancur dan menciut (cauliflower ear)
• Pseudokista (psudo othematoma)
 Adanya cairan kekuningan antara perikondrium dan
tulang rawan.
 Keluhan ada benjolan pada telinga.
 Etiologi: trauma.
 Terapi: aspirasi, balut tekan dg gips selama 7 hari.
• Herpes Zoster Otikus

 Nama lain : - Herpes otikus, ganglionitis/genikulitis,


Hunt & Ramsay sindrom
 Etiologi : Neurotrobe virus
 Gejala :
- Prodroma : malaise, panas, demam, pusing
- Aurikula panas seperti dibakar
- Terdapat herpes erupsi diaurikula dan liang
telinga.
- Gangguan pendengaran :- tinitus
- kurang dengar
- Gangguan keseimbangan
Komplikasi : fasial palsy (perot/mencong)
Patologi : kelumpuhan derajat neuropraksi
Prognosis : ad sanam baik
Terapi : - obat anti virus.
- analgetik/antipiretik
- kortikoid dosis tinggi yang
kemudian diturunkan bertahap
- fisioteri
Note: perot/mencong dalam 2 bulan tidak membaik,
operasi dekompresi N.fasial.
• Serumen
 Serumen dihasilkan oleh Kel. Sebasea dan kel.seruminosa (di 1/3
bag.luar liang telinga)
 Fungsi sebagai proteksi.
 Keluar saat mengunyah
 Menumpuk: telinga tersumbat, kurang dengar.
 Terapi: jika serumen cair dibersihkan dg pintal kapas. Keras: dg
pengait atau irigasi air hangat. Jika sulit/keras: karbogliserin 10%
selam 3 hari.
• Benda asing (BA) ditelinga.
 Benda mati: kacang hijau, penghapus,kapas
cotton bud dll. Benda hidup: nyamuk, semut,
kecoa.
 Gejala : sumbatan liang telinga, kurang
denger, nyeri di liang telinga.
 Tindakan : ekstraksi BA dgn menggunakan
pengait atau pinset, dapat dilakukan irigasi
telinga namun jika anak tidak kooperatif 
narkose
 Jika BA berupa serangga yg masih hidup,
sebelum di ekstraksi dimatikan dulu dgn
meneteskan rifanol.
• Otitis eksterna akut.
 Terdiri : otitis eksterna sirkumskripta (furunkel) dan Otitis
eksterna difusa.
1. Otitis eksterna sirkumskripta
 Mengenai 1/3 liang telinga bagian luar.
 Infeksi polisebasea membentuk furunkulosis
 Penyebab: staphylococcus aureus dan staphylococcus
albus.
 Gejala: sakit telinga/otalgia hebat, nyeri pd penarikan
daun telinga, gangguan pendengaran.
 Terapi: jika abses diaspirasi, kemudian diberi salep
antibiotik dan pemberian analgetik oral.
2. Otitis eksterna difusa
 Mengenai 2/3 liang telinga bagian dalam.
 Liang telinga hiperemis, udem dg batas tdk jelas,
tdk terdapat furunkel.
 Penyebab kuman pseudomonas, staphylococcus
albus, E. coli.
 Gejala: telinga sakit/otalgia, kurang denger.
 Terapi: tampon antibiotik, analgetik kadang
dibutuhkan antibiotik sistemik.
• Otomikosis.
 Infeksi jamur pd liang telinga.
 Etiologi: tersering aspergilus kadang kandida atau
jamur lain.
 Gejala terutama gatal, rasa penuh kadang tanpa
gejala.
 Predisposisi: kelembaban tinggi.
 Terapi : larutan asam asetat 2-5%, obat topikal anti
jamur.
• Infeksi kronik liang telinga.
 Infeksi bakteri, jamur yg tdk diobati dengan baik,
trauma berulang, adanya benda asing.
 Penyempitan liang telinga, sikatrik.
 Pengobatan dengan operasi rekonstruksi liang
telinga.
• Keratosis Obsturan dan Kolesteatoma eksterna.
• Keratosis obsturan jarang terjadi
 Penumpukan deskuamasi epidermis di liang telinga membentuk
gumpalan.
 Keluhan rasa penuh ditelinga, kurang dengar.
 Dpt menimbulkan erosi pada kulit dan tulang liang telinga →
dapat masuk ke kavum timpani dan mastoid.
 Etiologi blm diketahui.
 Penanganan: membersihkan secara periodik setiap 3 bln, tetes
telinga; campuran alkohol, gliserin dan peroksid 3%. Jika sudah
erosi (menggaung) dilakukan tandur jaringan di bawah kulit
(operasi).
• Otitis eksterna maligna
 Infeksi akut difus pada liang telinga.
 Pada orang tua dengan penyakit diabetes melitus
 Peradangan meluas secara progresif ke subkutis dan jaringan
sekitarnya shg dpt menjadi: khondritis, osteitis, osteitis dan dpt
menghancurkan tulang temporal.
 Gejala mula gatal diikuti rasa sakit yang hebat, liang telinga
banyak jaringan granulasi, saraf fasial dpt terkena
(perot/mencong wajah).
 Penyebab: kuman pseudomonas aeroginosa
 Terapi AB dosis tinggi: selama 4-6 minggu, dan pembersihan
luka (debidmen)

Anda mungkin juga menyukai