Anda di halaman 1dari 37

MOTIVASI

Hasriany.,S.Kep.,Ns.,M.Kes.,M.Kep
Pengertian

keinginan yang terdapat pada


seorang individu yang
George R.Terry
merangsangnya untuk
melakukan tindakan-tindakan
Tujuan
1. Untuk mengubah perilaku bawahan sesuai dengan
keinginan pimpinan.
2. Meningkatkan kegairahan kerja pegawai.
3. Meningkatkan disiplin pegawai.
4. Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
5. Meningkatkan moral dan loyalitas pegawai.
6. Meningkatkan rasa tanggungjawab pegawai pada tugas-
tugasnya.
7. Meningkatkan produktivitas dan efisiensi
Jenis-jenis motivasi

Motivasi yang didasarkan pada ketakutan


Fear Motivation
Mis : Patuh pada pimpinan

Motivasi ingin mencapai sesuatu


Achievment
Mis : melakukan sesuatu karena ingin
motivation
berprestasi
Motivasi yang didorong oleh kekuata
Inner
dari dalam karena adanya misi atau
motivation
tujuan hidupnya
TEORI MOTIVASI

Motivation theories

Content theories
1. Hierarchy theory
2. ERG Theory
3. nAcH Theory
4. Two-factor theory
Hierarchy theory

Teori Motivasi Maslow

Teori pemuasan kebutuhan

Seseorang memiliki semangat bekerja agar dapat memenuhi


kebutuhannya (inner motivation)
Dalam teory maslow pun menjelaskan bagaimana
keterikatannya terhadap pekerjaan atau disebut juga
engagement

Disengaged (kutub Negatif)

not engaged

almost engaged (hampir terikat dengan peranx)

Engaged (trikat dengan peranx)

highly engaged (Kutub positif)


Engeged adalah sebuah keterikatan terhadap peran dalam
pekerjaannya secara kognitif, emosi dan physiologis. Agar
karyawan mencapai keterikatan dalam kerja, karyawan harus
menjalankan 3 aspek tersebut

1. Kognitif : Sebuah pernyataan dimana saya bekerja hampir


menyita seluruh perhatian saya, sehingga saya lupa hal hal
diluar dari pekerjaan saya selama saya bekerja.
2. Emosi: Saya meletakan hati dan perasaan saya terhadap
pekerjaan saya.
3. hisiologis: Saya mendaya gunakan seluruh energy saya
dalam menyelesaikan dan mengerjakan tugas tugas saya.
Disengaged adalah lepasnya karyawan tersebut akan peran
dalam pekerjaannya. Kebalikan dari engaged dalam posisi ini
mereka tidak menjalankan 3 aspek yaitu kognitif, emosi dan
physiologisnya. Mereka tidak suka dengan pekerjaannya dan
berperan pasif
1. Kebutuhan fisik ini merupakan kebutuhan paling dasar
bagi setiap orang

CONTOH :
Bagi karyawan kebutuhan gaji, upah lembur, kendaraan , dan
tempat berteduh merupakan kebutuhan pokok yang menjadi
motivasi mereka dalam bekerja. Mereka akan melakukan hal
apapun untuk mendapatkannya sekalipun dia tidak suka
dengan pekerjaan tersebut
2. Security atau kebutuhan keamanan
bagaimana perusahaan menempatkan keamanan bagi
karyawannya secara status dan fisik

Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan


perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan
kelangsungan pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya
pada saat mereka tidak lagi bekerja
CONTOH :
Para buruh yang bekerja pada pabrik yang mengelola bahan
kimia, mereka butuh rasa keamanan yang tinggi untuk
keselamatannya, seperti apakah teknologi yang digunakan
amanatau tidak dan sebagainya

apabila rasa takut tersebut terjadi secara terus menerus dan


karyawan merasa tidak aman, dia bisa keluar kapan saja tanpa
memikirkan tanggung jawabnya.
3. Sosial
sabagai rasa memiliki suatu kelompok/ organisasi dalam diri
anggotanya secara umum

Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya


kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi
bersama
4. Kebutuhan akan penghargaan
Dalam tingkatan kebutuhan ini seorang karyawan tidak lagi
termotivasi untuk mendapatakan upah yang tinggi, melainkan
dia butuh penghargaan dari apa yang telah dia lakukan untuk
organisasi atau perusahaannya

CONTOH :
Setiap karyawan memiliki prestasi masing-masing, dalam hal
itu mereka berkompetisi dalam menyelesaikan tugas sebaik-
baiknya, setelah pencapaian usaha mereka dinilai baik oleh
organisasi dan atasan, biasanya mereka diberikan piagam
5. Self actualisation atau kebutuhan pengembangan diri
proses untuk mewujudkan dirinya yang terbaik sejalan
dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Kebutuhan untuk menunjukkan kemampuan, keahlian dan


potensi yang dimiliki seseorang. Malahan kebutuhan akan
aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya yang meningkat
karena orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang
didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan
tugas-tugas yang menantang kemampuan dan keahliannya.
ERG theory
(Clayton Alderfer)

teori kepuasan dalam motivasi yang mengatakan bahwa individu


mempunyai kebutuhan- kebutuhan berupa Existence (ekstensi),
Relatedness (keterkaitan) dan Growth (pertumbuhan)

E kebutuhan akan tetap bisa hidup


sesuai dengan tingkat kebutuhan tingkat rendah dari
Maslow yaitu meliputi kebutuhan fisiologis dan
kebutuhan akan rasa aman.
Existance need

Berkaitan dengan masalah masalah fisik dan keberadaan


karyawan

R hubungan mencakup kebutuhan untuk berinteraksi


dengan orang lain. Kebutuhan ini sesuai dengan
kebutuhan afiliasi dari Maslow.

Kebutuhan hubungan antar pribadi (kepuasan berinteraksi dalam


lingkungan kerja)
kebutuhan yang mendorong seseorang untuk
G
memiliki pengaruh yang kreatif dan produktif
terhadap diri sendiri atau lingkungan. Realisasi dari
kebutuhan penghargaan dan perwujudan diri dari
Maslow
nAcH (Need for Achievment) theory
(David Mc Clelland)

motivasi yang mendorong seseorang

Motivasi untuk mencapai keberhasilan dalam

berprestasi bersaing dengan suatu ukuran


keunggulan (standard of excellence).
CIRI INDIVIDU YANG MEMILIKI MOTIVASI BERPRESTASI

a. Pemilihan tingkat kesulitan tugas


Individu dengan motivasi berprestasi tinggi cenderung
memilih tugas dengan tingkat kesulitan menengah
(moderate task difficulty),

individu berkesempatan untuk membuktikan bahwa


ia mampu melakukan sesuatu dengan lebih baik
individu dengan motivasi berprestasi rendah cenderung
memilih tugas dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi
atau rendah

Tugas yang mudah dapat diselesaikan oleh semua orang,


sehingga individu tidak mengetahui seberapa besar usaha yang
telah mereka lakukan untuk mencapai kesuksesan.

Tugas sulit membuat individu tidak dapat mengetahui usaha


yang sudah dihasilkan karena betapapun besar usaha yang
telah mereka lakukan, namun mereka mengalami kegagalan
b. Ketahanan atau ketekunan (persistence) dalam mengerjakan
tugas

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi

tekun dalam mengerjakan berbagai tugas, tidak mudah


menyerah ketika mengalami kegagalan

individu dengan motivasi berprestasi rendah

Ketekunan yang rendah, terbatas pada rasa takut akan


kegagalan dan menghindari tugas dengan kesulitan
menengah.
c. Harapan terhadap umpan balik (feedback)

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi selalu


mengharapkan umpan balik (feedback) atau tugas yang sudah
dilakukan

umpan balik yang bersifat materi seperti uang,


bukan merupakan pendorong untuk melakukan
sesuatu dengan lebih baik
Individu dengan motivasi berprestasi rendah tidak
mengharapkan umpan balik atas tugas yang sudah
dilakukan
d. Memiliki tanggung jawab pribadi terhadap kinerjanya

Individu dengan motivasi berprestasi tinggi memiliki


tanggung jawab pribadi atas pekerjaan yang dilakukan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI
BERPRESTASI

1. Pengalaman pada tahun-tahun pertama kehidupan


perbedaan pengalaman masa lalu pada setiap orang
menyebabkan terjadinya variasi terhadap tinggi rendahnya
kecenderungan untuk berprestasi pada diri seseorang.
2. Latar belakang budaya tempat seseorang dibesarkan
Bila dibesarkan dalam budaya yang menekankan pada
pentingnya keuletan, kerja keras, sikap inisiatif dan
kompetitif, serta suasana yang selalu mendorong individu
untuk memecahkan masalah secara mandiri tanpa dihantui
perasaan takut gagal, maka dalam diri seseorang akan
berkembang hasrat berprestasi yang tinggi
3. Peniruan tingkah laku (modelling)

Melalui modelling, anak mengambil atau meniru banyak


karakteristik dari model, termasuk dalam kebutuhan untuk
berprestasi jika model tersebut memiliki motivasi tersebut
dalam derajat tertentu

4. Harapan orang tua trhadap anaknya


Orangtua yang mengharapkan anaknya bekerja keras dan
berjuang untuk mencapai sukses akan mendorong anak
tersebut untuk bertingkahlaku yang mengarah kepada
pencapaian prestasi.
Two-facvtor theory
(Herzberg)

Frederick Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor


tertentu di tempat kerja yang menyebabkan kepuasan kerja,
sementara pada bagian lain ada pula faktor lain yang
menyebabkan ketidakpuasan. Dengan kata lain kepuasan dan
ketidakpuasan kerja berhubungan satu sama lain.
Faktor-faktor tertentu di tempat kerja tersebut oleh Frederick
Herzberg diidentifikasi sebagai hygiene factors (faktor
kesehatan) dan motivation factors (faktor pemuas).

a. hygiene factors

Faktor ini tidak mengarah pada kepuasan positif untuk


jangka panjang. Tetapi jika faktor-faktor ini tidak hadir, maka
muncul ketidakpuasan

Hygiene factors (faktor kesehatan) adalah gambaran kebutuhan


fisiologis individu yang diharapkan untuk dipenuhi.
Hygiene factors (faktor kesehatan) meliputi gaji, kehidupan
pribadi, kualitas supervisi, kondisi kerja, jaminan kerja,
hubungan antar pribadi, kebijaksanaan dan administrasi
perusahaan.
b. motivation factors

1. Kesempatan untuk berprestasi (Achievment)


2. Pengakuan dalam lingkungan pekerjaan (Recognition)
3. Kesempatan untuk bertanggung jawab (Responsibility)P
4. Kesempatan untuk berkembang dan mengembangkan diri
(Advancement and growth)
Hubungan motivasi dengan
kepuasan kerja

Anda mungkin juga menyukai