Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS ANION

YANTO

Adinda Putri Yani

Anggit Pramitasari

Ira Fazira Rahma Dona,M.Farm,Apt

Meyrika Putri Wandala

Novelia Sukista KELOMPOK 4


1801063
Widia Wulandari
Analisis Anion
ion yang memiliki
Anion muatan negative.

analisa • pemeriksaan
organoleptis
kering (warna, bau, rasa)

• pemeriksaan
analisa kelarutan dalam
basah air, reaksi
pengendapan
Berbeda dengan kation yang
memiliki urutan prosedur yang
sangat logis, deteksi anion
tidak memiliki metode
pemisahan dan identifikasi
yang berurutan

PRINSIP ANALISIS ANION ?


GOLONGAN-GOLONGAN ANION

Anion di bagi dalam 3 golongan umum:

Golongan klorida/Halida: Anion


Golongan Nitrat : yang garam peraknya tidak larut
NO3-, C2H3O2- dalam asam nitrat
Cl- , Br - , I- , S 2–

Golongan sulfat : Anion yang garam bariumnya


tidak larut dalam air dan larutan basa
SO42 - ,CO32 -, PO43 -, CrO42 -, SO32 – AsO43-, BO2-
Proses analisis anion

A. Deteksi terhadap adanya anion asam yang


mudah menguap

B. Deteksi terhadap anion pengoksidasi

C. Deteksi terhadap anion pereduksi


A. Deteksi terhadap adanya anion asam
yang mudah menguap

SO32 - : belerang C2H3O2- : asam


dioksida, dengan bau
CO32 - : karbon belerang yang
asetat yang
dioksid.a dihasilkan, terbakar. Gas ini dihasilkan dengan
dengan buih jika dapat bau cuka. Larutan
larutan konsentrasinya dideteksi dengan bau asetat yang
sedang. Tidak berbau, dari larutannya.
didalam larutan tidak
terlarut berbau
ada gelembung- S2 - : hidogen sulfida jika SO2 atau H2S
gelembung dihasilkan. Baunya tidak ada.Dengan
gas, karena CO2 larut seperti telur busuk, hadirnya SO2 atau
di dalam air. hal ini dapat
menyimpulkan
H2S, deteksi ini
bahwa ada sulfida. sulit dilakukan.
• Bahkan dalam keadaan dingin,
segera terbentuk I2
CrO42-
• Tidak ada reaksi dalam keadaan
dingin, tetapi dihasilkan warna
kuning setelah 2 menit
NO3- dipanaskan di dalam penangas air
C.Deteksi terhadap anion-anion
pereduksi

Dengan adanya anion-anion pereduksi


berikut ini , terjadi perubahan dengan
cepat setelah penambahan larutan ,
terdapatlah:

I- atau Br- : warna


S2- : terbentuk endapan
larutan berubah menjadi
putih dari belerang.
kuning.
Perlakuan larutan anion dengan AgNO3.
Garam Warna Kelarutan dalam HNO3

AgCl putih Tidak larut


AgBr putih Tidak larut

AgI yellow Tidak larut

Ag2S Hitam Tidak larut


Ag3 AsO4 cokelat Larut, larutan tidak berwarna

Ag3PO4 Kuning Larut, larutan tidak berwarna

Ag2CrO4 Merah cokelat Larut, larutan kuning

Ag2CO3 putih Larut, membentuk gelembung


Ag2SO3 putih Larut, larutan tidak berwarna

AgBO2 putih Larut, larutan tidak berwarna


Perlakuan larutan anion dengan
BaCl2
ANION GOLONGAN
SULFAT
Reaksi khas terhadap ion karbonat CO32 -

1. Asam kuat. Dengan asam kuat akan menghasilkan gas CO2, reaksinya sbb:
CO32- + 2 H+ → CO2 ↑ + H2O
CaCO3 ↓ + 2 H+ → Ca2+ + CO2 ↑ + H2O
2. Barium klorida. Larutan yang mengandung karbonat akan menghasilkan endapan
putih dari BaCO3. Endapan ini larut di dalam larutan asam.
Ba2+ + CO32- ↔ BaCO3↓
3. Perak nitrat. Dengan hadirnya CO32-, dihasilkan endapan putih dari Ag2CO3, yang
bila dididihkan akan berubah menjadi Ag2O yangberwarna hitam.

Ag2CO3 ↓ → Ag2O ↓ + CO2 ↑

4. Karbonat-fenolftalein. Larutan fenolftalein diubah menjadi merah jambu oleh


karbonat yang larut, dan dijadikan tak berwarna bikarbonat yang larut.
CO2 + CO32- + H2O → 2HCO3-
Reaksi khas terhadap sulfat SO42 -
1.Barium klorida. Larutan yang mengandung sulfat akan menghasilkan endapan putih
dengan reagensi ini, BaSO4.
SO42- + Ba2+ BaSO4
2.Timbal nitrat. Endapan putih dari PbSO4 akan terbentuk bila larutan yangmengandung
Pb2+ dicampur dengan ion sulfat. Timbal sulfat tidak larut dalam air, tetapi dalam NaOH
pekat atau ammonium asetat panas larut.
SO42- + Pb2+  PbSO4
3.Perak Nitrat, endapan kristalin putih perak sulfat, Ag2SO4 dari larutan pekat.
SO42- + 2Ag+  Ag2SO4
Reaksi khas terhadap ion kromat CrO42 -
1.Barium klorida. Penambahan larutan yang mengandung Ba2+ kedalam kromat akan
menghasilkan endapan kuning dari BaCrO4 yang larut di dalam asam kuat.
2 BaCrO4↓ + 2 H+ ↔ 2Ba2+ + Cr2O72- + H2O
2.Hidrogen Peroksida, dengan hadirnya asam, 3% H2O2 bereaksi dengan kromat
membentuk warna biru dari kromium peroksida, CrO5 , yang tidak stabil dan terurai menjadi
Cr3+
Cr2O72- + 4 H2O + 2 H+ → 2 CrO5 + 5 H2O
3. Timbal nitrat. Penambahan reagen ini ke dalam larutan yang mengandung
CrO42- akan menghasilkan endapan kuning yang tidak larut dari PbCrO4, yang
mana endapan ini dapat bereaksi dengan larutan 6M NaOH:
PbCrO4 ↓ + 3 OH- ↔ Pb(OH)3- + CrO42-
4. Hidrogen Sulfida. Larutan suatu kromat yang asam direduksi oleh reagensia ini
menjadi larutan ion kromium (III) yang hijau, dengan disertai pemisahan Belerang
2CrO42- + 3H2 + 10H+  2Cr3+ + 3S + 8H2O

Reaksi khas terhadap ion fosfat SO42 -

1.Ammonium molibdat. Dalam larutan asam nitrat panas, fosfat bereaksi dengan
ammonium molibdat membentuk endapan kuning dari ammonium fosfomolibdat,
(NH4)3PO4 . 12 MoO3 :
H2PO4- + 12 MoO42- + 3NH4+ + 22H+ → (NH4)3PO4 .12MoO3↓ +12H2O
Endapan ini larut dengan kelebihan asam fosfat dan 6 M NaOH dan 6 M NH3
2. Barium klorida. Bergantung pada pH, endapan putih yang tidak larut dari
BaHPO4 atau Ba3(PO4)2 , bila barium dan larutan fosfat dicampur. Endapan ini
larut didalam asam encer.
HPO42-+ Ba2- BaHPO4
HPO42- + 3Ba2+ + 2NH3  Ba3(PO4)2 + 2NH4+
REAKSI KHAS TERHADAP ION SULFIT SO32 –

1. Kalium permanganat. Dalam larutan encer asam sulfat, warna


permanganatakan hilang oleh sulfit, dan sulfit berubah menjadi sulfat dan MnO4-
menjadi Mn2+.
5 H2SO3 + 2 MnO4- + H+ → 5HSO4- + 2Mn2+ +3H2O
2. Hidrogen Peroksida. Di dalam larutan asam H2O2 mengoksidasi sulfit
menjadi sulfat.
H2O2 + H2SO3 → SO42 - + H2O + 2 H+
3.Asam klorida atau sulfat. Asam-asam non oksidator menguraikan larutan
sulfit atau garamnya dan menghasilkan gas SO2
SO32 - +2 H+↔ H2SO3
SO32 - +2 H+ ↔ SO2↑ + H2O
Tes khusus untuk beberapa anion dilakukan setelah dideteksi tiap
kelompok telah dilakukan. Prosedur tes khusus secara ringkas
dicantumkan pada Tabel
Prosedur Analisis Anion Golongan Klorida

Anion golongan klorida

I-, Br-, Cl- , S2-

Jika anion dari golongan sulfat hadir, dapat


dihilangkan dengan penambahan 1 M
Ba(NO3)2 tetes demi tetes sampai semua
mengendap. Langkah ini sangat penting,
jika sampel mengandung ion CrO42-, tetapi
untuk anion yang lain tidak mengganggu
dalam analisisnya.
Perak Nitrat

Klorida bereaksi dengan larutan yang mengandung Ag+ akan membentuk endapan
putih AgCl, yang tidak larut di dalam asam dan basa kuat. Perak klorida larut di dalam
6 M NH3 membentuk senyawa kompleks, terutama CN- dan S2O32-, atau Cl- pada
konsentrasi yang tinggi
AgCl ↓ + 2NH3 ⇄ Ag(NH3)2+ + Cl-
AgCl ↓ + Cl- ⇄ AgCl2-

Dengan hadirnya asam, perak klorida direduksi oleh logam seng:

2AgCl ↓ + Zn ↓ → 2Ag ↓ + Zn2+ + 2Cl-


Pengoksidasi

Di dalam larutan asam kuat, oksidator yang baik seperti KMnO4, NaBiO3 dan MnO2,
tetapi bukan K2S2O8, ion klorida dioksidasi menjadi klorin;

2Cl- + MnO2↓ + 4H+ → Cl2


↗ +Mn2+ + 2H O
2
Perak Nitrat

Dengan ion bromida akan dihasilkan endapan kuning dari AgBr. Garam ini kurang larut
dibandingkan AgCl, tetapi dapat larut di dalam 15 M NH3 dan di dalam larutan Na2S2O3.
Dapat direduksi oleh logam seng dengan adanya asam, melepaskan ion Br- dan membentuk
logam perak.

Asam Nitrat

Semua bromida, kecuali AgBr tidak larut, tetapi dapat dioksidasi dengan 15 M HNO3

6Br- + 2NO3- + 8H+ → 3Br2(aq) + 2NO↗ + 4H2O

Indikator Fuchsin

Uap brom akan mengubah warna kertas saring dari merah ke violet. Tidak ada halogen
yang lain memberikan reaksi yang sama.
Perak Nitrat

Dihasilkan endapan hitam Ag2S yang tidak larut di dalam amonia, tetapi
cepat dioksidasi oleh 6 M HNO3 panas.

Timbal Nitrat

Reagen ini biasanya digunakan pada kertas saring dan direaksikan dengan ion sulfida
atau gas H2S menghasilkan PbS hitam atau coklat yang mengkilap. Caranya
mempersiapkan kertas ini, tambahkan 6 M NaOH sedikit ke dalam 0,1 M Pb(NO3)2
hingga endapan larut. Basahkan kertas saring dengan larutan dan gunakan kertas ini
untuk tes terhadap sulfida.
Test terhadap golongan nitrat (NO3- )
5 mL sampel ditambah 1 mL 6 M NaOH dan campur kedalam gelas kimia
50 mL. Panaskan campuran hingga mendidih, dan volume tinggal 1 atau 2 mL di
dalam penangas air. Dalam beberapa detik reaksi Al-NaOH akan menghasilkan gas
H2, yang akan direduksi ion nitrat menjadi amonia. Amonia dapat dideteksi melalui
bau.

Reaksi Khas terhadap ion nitrat (NO3-)

1. Manganous klorida
Ion nitrat dan semua anion pengoksidasi bereaksi dengan larutan Mn(II) di dalam
HCl pekat membentuk kompleks Mn(IV) , mungkin MnCl62- yang berwarna coklat
gelap atau hitam.
3MnCl42- + 2NO3- + 6Cl- + 8H+ → 3MnCl62- + 2NO↗ + 4H2O
2.Kalium Iodida
Dalam larutan asam encer yang dingin, nitrat tidak bereaksi dengan iodida. Dengan
pemanasan, I2 dengan perlahan-lahan terbentuk dan larutan berwarna kuning.

6I- + 2NO3- + 8H+ → 3I2(aq) + 2NO↗ + 4H2O

3.Ferro Sulfat
Jika larutan FeSO4 bereaksi dengan larutan nitrat dengan kondisi asam kuat H2SO4,
ion nitrat akan direduksi menjadi NO dan kelebihan Fe(II) akan membentuk ion
kompleks berwarna coklat dari Fe(NO)2+ yang tidak stabil.

3Fe2+ + NO3- + 4H+ → 3Fe3+ + NO + 2H2OFe2+ + NO ⇄ Fe(NO)2+

Akan tetapi nitrit, kromat, iodida dan bromida mengganggu dalam test ini.
1.Asam Sulfat
Jika asetat dipanaskan bersama asam sulfat, asam asetat akan menguap
dan dapat dideteksi dengan bau cukanya.

C2H3O2- + H+ ⇄ HC2H3O2

2.Panas
Jika asetat padat dipanaskan, akan menggelapkan atau gosong dan memberikan uap
dengan bau yang khas.

3.Lantanum nitrat.
Reagen ini bereaksi dengan larutan asetat dan hadirnya ion I3-. Iodium diserap oleh
endapan lantanum asetat dan memberikan warna biru. Sulfat dan fosfat mengganggu
dengan test ini.

Anda mungkin juga menyukai