Kualitas Pelayanan
Kepercayaan Masyarakat
Risk
Patient Safety Cost
Environment Safety
Staff Safety
Revenue
Margin
Kesejahteraan Karyawan
DayaSaing
(Malaysia,Singapore,Thailand, Australia
Standar Akreditasi JCI
I.
I. Kelompok Standar Pelayanan
Berfokus pada Pasien
B
II. Kelompok Standar Managemen
RS
Bab I.
III. Sasaran Keselamatan Pasien
Sasaran I
STANDAR AKREDITASI KARS & JCI
Patient – Centered Standards
• International Patient Safety Goals
• Access To Care And Continuity of Care
• Care of Patients
• Assessment of Patients
• Anesthesia and Surgical Care
• Patient and Family Rights
• Patient and Family Education
• Medication Management and Use
ACC
(Access to Care and Continuity of Care)
Tujuan
• Perawatan pasien harus berkesinambungan
• Kebutuhan pasien harus sesuai dengan pelayanan
• Pelayanan harus terkoordinasi dengan baik
• Pasien pulang harus terencana dan di f u dengan baik
Fokus Area
• Saaat pasien masuk RS
• Kelanjutan perawatan di RS
• Perpindahan pasien
• Transportasi pasien
Penerimaan dan Pendaftaran Pasien
• Triase
• Kompetensi staf
o Pemberiaan makan
Gawat darurat
Fase
Kondisi terminal
Hal – hal Penting
Care of Plan
SOP
AOP
(Assessment of Patient)
Tujuan
5. Rehabilitasi
Proses assessment
Dokumentasi
Status nutrisi
Pain assessment
Pasien high risk
DPJP
Kompetensi staf
Indikator mutu
Kalibrasi
Quality Control
ASC
(Anesthesia & Surgical Care)
Tujuan
Perawatan sedasi
Perawatan anastesia
Perawatan bedah
Hal- hal Penting
Pelayanan Anestesi
Kompetensi staf
Care plan
Pre op – durante – post op
Dokumentasi
Informed Consent
Hal- hal Penting
o Kualifikasi dokter
o Koordinator
o Job desc
o Jadwal on call
o SOP
o Komunikasi
PFR
(Patient and Family Rights)
Tujuan
Pasien :
Pasien itu unik dan dirawat sebagai individu
UUPK No 29 Tahun 2004
UU No 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
UU No 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
Fokus Area
Identifikasi hak pasien
Informasikan hak pasien dengan cara yang
dapat mereka pahami
Mendukung dan memberikan hak pasien
Edukasi staf
General & Informed Consent
Penelitian
Donasi organ tubuh
Identifikasi hak pasien
Hak privacy
Hak menentukan diri sendiri
Hak mendapatkan perawatan yang optimal
Hak untuk dilibatkan dalam pengobatan
Hak pelayanan pastoral care
Hak keamanan barang milik pasien
Hak perlindungan dari kekerasan fisik
Hak bebas dari rasa sakit
General & Informed Consent
General Consent untuk rawat jalan dan rawat
inap
Kategori pengobatan atau prosedur yang
membutuhkan informed consent
Diberikan oleh staf terlatih
Informed consent
Komite Etika
PFE
(Patient and Family
Tujuan
Educatiaon)
Penyiapan &
Pengawasan Administrasi
Pengeluaran
SQE
(Staff Qualifications
Tujuanand Education )
Perencanaan
Staf perawat
Pertimbangan khusus :
• Penentuan jumlah staf dan tingkat kemampuan
seluruh staf
• Bagaimana bentuk dan isi pembagian tugas
Pertimbangan khusus :
• Adanya proses untuk mengorientasi setiap staf kepada
rumah sakit, bagian (departemen), dan tanggung jawab
pekerjaannya
• Adanya ketentuan untuk pendidikan staf yang berkelanjutan
• Pengaturan pendidikan untuk mahasiswa dalam organisasi
Pertimbangan khusus :
• Mengatur proses kredensial untuk semua dokter (SIP,
pendidikan, training, kompetensi, pengalaman kerja,
clinical privilege)
• Mengatur proses penetapan staf medis sesuai
dengan jenis pelayanan yang mampu mereka berikan
• Adanya proses yang memungkinkan adanya evaluasi
yang berkesinambungan
4. Staf Perawat
Pertimbangan khusus :
• Mengatur proses kredensial untuk semua perawat
• Mengatur proses penetapan perawat sesuai dengan
kompetensi yang bersangkutan.
• Adanya proses yang mengevaluasi keikutsertaan para
perawat dalam program peningkatan kualitas.
• Organisasi mempunyai standar untuk melakukan
performance appraisal yang juga menilai
keikutsertaan staf dalam quality improvement
program
4. Staf Profesional Lain
Pertimbangan khusus :
• Mengatur proses kredensial untuk semua staf
profesional
• Mengatur proses penetapan staf sesuai dengan
kompetensi yang bersangkutan.
• Adanya proses yang mengevaluasi keikutsertaan staf
profesional dalam program peningkatan kualitas.
GLD
(Governance, Leadership and Direction)
Pelayanan yang baik membutuhkan kepemimpinan
efektif dan mempunyai komitmen yang kuat.
Kepemimpinan yang baik harus mampu :
• Mengidentifikasi misi organisasi dan memastikan sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai misi tersebut
• Mengkordinasikan dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan
• Memahami bagaimana para staf bekerja sama sesuai
dengan tanggung jawab masing-masing
• Mengatasi hambatan dan perselisihan antar bagian
Fokus Area
Governance Organisasi
Leadership organisasi
Arah kebijakan organisasi dan pelayanan
Etika organisasi
1. Governance dari Organisasi
Terminologi :
• Governance organisasi – penanggung jawab tertinggi
• Leadership – manajer senior
• Arah kebijakan – kepala bagian atau unit
Kunci leadership :
• Mengidentifikasi struktur kepemimpinan
Tujuan
Pengawasan managerial :
Pembelian supplies (persediaan) yang diperlukan
secara rutin dan obat-obatan penting untuk
memenuhi kebutuhan pasien
Melaporkan aktivitas-aktivitas yang diperlukan
oleh hukum dan regulasi
Risk Management
Pengawasan Manajerial
Manajemen utilisasi
Managemen finansial
Pencegahan dan kontrol events yang membahayakan
keselamatan pasien, keluarga dan staff termasuk IPSGs
4. Analisa Data
Oleh
Estri Irawati, SKM. M.Kes
Pengertian
S1(P1} :
Rumah sakit menetapkan kebijakan tentang Keselamatan kerja, kebakaran
dan kewaspadaan bencana ( disingkat K3)
S4(10): tersedia fasilitas untuk menangani limbah cair, padat dan gas.
5. Kebijakan dan Prosedur
• Adanya program tertulis tentang pendidikan dan pelatihan bagi staf untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang keselamatan
kerja, bahaya kebakaran dan benjana.
S6(P1) ; Ditetapkan program dan jadwal pelatihan dan atau simulasi untuk
semua pegawai rumah sakit di bidang keselamatan kerja, kebakaran dan
kewaspadaan benvana dan kesehatan lingkungan.
A. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) UMUM DAN K3RS
PENGERTIAN K3:
adalah upaya untuk memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja dengan cara
pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat
hubungan kerja, pengendalian bahaya di
tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan
dan rehabilitasi UNTUK KENYAMANAN DAN
PRODUKTIVITAS KERJA
MANAJEMEN K3RS: Patient healthy & safe
HCW healthy & safe
1. Manajemen K3 RS
Suatu proses kegiatan yang dimulai dengan tahap persiapan,
perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta
tahap tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak
manajemen .
2. Penerapan Sistem Manajemen K3RS
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perencanaan
3. Tahap Pelaksanaan/Penerapan
4. Tahap Monitoring dan Evaluasi
5. Tahap Tinjauan Ulang dan Peningkatan oleh Pihak Manajemen
1. Tahap Persiapan
( Mengacu pada SK Menkes 432/Menkes/SK/IV/2007
tentang pedoman manajemen K3 di RS. )
Menetapkan cara penerapan K3 di RS. Bisa menggunakan jasa konsultan atau tanpa
meggunakan jasa konsultan jika RS memiliki personil yang cukup mampu untuk
mengorganisasikan dan mengarahkan orang.
Pembentukan organisasi/unit pelaksana K3 RS.
Membentuk kelompok kerja penerapan K3. Anggota kelompok kerja sebaiknya terdiri
atas seorang wakil dari setiap unit kerja, biasanya manajer unit kerja. Peran, tanggung
jawab dan tugas anggota kelompok kerja perlu ditetapkan. Sedangkan mengenai
kualifikasi dan jumlah anggota kelompok kerja disesuaikan dengan kebutuhan RS.
Menetapkan sumber daya yang diperlukan. Sumber daya disini mencakup orang
(mempunyai tenaga K3), sarana, waktu dan dana.
2 Tahap Perencanaan
Perencanaan meliputi:
Identifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian faktor risiko. RS
harus melakukan kajian dan identifikasi sumber bahaya, penilaian serta
pengendalian faktor risiko.
Indikator kinerja
Indikator harus dapat diukur sebagai dasar penilaian kinerja K3
yang sekaligus merupakan informasi mengenai keberhasilan
pencapaian SMK3 RS.
Program K3
RS harus menetapkan dan melaksanakan program K3RS, untuk
mencapai sasaran harus ada monitoring, evaluasi dan dicatat
serta dilaporkan.
Pengorganisasian
Pelaksanaan K3 di RS sangat tergantung dari rasa tanggung jawab
manajemen dan petugas, terhadap tugas dan kewajiban masing-
masing serta kerja sama dalam pelaksanaan K3. Tanggung jawab
ini harus ditanamkan melalui adanya aturan yang jelas. Pola
pembagian tanggung jawab, penyuluhan kepada semua petugas,
bimbingan dan latihan serta penegakkan disiplin. Ketua
organisasi/satuan pelaksana K3 RS secara spesifik harus
mempersiapkan data dan informasi pelaksanaan K3 di semua
tempat kerja, merumuskan permasalahan serta menganalisis
penyebab timbulnya masalah bersama unit-unit kerja, kemudian
mencari jalan pemecahannya dan mengkomunikasikannya kepada
unit-unit kerja, sehingga dapat dilaksanakan dengan baik.
Selanjutnya memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program,
untuk menilai sejauh mana program yang dilaksanakan telah
berhasil. Kalau masih terdapat kekurangan, maka perlu
diidentifikasi penyimpangannya serta dicari pemecahannya.
Tugas dan fungsi organisasi/unit pelaksana K3 RS
Tugas pokok :
Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada
direktur RS mengenai masalah-masalah yang berkaitan
dengan K3; Merumuskan kebijakan, peraturan,
pedoman, petunjuk pelaksanaan dan prosedur;
Membuat program K3RS
Fungsi :
3. Melaksanakan audit K3
Audit K3 yang meliputi falsafah dan tujuan, administrasi dan pengelolaan,
karyawan dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur,
pengembangan karyawan dan program pendidikan, evaluasi dan pengendalian.
Tujuan Audit K3 :
1. Untuk menilai potensi bahaya, gangguan kesehatan dan keselamatan
2. Memastikan dan menilai pengelolaan K3 telah dilaksanakan sesuai ketentuan
3. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial serta pengembangan
mutu.
4. Perbaikan dan pencegahan didasarkan atas hasil temuan dari audit, identifikasi,
penilaian risiko direkomendasikan kepada manajemen puncak.
5. Tinjauan ulang dan peningkatan oleh pihak
manajemen