Anda di halaman 1dari 37

Konsep Komunikasi antar

Anggota Tim Kes

Oleh
Hj Tri Mawarni,Ns.M.,Kep
MK. Patient Safety
Konsep Umum Komunikasi
Definisi Komunikasi
Komunikasi adalah proses interpersonal yang
melibatkan perubahan verbal dan nonverbal dari
informasi dan ide.
Sedangkan komunikasi terapeutik adalah proses
dimana perawat yang menggunakan pendekatan
terencana mempelajari klien. proses memfokuskan
pada klien namun direncanakan dan dipimpin oleh
seorang profesional. (Potter & Perry, 2009).Stuart,G.W.,
& Laraia, 2005 mengatakan bahwa dalam hubungan
komunikasi terapeutik perawat dan klien menjadi
penting dalam mengeksplorasi kebutuhan klien.
Unsur komunikasi terapeutik

Pesan

Lingkungan

Media

Penerima pesan
Perbedaan Komunikasi Terapeutik dan
Komunikasi Sosial

Komunikasi Terapeutik Komunikasi Sosial


antara P –K
-Terjadi -Terjaditiap hari
-Punya tujuan khusus -Hubungan setiap orang
-Fokus perhatian atau orientasi -Tak ada batasan
pada pasien -Dangkal  tak ada tujuan
-Menunjukkan rasa saling -Tidak ada fokus pembicaraan
memahami, menghargai, -Tak terencana (umumnya)
menerima
-Tdk untuk memfasilitasi
-Pengalaman korektif yang
penyembuhan
terapeutik
-Memfasilitasi penyembuhan
Komunikasi dalam Kelompok

Kozier.,et all (2010) menyampaikan bahwa


kelompok adalah dua atau lebih individu yang
berbagi kebutuhan dan tujuan berama,
melibatkan satu sama lain ke dalam tindakan
yang mereka lakukan, dan akhirnya bersatu padu
serta memisahkan diri dari pihak lain demi
kebaikan interaksi yang mereka lakukan.
Kelompok hadir untuk membantu manusia
mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai dengan
kemampuan individu.
KOMUNIKASI DENGAN TIM KESEHATAN LAIN
• Unsur yang membentuk hubungan perawat klien juga dapat
diterapkan dalam hubungan sejawat, yang berfokus pada
a. Pembentukan lingkungan kerja yang sehat dan mencapai
tujuan tatanan klinis. Komunikasi ini berfokus pada :
 Pembentukan tim,
 Fasilitasi proses kelompok
 Kolaborasi
 Konsultasi
 Delegasi
 Supervisi
 Kepemimpinan
 Manajemen.
Dibutuhkan banyak keterampilan komunikasi, termasuk
berbicara dalam presentasi, persuasi, pemecahan masalah
kelompok, pemberian tinjauan performa, dan penulisan
laporan.
Didalam lingkungan kerja, perawat dan tim
kesehatan membutuhkan interaksi sosial dan
terapeutik untuk membangun kepercayaan
dan meperkuat hubungan. Semua orang
memilki kebutuhan interpribadi akan
penerimaan, keterlibatan, identitas, privasi,
kekuatan dan kontrol, serta perhatian.
Perawat membutuhkan persahabatan,
dukungan, bimbingan, dan dorongan dari
pihak lain untuk mengatasi tekanan akibat
stress pekerjaan dan harus dapat menerapkan
komunikasi yang baik dengan klien, sejawat
dan rekan kerja. (Potter & Perry, 2009).
Kolaborasi
Kokaborasi merupakan istilah umum yang sering
digunakan untuk menggambarkan suatu
hubungan kerja sama yang dilakukan pihak
tertentu
Dalam bekerja perawat tidak bisa bekerja tanpa
adanya kolaborasi dengan profesi lain
Kolaborasi antar tim kesehatan
Dokter
Tenaga
rontgent Perawat

Pelayanan
Tenaga kesehatan
farmakol
Bidan
ogi

Tenaga
Laborato Tenaga
rium Gizi
Saling menghargai

Hubungan terjalin baik


Kolaborasi

Kerjasama

Ketergantungan antar profesi


Kolaborasi berdasarkan
Konsep tujuan umum

Konstribusi praktisi profesional

Kolegalitas
(Saling mengahargai ,pendekatan profesional) Tidak ada kelompok
yang merasa paling
berkuasa
Komunikasi

Praktek yang berfokus kepada pasien


Tujuan bersama
DELEGASI

Delegasi adalah pemindahan tanggungjawab untuk


melakukan kegiatan atau tugas dan memegang
akuntabilitas terhadap hasil.
Delegasi bermanfaat untuk :
 memperbaiki efisiensi
 meningkatkan produktivitas
 mengembangkan staf lainnya.
Sebagai seorang perawat, harus bertanggungjawab
terhadap penyelengaraan perawatan klien dan akan
mendelegasikan kegiatan perawat kepada asisten.
SYARAT PENDELEGASIAN TINDAKAN MEDIS
1. Penegakan diagnosa, pemberian terapi serta penentuan
indikasi tindakan harus diputuskan dokter sendiri.
2. Delegasi dimana tindakan medis hanya dibolehkan jika
dokter yakin bahwa perawat yang menerima delegasi itu
sudah mampu dengan baik melakukan.
3. Pendelegasian itu harus dilakukan tertulis termasuk
intruksi yang jelas tentang pelaksanaannya.
4. Harus ada bimbingan dan pengawasan medik pada
pelaksanaannya.
5. Pelaksanaan ini tergantung tindakannya, apakah dokter
berada disamping pada saat tindakan atau dihubungi
sewaktu waktu,perawat berhak mnenolak apabila dirasa
tidak mampu melakukan tindakan medis tsb.
TINDAKAN YANG BOLEH DIDELEGASIKAN

1. Tind dalam rangka penerusan observasi dan


bimbingan penderita di RS
2. tindakan perawatan dan pengurusan
penderita
3. Tindakan yang berhubungan dengan aktivitas
diagnostik dan terapi dari dokter yang
dilaksanakan atas intruksi dokter
• Karena langkah dari proses keperawatan
memerlukan perawat untuk pengambilan
keputusan, maka tahap ini tidak akan anda
didegasikan kepada asisten atau tenaga
kesehatan lain. Untuk mendukung lingkungan
profesional yang baik, setiap anggota tim kerja
keperawatan bertanggungjawab untuk
melaksanakan komunikasi profesional yang
bersifat terbuka.
Jika dilakukan dengan benar, delegasi dapat
memperbaiki efisiensi kerja, produktivitas, dan
peningkatan kerja. Lima syarat dalam
pendelegasian antar tim kesehatan :
1. Tugas yang tepat
2. kondisi yang tepat
3. orang yang tepat
4. komunikasi/petunjuk yang tepat
5. supervisi yang tepat.( Potter & Perry, 2009).
Konflik dalam komunikasi
• Tujuan utama dalam menangani konflik di
tempat kerja adalah untuk menemukan
kualitas tinggi dan solusi yang dapat diterima
bersama. Dalam banyak contoh, berbagai jenis
hubungan dapat berkembang melalui
penggunaan teknik komunikasi manajemen
konflik
Langkah menghadapi konflik
1. Memperoleh data faktual : Mendapatkan semua
informasi yang relevan tentang isu-isu spesifik yang
terlibat dan sekitar respon perilaku klien untuk
masalah perawatan kesehatan.
2. Pertimbangkan sudut pandang lain: Memiliki
beberapa ide tentang apa masalah mungkin relevan
dari sudut pandang orang lain, memberikan informasi
penting tentang pendekatan interpersonal yang
terbaik untuk digunakan
3. Intervensi awal : Buat forum untuk komunikasi dua
arah , sebaiknya bertemu secara berkala dengan tim
kesehatan lain mencakup permasalahan klien.
Komunikasi antara perawat dan dokter
Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk
hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal
ketika memberikan bantuan kepada pasien.
Perawat bekerja sama dangan dokter dalam
berbagai bentuk. Perawat mungkin bekerja di
lingkungan di mana kebanyakan asuhan
keperawatan bergantung pada instruksi medis.
Perawat diruang perawatan intensif dapat
mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan
yang mengizinkan perawat bertindak lebih
mandiri.
Komunikasi perawat dan dokter
1. Bersama sama mengajarkan pada keluarga ttg
persiapan pulang (mis perawatan kaki diabet dll)
2. Komunikasi yang terbentuk pada saat visite
dokter dll.
Komunikasi antara perawat dengan dokter dapat
berjalan dengan baik apabila dari kedua pihak
dapat saling berkolaborasi dan bukan hanya
menjalankan tugas secara individu, perawat dan
dokter sendiri adalah kesatuan tenaga medis
yang tidak bisa dipisahkan
Tips untuk permintaan kejelasan kepada
dokter:
1. Mengidentifikasi semua nama (Sebutkan nama dokter,
sebutkan nama dan posisi, mengidentifikasi klien dan
diagnosis klien atau orang-orang lain yang terlibat dalam
masalah dengan nama.
2. Meringkas masalah (data faktual singkat tentang
masalah),
3. Menyatakan tujuan ,
4. Menyarankan solusi pemecahan masalah yang relevan
sesuai dengan praktek klinik,
5. Menulis kesimpulan (menjelaskan siapa yang akan
bertanggung jawab untuk pelaksanaan, mengklarifikasi
informasi terutama jika ini percakapan telepon,
menentukan kerangka waktu pelaksanaan). (Arnold &
Boogs, 2007).
Komunikasi antara perawat dengan
perawat
Hubungan perawat dengan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Hubungan profesional
2. hubungan struktural
3. hubungan intrapersonal.
• Hubungan profesional antara perawat dengan
perawat merupakan hubungan yang terjadi
karena adanya hubungan kerja dan tanggung
jawab yang sama dalam memberikan pelayanan
keperawatan.
• Hubungan sturktural merupakan hubungan yang
terjadi berdasarkan jabatan atau struktur masing-
masing perawat dalam menjalankan tugas
berdasarkan wewenang dan tanggungjawabnya
dalam memberikan pelayanan keperawatan.
• Hubungan interpersonal Hubungan interpersonal
perawat dengan perawat merupakan hubungan
yang lazim dan terjadi secara alamiah
Komunikasi terkait kasus pemicu
Fokus dalam segmen model komunikasi kesehatan
dapat melukiskan hubungan interpersonal dalam
tim kesehatan. Northouse (1998)
mengungkapkan ada 3 area permasalahan yang
dimiliki dalam hubungan interprofesional yaitu:
1) Stres Peranan (Role Stress) role conflict dan
role overload
2) Rendahnya pemahaman interpersonal (lack of
interpersonal understanding)
3) Otonomi yang keras (autonomy struggle)
• Rapat Tim Kesehatan
Rapat tim kesehatan adalah media komunikasi
antara tim kesehatan (rapat multidisiplin) untuk
membahas manajerial ruang untuk
membicarakan hal-hal yang terkait dengan
manajerial.Tujuan rapat tim keehatan yaitu
menyamakan persepsi terhadap informasi yang
didapat dari masalah yang ditemukan (khususnya
masalah manajerial), meningkatkan
kesinambungan pemberian pelayanan kesehatan,
mengurangi kesalahan informasi, dan
meningkatkan koordinasi antara anggota tim
kesehatan.
Komunikasi dalam pasien Safety
Komunikasi adalah bagian esensial dalam pelayanan
kesehatan, dan juga esensial untuk patient safety
Komunikasi bisa mengancam pasien tetapi juga bisa
mencegah pasien dari ancaman kesehatan.
Dalam pelayanan kesehatan, komunikasi menjadi
dasar untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan
proses perawatan yang terbaik, menjelaskan tujuan
pengobatan dan mendiskusikan proses perawatan
pasien dengan professional lain yang terlibat.
• Seringkali komunikasi berlangsung dalam
situasi yang tingkat stressnya tinggi dan harus
dilakukan segera. Tetapi komunikasi juga
menjadi sarana untuk mengatasi situasi
tersebut, dengan komunikasi yang baik bisa
terjalin kolaborasi tim yang baik pula
• Penelitian penelitian dibidang bedah
menunjukkan banyaknya masalah komunikasi
pada periode perioperatif. Penelitian
observational terhadap 48 kasus bedah yang
dilakukan Lingard et.al berhasil mengidentifikasi
421 masalah komunikasi, dan hampir
sepertiganya diklasifikasikan sebagai “failures”.
• Observasi terhadap 10 tindakan operasi yang
dilakukan oleh Christian et.al., juga menunjukkan
• adanya kesalahan komunikasi di kesepuluh
operasi yang diobservasi.
TANDA TANDA PERILAKU DALAM BERKOMUNIKASI
YANG TIDAK SEHAT :
 penggunaan kata kata yang kasar atau tidak sopan
 sikap yang tidak menghargai atau menyerang lawan
bicaranya
 komentar yang bermakna seksual
 tidak bisa mengontrol emosinya
 mengkritik staf didepan pasien atau staf lainnya
 memberikan komentar negatif mengenai pelayanan
kesehatan yang diberikan pihak lain
 komentar yang tidak konstruktif pada diskusi kasus
pasien
 tidak jujur, kurang melakukan kritik terhadap diri
sendiri, dan menutupi kesalahan yang dibuat.
• CHECKLIST IDENTIFIKASI MASALAH KOMUNIKASI
YANG MENYEBABKAN ERROR

 Faktor pasien
Apakah ada barrier komunikasi (bahasa, pemahaman, perhatian)?
Apakah ada ketegangan dalam hubungan dokter
pasien?

 Faktor tindakan/pekerjaan
Apakah hasil laborat telah dikomunikasikan dengan tepat dan dapat
dipahami penerimanya?
Apakah ada protocol atau prosedur untuk serah terima tugas?

 Faktor individu staf


Apakah staf pernah dilatih komunikas
 Faktor tim
Apakah komunikasi antar staf dalam tim berjalan efektif
Apakah ada masalah dengan komunikasi tertulis (formal)?
Misalnya mudah dipahami, atau mudah dibaca.

 Faktor tempat kerja


Apakah ada masalah beban kerja, stress, kelelahan, dan
interupsi
yang terlalu sering?

 Faktor organisasi dan management


Apakah ada budaya safety
Apakah ada komitmen dari top level management untuk
memastikan bahwa komunikasi dengan pasien dan antar staf
berlangsung secara adekuat?
Pencegahan ……………………..
1. MELIBATKAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM PROSES
TERAPI
• Memberikan informed consent
Proses consent adalah barometer untuk mengetahui
sejauh mana keterlibatan pasien dalam proses terapi.
Informed consent tidak hanya sebatas tanda tangan
pasien dan keluarganya, tetapi merupakan suatu proses
untuk memberikan kesempatan pada pasien dan keluar
ganya untuk mempertimbangkan semua pilihan dan
resiko yang terkait dengan pengobatan pasien.
Ada dua bagian utama dari informed consent,
yaitu:
1.Bagian yang menginformasikan pasien
mengenai:
a.Pemberian informasi oleh praktisi kesehatan
b.Penangkapan informasi oleh pasien.
2.Bagian yang memungkinkan pasien
mengambil keputusan:
a.Pengambilan keputusan oleh pasien dengan
bebas dan tidak terpaksa
b.Kompetensi kultura
• Informasi informasi ini harus disampaikan pada
pasien, bahkan lebih baik jika tersedia dalam
bentuk media cetak dan bisa diberikan pada
pasien untuk membantu membuat keputusan.
Informasi yang harus diberikan pada pasien
antara lain:
1. Diagnosa
2. resiko terapi
3. manfaat dan kekurangan tindakan
4. perkiraan waktu pemulihan,nama tenaga
kesehatan yg menangani
5. penanganan lebih lanjut di rumah (karna ini
akan menyangkut ketersediaan biaya)
Daftar Pustaka

• Arnold,E.C,&Boggs.K.U.(2007).Interpersonal Relationship:
Professional Communication skills for Nurses.(5 th ed.). St Louis :
Elseiver.
• Kozier,Barbara.(2004).Fundamentals Of Nursing: concepts, process,
and practice (7 th ed.). New Jersey : Pearson
• Kramer, Marlene.(2008).Reality Shock : why nurses leave nursing. St
Louis : MOSBY
• Northouse, Peter Guy.(2010).Leadership : Theory and Practice.(5 th
ed.). USA : SAGE
• Potter & Perry. (2009).Fundamental keperawatan (7 th ed.).(vols 2.).
dr Adrina &marina, penerjemah). Jakarta : Salemba Medika.
• Stuart.G.W.,&Laraia.,M.T.(2005).Principles and Practice Of
psychiatric nursing.(8 th ed.).St Louis : MOSBY

Anda mungkin juga menyukai