Anda di halaman 1dari 32

MOUNTAINEERING

Garis Besar

Mendaki gunung adalah suatu kegiatan keras,


berbahaya, penuh petualangan, membutuhkan
keterampilan, kecerdasan, kekuatan, dan daya juang
yang tinggi. Bahaya dan tantangan merupakan daya
tarik dari kegiatan ini.

- Mountain = Gunung
- Mountaineer = Orang yang berkegiatan di
gunung
- Mountaineering = Segala sesuatu yang berkaitan
dengan gunung atau dalam arti yang luas berarti suatu
perjalanan yang meliputi mulai dari hill walking sampai
pendakian ke puncak-puncak gunung yang sulit
MENGAPA MENDAKI
GUNUNG????
• Bagi orang awam, kegiatan petualangan seperti
mendaki gunung selalu mengundang pertanyaan
klise “mau apa sih kesana???”. Pertanyaan
sederhana tapi sering membuat bingung yang
ditanya atau bahkan mengundang rasa kesal.
George F. Mallory, seorang pendaki Inggris
menjawab pertanyaan tersebut “because it is
there”.
• Motivasi mendaki gunung memang bermacam-
macam. Manusia mempunyai kebutuhan
psikologis, kebutuhan akan pengalaman baru,
dan kebutuhan untuk diakui oleh manusia
lainnya. Rasa ingin tahu adalah yang mendasari
dan menjadi jiwa setiap manusia.
Banyak alasan orang melakukan kegiatan
mountaineering namun pada dasarnya
keitan itu dilakukan untuk :
• 1. Mata pencaharian
• 2. Adat Istiadat
• 3. Agama /Kepercayaan
• 4. Ilmu Pengetahuan
• 5. Petualangan
• 6. Olahraga
• 7. Rekreasi
TERMINOLOGI GUNUNG
(Istilah-istilah dalam
pegunungan)
a) Gunung j) Summit
b) Pegunungan i) Plateau
c) Bukit h) Col
d) Perbukitan g) Pass
e) Tebing f) Sadel
Jenis-jenis Pendakian

1. Hill Walking
2. Scrambling
3. Climbing
- Rock climbing
- Snow ice climbing
Hill Walking
Merupakan perjalanan
pendakian bukit-bukit
yang landai, tidak
mempergunakan peralatan dan
teknis pendakian
Scrambling
Merupakan pendakian pada
tebing batu yang tidak terlalu
terjal. tangan hanya digunakan
sebagai keseimbangan.
pendakian agak curam sekitar 45
derajat .
Climbing

Pendakian vertikal atau lebih dari


90 derajat,butuh bantuan tangan
dan peralatan agar safety.
Rock Climbing

Merupakan pendakian
pada tebing batu
Snow ice climbing

Merupakan pendakian pada es dan salju


TEKNIK PERJALANAN
6.Orientasi medan.
1.Aklimitasi Tubuh
7.Kemampuan menggunakan
2.berjalan dengan langkah
Navigasi dengan baik dan
kecil.
benar.
3.Istirahat jangan lama-
8.ikuti lintasan yang
lama
jelas,terbuka,dll .
4.duduk istrahat dengan
9.Berjalan Zigzag pada medan
kaki selonjor.
yang agak curam.
5.Jangan beristirahat di
10.Jangan berpisah pada
tempat berangin.
rombongan.
11.Hindari langkah berat 17.Tinggalkan pesan
dan menghentak saat turun. kemana kita pergi dan
12.Berlari akan kapan kembali.
menyenangkan saat 18.Bawa Logistik.
turun,tapi berbahaya. 19.Jangan mendaki tanpa
13.Jangan ikuti aliran sungai seorang yang
(tempat berkumpul berpengalaman.
binatang untuk minum). 20.PREPARE THE BEST FOR
14.Jangan mendaki di THE WORST
malam hari. 21.bercengkrama dengan
15.Perlengkapan Safety penduduk
Procedure,ada Survival kit setempat,menghargainya
dan First aid kit. dapat menambah ilmu
16.Jangan dirikan Tenda di pengetahuan yang tidak kita
tempat berangin,pinggir dapat dari Edukasi Sekolah
sungai,dan lembah. ataupun Perguruan tinggi.
PERSIAPAN DALAM PERJALANAN
(mounteneering)

1. Memiliki pengetahuan dan keterampilan


2. Dapat mengkoordinir tubuh kita.
3. kondisi fisik yang memadai.
4. Berdoa
PERENCANAAN PERLENGKAPAN
PERJALANAN
1. Mengenal jenis medan .
2. Menentukan tujuan perjalanan.
3. Mengetahui lamanya waktu yang dibutuhkan
selama perjalanan .
4. Mengetahui keterbatasan kemampuan fisik
untuk membawa beban .
5. Memperhatikan dan menyiapkan hal-hal khusus
yang mungkin dibutuhkan dalam perjalanan .

NB : Kesiapan fisik dan mental merupakan


modal yang paling mendasar
Peralatan dasar kegiatan alam
bebas o Peta
o Ransel,
o Vedples (botol air) o kompas
o Altimeter
o Sepatu gunung
o Pisau
o Pakaian gunung o Korek
o Misting o Senter
o Kompor lapangan o Alat tulis
o Topi rimba o Matras
Alat bantu khusus mountaineering seperti tali
houserlite/kernmantel, karabiner, figure of eight, sling, prusik,
bolt, webbing, harness, dan alat bantu khusus lainnya yang
dibutuhkan sesuai level kegiatannya.
FAKTOR BAHAYA
• Bahaya Subyektif
bahaya yang tibul • Bahaya Obyektif
karena manusia itu bahaya yang timbul
sendiri,seperti karena faktor
pemilihan alat yang alam,seperti
salah,kurang longsor,badai,dll.
mengerti
perlengkapan,dll.
Penyakit Gunung
1. Heat Cramps atau kram : kejang otot hebat akibat
keringat berlebihan, yang terjadi selama melakukan
aktivitas pada cuaca yang sangat panas
Gejalanya:
-Kram yang tiba - tiba mulai timbul di tangan, betis
atau kaki.
-Otot menjadi keras, tegang dan sulit untuk
dikendurkan, terasa sangat nyeri.
Penanganannya:
Dengan meminum atau memakan minuman /
makanan yang mengandung garam.
2. Heat Exhaustion atau kelelahan : suatu keadaan
yang terjadi akibat terkena / terpapar panas
selama berjam – jam dan kehilangan banyak
cairan.
Gejalanya:
-Kelelahan , kecemasan yang meningkat, serta
badan basah kuyup karena berkeringat.
-Jika berdiri, penderita akan merasa pusing
karena darah terkumpul di dalam pembuluh
darah tungkai, yang melebar akibat panas.
Penanganannya:
-Istirahat didaerah yang teduh.
-Berikan minuman yang mengandung elektrolit.
3. Heat Stroke : terjadi akibat terpapar panas dalam
waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak
dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk
menurunkan suhu tubuhnya.
Gejalanya:
-Sakit kepala , Perasaan berputar ( vertigo ), Kulit
teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
-Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-
180 kali/menit
-Laju pernafasan juga biasanya meningkat, tetapi
tekanan darah jarang berubah.
Penanganannya:
-Pindahkan korban dengan segera ketempat yang
sejuk, buka seluruh baju luarnya.
-Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan
basah
4. Mountain Sickness : penurunan kadar oksigen didalam
darah karena berada diketinggian tertentu.
Gejalanya:
-Pusing dan Nafas sesak
-Tidak nafsu makan.
-Mual terkadang muntah.
-Badan terasa lemas, lesu, malas.
-Jantung berdenyut lebih cepat.
-Penderita sukar tidur.
-Muka pucat, kuku dan bibir terlihat kebiru - biruan.
Penanganannya:
-Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini
akan hilang dengan sendirinya setelah beristirahat
selama 24 s/d 48 jam.
-Jika kondisi tidak membaik turunkan si - penderita dari
ketinggian tersebut, sekitar 500 s/d 600 meter.
5. Hypotermia : uatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak
dapat menghasilkan panas disertai menurunnya suhu inti
tubuh dibawah 35oC.
Gejalanya:
-Menggigil.
-Dingin, pucat, kulit kering.
-Bingung, sikap - sikap tidak masuk akal, lesu, ada kalanya
ingin berkelahi.
-Jatuh kesadaran.
-Bernapas pelan dan pendek.
-Denyut nadi yang pelan dan melemah.
Penanganan :
- Jangan biarkan orang yang terkena Hypotermia tidur
- Berilah minuman hangat dan manis
- Bila pakaian basah ganti dengan pakain yang kering
- Cari tempat yang aman dari hembusan angin
6. Kram Otot : Penyakit ini timbul akibat kekurangan
kadar garam dalam tubuh.
Gejalanya:
-Kejang - kejang pada otot yang datangnya secara
mendadak.
-Nyeri pada otot yang tegang yang datangnya
berulang - ulang.
-Pada perabaan otot - otot yang keram terasa
tegang serta terasa benjolan - benjolan otot.

Penanganannya:
-Baringkan penderita.
-Renggangkan otot - otot yang kram dengan
menarik atau mendorongnya.
-Berikan tablet garam.
7. Frostbite : imbul dalam pendakian gunung es sebagai
akibat membekunya sel - sel air dalam sel - sel antara
kulit dan kapiler ( pembuluh darah kecil ). Karena
temperature kulit dibawah 10 C
Gejalanya :
-Kulit padat, putih keabu - abuan.
-Jaringan kulit akan mengeras dan dapat meluas ke
otot da selanjutnya ketulang.
-Bagian yang terkena terasa dingin bahkan mati rasa.
Penanganannya:
-Bungkus bagian yang terkena dengan bahan yang
kering dan tahan air ( Water Crous ).
-Masukkan penderita kedalam tenda, lalu masukkan
bagian yang membeku ke dalam air hangat bersuhu 30
C.
-Bila telah meluas, jalan satu - satunya adalah dipotong
( Amputasi )
8. Hipoksia : kondisi simtoma kekurangan
oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi
akibat pengaruh perbedaan ketinggian.
- Hipoksia Fulminan : Terjadi pernapasan
yang sangat cepat
-Hipoksia Akut : Terjadi pada udara yang
tertutup akibat keracunan karbon
monoksida.
Penyakit Akut di Pegunungan
(Acute Mountain Sickness
(AMS))
• Penyakit Akut di Pegunungan (Acute Mountain Sickness (AMS))
AMS adalah sangat umum di ketinggian tinggi. Pada lebih dari
3.000 meter dpl 75% orang akan mengalami gejala ringan.
Terjadinya AMS tergantung pada elevasi, laju pendakian, dan
kerentanan individu. Banyak orang akan mengalami AMS ringan
selama proses aklimatisasi. Gejala biasanya mulai 12 sampai 24 jam
setelah tiba di ketinggian dan mulai penurunan keparahan sekitar
hari ketiga.
Gejala AMS ringan meliputi:
Sakit kepala
Mual & Pusing
Kehilangan nafsu makan
Kelelahan
Sesak napas
Packing

Kapasitas berat yang perlu dipikul oleh carrier


perlu diketahui.
kapasitas 60 liter : maksimal berat 11 kg
kapasitas 80 liter : maksimal berat 15 kg
kapasitas 100 liter : maksimal berat 18 kg
Menyusun perlengkapan ke dalam carrier harus
senyaman dan seefisien mungkin, hindari
menggantungkan barang diluar ransel.
.
Tips packing carrier
• Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan
sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif
lebih ringan (sleeping bag, pakaian ganti) ditempatkan
dibagian bawah
• Barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan di bagian
atas atau diletakkan di katung luar ransel (ponco, p3k,
kamera, dll).
• Kelompokkan barang-barang dan masukkan kedalam
kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian
cadangan, pakaian dalam, buku, dll.
• Usahakan semua barang dalam kondisi rapat (high tide),
tidak ada ruang kosong terutama di bagian tepi.
• Carrier yang telah diisi dengan baik dapat dilihat dari
bentuk dan posisinya. Jika digerakkan cenderung seimbang,
jika didirikan tidak rebah karena gaya berat menuju ke
bawah.
Gambar Packing
Jalur pendakian
Jalur pendakian

Anda mungkin juga menyukai