Anda di halaman 1dari 54

Lies Zubardiah

Modul 314 1 12/2/2019


IMUNOLOGI
 Cabang ilmu biomedis yang mencakup kajian semua aspek
sistem imun

 Malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (peny.


Auto imun, hipersensitivitas, defisiensi sistem imun,
penolakan allograf)

Sistem imun:

Sistem pertahanan / perlindungan yang ada dalam tubuh


mahluk hidup trhdp pengaruh biologis luar oleh sel & organ
khusus pada suatu organisme
Modul 314 2 12/2/2019
ISTILAH DALAM IMUNOLOGI
Antigen: Benda asing yang masuk dan merangsang antibodi

Imunogen: Zat asing yang masuk yang merangsang sistem imun

(= antigen)

Antibodi: Protein globulin yang terbentuk akibat ada antigen yg masuk

Imunogenitas: Derajat keimunogenan suatu zat

Epitop: Bagian dari antibodi yang bereaksi dgn antigen

Valence: Jumlah epitop dalam 1 molekul antigen

Adjuvans: Zat bukan antigen tapi jika diberikan bersama antigen

Modul 314
dapat meningkatkan respon
3
imun 12/2/2019
SISTEM SISTEM
PERTAHANAN PERTAHANAN
NEGARA TUBUH
SISTEM SISTEM
PERTAHANAN PERTAHANAN
NEGARA TUBUH

SISKAMLING IMUNITAS BAWAAN


HANSIP = INNATE
POLRI = NON SPESIFIK
ANGKATAN DARAT IMUNITAS DIDAPAT
ANGKATAN LAUT = ADAPTIVE
ANGKATAN UDARA = SPESIFIK
SISTEM SISTEM
PERTAHANAN PERTAHANAN
NEGARA TUBUH

SISTEM KOMUNIKASI SISTEM KOMUNIKASI

RADIO SITOKIN
TELEPON KEMOKIN
SATELIT RESEPTOR
SISTEM SISTEM
PERTAHANAN PERTAHANAN
NEGARA TUBUH

MUSUH / LAWAN MUSUH / LAWAN

DARI LUAR DARI LUAR


DARI DALAM  BAKTERI
 SUBVERSI  PARASIT
 SEPARATISME  VIRUS & JAMUR
DARI DALAM
 MUTASI SEL
 SEL KANKER
TIGA LAPIS PERTAHANAN
PERTAHANAN FISIK / MEKANIK / BIOKIMIAWI
Kulit, Mukosa, Silia, Batuk / Bersin, Asam lambung, Lisozim

IMUNITAS BAWAAN / NON SPESIFIK


Monosit/ Makrofag, Netrofil, Basofil, Sel Mast, Eosinofil, NK Cell
Sitokin, Protein Fase Akut, Komplemen

IMUNITAS DIDAPAT / SPESIFIK


Sel B dan sel T
Antibodi
FUNGSI RESPON IMUN

1. Melindungi tubuh dari invasi penyebab penykt 


menghilangkan mikroorg./ substansi asing (bakteri, jamur,
parasit, virus, tumor)

2. Meghilangkan jaringan/ sel yang mati/ rusak untuk


perbaikan jaringan

3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal

Sasaran utama: Bakteri patogen dan Virus

Leukosit  sel imun utama (disamping sel plasma,


makrofag dan sel mast)
Modul 314 9 12/2/2019
TAHAPAN RESPON IMUN (2 Fase)

A. Fase Deteksi

1. Sel2 imun menemukan dan mengenali benda


asing

2. Komunikasi dengan sel lain untuk merespon

3. Menghimpun bantuan dan kontrol respon

4. Menghancurkan/ menekan pengaruh invasi


Modul 314 10 12/2/2019
Tahapan Respon Imun…

B. Fase Respon

1. Fase Pengenalan  Terjadi ikatan antara antigen asing dgn


reseptor yang ada di lekosit matang (makrofag)

2. Fase aktivasi  Terjadi proliferasi dan deferensisasi dari sel


imunokompeten

3. Fase Efektor  Terjadi eliminasi antigen yang masuk. Fase ini


berbeda- beda tiap sel imunokompeten, seperti:

* Makrofag terjadi kematian sel

* Sel T  membentuk sitokin/ interleukin

* Sel B  produksi antibodi

* Sel NK  terjadi lisis sel tumor/sel


Modul 314 11 terinfeksi virus 12/2/2019
REAKSI IMUNITAS TUBUH

1. HUMORAL  Melibatkan molekul yang


ada di sirkulasi (antibodi, komplemen)

2. SELULER  Diperankan oleh sel T (sel T


sitotoksik/ CD8, sel NK)

Modul 314 12 12/2/2019


KLASIFIKASI PERTAHANAN TUBUH

Modul 314 13 12/2/2019


Non spesifik/ Imunitas Bawaan/
Innate immunity

Pertahanan tubuh yang bereaksi secara langsung /


cepat

Secara genetik terbentuk lebih awal

Tidak mempunyai memori

Tidak spesifik

Kadang-kadang dapat menyebabkan kerusakan


pada jaringan normal
Non Spesifik

Natural/ sudah ada dalam tubuh/ bawaan  pertahanan


tubuh terdepan dlm melawan mikroorg. tertentu.

Terdiri atas

a. Pertahanan fisik  Kulit/ epitel, mukosa/ cairan sulkus,


silia saluran pernafasan

b. Pertahanan kimia  Bahan yang disekresi mukosa saluran


nafas, kel. Sebaseus kulit, kel.kulit, telinga, asam
lambung, lisosim, keringat, saliva, air mata & ASI (melawan
kuman Gram +)
Modul 314 15 12/2/2019
Non Spesifik

c. Pertahanan Humoral

 Komplemen mengaktifkan fagosit  membantu


penghancuran bakteri (membran/ sel bakteri) dan parasit

 Faktor kemotaktik mengarahkan makrofag ketempat


bakteri  memudahkan makrofag mengenali dan
memakannya

 Interferon (glikoprotein yg dihasilkan sel manusia yg


mengandung nukleus) dilepaskan sbg respon thd infeksi
bakteri
Modul 314 16 12/2/2019
Non Spesifik

1. Perlu waktu untuk aktivasi

2. Hanya merespon antigen yang sdh pernah masuk

3. Sifat resistensi meningkat oleh infeksi ulang

4. Ada seleksi klonal. Reseptor yg berkembang adalah


reseptor yg sdh tersensitisasi

5. Hanya mengenal peptide kecil yg di presentasikan oleh sel


aksesori

6. Molekul sirkulasi berupa antibodi

7. Sel nya limfosit


Modul 314 17 12/2/2019
Sel2 / Non spesifik

SEL FAGOSIT
 Monosit / Makrofag
 Netrofil
SEL YANG MENGELUARKAN MEDIATOR
 Basofil
 Sel Mast
 Eosinofil
NATURAL KILLER CELL (sel NK)
Spesifik/ Imunitas Didapat/
Adaptive immunity

Didapatkan pada hewan tingkat tinggi dan manusia

Bersifat sangat spesifik

Perlu waktu beberapa hari – minggu untuk membangkitkan


reaksi yang spesifik

Mempunyai memori

Rangsangan berikutnya oleh antigen yang sama akan


menimbulkan reaksi yang cepat dan lebih hebat
Spesifik

 Mempunyai kemampuan mengenali benda asing


 Dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing
yang berbahaya

 Umumnya terjalin kerja sama yang baik antara antibodi,


komplemen, fagosit, sel T dan makrofag.

Modul 314 20 12/2/2019


Sel2 Imunitas Spesifik

SEL LIMFOSIT T
 T helper (CD4)
 T sitotoksik (CD8)

SEL LIMFOSIT B – SEL PLASMA


 Antibodi transmembran (reseptor sel B)
 Antibodi dalam sirkulasi
BEDA SISTEM IMUN NON SPESIFIK DAN SPESIFIK

NON SPESIFIK

1. Bekerja segera (sbg pertahanan utama)

2. Respon non spesifik

3. Sifat resistensinya tetap tdk meningkat oleh infeksi ulang

4. Molekul mengenali permukaan semua sel yg ada secara


alamiah. Punya banyak reseptor pengenal

5. Mengenali bagian2 sel kuman

6. Molekulnya sbg komplemen

7. Selnya sbg fagosit (makrofag, denditrik, neutrofil, monosit)


Modul 314 22 12/2/2019
ANTIGEN

Antigen dlm tubuh kita sendiri bersifat toleran


Jika ada ganguan toleransi  terjadi peny. Auto
imun

Pada molekul yang sifatnya tersembunyi (kornea


mata, protein histon) jika ada infeksi, molekul 
keluar  terjadi kontak  terjadi proses autoimun

Modul 314 23 12/2/2019


Netrofil/ makrofag melawan antigen

Modul 314 24 12/2/2019


MACAM2 ANTIGEN
1. T dependent antigen
- Protein
- Melibatkan sel T helper. Terutama antigen protein
- Antigen masuk  ditangkap makrofag  dipresentasi ke
sel T  sel T aktif menjadi Th1  menghasilkan
sitokin  merangsang sel B  sel B aktif berdeferensiasi
menjadi sel plasma

2. T independent antigen
- Non protein
- Tidak melibatkan sel Th, tanpa presentasi dari HLA
didptkan titer antibodi yg rendah
- Tidak merangsang timbulnya sel memori
-Modul
Jika 314
ada antigen masuk tidak25 melibatkan sel T langsung
12/2/2019
direspon sel B  sel B aktif menjadi sel plasma
3. Autoantigen

Dari tubuh kita sendiri sehingga tidak ada respon


imunologis krn HLA cocok (pd transplantasi)

4. Alloantigen

Individu beda tapi spesies sama. Ada reaksi imunitas


karena molekul HLA beda dan HLA bersifat polimorfi

5. Isoantigen

Dari individu beda tapi genetik sama, spt pada kembar


siam  belum tentu ada kecocokan HLA tapi setidaknya
perbedaannya sangat kecil
Modul 314 26 12/2/2019
IMUNOGENITAS DAN ANTIGENITAS TERGANTUNG PADA

1. Zat antigen itu sendiri


* Makin asing makin bereaksi secara imunologis
* Makin besar, makin antigenik
* Makin komplek makin antigenik
* Makin mudah larut, makin antigenik
* Makin kaku, makin antigenik
2. Faktor Host
* Poten atau tidak
* Apa ada clone spesifik/ tidak
* Kemampuan sel aksesori utk respon
* Umur (dibawah 3 th dan diatas 40 th makin bereaksi
* Status nutrisi
*Modul
Apa 314 ada locus HLA/ tidak 27 12/2/2019
3. Cara masuk

- Dosis

- Jalan masuk  lewat oral dan parental lebih kuat


antigen langsung kontak dengan sel imunokompeten

- Bentuk  apakah diberikan bersama adjuvans

- Jadwal  apakah diberikan sekali atau booster

Modul 314 28 12/2/2019


SEL-SEL YANG MENGELUARKAN MEDIATOR
EOSINOFIL
Fagosit yang lemah
Membunuh patogen dengan mengeluarkan
 Protein kationik
 Radikal bebas oksigen
Mengeluarkan leukotrien, prostaglandin, sitokin

BASOFIL & SEL MAST


Punya reseptor untuk IgE (Fcε-R)
Permukaannya terselubungi oleh IgE
Mengeluarkan histamin, prostagladin, leukotrien
NATURAL KILLER CELL

Menghancurkan sel yang terinfeksi / sel ganas


Punya reseptor untuk IgG (Fcγ-R)
Mengikat sel target yang sudah diselubungi oleh IgG
Membunuh sel target tersebut dengan ADCC
Punya Killer Activating Receptor
Mengenali semua molekul permukaan sel berinti
Mengaktifkan perintah “bunuh”
Punya Killer Inhibitory Receptor
Mengenali molekul MHC klas I pada permukaan sel
berinti
Mencegah perintah “bunuh”
Sel yang tidak menunjukkan molekul MHC klas I akan
“dibunuh” dengan perforin dan granzyme
Komponen Utama Imun
1. Sel B. Dipermukaan Sel ada IgG
2. Sel T. asal = sel B 
- Berkembang di tmpt beda

- Asal dr sum2 tlg  maturasi di timus

- Membtk interleukin/ sitotoksin

- Tidak dpt mengenal antigen langsung

Modul 314 31 12/2/2019


3. Sel Fagosit.
- Yang utama Makrofag  Mendeteksi mikroba
- Di permukaan ada reseptor (opsonik dan non opsonik) 
mencegah kuman masuk  di ekstra seluler mudah di fagosit
- Membentuk formasi granulasi; sel imunokompeten lain  aktif &
mau datang ke tempat infeksi dgn cara mengelurkan sitokin dan
mediator inflamasi
- Sebagai sel aksesori pd aktivasi Limfosit. KRN makrofag mampu
mempresentasi dan membentuk co- stimulator
- Sebagai sel efektor krn dpt membunuh kumandan
menghancurkan diding seldalam sirkulasi
Modul 314 32 12/2/2019
PROPERTI MAKROFAG
1. Membrane reseptor
- Scavenger reseptor  punya spectrum luas  dpt
mengenali bakteri Gram(+) dan Gram (–)

- C reseptor reseptor utk komplemen

- Fc gamma reseptor utk reseptor antibodi

- Sitokin reseptor, utk sitokin

- CD14 reseptor utk LPS

Modul 314 33 12/2/2019


PROPERTI MAKROFAG

2. Memproduksi banyak sitokin


- IL-1 :mediator pro inflamasi yaitu pirogen endogen
- TNF alfa faktor proinflamasi
- Dpt merangsang molekul HLA tipe 1 da mengekpresikan
molekul
- IL-12 penetu perkembangan sel TH1
- IL-10 sitokin anti respon imun, dpt membentuk proses
inflamasi dan memblok aktivasi makrofag

Modul 314 34 12/2/2019


PROPERTI MAKROFAG

Memproduksi banyak sitokin…

- IL-4: faktor pertumbuhan utk sel Limfosit, penentu


perkembangan sel TH2

- FGF untuk repair jaringan rusak

- Proses dan presentasi antigen

- Memproduksi enzim.Makrofag yang datang ke tempat


infeksi, jelek krn tidak dpt membedakan kawan dan lawan
krn terjadi kerusakan jaringan

- Membentuk bioaktif lipid. Reaksi oksigen dan nitrogen


terjadi kematian sel yg difagositosis
Modul 314 35 12/2/2019
PROSES FAGOSITOSIS
1. Pengenalan antigen

2. Melekat , antigen masuk, terbentuk fagosum

3. Maturasi fagosum yang sudah matur pH4

4. Fusi antara fagosom dan lisosom menjadi fagolisosom

5. Kematian kuman

6. Kematian mikroba karena pH turu

7. Pelepasan zat penting spt zat besi

8. Terbentuk senyawa oksigen dan nitrogen intermediat

9. Membentuk mediator solubel (kemotaktik)  merangsang sel


imunokompeten lain utk datang

10.Presentasi antigen ke CD8 melibatkan HLA bakteri ke CD4


Modul 314 36 12/2/2019
membentuk co stimulator
Y
RESPONS IMUN NORMAL

TERATUR SEIMBANG TERORGANISASI


ALERGI :
Disfungsi Disorganisasi Disregulasi

Mekanisme
Sistem imun

Penyakit
Faktor genetik Faktor lingkungan
Adanya HLA spesifik Sensitisasi alergen
Polimorfisme FcεRI-β Terlalu “bersih”
Polimorfisme CD14 Antibiotika pada usia < 2 th
Polimorfisme gen lain Vaksinasi pencegahan

Atopi
Defek organ target Pencetus
Epitel bronkus Infeksi virus
Kulit Merokok
Saluran cerna Polusi

Inflamasi alergi yang dimediasi Th2


REAKSI HIPERSENSITIVITAS
Pd normal  mekanisme pertahanan tubuh humoral/seluler
tgt aktivasi sel B & sel T. Aktivasi antigen berlebihan/
gangguan mekanisme  menimbulkan imunopatologik 
disebut hipersensitivitas.

 Reaksi hipersensitivitas ada 4 tipe (Gell & Coombs)


- Tipe I Anafilaktik/ cepat

- Tipe II Sitotoksik

- Tipe III Komplek Imun

- Tipe IV Cell-mediated (tipe lambat)


Modul 314 41 12/2/2019
4 types of hypersensitivity reactions

(hives)

Allergies
Immune Delayed-type hypersensitivity
complex
disease
Reaksi Hipersensitivitas tipe cepat atau anafilaktik  Diperantarai IgE
Alergenproduksi IgE berikatan spesifik dengan reseptor di
permukaan sel mast dan basofil  tersensitisasi

Kontak berikutnya  sederetan reaksi biokimia  degranulasi dan


pelepasan mediator2 (histamin, leukotrien dan sitokin)  reaksi alergi

15-30 menit setelah terpapar antigen  hg keterlambatan (10-12 jam)


Dapat melibatkan kulit/ epitel (urtikaria dan eksema), mata
(konjungtivitis), nasofaring (rinitis), jaringan bronkopulmoner (asma),
dan GI tract (gastroenteritis)
• Sel mast & Basofil punya gambaran granula sitoplasma yg mencolok 
berperan penting melalui mediator yg dikandungnya (histamin & zat
peradangan lain)

• Dibagi menjadi  Rx. Anafilaktik (tipe I.a) & Rx. Anafilaktoid (tipe I.b). Utk
terjadinya rx seluler (pd rx tipe I.a) perlu interaksi antara IgE yg berikatan dgn
reseptor IgE pd sel mast/ basofil dgn alergen bersangkutan.

• Dpt terjadi bbrp menit stlh terpapar antigen yg sesuai & dpt bertahan dlm
beberapa jam walaupun tanpa kontak dgn alergen lagi. Dpt terpapar dgn cara
ditelan, dihirup, disuntik, ataupun kontak langsung

Modul 314 45 12/2/2019


Contoh: reaksi anafilaksis terhadap bisa hewan, hay fever, urtikaria,
akibat makanan, dermatitis atopik, rhinitis alergika, konjungtivitis, asma,

Gejala : ketidaknyamanan ringan hingga kematian

Berat ringan gejala dipengaruhi : Antibodi IgE, jumlah alergen, faktor-


faktor lain yang dapat meningkatkan respon (infeksi virus dan polutan)
Tes Diagnostik

Skin test (prick dan intradermal)


Kadar total IgE dan IgE spesifik terhadap alergen yang dicurigai (ELISA) 
IgE tinggi pada kondisi atopik

Terapi:

Antihistamin, adrenalin, bronkodilator, kortikosteroid, menghindari paparan


alergen dan immunoterapi

Modul 314 47 12/2/2019


Waktu reaksi : menit  jam
Contoh: reaksi transfusi, drug-induced hemolytic anemia,
granulositopenia, dan trombositopenia

Diperantarai IgM atau IgG dan komplemen


Fagosit dan sel K berperan
Interaksi antigen-antibodi pd permukaan sel, IgM/IgG dgn antigen
Mengaktifkan sistem komplemen dan sel yang terlibat dihancurkan.
Terapi  anti-inflamasi dan agen immunosupresif
Modul 314 48 12/2/2019
Tipe III Komplek Imun
Reaksi Komplek Imun / reaksi Arthus
3-10 jam setelah terpapar antigen
Diperantarai kompleks imun (rx. antigen-antibodi)
Antigen eksogen (bakteri, virus, atau parasit); endogen (SLE/ Systemic
lupus erythematosus)

Contoh: serum sickness,SLE,rx Arthus,lupus nephritis,RA,dll


Terbentuk kompleks antigen-antibodi  toksik terhadap jaringan di
tempat diendapkan (ginjal, paru-paru) infiltrasi dinding pembuluh
darah kecil  aktivasi kaskade komplemen pelepasan bahan aktif
secara biologis.
Tipe III Komplek Imun

Diagnosis
Biopsi jaringan (endapan Ig dan komplemen)
 Kompleks imun pada darah dan penurunan jumlah
komplemen

Terapi:
Anti-inflamasi
Tipe IV Cell Mediated

Tipe seluler atau tipe lambat (delayed type hypersensitivity)


> 12 jam
Contoh klasik: reaksi tuberkulin (Mantoux) yang memuncak
48 jam setelah injeksi antigen

Contoh lain: dermatitis kontak, penyakit autoimun dan infeksi


seperti tuberkulosis, lepra, granulomatosa, toksoplasmosis.
Tipe IV Cell Mediated

Diagnosis:

Mekanisme perusakan melibatkan limfosit T dan monosit dan/ atau


makrofag

Sel T sitotoksik (Tc) menyebabkan kerusakan langsung sedangkan sel T


helper (TH1) mensekresi sitokin  aktivasi Tc, makrofag serta monosit
 kerusakan

 Mantoux test dan patch test


Terapi:

 Kortikosteroid dan agen imunosupresif


* leukosit
Selain sel epitel, air liur mengandung semua
bentuk leukosit, dari mana sel-sel utama adalah PMN. Itu
jumlah PMN bervariasi dari orang ke orang pada waktu yang berbeda
hari dan meningkat pada gingivitis. PMN mencapai rongga mulut
dengan migrasi melalui selaput sulkus gingiva. Hidup
PMN dalam air liur kadang-kadang disebut sebagai orogranulocytes,
dan
tingkat mereka migrasi ke dalam rongga mulut disebut
orogranulocytic
Tingkat migrasi. Beberapa peneliti percaya laju migrasi
berkorelasi dengan keparahan inflamasi gingiva dan
Oleh
Modul karena
314 itu indeks diandalkan 54
untuk menilai gingivitis.11112/2/2019

Anda mungkin juga menyukai