Anda di halaman 1dari 98

POA

SEKSI P2PTM & KESWA

DEKON 2018
KEPALA SEKSI P2PTM
DAN MKJN

EMMA KHUMAIRAH HENTIHU, SKM,M.KES

PROGRAM P2PTM PROGRAM KESWA/NAPZA


Koord : Iin Suryani, SKM Koord : Usman La Abu, S.Kep

PROGRAM PROGRAM KANKER PROGRAMGANGGUAN


PROGRAM GANGGUANMENTAL
MENTAL
PROGRAMJANTUNG
JANTUNG PROGRAM DM&GM
DAN PPOK & GIFU ANAK&REMAJA,DEWASA,
ANAK&REMAJA, DEWASA,LANSIA
LANSIA
DAN PPOK JUBAEDAH
IIN NOVA ATTAMIMI, DANNAPZA
DAN NAPZA
IIN SURYANI,SKM
SURYANI, SKM USEMAHU , SKM
SKM USMANLA
USMAN LAABU,
ABU,S.Kep.
S.Kep.

KEBUTUHAN TENAGA 2019: S-1 KEPERAWATAN (UMUM)


S-1 KEPERAWATAN JIWA
URAIAN TUGAS SIE P2PTM DAN KESWA
URAIAN TUGAS SIE P2PTM DAN
KESWA
JUMLAH DANA DEKON
THN ANGGARAN 2018
SEKSI P2PTM DAN KESWA
JUMLAH
No. ISSU, PROGRAM DAN KEGIATAN APBN/DEKON 2018
KEGIATAN

Program Pengendalian Penyakit Tidak


I Menular

Deteksi Dini Faktor Risiko Penyakit Tidak


RP. 163,500,000 4
menular di kabupaten/Kota

II Program Pengendalian Kesehatan Jiwa

Pelatihan Pemberdayaan Orang Tua dalam


RP. 167,985,000 1
Penyalahgunaan Napza

Total Dana P2PTM dan Keswa 2018 RP. 331,485,000 5


PROGRAM P2PTM
Jumlah Dana
NO Kegiatan Lokasi Pelaksana Waktu Peserta
(Rp.)

DETEKSI DINI FAKTOR RISIKO


PENYAKIT TIDAK MENULAR 163.500.000
DI KAB/KOTA

45 Orang
Petugas 6-8 Maret LP/LS/TOMA/TOGA,K
a. SOSIALISASI KAB.MBD (Tiakur) (34.720.000)
Provinsi (2 org) 2018 a.desa/Kel, Karang
taruna dll.

I b. PEMBEKALAN KADER KAB.MBD (Tiakur)


Petugas Provinsi 19-22 Maret
(63.705.000) 25 Kader
(4 org) 2018

5 desa di Kec.
Moa Lakor
Petugas Provinsi 10-12 April
c. DETEKSI DINI (Werwaru, Weet, (42.770.000) 100 Orang/ Desa
(3 Org) 2018
Watarleli,
Kaiwatu, Pati)
alat tes gula darah,
Minggu ke-4
d.Bahan Habis Pakai* (22.305.000) cholestrol,handskun,
Februari 2018
alcohol swab
PROGRAM keswa dan napza
No Kegiatan Lokasi Pelaksana Waktu Jumlah Dana Peserta

PELATIHAN BPPK Provinsi 7-10 Mei 167.985.000 30 org


PEMBERDAYAAN (penginapan 2018 (11 KK)
ORANGTUA DALAM Hotel Marina) -Nakes
1 PENCEGAHAN puskesmas,
PENYALAHGUNAAN -pengelola
NAPZA program
(Provinsi,
Kab/kota,
Puskesmas)
KEGIATAN KEGIATAN PTM

POSBINDU PANDU KTR PTM LAINNYA


LOKUS

Desa Puskesmas Sekolah Puskesmas

Nakes & Murid, Bidan,


SDM

Kader
Terlati Dokter Guru & Perawat
h Terlatih Nakes Terlatih &
KONSEP DASAR PROGRAM PTM

Program Nasional Target Global


• Jantung, Ca, DM, Kronik Lungs
• Hipertensi • Alkohol
• Diabetes • Meningkatkan aktifitas fisik
• Kanker • Menurunkan konsumsi garam
• Melindungi anak & • Menurunkan perokok usia
Bumil dari dampak rokok dibawah 15 tahun
• Pencegahan gangguan • Menurunkan hipertensi
indera & disabilitas • Mencegah pertambahan kasus
• PTM lainnya DM dan Obesitas
• Akses pengobatan bagi
pencegahan serangan jantung dan
RAN PTM stroke
• Ketersediaan sarana dan
2015- obat untuk pengobatan PTM di
Fasyankes Pemerintah dan Swasta
2019
INDIKATOR
INDIKATOR PTM

RPJMN

1. Penderita Hipertensi Mendap tkan 1. Aktifitas Fisik 30’ /Hari


Pen gobatan Sesuai Prosedurn Sayur
2.cara
Konsumsi Buah Da
PIS-PK RutinGERMAS
2. Keluar3. Periksa Kesehatan Se
rokok
ga Tidak Ada Yang Me PTM

1. Pel ayanan Kesehatan Usia Produktif


2. Pelayanan Kesehatan Penderita Hipertensi nan Kesehatan
RENSTRA
SPM
3. PelayaPenderita Diabetes layanan Kesehatan Usia Lanjut
4. Pe

KEGIATAN
INDIKATOR RPJMN 2015-2019,
TARGET DAN CAPAIAN S/D JUNI 2018

2015 2016 2017 2018 2019

No. Indikator

Target Realisasi % Target Realisasi* % Target Realisasi* % Target Realisasi Target

Prevalensi merokok
1 pada penduduk usia ≤ 6,9 % NA - 6,4% 8,80% - 5,9% 8.80% - 5,6% 8.80% 5,4%
18 tahun (%)

Prevalensi tekanan darah


2 25,28% NA - 24,77% 32,40% - 24,28% 32,40% - 23,79% 32,40% 23,38%
tinggi

Prevalensi obesitas pada


3 penduduk usia 18+ 15,4% NA - 15,4% 20,70% - 15,4% 20,70% - 15,4% 20,70% 15,4%
tahun

3
INDIKATOR RENSTRA 2015-2019
TARGET DAN CAPAIAN S/D JUNI
2018
2015 2016 2017 2018 2019

No. Indikator
Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi Target

Persentase Kab/Kota yang melaksanakan


1 kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 10% 8,37% 83,7% 20% 21,2% 105,8% 30% 30% 100% 40% 32,1% 50%
minimal 50%

Persentase Puskesmas yang melaksanakan


2 10% 35,17% 351,7% 20% 49,3% 246,5% 30% 49,7% 165,6% 40% 70% 50%
pengendalian PTM terpadu

Persentase desa/kelurahan yang melaksanakan


3 kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) 10% 8,83% 88,3% 20% 15,48% 77,4% 30% 24,3% 81% 40% 33,2% 50%
PTM

Persentase Puskesmas yang melaksanakan


4 kegiatan deteksi dini kanker payudara dan leher 10% 2,74% 27,4% 15% 5,2% 25,74% 25% 27% 108% 35% 46% 50%
rahim pada perempuan usia 30-50 tahun

Persentase Puskesmas yang melaksanakan


5 - - - 5% 5,02% 100,4% 10% 10,1% 101% 20% 12,% 30%
deteksi dini dan rujukan kasus katarak

*Per Juni 2018


4
20
40
60
80

0
100
120
99

85 82

70
66
*

62
56 56
52 52 50
46
42 40 39

Dki Jakarta
38 36 35 34

Di Yogyakarta Kepulauan Bangka Belitung Bali


Sumatera Barat
sampai bulan Juni 2018

Sulawesi Selatan
Kepulauan Riau Nusa Tenggara Barat Kalimantan Selatan Lampung
Jawa Timur Gorontalo Banten Jambi
Persentase Desa/Kelurahan Berposbindu

32 32 31 30 29

Kalimantan Barat
Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (Renstra) :

Aceh Jawa Barat Indonesia Jawa Tengah


Sulawesi Barat
26 26 24

Riau Kalimantan Tengah Nusa Tenggara Timur Bengkulu


ra Sumatera Selatan Sulawesi Tenggara Sumatera Utara Kalimantan Timur
Sulawesi Utara Maluku
Sulawesi Tengah Kalimantan Utara Papua Barat
20 18 17

Papua
16 13
10

(Sumber Data SI PTM Kemenkes Tanggal 2 Agustus 2018)


6
3

DO : Desa/Kelurahan yang melaksanakan kegiatan Posbindu PTM


* Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (Renstra) :
Persentase Puskesmas PANDU PTM
sampai bulan Juni 2018

120

Sulsel

NTT
Kep. Babel

Sumbar

Sulbar
Sumut
Jabar Gorontalo Bengkulu
DKI Jakarta

Papua Barat
Papua
Aceh Indonesia Bali

Riau Maluku Utara Sulut


Kep. Riau Kalsel Jambi Banten Lampung Kalbar
100
100 97,4
91,81
87,29 85,66 83,45

80 76,29
70,19 68,3
62,98
60 55,31

42,62
39,73
40
31,25

20
10,97

Sumber: SI PTM
DO : Puskemas Pandu PTM adalah Puskesmas yang melakukan pembinaan Posbindu di wilayah kerjanya
*
Capaian Indikator Kinerja Program (Renstra) :
Persentase Kab/Kota yang Melaksanakan Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Minimal 50% Sekolah sampai Juni 2018

120

100 100 100


100

80
66,67
62,50 60 60 60
57,89
60
50

42,8642,8641,18 40
38,4636,3636,36
35,71
40 33,3333,33
33,33 30
31,91
25,0023,08
21,4321,05 20
17,39 17,1415,38
20 12,1211,76
10,34 9,09

Sumber : Review implementasi KTR


DO : Persentase Kab/kota yang telah telah mengimplementasikan KTR di minimal di 50% sekolah/madrasah yang ada di
wilayahnya
* Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (Renstra) :
Persentase Puskesmas yang Melaksanakan Deteksi Dini
Kanker Leher Rahim sampai Juni 2018

100 100 99 96
95 94

90
84
81
80
75 73
71
70 66
62 61
Nasional
60 57 56 46%
53
49 48
50
43
39
40
35
31 29
30
25
23
20 19 19 18
13 13
10
10
7
2 1
0

Sumber: Data Program (s.d Juni 2018)


DO : Puskesmas yang melaksanakan dan melaporkan kegiatan deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim pada
wanita usia 30-50 tahun
* Cakupan Deteksi Dini Kanker Payudara
dan Kanker Leher Rahim (2007-2018*)

40,00

35,00

30,00
26,26
25,53
25,00

20,00 18,39
17,80
16,7616,50
15,57
15,00 13,4113,2813,21

10,9810,83
10,23 9,74 9,65
10,00 9,00
8,14 8,09 7,49
7,43
6,30 6,09 6,03 5,80 5,79
4,93 4,49 4,43
5,00 3,81 3,42
3,07
2,65 2,33
1,68
1,00

Sumber: Data Program (s.d Juni 2018)


t
r

s
s

e
e

e
n
p

0,0
10,0
30,0
40,0
50,0
60,0
80,0

70,0
90,0

20,0
81,9

59,1

50,5
*

35,934,7

23,2
32,6
29,2 28,7

Sumber: Data Program


21,0
15,5
13,213,1
16,6

7,9 6,8
Sulawesi Selatan
DKI Jakarta Sulawesi Barat Lampung
3,2 3,1 1,6

DI Yogyakarta Bengkulu Jawa Barat NTB


Sulawesi Tengah
Jambi Kalimantan Barat Jawa Tengah
Jawa Timur Nasional Maluku Utara
Persentase Puskesmas yang Melaksanakan

Sumatera Utara Aceh Riau


0,9 0,8 0,3 0,3 0,0
Capaian Indikator Kinerja Kegiatan (Renstra) :

Sulawesi Utara Sumatera Selatan Banten


NTT
Deteksi Dini dan Rujukan Kasus Katarak, per Juni 2018

Papua
Sumatera Barat Kep. Bangka Belitung Kep. Riau
Bali
Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Timur Kalimantan Utara Gorontalo
Sulawesi Tenggara
Maluku
Papua Barat
DO : Puskesmas yang melakukan deteksi dini dan merujuk kasus katarak
TANTANGAN
MANAJEMEN
• Kapasitas
Manajerial
Pengelola
Program
• Pencatatan dan
Pelaporan

CERDIK
TEKNIS
• Kapasitas
Teknis Nakes
• CPD, OJT dll
KESIMPULAN
Capaian program PTM semester I 2018 di beberapa Provinsi sudah baik,
namun di beberapa lainnya cakupan masih perlu akselerasi dan
komitmen yg lbh kuat
Perlu peningkatan kapasitas manajemen pengelola program melalui
bimbingan dan penyediaan pedoman manajemen program yg dapat
menjadi acuan sewaktu-waktu, hal ini juga akan meminimalisir
terputusnya informasi pada saat terjadinya mutasi petugas

Perlu diupayakan CPD, pelatihan lainnya yang terintegrasi


bekerjasama dgn OP terkait di wilayah masing-masing

Ketersediaan SI yang user friendly dan akses untuk memudahkan


pencatatan dan pelaporan
1. CAPAIAN PROGRAM
(Target 100%)
• Usia produktif (15 – 59 th)
• Lansia (> 60 tahun)
• Hipertensi
• DM
2. IDENTIFIKASI MASALAH
• Posbindu belum optimal
• Sasaran belum dipahami oleh programer
• Target belum tercapai
• Kurangnya dukungan dana untuk kegiatan
Posbindu (Pelatihan, sarpras)
• Sosialisasi belum maksimal
3. UPAYA YANG SUDAH DILAKUKAN
• Posbindu di masayarakat, sekolah, OPD, KBIH,
perusahaan
• Peningkatan SDM Puskesmas
• Pelatihan kader Posbindu baik surveilans web
maupun teknis pelaksanaan dll
4. STRATEGI PERCEPATAN
• Advokasi dengan semua lintas sektor dan linprog
agar Posbindu bisa dilaksanakan.(Pusat, Propinsi,
Kabupaten, Puskesmas)
• Sosialisasi lebih ditingkatkan mulai dari tingkat
Pusat,Propinsi, Kab/Kota, Kecamatan, Puskesmas,
Desa melalui : media elektronik, media KIE
dll(Pusat, Propinsi, Kabupaten, Puskesmas)
• Integrasi dalam pelaksanaan Posbindu dengan
PISPK, Posyandu, UKS dalam bentuk penyamaan
indikator dan pengolahan data(Pusat,
Propinsi,Kabupaten, Puskesmas)
• Pemenuhan sarana dan
prasarana(Pusat,Propinsi,Kabupaten)
• Peningkatan kapasitas
SDM(Pusat,Propinsi,Kabupaten,Puskesmas)
• BHP dan transport kader dari alokasi dana
desa(Pusat,Kabupaten,Puskesmas)
• Pelatihan dengan melibatkan pihak ke
3(Kabupaten)
• Penggunaan dana BOK(Kabupaten.
Puskesmas)
5. SARAN
PUSAT
• Instruksi Presiden terkait pelaksanaan Posbindu
• Surat edaran dari Kemendagri, Kemenkes (berjenjang) terkait
Posbindu
• Support anggaran untuk pencapaian SPM
• Perbaikan sistem catpor
• Pelatihan SDM
• Anggaran BOK Kab/Kota bisa digunakan utk pelatihan
PROPINSI
• Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Posbindu
KAB/KOTA
• Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Posbindu
• Pelatihan SDM
*
Hambatan/Masalah Tindak Lanjut
KTR
1. Belum seluruh Kabupaten Kota yang telah 1. Mendorong Kab/Kota yang telah memiliki aturan KTR
memiliki aturan KTR menerapkan aturan KTR di untuk menerapkan aturan KTR di sekolah
Sekolah 2. Mendorong Diknas Kab/Kota untuk memerintahkan
2. Belum semua sekolah menerapkan Kawasan sekolah menerapkan KTR di lingkungan sekolah sesuai
Tanpa Rokok dengan aturan Permendikbud no.64 tahun 2015
4. Belum terbentuknya satgas KTR di KabKota 4. Mendorong Pemerintah Kab/Kota untuk mengesahkan
5. Belum terbentuknya satgas KTR di Sekolah satgas KTR
5. Mendorong Diknas Kab/Kota untuk memerintahkan
Sekolah membentuk satgas KTR di sekolah

PGP&K
1. Ketersediaan anggaran untuk pelayanan PTM 1. Pelaksanaan pertemuan sosialisasi dan advokasi
masih rendah program penanggulangan gangguan indera dan
2. Program merupakan program baru fungsional kepada pemerintah daerah.
3. Tenaga Kesehatan terlatih masih terbatas 2. Penyusunan NSPK kebijakan dan legal aspek dalam
4. Pencatatan dan pelaporan program belum penanggulangan gangguan indera dan fungsional
optimal 3. Pelaksanaan pelatihan pencegahan dan pengendalian
gangguan indera dan fungsional
4. Penyusunan instrumen identifikasi masalah, pencatatan
dan pelaporan penanggulangan gangguan indera mulai
tingkat Puskesmas, Kab/Kota dan Provinsi,.
*
Hambatan/Masalah Tindak Lanjut
Kanker
1. Jumlah dokter dan bidan terlatih dalam melakukan 1. Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan dokter dan bidan yang
deteksi dini masih terbatas, terutama didaerah mampu melaksanakan deteksi dini kanker dengan mendorong
terpencil dan tertinggal, kepulauan (DTPK). Hal ini pelatihan IVA dan Sadanis di daerah melalui dana dekonsentrasi
disebabkan tidak hanya sarana prasarana dan , APBD, Pajak rokok dll.
transportasi serta letak geografis saja tapi juga karena 2. Meningkatkan jumlah puskesmas yang mampu memberikan layanan
tenaga yang sudah dilatih pindah ke tempat lain. IVA dan SADANIS di tingkat provinsi dan kabupaten kota melalui
2. Masih banyak perempuan yang enggan karena malu dan kegiatan pelatihan dengan melibatkan profesi ahli (dokter ahli
takut untuk datang melakukan deteksi dini sehingga kandungan/obsgyn) sebagai pendamping (supervisor).
angka capaian belum maksimal. 3. Memperkuat sosialisasi dan advokasi bagi petugas maupun
3. Advokasi dan sosialisasi yang belum maksimal pada pengampu kebijakan dalam memotivasi petugas kesehatan yang
pemangku, pembuat dan penentu kebijakan di sudah dilatih untuk melaksanakan di fasyankes
kabupaten kota dalam upaya pengendalian kanker 4. Memperkuat advokasi dan sosialisasi baik kepada gubernur, bupati,
sehingga belum menjadi prioritas dalam perencanaan pemangku adat, tokoh agama maupun masyarakat serta
kegiatan di kabupaten kota stakeholder terkait, dan organsasi profesi guna mendukung
4. Sistem pencatatan dan pelaporan rutin yang belum pelaksanaan program pelayanan IVA di fasilitas layanan kesehatan
berjalan optimal primer.
5. Koordinasi lintas sektor dan program dan sistem rujukan 5. Memperkuat logistik deteksi dini sebagai saran dukung deteksi dini
belum maksimal di tingkat kabupaten kota. kanker payudara dan kanker leher rahim di fasilitas layanan
6. Sistem pembiayaan yang belum optimal menyebabkan kesehatan primer.
layanan deteksi dini IVA di puskesmas belum berjalan 6. Memaksimalkan layanan rujukan bila ditemukan hasil IVA positif
efektif.. dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai.
7. Sarana dan prasarana pendukung dan bahan habis pakai 7. Pengembangan surveilans dan faktor risiko serta sistem informasi
seperti gas N2O dalam pelaksanaan deteksi dan tindak manajemen pencegahan dan pengandalian kanker melalui
lanjut dini masih terbatas. penguatan registri kanker
*

Upaya Percepatan
- Membuat surat edaran ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota agar meningkatkan implementasi KTR di
daerahnya masing-masing.
- Membuat feed back hasil review kepada pemerintah Kab/Kota yang dinilai.
- Penguatan kepada B/BTKL dan mendorong agar segera melaksanakan penilaian implementasi KTR di kabupaten/
kota yang menjadi tanggung jawabnya dengan pendanaan yang diberikan dari program, dilanjutkan dengan feed back
dan advokasi kepada pemerintah daerah.
- Advokasi ‘peer to peer’ dan workshop penyusunan draft peraturan dan kebijakan daerah.
- Penguatan Sistem Pencatatan Dan Pelaporan PTM Melalui SI PTM
- Bimtek dan Monev Terhadap Pelaksanaan Posbindu PTM di Daerah
- Penguatan KIE Pelaksanaan Posbindu dan Cerdik melalui Kampanye Germas untuk lebih meningkatkan awareness
masyarakat terhadap pentingnya deteksi dini risiko PTM.
- Penyusunan Permenkes Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan Pendengaran
- Penyusunan roadmap penanggulangan gangguan penglihatan 2017-2030, kerjasama dengan Perdami dan
Komatnas.
- Implementasi roadmap target tahun 2017-2019 yaitu :
 ketersediaan data prevalensi gangguan penglihatan
 Pengembangan sistem informasi gangguan penglihatan berbasis web dan penyusunan Juknis Sistem Informasi
Gangguan Penglihatan (SIGALIH)
 Pilot project di 6 provinsi: penerapan sistem informasi penanggulangan gangguan penglihatan mulai dari
kader, petugas kesehatan, dan rujukan ke RS dalam deteksi dini gangguan penglihatan di masyarakat.
 Orientasi Sistem Informasi Penanggulangan Gangguan Penglihatan (PGP) Terpadu
 Integrasi kegiatan deteksi dini gangguan penglihatan dengan PTM lainnya di POSBINDU.
- Sosialisasi Program Penanggulangan Gangguan Penglihatan kepada masyarakat, lintas program dan lintas sektor
lainnya melalui peringatan Hari Penglihatan Sedunia yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2018 di
Surabaya.
- Pencetakan Media KIE.
*
NO KEGIATAN VOL Tempat /Peserta PJ WAKTU Ket.

1 Monev Posbindu 1 kali 5 lokasi DM GM Agt-Okt Kota Samarinda Kota


Balikpapan Kab Belitung
Timur Kota Padang
Kota Bukittinggi

2 Penguatan KIE, Germas @ 1 kali Banggai dan Bandung Barat DM GM Agt-Sept Peserta per Lokasi 200 org

3 Peningkatan Awareness melalui 2 keg Jakarta DM GM Okt dan Peserta masing-masing


Seminar pada Peringatan Hari Nov 200 org
Obesitas dan DM
4 Sosialisasi dan deteksi dini faktor 4 kali Kab Brebes : 300 org Kab PKGI 4 – 6 Sept
risiko ptm dalam rangka gerakan Tegal : 300 org Kota Tegal : 3 – 5 Okt
masyarakat (GERMAS) 300 org Kab KaUr : 300 org 18 – 20 Okt
19 – 21 Sept
5 Review Implementasi KTR di Sekolah 3 kali Kab Simeuleu PKGI 13 – 17 Agt
Kab Dharmasraya 8 – 12 Okt
Kab Sintang 27 – 31 Agt
6 Advokasi dan Sosialisasi Pembuatan 2 kali Provinsi SUMUT Provinsi NTT PKGI 29 – 31 Agt
Peraturan KTR di daerah 5 – 7 Sept
7 Sosialisasi Uji coba buku saku Green 3 kali Kab Lombok Timur, Kab PKGI September Sosialisasi Uji coba buku
Tobacco Sickness Jember dan Kota Magelang 2018 saku Green Tobacco
Sickness
8 Sosialisasi dan deteksi dini faktor 3 kali Kab Bireun : 200 org PKKD 22 – 24 Agt
risiko ptm dalam rangka gerakan Kab Manggarai Barat : 200 org 17 – 19 Agt
masyarakat (GERMAS) Kab Banyuwangi : 200 org Mgg II Sept
9 Evaluasi Pelaksanaan Pandu PTM di 4 kali Maluku Papua Barat Jambi PJPD 14-16 Agt
FKTP Jatim 14-16 Agt
23-25 Agt
23-25 Agt
20
Indikator Kinerja RPJMD Progam PPTM
Sasaran Program  Indikator Kinerja

1. Kawasan tanpa Rokok  Meningkatnya jumlah Kabupaten Kota yang memiliki Perrda
KTR
2. Persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan kawasan tanpa Rokok minimal 50%
sekolah  Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaksanakan kebijakan kawasan
tanpa rokok minimal 50% sekolah di tahun 2019
3. Persentase penurunan prevalensi merokok pada usia <= 18 tahun  Menurunnya
prevalensi merokok pada usia <= 18 tahun
Kemungkinan ada salah pengetikan pada indikator nomor 3 ini, menurut data hasil
Riskesdas 2013 : umur penduduk yang diukur untuk indikator ini adalah ≥ 18 tahun
4. PTM Terpadu  Meningkatnya jumlah Puskesmas yang Melaksanakan program
pengendalian PTM Terpadu
5. Posbindu PTM  Meningkatnya jumlah desa dengan kegiatan Posbindu PTM
6. Cancer Cerviks dan payudara  meningkatnya jumlah wanita 30 – 35 tahun yang
dideteksi dini Ca Cerviks dan payudara
Ada salah pengetikan pada indikator nomor 6 ini, format pengelompokan umur dari
pusat (RPJMN) yaitu perempuan usia 30 – 50 tahun yang diperiksa
TARGET DAN CAPAIAN KINERJA BIDANG P2P DINAS KESEHATAN
PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 - 2018
2014 2015 2016 2017 2018
Arah Progra Sasaran
Indikator Kinerja Targe Realisa Realisa Targe Realisa Realis Realisa Ket
Kebijakan m Program Target Target Target
t si si t si asi si
Penguatan Progra ODHA yang Meningkatnya Realis
pelayanan m mendapat ODHA (Orang asi
kesehatan, Penceg pengobatan dengan HIV AIDS) 100 52,77 100 32,50 100 35 100 36 100 32 2018
pencegaha ahan ARV yang mendapat samp
n, dan (P) pengobatan ARV ai sept
pengendali Penang sebanyak 100% di
an penyakit gulang tahun 2019
menular an Kawasan Meningkatnya
dan tidak Penyak Tanpa jumlah Kab/Kota 1 0 2 2 5 7 7 11 11 11
menular di it Rokok yang memiliki
gugus Menula (Q) Perda KTR
pelayanan r Persentase Meningkatnya
kesehatan Kabupaten/ persentase
Kota yang Kabupaten/Kota
melaksanak yang
an kebijakan melaksanakan 10 0 10 0 20 0 30 0 40 0
Kawasan kebijakan Kawasan
Tanpa Tanpa Rokok
Rokok minimal 50%
minimal sekolah di tahun
50% 2019
sekolah
(R)
Presentasi Menurunnya 6,84 7,2 6,48 7,2 6,12 7,2 5,76 7,2 5,4
penurunan prevalensi merokok
prevalensi pada usia <=18
merokok tahun
TARGET DAN CAPAIAN KINERJA BIDANG P2P DINAS KESEHATAN
PROVINSI MALUKU TAHUN 2014 - 2018

2014 2015 2016 2017 2018


Arah Progra Sasaran
Indikator Kinerja Targe Realis Realis Targe Realisa Targe Realisa Realis Ket
Kebijakan m Program Target Target
t asi asi t si t si asi
Penguatan Program PTM Meningkatnya
pelayanan Pencega Terpadu jumlah Puskesmas
kesehatan, han dan (T) yang 7 0 10 7 20 31 30 47 40 66
pencegahan, Penang melaksanakan
pengendalian gulanga program
penyakit n pengendalian PTM
menular dan Penyakit terpadu
tidak menular Menular Posbindu Meningkatnya
di gugus PTM jumlah desa 140 0 150 31 160 101 170 304 180 402
pelayanan (U) dengan kegiatan
kesehatan Posbindu PTM
Cancer Meningkatnya - NA 10 1807 20 2243 30 4663 40 2161
Cervix dan jumlah wanita 30-
payudara 35 tahun yang
(V) dideteksi dini Ca
Cervix dan
Payudara
1. KABUPATEN/KOTA YANG MEMILIKI PERDA KTR
DI PROVINSI MALUKU TAHUN 2015 - 2018
Nama Peraturan (SE/Perwali/Perbup/Pergub/Perda)
No Kabupaten/Kota
2015 2016 2017 2018

1 Maluku Tenggara Barat PERDA NO. 06 TAHUN 2014 PERDA NO. 06 TAHUN 2014 PERDA NO. 06 TAHUN 2014 PERDA NO. 06 TAHUN 2014

2 Maluku Tenggara PERWALI NO. 15 TAHUN 2014 PERBUP NO. 15 TAHUN 2014 PERBUP NO. 15 TAHUN 2014 PERBUP NO. 15 TAHUN 2014

3 Maluku Tengah PERBUP NO. 07 TAHUN 2015 PERBUP NO. 07 TAHUN 2015 PERBUP NO. 07 TAHUN 2015
- -
4 Buru - - PERDA SEMENTARA PERDA NO. 06 TAHUN 2016 PERDA NO. 06 TAHUN 2016

5 Aru PERBUP NO. 35 TAHUN 2016 PERBUP NO. 36 TAHUN 2016 PERBUP NO. 36 TAHUN 2016
- -
6 Seram Bagian Barat PERDA SEMENTARA PERDA NO. 06 TAHUN 2017 PERDA NO. 06 TAHUN 2017
- -
7 Seram bagian Timur PERBUP NO. 07 TAHUN 2015 PERBUP NO. 31 TAHUN 2016 PERBUP NO. 31 TAHUN 2016
- -
8 Maluku Barat Daya PERBUP NO. 06 TAHUN 2016 PERBUP NO. 06 TAHUN 2016
- -
9 Buru Selatan PERDA NO. 41 TAHUN 2015 PERDA NO. 41 TAHUN 2015 PERDA NO. 41 TAHUN 2015
- -
10 Ambon - - PERWALI NO. 41 TAHUN 2015 PERWALI NO. 27 TAHUN 2015 PERWALI NO. 27 TAHUN 2015

11 Tual - - PERWALI NO. 36 TAHUN 2017 PERWALI NO. 36 TAHUN 2017

Total 2 8 11 11
2. KABUPATEN/KOTA YANG MELAKSANAKAN KEBIJAKAN KAWASAN TANPA
ROKOK MINIMAL 50% SEKOLAH DI TAHUN 2019

SEKOLAH YANG MELAKSANAKAN KTR DI SEKOLAH TAHUN 2017 - 2018

45
41
40

35

30

25

20 17

15

8 9 8
10
6 5
3 3 3 3 4
5 2 2
0 0 0 1 1
0
MTB TUAL MALRA Kep. Aru ARU MALTENG SBT SBB BURU BURSEL AMBON MALUKU

2017 2018(SMT 1)

Dari grafik di atas terlihat bahwa kabupaten/Kota yang melaksanakan


kebijakan kawasan tanpa rokok minimal 50% sekolah masih 0 (nol). Karena di
semua kabupaten/kota sekolah yang melaksanakan masih di bawah 50% .
Peta Sebaran Implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di Sekolah Tahun 2018
4. Meningkatnya jumlah Puskesmas yang Melaksanakan program
pengendalian PTM Terpadu
Jumlah Puskesmas yang Melaksanakan Program Pengendalian PTM Terpadu
di Provinsi Maluku tahun 2015 - 2018
70
66

60

50 47

40

31

30

20
14
14 14 14
12 12
9 9
10 8
7 7
5
4 4 4
3 3 3
2 2
1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
MTB Tual Malra Aru MBD Malteng SBT SBB Buru Bursel Ambon PROVINSI

2015 2016 2017 2018


5. Meningkatnya jumlah desa dengan kegiatan Posbindu PTM

Jumlah Desa/Kelurahan yang Melaksanakan Posbindu PTM


di Provinsi Maluku Tahun 2015 - 2018

450

402
400

350

304
300

250

200

150

101
100 77
60 57 54 50
50 32 32 37
23 23
16 13 12
0 0 3 4 7 3 4 6 2 3 6 4 5 4 6 8
0 5 10 4 7
0
MTB Tual Malra Aru MBD Malteng SBT SBB Buru Bursel Ambon Maluku

2015 2016 2017 2018


6. meningkatnya jumlah wanita 30 – 50 tahun yang
dideteksi dini Ca Cerviks dan payudara Tahun 2015 - 2018
No Kabupaten/Kota 2015 2016 2017 2018

1 Maluku Tenggara Barat 0 0 379 173

2 Tual 266 166 506 124


3 Maluku Tenggara 475 333 500 267
4 Kep. Aru 76 354 103 31
5 Maluku Barat Daya 25 0 0 0
6 Maluku Tengah 181 0 1020
7 Seram Bagian Timur 2 0 104 30
8 Seram Bagian Barat 180 43 341 0
9 Buru 206 34 141 0
10 Buru Selatan 65 59 -
11 Ambon 331 1254 1569 1536
Maluku 1807 2243 4663 2161
Jumlah Wanita Usia 30 - 50 Tahun yang di Deteksi Dini Ca Cerviks dan Payudara
Tahun 2015 - 2018
5000

4500

4000

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
MTB Tual Malra Kep. Aru MBD Malteng SBT SBB Buru Bursel Ambon Maluku

2015 2016 2017 2018


Peta Klasifikasi Deteksi Dini Ca Cerviks dan Payudara
di Provinsi Maluku Tahun 2018
Kegiatan Program PTM Tahun 2015
JUMLAH SUMBER
NO KEGIATAN WAKTU
ANGGARAN DANA

Pelatihan Kader posbindu Faktor Risiko 9 Mei 2015,


1 APBN
PTM di Kab/Kota 99,880,000

2 Penyediaan Data Pengendalian PTM Jan - Des 2015 APBN


27,800,000

Peningkatan Kapasitas dalam


3 Manajemen dan Surveilans faktor Risiko 16 - 20 Desember 2015 APBN
151,470,000
PTM

Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan


November 2015 (5
4 dalam Pengendalian PTM Terintegrasi APBN
Regio) 444,411,000
(Regio)

5 Workshop Bahaya Asap Rokok 27 - 30 April 2018 APBD


Deteksi Dini Kanker dan kecelakaan Lalu 15 Juli 2015 dan 23, 24
6 75000500 APBD
Lintas dan 31 Desember 2018
Kegiatan Program PTM Tahun 2016

JUMLAH SUMBER
NO KEGIATAN WAKTU
ANGGARAN DANA

Advokasi dan Sosialisasi Monitoring


1 22 April 2016 APBN
Faktor Risiko PTM 38,781,000

23 Agustus - 29 Sept
2 Monev dan Bimtek APBN
2018 155,975,000

3 Pengadaan KIE Pengendalian Tembakau Juli - Agustus 2016 APBN


264,825,000

Pelatihan Penatalaksanaan UBM dan


4 15 - 20 Agustus 2018 APBD
Deteksi Dini Ca. Cerviks 309,254,200
Kegiatan Program PTM Tahun 2017

JUMLAH SUMBER
NO KEGIATAN WAKTU
ANGGARAN DANA

1 Bimtek PTM 13 - 15 Maret 2017 APBN


76,989,000

2 Pelatihan PANDU 17 - 22 Juli 2017 APBN


228,902,000

Pelatihan Surveilans Faktor Risiko 11 - 16 September


3 APBN
PTM 2017 115,862,000

4 Pengadaan Posbindu KIT Desember 2017 APBD


165,000,000
Kegiatan Program PTM Tahun 2018
JUMLAH SUMBER
NO KEGIATAN WAKTU
ANGGARAN DANA

Sosialisasi Deteksi dini faktor risiko


1 16 Oktober 2018 APBN
di Daerah 31,720,000

Pembekalan Kader deteksi dini


2 faktor rissiko PTM di Maluku Barat 15 - 16 Oktober 2018 APBN
62,540,000
Daya

13 - 15 Desember
4 Deteksi Dini Faktor Risiko PM APBN
2018 43,520,000

5 Pengadaan Bahan Habis Pakai Juli 2018 APBN


25,720,000
Kegiatan Program PTM Tahun 2019
JUMLAH SUMBER
NO KEGIATAN WAKTU
ANGGARAN DANA

Pelatihan Deteksi Dini Kanker


1 APBN
Payudara dan Leher Rahim 235,448,000
Deteksi Dini Faktor Risiko PTM di
2 APBN
Daerah 160,315,000

3 Pelatihan Pandu PTM di FKTP APBN


353,500,000

4 Pelatihan Posbindu PTM dan SI PTM APBN


118,356,000
Sosialisasi Gerakan deteksi dini FR
5 APBN
PTM di Tingkat Kecamatan 185,000,000
Pembekalan Kader tingkat
6 APBN
Kecamatan 210,350,000

7 Deteksi Dini APBN


962,500,000
• Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun
2017 merupakan sarana untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja Menteri
Kesehatan beserta jajarannya kepada Presiden
Republik Indonesia dan seluruh pemangku
kepentingan, baik yang terkait langsung
maupun tidak langsung. Selain itu Laporan
Kinerja Kementerian Kesehatan merupakan
wujud dari pertanggungjawaban atas kinerja
pencapaian visi dan misi yang dijabarkan
• Terdapat pula Indikator Kinerja Sasaran
Strategis yang belum mencapai target yaitu: 1.
Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5
jenis tenaga kesehatan tercapai 2.641 dari
target 3.000 atau 88,03% dari yang
ditargetkan 2. Jumlah kabupaten/kota yang
melaporkan data kesehatan prioritas secara
lengkap tercapai 266 dari target 308 atau
86,36% dari yang ditargetkan Untuk kinerja
keuangan pada tahun 2017, realisasi anggaran
DISTRIBUSI KASUS PTM DI KAB. GROBOGAN TAHUN
2016 - 2017
DISTRIBUSI KASUS PTM DI KAB. GROBOGAN MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN
2017
DISTRIBUSI KASUS PTM DI KAB. GROBOGAN MENURUT KELOMPOK UMUR
TAHUN 2017
LAPORAN POSBINDU PTM PUSKESMAS
PUSKESMAS Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Kedungjati
2. Tanggungharjo
3. Karangrayung I
4. Karangrayung II
5. Penawangan I
6. Penawangan II
7. Toroh I
8. Toroh II
9. Geyer I
10. Geyer II
11. Pulokulon I
12. Pulokulon II
13. Kradenan I
14. Kradenan II
PUSKESMAS Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

15. Gabus I
16. Gabus II
17. Ngaringan
18. Wirosari I
19. Wirosari II
20. Tawangharjo
21. Grobogan
22. Purwodadi I
23. Purwodadi II
24. Brati
25. Klambu
26. Godong I
27. Godong II
28. Gubug I
PUSKESMAS Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

29. Gubug II
30. Tegowanu

Ket :
Belum
Laporan

Sudah
Laporan

Belum
punya
DATA POSBINDU PUSKESMAS 2017
NO PUSKESMAS JML DS JML DS POS JML POS DS AKTIF/TDK
1 Kedungjati 12 1 1
2 Tanggungharjo 9 0 0
3 Karangrayung I 10 0 0
4 Karangrayung II 9 0 0
5 Penawangan I 10 0 0
6 Penawangan II 10 0 0
7 Toroh I 10 2 2
8 Toroh II 6 2 2
9 Geyer I 9 1 1
10 Geyer II 4 0 0
11 Pulokulon I 6 1 1
12 Pulokulon II 7 0 0
13 Kradenan I 7 3 5
14 Kradenan II 7 0 0
DATA POSBINDU PUSKESMAS 2017
NO PUSKESMAS JML DS JML DS POS JML POS DS AKTIF/TDK
15 Gabus I 7 1 1
16 Gabus II 7 0 0
17 Ngaringan 12 1 1
18 Wirosari I 8 2 2
19 Wirosari II 6 4 4
20 Tawangharjo 10 8 9
21 Grobogan 12 5 5
22 Purwodadi I 9 1 1
23 Purwodadi II 8 0 0
24 Brati 9 1 1
25 Klambu 9 4 4
26 Godong I 14 2 2
27 Godong II 14 1 1
28 Gubug I 13 3 5
DATA POSBINDU PUSKESMAS 2017
NO PUSKESMAS JML DS JML DS POS JML POS DS AKTIF/TDK
15 Gubug II 8 1 1
16 Tegowanu 18 0 0
JUMLAH 280 44 48

Jml desa punya


Posbindu = 15,7 %

Jml Pusk punya


Posbindu = 63,3 %
DATA KASUS PTM 2017 (s/d Agustus)
NO JENIS KASUS PTM JML % KASUS
1 IMA 16 0,41
2 Decomp Cordis 133 3,38
3 Hipertensi 1.954 49,26
4 Stroke 75 1,91
5 DM tergantung insulin 32 0,81
6 DM tidak tergantung insulin 770 19,61
7 Ca Mamae 10 0,25
8 Ca Cerviks 20 0,51
9 Leukimia 0 0
10 Retinoblastoma 0 0
11 Ca Kolorectal 0 0
12 PPOK 110 2,80
13 Asthma Bronkhiale 806 20,51
14 Ginjal kronik 0 0
15 Obesitas 0 0
JUMLAH 3.926
DATA KASUS PTM 2017 (s/d Agustus)
SEBARAN DESA POSBINDU PTM DI
GROBOGAN

4
5
8 2 1
3 2 1 4
1 21 2

1
1
2 1
2
1
3
1
GAMBARAN PELAKSANAAN
PROGRAM PENGENDALIAN KANKER
DI PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2015

Σ Pddk + 8.117.268
15 Kab/ kota
12 Kab KTR
291 Puskesmas
124 Pusk PTM
73 Pusk IVA
44 RS (Pem & Swasta)
2.639 desa/kel
427 Posbindu PTM
TUJUAN PENGENDALIAN KANKER
DI INDONESIA

Meningkatkan deteksi, penemuan dan tindak


lanjut dini kanker
Meningkatkan kualitas hidup penderita
kanker
Menurunkan angka kematian akibat kanker
No Kab Jlh Posbindu
1 Kab. Lampung Barat 40
2 Kab. Tanggamus 37
Berdasarkan Laporan
3 Kab. Lampung Selatan 29
Portal Web (Up date 8
4 Kab. Lampung Timur 27 September 2015)
5 Kab. Lampung Tengah 36 Pkl. 09.44 WIB
6 Kab. Lampung Utara 31
7 Kab. Way Kanan 18
8 Kab. Tulangbawang 27
9 Kab. Pesawaran 75
10 Kab. Pringsewu 27
11 Kab. Mesuji 12
12 Kab. Tulang Bawang Barat 7
13 Kab. Pesisir Barat 15
14 Kota Bandar Lampung 60
15 Kota Metro 41
TOTAL 482
JUMLAH PENDUDUK USIA > 15 TAHUN YANG DIPERIKSA TB DAN BB (IMT)

5000
4584
4500

4000

3500

3000

2500

2000
1720

1403
1500
1112
976 1015
1000 782
701 734
624 644
478 426 435 487
404 357 331 348
500 282 293270 308
177
70 0 0 0 0 12
0
Pssr Brt Mesuji TBB P.Sewu Pswrn WKN L.Tim Metro TGM Tuba LB LU LT LS BDL

Normal Obes
JUMLAH PENDUDUK USIA > 15 TAHUN YANG DIPERIKSA LINGKAR PERUT

4500 4348

4000

3500

3000

2500

2000
1720

1500 1286
1094
987
1000 894 832
772
668
516
412 438 423
500 304
182 215 239 250
177177 116110
100
0 63 0 0 10 0 0
0

Obesitas Normal
JUMLAH PENDUDUK USIA > 15 TAHUN YANG DIPERIKSA TEKANAN DARAH

4500
4135

4000

3500

3000

2500

1950
2000
1581 1537 1542
1500 1357 1360
1247 1098
1069
987 950
1000 859
628 629 669 659 612
527 539 548
500 315 354
222 245 249
0 0 0 0
0

Hipertensi Normal
JUMLAH PENDUDUK USIA > 15 TAHUN YANG DIPERIKSA GULA DARAH

1200

1067

1000
938

800

600

443 448
418
400
304
285
230
196 207
173 181
200 142
119
100 98 88 99
82 71 67
66 64
38 37
6 0 0 0 0
0
WKN PSWRN LU LB Metro PSWU Pssr Brt Tuba Mesuji LS TGM L.Tim TBB BDL LT

Hiperglikemi Normal
JUMLAH PENDUDUK USIA > 15 TAHUN YANG DIPERIKSA CHOLESTROL DARAH

450
408
400

350
325

300

250

200
156
145
150 134
122
102
92
100

51
50 35 32
23 20 25
12 11 15 10
7 5 2 0 0 0 6 0 0 0 0 0
0
WKN PSWRN LU LB Metro P.SEWU PB TUBA MESUJI LS TGM L.TIM TBB BDL LT

Hipercholestrolemia Normal
JUMLAH PENDUDUK USIA > 15 TAHUN YANG DIPERIKSA TRIGLISERIDA DARAH

178
180

160

140

120

100
90

80

60

40

20 14
7 6
0 0 2 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0

Hipertrigliseridemia Normal
DATA DASAR MENURUT KAB/KOTA

No Kab/Kota Jlh Penduduk Jlh Desa/Kel Jlh Pusk Puskes IVA* Jumlah RS**

1 Lam-Barat 293,105 136 13 3 1


2 Tanggamus 573,904 302 23 12 2
3 Lam- Sel 972,579 260 26 12 2
4 Lam- Timur 1,008,797 264 33 13 1
5 Lam-Tengah 1,239,096 319 38 17 5
6 Lam-Utara 606,092 247 26 24 3
7 Way Kanan 432,914 227 19 7 2
8 Tulangbawang 429,515 152 18 7 1
9 Pesawaran 426,389 134 12 8 1
10 Pringsewu 386,891 131 11 6 5
11 Mesuji 195,682 105 12 6
12 Tuba Barat 264,712 96 10 6
13 Pesisir Barat 149,890 118 9 4
14 B.Lampung 979,287 126 30 24 13
15 Metro 158,415 22 11 8 5
Jumlah 8.117.268 2639 291 157 41

* Puskesmas yang sudah memiliki tenaga terlatih IVA


TARGET CAPAIAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN KANKER PAYUDARA
PROVINSI LAMPUNG, 2015 - 2019

WUS 30-50 TARGET


NO KABUPATEN/KOTA
TAHUN * 2015 2016 2017 2018 2019
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Lampung Barat 42,808 4,281 8,562 12,842 17,123 21,404


2 Tanggamus 83,243 8,324 16,649 24,973 33,297 41,622
3 Lampung Selatan 142,850 14,285 28,570 42,855 57,140 71,425
4 Lampung Timur 154,426 15,443 30,885 46,328 61,770 77,213
5 Lampung Tengah 192,002 19,200 38,400 57,601 76,801 96,001
6 Lampung Utara 89,038 8,904 17,808 26,711 35,615 44,519
7 Way Kanan 62,988 6,299 12,598 18,896 25,195 31,494
8 Tulang Bawang 62,994 6,299 12,599 18,898 25,198 31,497
9 Pesawaran 61,691 6,169 12,338 18,507 24,676 30,846
10 Pringsewu 57,838 5,784 11,568 17,351 23,135 28,919
11 Mesuji 28,235 2,824 5,647 8,471 11,294 14,118
12 Tulang Bawang Barat 39,444 3,944 7,889 11,833 15,778 19,722
13 Pesisir Barat 20,805 2,081 4,161 6,242 8,322 10,403
14 Kota Bandar lampung 147,576 14,758 29,515 44,273 59,030 73,788
15 Kota Metro 25,009 2,501 5,002 7,503 10,004 12,505

PROVINSI 1,210,947 121,095 242,189 363,284 484,379 605,474


JUMLAH PENDERITA KANKER

A. PREVALENSI
Prevalensi Kanker (semua jenis kanker), Riskesdas 2013
 Lampung : 0,7 per 1000 penduduk

 Nasional : 1,4 per 1000 penduduk

B. ESTIMASI JUMLAH PENDERITA (semua jenis kanker)


Dengan penduduk + 8.117.268, maka estimasi jumlah
penderita kanker di masyarakat sebanyak + 5.682
orang
JUMLAH KASUS DIRAWAT DI RS
Berdasarkan laporan yang masuk (dari 25 RS),
jumlah penderita kanker yang berkunjung dan
dirawat di rumah sakit di Provinsi Lampung
selama Tahun 2014 :
 kanker leher rahim : 383 kasus
 kanker payudara : 2.119 kasus
2. DATA DETEKSI DINI

Jumlah wanita usia 30-50 tahun yang sudah


melakukan deteksi dini kanker leher rahim selama
Tahun 2014 di Provinsi Lampung sebanyak 7.920
orang  baik yang dilakukan oleh puskesmas
maupun oleh Yayasan Kanker Indonesia (YKI)
Cabang Utama Lampung bekerjasama dengan BPJS
Kesehatan dan BKKBN.
3. JUMLAH TENAGA TERLATIH

Dilatih Oleh :
Jenis Tenaga Total
Kesehatan Dinkes/ YKI & BPJS
Kemenkes RI
Bidan 82 96 178

Dokter Umum 73 34 107

SpOG 1 - 1

SpOG (Onkologi) 1 - 1

Sp.Bedah 1 1
Onkologi
Sebaran tenaga yang dilatih oleh Dinas Kesehatan dan
Kemenkes RI menurut kab/kota :
Kab/Kota Bidan Dokter SpOG SpOG (K)
Umum Onkologi

B. Lampung 8 9 - 1
Lam-Timur 13 5 1 -
Lam-Selatan 14 10 - -
Lam-Tengah 2 2 - -
Pringsewu 4 4 - -
Metro 5 5 - -
Lam-Utara 7 7 - -
Tanggamus 7 7 - -
Waykanan 7 7 - -
Pesawaran 6 6 - -
Lanjutan …………..

Sebaran tenaga yang dilatih oleh Dinas Kesehatan dan


Kemenkes RI menurut kab/kota :

Kab/Kota Bidan Dokter SpOG SpOG (K)


Umum Onkologi
Tulang Bawang 3 3 - -
Tuba Barat 3 3 - -
Lampung Barat 3 3 - -
Pesisir Barat 3 3 - -
Mesuji 3 3 - -

Up date data s.d. 28 Agustus 2015


4. FKTP Dengan Tenaga Terlatih IVA
Kab/Kota Jumlah FKTP FKTP yang sudah memiliki tenaga
Terlatih IVA terlatih sebanyak 73 puskesmas dan
B. Lampung 7 pkm 1 klinik swasta
1 klinik swasta
Kab/Kota Jumlah FKTP
Lam-Selatan 8 puskesmas
Terlatih IVA
Lam-Timur 4 puskesmas
Lam-Tengah 2 puskesmas Lam-Barat 3 puskesmas
Pringsewu 4 puskesmas Tulang Bawang 3 puskesmas
Metro 4 puskesmas Tuba Barat 3 puskesmas
Lam-Utara 8 puskesmas Mesuji 3 puskesmas
Tanggamus 7 puskesmas Pesisir Barat 3 puskesmas
Waykanan 7 puskesmas Total 73 puskesmas
Pesawaran 6 puskesmas 1 klinik swasta

Bila ditambah dengan yang dilatih oleh BPJS maka jumlah


puskesmas yang sudah memiliki tenaga terlatih terdapat 157
5. KETERSEDIAAN KRIOTERAPI
Terdapat 20 unit krioterapi yang tersebar di 10 kab/kota :

Kab/Kota Nama Fasyankes


Kab/Kota/ Nama Fasyankes
Lam-Timur Pkm. Way Jepara Prov
Pkm. Sekampung Metro Pkm.Yosomulyo
Pkm.Sri Bhawono
RSUD Sukadana Lam-Utara Pkm.Kotabumi II
Pkm.Kalibalangan
B. Lampung Pkm.Panjang
Pkm.Kedaton Tanggamus Pkm.Kota Agung
Lam-Selatan Pkm.Karang Anyar Waykanan Pkm.Baradatu
Pkm.Penengahan Pkm.Sukabumi
Lam-Tengah Pkm.Bandar Jaya
Pesawaran Pkm.Gd. Tataan
Pkm.Gunung Sugih
Pringsewu Pkm.Pagelaran Provinsi YKI Cab Utama
Pkm.Sukoharjo Lampung
Distribusi Krio (s.d. September 2015)
Mesuji

Tulang Bawang Barat Tulang Bawang

Way Kanan

Lampung Utara
Lampung Tengah

Lampung Barat
Metro Lampung Timur

Pesisir BaratTanggamus Pringsewu


Tanggamus Bandarlampung
Pesawaran
Lampung Selatan

1 unit
6. RS RUJUKAN
Yang menjadi rumah sakit rujukan adalah RS yang
memiliki dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi
(Sp.OG), terdapat 41 RS :
1) Bandar Lampung : 13 RS
2) Lampung Tengah : 5 RS
3) Lampung Selatan: 2 RS
4) Lampung Utara : 3 RS
5) Lampung Barat : 1 RS
6) Tulang Bawang : 1 RS
7) Tanggamus : 2 RS
8) Metro : 5 RS
9) Lampung Timur : 1 RS
10) Pringsewu : 5 RS
11) Pesawaran : 1 RS
12) Waykanan : 2 RS
REKAP DATA SEBARAN SUMBER DAYA DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DAN
KANKER PAYUDARA DI TINGKAT PROVINSI

PROVINSI : LAMPUNG

Jumlah
Jumlah SDM Dari
Puskesmas Jumlah Sebaran Jumlah Diperiksa
Terlatih IVA- PuskesmasYang
Nama Terlatih IVA- TOTAL Krioterapi (Total Puskes)
No SADANIS Sudah Dilatih
Kabupaten/Kota SADANIS Puskes
Belum Dinkes Positif
Terlatih Bidan Dokter Pusk Aktif Tdk Aktif' Diperiksa
Terlatih Kab/Kota IVA
1 Lampung Barat 3 10 13 2 3 0 3 0 0 0
2 Tanggamus 12 11 23 12 7 1 3 8 135 0
3 Lampung Selatan 12 14 26 16 8 2 7 3 866 25
4 Lampung Timur 13 20 33 22 4 1 3 3 10 27 1
5 Lampung Tengah 17 20 37 18 3 2 1 16 129 2
6 Lampung Utara 24 3 27 24 7 2 8 16 236 4
7 Way Kanan 7 12 19 7 7 2 3 4 0 0
8 Tulang Bawang 7 11 18 9 5 0 5 2 124 7
9 Pesawaran 8 4 12 10 7 1 6 2 361 25
10 Pringsewu 6 5 11 9 4 2 4 0 449 0
11 Mesuji 6 6 12 5 5 0 4 2 0 0
12 Tulang Bawang Barat 6 4 10 7 3 0 3 0 0 0
13 Pesisir Barat 4 5 9 4 3 0 4 0 0 0
14 Bandar Lampung 24 6 30 21 16 2 17 7 682 12
15 Metro 8 3 11 9 4 1 8 0 116 8
16 Provinsi 1
Total 157 134 291 175 86 2 18 79 70 3155 84

CATATAN :
di Kabupaten Lampung Timur 1 bh krio berada di RSUD Sukadana
di Provinsi 1 bh krio berada di YKI Cabang Utama Lampung
PERMASALAHAN
• Ketepatan pelaporan bulanan PTM masih rendah
• Pelaporan dari RS belum dilaksanakan
• Format pelaporan masih belum seragam
• Belum semua puskesmas memiliki posbindu
• Pemanfaatan posbindu oleh masyarakat masih
rendah
• Sasaran kegiatan Posbindu yang belum menyeluruh
ke semua umur produktif ( diatas usia 18 tahun )
• Sarana penunjang operasional posbindu yang
kurang.
• Laporan on line melalui Portal Web PTM sulit di
akses.
RENCANA TINDAK LANJUT
•Penyempurnaan sistem pelaporan bulanan :
kelengkapan, ketepatan, Validitas
•Pengelolaan pelaporan PTM dari RS
•Penyempurnaan pelaporan posbindu :
manual maupun online
•Pembentukan posbindu secara bertahap.
•Peningkatan pemanfaatan posbindu :
memperluas sasaran posbindu, Swadaya /
Mandiri oleh masyarakat
•Mekanisme feed back pelaporan tiap 4 bulan
•Pelatihan surveilans PTM berbasis Web
ktr

• Skreening/deteksi dini dan konseling upaya berhenti merokok di sekolah pada 15 Provinsi
dengan 2 kabupaten/kota terpilih. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan data dan
Informasi terkait perokok usia sekolah di beberapa wilayah di Indonesia. Diharapkan dengan
dilaksanakan kegiatan ini juga akan memberikan gambaran implementasi upaya berhenti
merokok di masing-masing sekolah serta dalam rangka menyempurnakan surveilans
implementasi KTR dan dan konseling upaya berhenti merokok di masa mendatang. Sasaran
adalah siswa baru di Sekolah Menengah Pertama/Sederajat dan Sekolah Menengah Umum/
Sederajat. Melaksanakan implementasi KTR dan konseling upaya berhenti merokok di sekolah.
Melaksanakan kajian implementasi kawasan tanpa rokok di daerah yang telah memiliki
peraturan KTR. Dalam pelaksanaan kegiatan dihadapi beberapa tantangan antara lain: Kegiatan
advokasi dan sosialisasi di daerah dalam pengendalian konsumsi tembakau pada Kab/Kota belum
maksimal. Belum optimalnya koordinasi antara Lintas Program dan Lintas Sektor di tingkat
Kab/Kota dalam upaya pengendalian konsumsi rokok. Daerah yang memiliki kebijakan KTR di
daerah masih terbatasnya jumlahnya, dan penerapan kebijakan di daerah yang telah memiliki
kebijakan KTR belum optimal. Dari 514 kab/kota, baru 50,3% telah memiliki peraturan mengenai
kebijakan KTR atau sebanyak 259 kab/kota. Untuk menghadapi tantangan tersebut diatas,
Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa hal yakni: 1. Optimalisasi dukungan komitmen
lintas sektor dan lintas program dalam upaya advokasi dan sosialisasi pengendalian tembakau
serta mendorong pengembangan regulasi Kawasan Tanpa Rokok di berbagai tingkat
pemerintahan yang didukung oleh semua pihak terkait dan masyarakat. 2. Optimalisasi dukungan
stakeholder dan mitra kesehatan dalam rangka mencapai Implementasi Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat (Germas) terutama melaksanakan kebijakan KTR. 3. Mendorong penegakan hukum
(law enforcement) secara konsisten sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. 4.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dalam penegakan Kebijakan KTR yang telah
ditetapkan. 5. Pemicuan untuk mendapatkan kesepakatan penerapan KTR di rumah tangga,
RT/RW, Kelurahan/desa, dan Kecamatan.
• Adapun ruang lingkup kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di tatanan sekolah yang diatur dalam peraturan perundangan Kawasan Tanpa Rokok
yang telah melakukan penerapan enforcement sesuai kriteria yaitu ditemukan tanda dilarang merokok di semua pintu masuk, di seluruh
lingkungan sekolah tidak ditemukan orang merokok, tidak ditemukan ruang khusus merokok, tidak tercium bau asap rokok, tidak ditemukan
asbak dan korek api, tidak ditemukan punting rokok, tidak ditemukan penjualan rokok termasuk kantin sekolah, tempat tunggu penjemput, dan
tidak ditemukan indikasi kerjasama dengan Industri tembakau dalam bentuk sponsor, promosi, iklan rokok. Kementerian Kesehatan telah
melakukan berbagai upaya untuk mencapai target indikator yakni: Advokasi dan sosialisasi terhadap pemangku kebijakan baik pusat maupun
daerah yang belum memiliki kebijakan KTR dan mendorong terbitnya peraturan KTR di kab/kota dan juga implementasinya dalam melindungi
perokok pemula dan masyarakat dari bahaya merokok. Pada tahun 2017 dilaksanakan 2 (dua) kegiatan yakni 1) Pertemuan ICTOH (International
Conference on Tobacco or Health) yang ke-4, bekerjasama dengan IAKMI (Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia). Pertemuan ini dihadiri
dari kalangan eksekutif/legislatif, akademisi, NGO/LSM dan para pemerhati pengendalian tembakau di pusat dan daerah, media dan juga kalangan
pelajar, 2) Pertemuan Aliansi Bupati / Walikota dihadiri sekitar 300 Bupati/ Walikota yang tergabung dalam Aliansi Bupati/Walikota Peduli KTR
dan PTM Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dan pendidikan dalam upaya implementasi KTR di sekolah dilaksanakan secara bertahap dan
berjenjang. Penyebaran informasi dan edukasi kepada masyarakat melalui media cetak dan elektronik. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan
adalah penayangan iklan layanan masyarakat mengenai dampak rokok dengan tujuan memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan
penyakit paru obstrukif kronik (PPOK) akibat dampak rokok. Iklan Layanan Masyarakat (ILM) ini ditayangkan di TVRI, TV daerah, dan TV swasta.
Penyedian Layanan Quitline (Layanan Konsultasi Jarak Jauh Upaya Berhenti Merokok). Kegiatan layanan Quitline merupakan layanan langsung
kepada masyarakat yang ingin berhenti merokok melalui Toll Free 0-800-1-77-6565. Jumlah penelpon layanan quitline menunjukan trend yang
meningkat dan jangkauan program ini terus meluas hingga mencapai 29 provinsi. Usia klien yang menelepon layanan quitline terbanyak di usia
20-24 tahun (34%), dan 25-29 tahun (30%). Ini merupkan indikasi yang bagus bahwa kesadaran berhenti merokok di usia mudah sudah cukup
baik. Penyebaran informasi upaya berhenti merokok juga dilaksanakan melalui media sosial baik melalui Facebook, Instagram, Path dan juga
Tweeter. Pada media sosial Facebook dengan layanan upaya berhenti merokok dengan jumlah teman sebanyak 1.354 teman, 522 like. Pada
media sosial Instagram pada @layananUpaya Berhenti Merokok, dengan jumlah kiriman 205 post, pengikut 437 teman, dan diikuti oleh 1.974
teman. Pada media sosial Path di layanan upaya berhenti merokok dengan jumlah teman 172 teman. Pada media sosial Tweeter pada
@layanan_upaya berhenti merokok, jumlah yang diikuti 152, pengikut 99 orang dan 12 komunitas. Selain itu juga penyebaran layanan quit line
dilakukan melalui media cetak (Poster, Stiker, CD, Booklet) yang di distribusikan kepada sekolah sebanyak 5.000 sekolah di 100 kabupaten /kota.
Gerakan Masyarakat (Germas) dalam pengendalian tembakau Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya
dampak tembakau dan meningkatkan peran guru dan siswa dengan seruan stop merokok di sekolah dalam menurunkan prevalensi perokok
pemula. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia dalam pesan seruan rokok ancam kita dan pembangunan. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah skrining perilaku merokok pada anak sekolah, senam dan talkshow
• Oleh karena itu untuk menggambarkan pengendalian PTM dan faktor
risikonya disusun indikator yang dapat menggambarkan tingkat keparahan
kondisi konsumsi rokok dimasyarakat yakni Persentase Kab/Kota yang
melaksanakan implementasi KTR di 50% sekolah. Indikator ini diperlukan
untuk perlindungan terhadap anak, karena anak merupakan kelompok
masyarakat yang rentan untuk mencontoh perilaku orang dewasa dan
gencarnya paparan iklan produk di sekitarnya. Selain itu, timbulnya penyakit
dampak rokok akan semakin cepat dengan semakin mudanya seseorang
memulai kebiasaan merokok dan terkena paparan asap rokok.
• Adapun formula untuk menghitung indikator ini adalah: Jumlah
Kabupaten/Kota yang telah menerapkan KTR minimal di 50%
sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan yang mengatur tentang KTR X
100% Jumlah Kabupaten/Kota di Indonesia Pencapaian Persentase
Kabupaten/Kota yang melaksanakan kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
minimal 50% sekolah, mencapai target yang diharapkan. Dari target 30%,
realisasi sebesar 30% atau sebanyak 154 kab/kota 514 kab/kota, sehingga
pencapaian sebesar 100% seperti yang digambarkan dalam grafik berikut ini:
• Jumlah kabupaten/kota yang memiliki Puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa Prevalensi masalah
kesehatan jiwa di Indonesia berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar
tahun 2013 cukup besar. Gangguan mental emosional (gejala-gejala
depresi dan ansietas) usia ≥ 15 tahun sebesar 6% atau lebih dari 10
juta jiwa; sedangkan gangguan jiwa berat (psikosis) sebesar 1,7 per
1000 penduduk. Dengan jumlah penduduk sebesar 422 juta jiwa
pada tahun 2013, maka diperkirakan lebih dari 400.000 orang
menderita gangguan jiwa berat (psikosis). Sementara itu menurut
WHO kesenjangan pengobatan gangguan jiwa di Negara-negara
dengan penghasilan rendah-menengah termasuk Indonesia masih
tinggi, yaitu >85%. Hal ini berarti kurang dari 15% penderita
gangguan jiwa mendapatkan layanan kesehatan
Keswa

• Salah satu faktor yang menyebabkan target ini tercapai adalah telah ditetapkannya
indikator kesehatan jiwa dalam Standar Pelayanan Minimal Prov/Kab/Kota dan Program
Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga sejak tahun 2017. Berbagai upaya telah
dilakukan Kementerian Kesehatan untuk mencapai target indikator tersebut antara lain: 1.
Melakukan pertemuan advokasi dan evaluasi nasional (2 kali) dengan mengundang
pengelola kesehatan jiwa semua dinkes propinsi dan beberapa Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang dianggap berhasil menerapkan program keswa di Puskesmas. 2.
Melakukan Pelatihan Kesehatan Jiwa bagi tenaga kesehatan Puskesmas di 6 propinsi yang
cakupan puskesmasnya masih kurang yakni Provinsi Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan,
Nusa Tenggara Timur, Papua, DI. Yogyakarta dan Sulawesi Tengah. 3. Melakukan workshop
pencegahan dan pengendalian masalah kesehatan jiwa melalui pendekatan religi dan
spiritual dengan mengundang psikiater dari 18 Provinsi. Dalam pelaksanaan kegiatan,
terdapat beberapa tantangan yang memerlukan perhatian yakni: 1. Adanya perubahan
SOTK di propinsi dan kab/kota, dimana sebelum bergabung dengan bidang P2P, kesehatan
jiwa berada dibawah bidang Pelayanan Kesehatan. 2. Masih kurangnya komitmen daerah
terhadap program keswa dan napza terhadap anggaran dan regulasi kesehatan jiwa. Untuk
menghadapi tantangan tersebut telah dilakukan upaya antara lain: 1. Melakukan advokasi,
sosialisasi dan bimbingan teknis terhadap Lintas Program/Lintas Sektor untuk propinsi
sehingga ada persamaan persepsi tentang kesehatan jiwa di Provinsi 2. Kesehatan jiwa
telah dimasukkan dalam indikator SPM, sehingga dapat menjadi pedoman daerah dalam
menetapkan anggaran dan regulasi. 3) Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Akses dan Mutu
Fasilitas

Anda mungkin juga menyukai