PSIKIATRI
Pembimbing
Dr. ALTIN WALUJATI, SpKJ
Gangguan pikiran, perasaan, perilaku
Penatalaksanaan segera
Evaluasi
◦ UGD PSIKIATRI
UGD UMUM
keamanan
Kenyamanan
Setting penatalaksanaan
◦Keamanan harus dipersiapkan oleh
staf medis, bukan oleh tenaga
keamanan.
◦Apabila perlu, pasien yang gaduh
gelisah dan menunjukkan perilaku
kekerasan harus diperlakukan seperti
pasien yang tidak gaduh gelisah.
Setting penatalaksanaan
◦Staf medik di ruang gawat darurat
harus memahami bahwa pasien
sedang berada dalam keadaan
distres secara fisik maupun
emosional dan mempunyai
harapan dan fantasi yang
bermacam-macam, yang
seringkali tidak realistis
mempengaruhi
penatalaksanaannya.
Setting penatalaksanaan
Contoh :
◦Pasien dg RTA terganggu tidak
memahami bahwa staf medik di IGD
mempunyai tujuan untuk membantu
◦pasien yang mempunyai
pengalaman yang kurang
menyenangkan selama perawatan
sebelumnya, perilaku kekerasan
kepada staf medik di IGD.
◦pasien tidak menyadari bahwa
dirinya sakit.
Triage
◦Tim triage psikiater/ perawat, perawat
dan pekerja sosial psikiatrik
◦Identifikasi
- kondisi gawat darurat,
- pasien yang memerlukan penanganan
segera,
- pasien yang tidak memerlukan
penanganan segera,
- menentukan yang mana yang
merupakan prioritas.
Evaluasi
◦ Tujuan utama penilaian apakah pasien
berada dalam keadaan krisis.
membuat diagnosis awal,
mengidentifikasi faktor presipitasi dan
kebutuhan yang diperlukan segera,
memberikan terapi atau merujuk pasien
ke tempat pelayanan yang sesuai untuk
pasien.
◦ kondisi pasien kadang2 sulit diperkirakan
harus selalu siap dengan penatalaksanaan
segera.
Strategi umum dalam mengevaluasi
pasien
I. perlindungan diri
◦ Mengetahui sebanyak mungkin
informasi tentang keadaan pasien
sebelum bertemu.
◦ Menyiapkan tim yang terlatih untuk
melakukan pengikatan (fiksasi)
◦ Waspada terhadap risiko kekerasan
yang mungkin dilakukan pasien
I. perlindungan diri
◦ Usahakan tidak ada penghalang ke
tempat yang aman (mis. Akses ke pintu)
◦ Dalam melakukan pemeriksaan
sebaiknya tidak sendiri .
◦ Usahakan selalu ada orang di sekitar
pemeriksa
◦ Usahakan untuk membina rapport
dengan pasien (mis. Jangan
mengkonfrontasi atau menakut-nakuti
pasien psikosis paranoid)
Strategi umum dalam mengevaluasi
pasien
Pencegahan terhadap bahaya
II.
Penatalaksanaan :
◦terapi berorientasi krisis,
◦dukungan sosial,
◦ventilasi,
◦bantuan dan dukungan supaya
pasien bisa kembali ke kondisi
semula sesegera mungkin,
◦ konsultasi hukum,
Perkosaan dan pelecehan seksual
◦ jangan lupa perlu persetujuan tertulis
untuk melakukan pemeriksaan, membuat
foto, mengumpulkan specimen, dan
memberikan informasi kepada pihak
yang berwenang;
◦ buat rekaman tentang riwayat dengan
bahasa pasien,
◦ buat rekaman tentang hasil pemeriksaan,
◦ simpan semua pakaian,
◦ berikan perlindungan terhadap
kemungkinan semua penyakit, trauma
psikis, dan kehamilan,
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan
◦ Farmakoterapi
◦ Indikasi utama penggunaan obat
psikotropik di ruang gawat darurat :
perilaku kekerasan,
kecemasan yang massif dan panik,
reaksi ekstrapiramidal, seperti distonia
dan akatisia karena efek samping obat
psikiatri
Penatalaksanaan
kegawatdaruratan
◦ rapid tranquilization injeksi haloperidol (bisa + diazepam)
◦ Perilaku kekerasan berespons baik dengan haloperidol,
karbamazepin, dan lithium.
◦ kejang, pemeriksaan kemungkinan penyebabnya
◦ intoksikasi zat psikoatif dapat diberikan injeksi haloperidol
◦ Selama pemberian obat tahap awal, harus selalu dilakukan
pemeriksaan tekanan darah dan tanda-tanda vital lain.
Pengikatan (fiksasi)
◦ pasien sangat berbahaya terhadap
dirinya atau orang lain karena mereka
melakukan ancaman yang serius (berat)
dan tidak bisa dikontrol dengan cara lain.
◦ sementara
◦ untuk memberikan pengobatan atau
bisa lebih lama jika pengobatan tidak
bisa diberikan.
◦ Kesempatan pasien utk mengontrol
impulsnya
penggunaan fiksasi
◦ Pengikatan sebaiknya dilakukan oleh 4-5 orang
◦ Gunakan fiksasi yang aman dan tidak melukai pasien, misalnya
dengan bahan kulit
◦ Berikan penjelasan kepada pasien tentang alasan dilakukan
fiksasi terhadap pasien
◦ Petugas harus selalu mengawasi dan menenangkan pasien yang
sedang difiksasi.
◦ Menenangkan pasien dapat membantu mengurangi ketakutan
pasien akan perasaan tidak ada bantuan, ketidakmampuan,
dan hilangnya kontrol.
penggunaan fiksasi
◦Pasien harus difiksasi dengan kaki
direntangkan dan satu lengan
difiksasi di sisi tubuh dan lengan
yang lain di atas kepala.
◦Pengikatan harus dilakukan di
tempat yang tidak menghalangi
untuk melakukan infus, sehingga
apabila diperlukan pemberian infus,
tidak terganggu oleh fiksasi.
penggunaan fiksasi
◦ Kepala pasien diletakkan agak tinggi
untuk menurunkan kecemasan pasien
dan menurunkan kemungkinan aspirasi
◦ Fiksasi harus selalu dicek secara berkala
untuk kemananan dan kenyamanan
pasien
◦ Setelah dilakukan fiksasi, dokter kemudian
melakukan terapi, menggunakan
intervensi verbal
penggunaan fiksasi
◦ Walaupun sedang dalam keadaan difiksasi,
pengobatan harus tetap diberikan, bisa
dalam bentuk cair
◦ Setelah perilaku pasien terkontrol, salah satu
ikatan dilepaskan pada setiap 5 menit
sampai hanya 2 ekstremitas yang dilakukan
fiksasi. Kedua fiksasi yang tersisa harus
dilepas pada saat yang bersamaan, karena
tidak disarankan untuk melakukan fiksasi
hanya pada 1 ekstremitas.
penggunaan fiksasi
◦Harus selalu dibuat dokumentasi
tentang alasan dilakukan fiksasi,
perjalanan terapi, dan respons
pasien tehadap terapi pada
saat dilakukan fiksasi.
IV. Intoksikasi amfetamin
(atau zat yang berhubungan)
◦Waham, kecurigaan/ketakutan,
perilaku kekerasan, depresi, cemas,
delirium
◦Antipsikotik, fiksasi, rawat inap jika
perlu, tidak perlu penurunan
bertahap, antidepresan jika perlu
V. Hysteria kelompok
◦Sekelompok orang yang mengalami
dukacita yang ekstrim atau perilaku
yang tidak terarah
◦Kelompok dipisahkan dengan
bantuan petugas kesehatan
(petugas UKS), ventilasi, terapi
berorientasi krisis, jika perlu dpat
diberikan benzodiazepine dosis kecil
VI. Gangguan panik
◦Panik, teror; onset akut
◦Harus dibedakan dengan gangguan yang
menyebabkan kecemasan, baik gangguan
medis maupun psikiatrik, EKG untuk
menyingkirkan prolaps katub mitral,
◦propranolol (10 to 30 mg);
◦alprazolam (0.25 to 2.0 mg);
◦penatalaksanaan jangka panjang termasuk
antidepresan
VII. Parkinsonism
◦ Tremor, rigiditas (kekakuan otot),
bradikinesia (perlambatan gerak),
hipersalivasi
◦ Efek samping Haloperidol
◦ Turunkan antipsikotik
Kesimpulan
◦ Kedaruratan psikiatri : harus ditangani
dengan cepat, tepat
◦ Utamakan keselamatan dan keamanan diri
◦ Petugas harus melakukan pendekatan
dengan cara yang tidak menakutkan dan
tidak mengancam
◦ Harus selalu memberikan informasi kepada
pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan
◦ Dengan pendekatan yang tepat
penanganan tepat prognosis lebih baik
bagi pasien