Anda di halaman 1dari 20

PEMERIKSAAN GANGGUAN FUNGSI

HORMON
(HORMON TIROID)

OLEH :
Citra Amaniah Anhar
TIROID STIMULATING HORMON (TSH)

• TSH merupakan metode sensitif untuk mendiagnosis hipotitoidisme primer atau


sekunder
• TSH disekresi oleh lobus anterior kelenjar hipofisis (pituitary) dan mempengaruhi
produksi dan pelepasan thyroxine dan triiodothyronine dari kelenjar tiroid.
• TSH merupakan glikoprotein dengan berat molekul ± 28.000 dalton, terdiri dari 2
subunit yang berbeda, alpha dan beta.
• Konsentrasi TSH dalam darah sangat rendah, namun sangat penting untuk mengatur
fungsi tiroid yang normal.
PEMERIKSAAN TIROID STIMULATING
HORMON (TSH)

• Prinsip pemeriksaan adalah dengan metode ELFA menggunakan prinsip sandwich


dengan waktu 40 menit. Sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
mengandung aantibodi TSH berlabel fosfatase alkalin (conjugate). Antigen
menangkap anti antibodi yang dilapisi SPR dan membentuk komplek sandwich.
Komponen yang tidak terikat dieliminasi pada langkah penyucian. Kemudian
ditambahkan substrat 4-methyl umbelliferyl fosfat, enzim mengkatalisis reaksi
hidrolisis substrat menjadi 4-methyl-umbelliferon (produk fluoresen) dan di baca pada
panjang gelombang 450 nm.
PEMERIKSAAN TIROID STIMULATING
HORMON (TSH)

• Rata-rata kadar TSH dewasa normal adalah 0,4 – 4,2 IU/mL, konsentrasi minimal yang
dapat terdeteksi adalah 0,2 μIU/mL.

• Meningkat : hipotiroidisme pimer, tiroiditis (penyakit autoimun Hashimoto), terapi


antitiroid pada hipertiroidisme, hipertiroidisme sekunder karena hiperaktifitas
kelenjar hipofisis, stress emosional
• Menurun: hipotiroidisme sekunder, hipertiroidisme primer, hipofungsi kelenjar
hipofisis anterior, obat-obatan misalnya aspirin, kortikosteroid, heparin dan dopamin.
TRIIODOTHYRONINE (T3)

• Berada dalam sirkulasi darah dan sebagian besar terikat pada protein
plasma Thryoxine Binding Globuline (TBG)
• Konsentrasinya lebih kecil, namun pada potensi metaboliknya lebih besar
dibandingkan konsentrasi T4
• Fungsi pemeriksaan T3 adalah untuk mendiagnosis penyakit tiroid,
monitoring pasien hipertiroid yang sedang mendapatkan terapi.
• Pada wanita, kadar T3 akan meningkat pada saat kehamilan, terapi
esterogen, dan pemakaian kontrasepsi hormonal
PEMERIKSAAN TRIIODOTHYRONINE (T3)

• Pemeriksaan menggunakan metode ELFA dimana waktu pemeriksaannya 40


menit
• Prinsipnya adalah sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
mengandung antigen T3 berlabel fosfatase alkalin (conjugate). Terjadi
kompetisi antara antigen sampel dan antigen berlabel untuk antibodi T3 yang
melapisi bagian dalam SPR. Kemudian ditambahkan substrat 4-methyl
umbelliferyl fosfat, enzim akan mengkatalisis reaksi hidrolisis substrat menjadi
4-methyl-umbelliferon sebagai produk fluoresen dan di baca pada panjang
gelombang 450 nm.
PEMERIKSAAN TRIIODOTHYRONINE (T3)

• Pemeriksaan menggunakan metode ELFA dimana waktu pemeriksaannya 40


menit
• Prinsipnya adalah sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
mengandung antigen T3 berlabel fosfatase alkalin (conjugate). Terjadi
kompetisi antara antigen sampel dan antigen berlabel untuk antibodi T3 yang
melapisi bagian dalam SPR. Kemudian ditambahkan substrat 4-methyl
umbelliferyl fosfat, enzim akan mengkatalisis reaksi hidrolisis substrat menjadi
4-methyl-umbelliferon sebagai produk fluoresen dan di baca pada panjang
gelombang 450 nm.
PEMERIKSAAN TRIIODOTHYRONINE (T3)

Prosedur Pemeriksaan

• Memindahkan reagen yang diperlukan dari lemari es ke temperatur ruangan paling


tidak 30 menit.
• Gunakan satu T3 dan satu strip SPR T3 untuk setiap sampel
• Masukan kalibrator, control dan sampel masing – masing sebanyak 100 μl
• Masukan SPR dan strip reagen ke dalam alat.
• Semua langkah pemeriksaan dilakukan secara otomatis oleh alat dalam waktu kira –
kira 40 menit.
• Setelah pengujian selesai, pindahkan SPR dan strip reagen dari alat.
PEMERIKSAAN TRIIODOTHYRONINE (T3)

Interpretasi Hasil

• Kadar T3 berkisar rentang antara 8 – 18 ng/mL, konsentrasi minimal yang dapat


terdeteksi adalah 0,2 ng/mL

• Meningkat : hipertiroidisme, T3 tirotoksikosis, tiroiditis akut, peningkatan TBG, obat-


obatan:T3 dengan dosis 25 mg/hr atau lebih dan obat T4 300 mg/hr atau lebih,
dextrothyroxine, kontrasepsi oral.
• Menurun : hipotiroidisme (walaupun dalam beberapa kasus kadar T3 normal),
starvasi, penurunan TBG, obat-obatan: heparin, iodida, phenylbutazone,
propylthiuracil, Lithium, propanolol, reserpin, steroid.
L – THYROXINE (T4)

• L-Thyroxine (T4) hormon yang disentesis dan disimpan dalam kelenjar tiroid
• T4 terikat pada 3 protein plasma secara reversibel yaitu : Thyroxine binding
globulin (TBG), thyroxine binding pre albumin (TBPA), dan albumin
• Peningkatan kadar T4 ditemukan pada hipertiroidisme
• Kadar T4 yang rendah berhubungan dengan hipotiroidisme kongenital,
myxedema, tiroiditis kronis (Hashimoto’s disease) dan beberapa kelainan
genetik.
PEMERIKSAAN L – THYROXINE (T4)

• Pemeriksaan menggunakan metode ELFA dimana waktu pemeriksaannya 40


menit
• Prinsipnya adalah sampel diambil dan di transfer ke dalam SPR yang
mengandung antigen T4 berlabel fosfatase alkalin (conjugate). Terjadi
kompetisi antara antigen sampel dan antigen berlabel untuk antibodi T4 yang
melapisi bagian dalam SPR. Kemudian ditambahkan substrat 4-methyl
umbelliferyl fosfat, enzim akan mengkatalisis reaksi hidrolisis substrat menjadi
4-methyl-umbelliferon sebagai produk fluoresen dan di baca pada panjang
gelombang 450 nm.
PEMERIKSAAN L – THYROXINE (T4)

Prosedur Pemeriksaan

• Memindahkan reagen yang diperlukan dari lemari es ke temperatur ruangan paling


tidak 30 menit.
• Gunakan satu T3 dan satu strip SPR T3 untuk setiap sampel
• Masukan kalibrator, control dan sampel masing – masing sebanyak 100 μl
• Masukan SPR dan strip reagen ke dalam alat.
• Semua langkah pemeriksaan dilakukan secara otomatis oleh alat dalam waktu kira –
kira 40 menit.
• Setelah pengujian selesai, pindahkan SPR dan strip reagen dari alat.
PEMERIKSAAN L – THYROXINE (T4)

Interpretasi Hasil

• Kadar T4 rentang antara 5,0 - 13,0 ng/mL, Konsentrasi minimal yang dapat terdeteksi
adalah 0,4 ng/mL.

• Meningkat: hipertiroidisme, tiroiditis akut, kahamilan, penyakit hati kronik, penyakit


ginjal, diabetes mellitus, neonatus, obat-obatan: heroin, methadone, estrogen.
• Menurun: hipotiroidisme, hipoproteinemia, obat2an seperti androgen,
kortikosteroid, antikonvulsan, antitiroid (propiltiouracil) dll.
FREE L – THYROXINE (FT4)

• T4 disintesis oleh kelenjar tiroid dan disekresikan ke dalam aliran darah. Protein
transpor yang utama adalah Thyroxine Binding Globulin (TBG) yang normalnya
mengikat 80% T4. Protein lainnya yang juga berikatan dengan hormon tiroid adalah
TBPA dan Albumin. Hanya 0,03% T4 yang bebas, disebut sebagai Free T4 (fT4) yang
merupakan metabolit aktif, sehingga pemeriksan kadar fT4 menjadi indikator dari
status tiroid pasien
• Tes fungsi tiroid generasi awal, efek variasi konsentrasi TBG diatasi dengan
menghitung Free Thyroxine Index (FTI). FTI merupakan produk konsentrasi T4 total dan
Thyroid Uptake (TU), yang dapat menilai jumlah binding site pada TBG. Cara ini
membutuhkan dua jenis pemeriksaan yang berbeda (T4 Total dan TU) namun dapat
memberikan indikator yang lebih baik untuk status tiroid daripada T4 saja.
FREE L – THYROXINE (FT4)

• fT4 dibuat untuk mengetahui secara langsung adanya keseimbangan antara T4 dan T4
yang terikat TBG dalam serum. Metode ini dapat menggambarkan status tiroid secara
umum dengan satu macam pemeriksaan.
PEMERIKSAAN FREE L – THYROXINE (FT4)

• Interpretasi Hasil : Rentang kadar fT4 antara 0,8 - 2,0 ng/dL.

• Pemeriksaan konsentrasi fT4 dapat memberikan penilaian yang lebih akurat untuk
penilaian status tiroid daripada pemeriksaan T4 total.

• Peningkatan konsentrasi fT4 mengindikasikan hipertiroidisme dan konsentrasi yang


rendah mengindikasikan hipotiroidisme.
HIPERTIROIDISME

DEFINISI PENYEBAB

kelainan fungsi kelenjar tiroid Penyakit


dimana kelenjar tiroid sangat Gondok toxic
aktif meproduksi hormon Peradangan kelenjar tiroid
(memproduksi hormon Gangguan kelenjar pituitari
secara berlebihan) Kanker tiroid
HIPERTIROIDISME
Sistem Gejala dan tanda
Umum Tidak tahan hawa panas, hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi obat,
youthfulness.
Gastrointestinal Hiperdefekasi, lapar, makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegali.
Muskular Rasa lemah
Genitourinaria Oligomenorea, amenorea, libido turun, infertil, ginekomasti.

Kulit Rambut rontok, berkeringat, kulit basah, silky hair,dan onikolisis.

Psikis, saraf dan jantung Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis periodik, dispneu, hipertensi, aritmia, palpitasi,
gagal jantung.

Darah dan sistem limfatik Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar.


Skelet Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang.
HIPOTIROIDISME

DEFINISI

kondisi kesehatan yang


disebabkan oleh
terganggunya fungsi kelenjar
tiroid, yang menyebabkan
kadar kelenjar tiroid
rendah di dalam tubuh.
HIPOTIROIDISME
1. Tumor, infiltrasi tumor

Penyebab Hipotiroid Sentral 2. Nekrosis iskemik (sindrom Sheehan pada hipofisis)


3. Iatrogen (radiasi operasi)
4. Infeksi (sarkoidosis histiosis)
1. Hipo atau agenesis kelenjar tiroid
2. Destruksi kelenjar tiroid
Penyebab Hipotiroid Primer 3. Atrofi
4. Dishormonogenesis sintesis hormone
5. Hipotiroidisme sepintas (transient)
1. Tiroiditis de Quervain

Penyebab Hipotiroid Tersier 2. Silent tiroiditis


3. Tiroiditis postpartum

Anda mungkin juga menyukai