Anda di halaman 1dari 20

ASAM AMINO

Oleh ;

Reski Ihsan Humang.,S.Farm,M.Kes,Apt


 Asam Amino merupakan bagian penyusun struktur
dari protein.
 Struktur Asam Amino terdiri dari satu atom C sentral
yang mengikat secara kovalent bbrp gugus antara lain:
a. Gugus Amino (-NH2)
b. Gugus Karboksil (-COOH)
c. Satu atom H dan
d. Rantai Samping (gugus R)
KLASIFIKASI ASAM AMINO
I. Berdasarkan Gugus R / Rantai Samping

AROMATIK

POLAR NON-POLAR
ASAM
AMINO

BASIC (+) ACIDIC (-)


KLASIFIKASI ASAM AMINO

1. AA Dengan Gugus R Bersifat Non-Polar


Golongan ini terdiri atas:
 5 AA yang memiliki gugus fungsi R Alifatik (Glisin,
Alanin, Leusin, Isoleusin, Valin, dan Prolin), dan 1
mengandung atom Sulfur (Metionin).
 Umumnya terdapat pada protein yang
berinteraksi dengan Lipid.
 Bersifat Hidrofobik
Metionin (Met) M
2. AA Dengan Gugus Aromatik
 Rantai sampingnya / gugus R mengandung gugus
fenil / bentuk siklik ( segi 6)
 Bersifat relatif non polar  hidrofobik
 Sering digunakan untuk menentukan kadar protein
 Contoh : Fenilalanin, Tirosin dan Triptofan
3. AA Dengan Gugus R Bermuatan Positif (+) / AA Basa
 Golongan AA ini bermuatan (+) pada pH 7,0
 Mempunyai gugus yang bersifat basa pada rantai
sampingnya Gugus Amin
 Contoh : Lisin, Arginin dan Histidin.
4. AA Dengan Gugus R Tidak Bermuatan Namun
Bersifat Polar
 AA golongan ini yaitu Serin, Threoni, Sistein,
Aspargin, dan Glutamine.
 Golongan ini lebih mudah larut dalam H2O (Bersifat
Hidrofilik) daripada golongan I, karena gugus R
mengutub dapat membentuk ikatan Hidrogen dengan
molekul H2O
 Cenderung terdapat di bagian luar protein
5. AA Dengan Gugus R Bermuatan Negatif (-) / AA Asam
Golongan ini bermuatan (-) pada pH 6,0 – 7,0
Mempunyai gugus yang bersifat Asam pada rantai
sampingnya Gugus Karboksil. Contoh : As. Aspartat
dan As. Glutamat.
KLASIFIKASI ASAM AMINO
II. Berdasarkan Pembentukannya Dalam Tubuh
NO AA ESSENSIAL AA NON-ESSENSIAL
1 Arginin Alanin
2 Histidin Asparagin
3 Isoleusin Asam Aspartat
4 Leusin Asam Glutamat
5 Lisin Sistein
6 Methionin Glutamin
7 Fenilalanin Glisin
8 Treonin Prolin
9 Triptopan Serina
10 Valin Tirosin
SIFAT ASAM AMINO
 Bersifat AMFOTERIK ( Dapat bersifat Asam dan Basa).Gugus
Karboksil (-COOH) bersifat Asam dan Gugus Amin (-NH2) bersifat
Basa.
 Dalam pH asam sebagian besar AA berada dalam bentuk Kation
(bermuatan positif) sedangkan pd pH basa AA berada dalam bentuk
Anion (bermuatan negatif)
 Dalam pH tertentu untuk setiap AA dpt berada dlm keadaan netral
atau dikenal sbgTITIK ISOELEKTRIK.
 Dalam larutan air netral, AA selalu ada dalam bentuk Ion Ber-Dwi
kutub (Zwitter Ion), karena adanya pemisahan muatan positif (+) dan
negatif (–) dlm bentuk Zwitter Ion.
+ -
H2N - CH – COOH H3N – CH – COO
R R
(Bentuk Tak B’Disosiasi) (Bentuk Zwitter Ion)
REAKSI ASAM AMINO

1. Reaksi Ninhidrin
2. Reaksi Sanger
3. Reaksi Dansil Klorida
4. Reaksi Edman
5. Reaksi Basa Schiff
6. Reaksi Dengan Gugus R
1. Reaksi Ninhidrin
 Reaksi ini dapat dipakai untuk penentuan Kuantitatif
AA, dengan memanaskan campuran AA dan Ninhidrin
sehingga terjadilah larutan berwarna biru yg
intensitasnya dapat ditentukan dengan cara
Spektrofotometri.
 Semua AA & Peptida yg mengandung gugus α-Amino
bebas memberikan reaksi Ninhidrin yg positif.
 Prolin dan Hidroksi Prolin yg gugus aminonya
tersubstitusi, memberikan hasik reaksi lain yg
berwarna kuning.
2. Reaksi Sanger
 Merupakan reaksi antara gugus α-amino dengan 1-
Fluoro-2,4-dinitrobenzen (FDNB).
 Dalam suaana Basa lemah FDNB bereaksi dgn α-
amino membentuk derivat 2,4-dinitrofenil atau yg
disebut DNP-Asam Amino.
 FDNB juga bereaksi dgn gugus α-amino dan derivat
gugus α-amino yg terjadi diidentifikasi dgn cara
kromatografi.
3. Reaksi Dansil Klorida
 Merupakan reaksi antara gugus amino dengan 1-
dimetil-amino-naftalen-5-sulfonil klorida (Dansil
Klorida)
 Derivat Dansil AA dapat ditentukan dengan cara
Fluorometri.
4. Reaksi Edman
 Merupakan reaksi antara α-amino dengan
Fenilisotiosianat, yg menghasilkan derivat asam
amino Feniltiokarbamil.
 Dalam suasan asam dalam pelarut Nitrometa yg
terakhir ini mengalami siklisasi sehingga membentuk
senyawa lingkar Feniltiohindantoin.
 Hasil reaksi yg terjadi dapat dipisahkan dan
diidentifikasi dengan cara kromatografi.
5. Reaksi Basa Schiff
 Reaksi ini adalah reaksi reversibel antara gugus α-
amino dengan gugus Aldehid
 Reaksi Basa Schiff biasanya terjadi sebagai senyawa
antara dalam reaksi enzim antara α- asam amino &
substrat.
6. Reaksi Dengan Gugus R
 Gugus SH pada Sistein, hidroksifenol pd tirosin,
Guanidium pd Arginin menunjukkan reaksi khas yg
biasa terjadi pd gugus tsb
 Gugus Sulfhidril bereaksi dengan ion logam berat (spt
Ag+ dan Hg++ ) dan menghasilkan Merkaptida.
NO NAMA AA NAMA AA SINGKATAN
(ENGLISH) (INDONESIA)
1 Alanine Alanin Ala / A
2 Arginine Arginin Arg / R
3 Asparagine Asparagin Asn / N
4 Aspartate Acid Asam Aspartat Asp / D
5 Cystein Sistein Cys / C
6 Glutamate Acid Asam Glutamat Glu / E
7 Glutamine Glutamin Gln / Q
8 Glysine Glisin Gly / G
9 Histidin Histidin His / H
10 Isoleucine Isoleusin Ile / I
11 Leucine Leusin Lue / L
12 Lysine Lisin Lys / K
13 Methionine Metionin Met / M
14 Phenilalanine Fenilalanin Phe / F
15 Proline Prolin Pro / P
16 Serin Serin Ser / S
17 Threonin Treonin Thr / T
18 Tryptofan Triptopan Trp / W
19 Tyrosine tirosin Tyr / Y
20 Valina Valin Val / V

Anda mungkin juga menyukai