Anda di halaman 1dari 61

ADALAH CACING NEMATODA USUS YG DITULARKAN LEWAT TANAH

1.ASCARIS LUMBRICOIDES
2.TRICHURIS TRICHIURA
3.HOOKWORM (NECATOR AMERICANUS & ANCYLOSTOMA
DUODENALE
4. STRONGYLOIDES STERCORALIS
NON SOIL-TRANSMITTED HELMINTHS:
ENTEROBIUS VERMICULARIS
 HOST (HOSPES/INANG) : MANUSIA, HEWAN
 ENVIRONTMENT :
LINGKUNGAN (TANAH, SUHU, KELEMBABAN, SINAR MATAHARI ,
O2, CO2 DLL)

 PENULARAN : LEWAT STADIUM INFEKTIF (TELUR YG


MENGANDUNG LARVA / EMBRYONATED EGGS: A.l; T.t dan E.v
)

 LARVA FILARIFORM : HOOKWORM (N.a dan A.d, serta


S.stercoralis)
 BIOLOGI: POLA DAUR HIDUP, HABITAT DLM TUBUH INANG
(Ascaris & hookworm : usus halus; Trichuris : di colon)
TELUR KELUAR BERSAMA FECES
 EKOLOGI : LINGKUNGAN YG MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TELUR CACING (A.l & T.t:BBRP BULAN;
LARVA HW: TEMPERATUR 20-30 C
 DINAMIKA TRANSMISI:PERKEMBANGAN STADIUM DI LUAR
TUBUH INANG
TEMPERATUR :
 MAKSIMUM SUHU OPTIMUM: suhu 28-
32oC
A.L & T.t : istirahat <5o C dan > 38o C
 PERKEMBANGAN LARVA HW: 400 C
KELEMBABAN TANAH:
 <50% KELEMBABAN TANAH,ATMOSFER
MEMPENGARUHI KETAHANAN TELUR &
LARVA
 KELEMBABAN TINGGI
PERKEMBANGAN CEPAT(<50% TELUR
A.l & T.t TDK BERKEMBANG)
 1.Prepatogenesis:
Interaksi ant host (man)dgn agent (prst)
(masih sehat)
 2.Inkubasi:
Prst msk tubuh tgtng daya thn tbh &intensitas infeksi
(gejala belum tampak )
 3.Penyakit dini
muncul gejala penyakit (menemukan telur dlm
tinja)
5.Penyakit akhir :
*sembuh sempurna (infeksi sth)
*sembuh dg cacat (filariasis)
*sebagai carier (cyst passer pd
amoebiasis)
*kronis
*meninggal
 Askariasis: penyakit parasit yang
disebabkan oleh Ascaris lumbricoides.
 Diperkirakan 807-1,221 juta orang di
dunia terinfeksi Ascaris
 Prevalensi askariasis sekitar 70-80%.
 Hospes utama: manusia.
 Cacing jantan: panjang 10-31 cm, berdiameter 2-4
mm,
 betina : panjang 20-35 cm, berdiameter 3-6 mm.
 Jantan ada: spikula atau bagian seperti untaian
rambut di ujung ekornya (posterior).
 Betina, pada sepertiga depan terdapat cincin atau
gelang kopulasi.
 Cacing betina = tubulus dan duktus sepanjang ±12
cm dan kapasitas sampai 27 juta telur.
 usus halus manusia.
 Kemampuan bertelur hingga sekitar 200.000 telur
/hari.
Dewasa : Silindris,Jantan : 15-31
cm,ujung posterior melengkung
Betina : 20-35 cm, ujung lurus
Telur: 200.000/ekor /hr
Infeksi /menelan telur sp ditemukan
telur dlm feces :8-12mg
Telur : 4 macam
1. Fertil
2.Infertil
3. Decorticated
4.Embryonated (infektif)
 Gejala klinis muncul pada stadium larva
maupun dewasa.
 Pada stadium larva, gejala ringan di hati
dan di paru-paru akan
menyebabkan sindrom Loeffler.
 Pada stadium dewasa, di usus cacing
akan menyebabkan gejala khas saluran
cerna
 mengidentifikasi Ascaris telur dalam
sampel tinja dengan menggunakan
mikroskop.
 Ditemukan cacing dewasa pada:
› anus
› Hidung
› mulut.
 Terapi obat yang dapat digunakan:
› albendazole (400 mg) & mebendazole (500 mg)
dosis tunggal.
› levamisole (2,5 mg/kgBB)
› pirantel pamoat (10 mg/kgBB),
› nitazoxanide (500 mg per hari selama tiga hari)
 Tindakan operasi yang dapat dilakukan
adalah laparotomi. askariasis
memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan
askariasis mencapai 70%-99%.
 Cuci tangan Anda dengan sabun dan
air hangat
 Ajarkan anak-anak pentingnya mencuci
tangan untuk mencegah infeksi.
 Cuci, kupas, atau memasak semua
sayuran mentah dan buah-buahan
sebelum makan
 INFEKSI SERING BERSAMA DG ASCARIS
LUMBRICOIDES
 MELALUI TELUR BEREMBRIO YG TERTELAN BERSAMA
MAKANAN/ MINUMAN YG TERKONTAMINASI
 TEMP.OPTIMUM UTK PERKEMBANGAN TELUR : 26-
340C
 PEMBENTUKAN LARVA DALAM TELUR :21-28 HR DI
MUSIM PANAS
 TELUR SANGAT TAHAN THDP
KEKERINGAN

 DALAM URINE MANUSIA


TAHAN SP 20 HR, MATI DLM
30 HR

 TDK TAHAN DLM LARUTAN


DESINFEKTANS: CRESOL,
PHENOL, FORMALIN
 PENDIDIKAN : MEMPENGARUHI PENGETAHUAN
 PENGETAHUAN:
MAKIN RENDAH PENGETAHUAN MAKIN BURUK
PERILAKU DLM PENGGUNAAN AIR BERSIH, JAMBAN
 PERILAKU:
BERHUBUNGAN DNG KEBIASAAN BAB, CUCI
TANGAN DLL
 SIKAP :DIPENGARUHI PENGALAMAN, KEBUDAYAAN
SIKAP POS PERLU DITUMBUHKAN PD ANAK UTK
MENCEGAH KECACINGAN
1. RUMAH :
 YG MEMENUHI KEBUTUHAN FISIOLOGIS : CAHAYA,
UDARA, GERAK CUKUP, KETENANGAN
 KEBUTUHAN PSIKOLOGIS: AMAN, KOMUNIKASI
SEHAT
 MEMENUHI SYARAT UTK PENCEGAHAN PENYAKIT:
AIR YG CUKUP, TDK ADA TIKUS, LALAT, TDK PADAT
 SANITASI LINGKUNGAN
 HIGIENE PERORANGAN
 TEMPAT BERMAIN
 KANTIN YG BERSIH
 PEMBUANGAN SAMPAH TERTUTUP
 TERSEDIA AIR BERSIH YG CUKUP
 JAMBAN YG MEMADAI SESUAI JUMLAH PEMAKAI
 TDK SEPERTI STH YG LAIN, PD PENYAKIT INI INFEKSI MELALUI
LARVA FILARIFORM YG MENEMBUS KULIT

 KEBIASAAN BAB DAN PEMAKAIAN FESES UTK PUPUK TANAMAN

 KEBIASAAN TDK MEMAKAI ALAS KAKI


 HW > TAHAN PD TEMP TINGGI , DIBANDING STH LAINNYA, KRN
LARVA DPT BERGERAK/PINDAH KE TEMPAT DGN SUHU DAN
KELEMBABAN YG LBHMENGUNTUNGKAN

 TELUR ASCARIS & TRICHURIS TDK BISA BERGERAK/PINDAH


TEMPAT DAN AKAN MATI KRN KEKERINGAN
 PENCEGAHAN PRIMER
PENYULUHAN KESEHATAN, FAKTOR RISIKO
 PENCEGAHAN SEKUNDER
PENEMUAN KASUS DI MASYARAKAT /CASE FINDING
(PEM.FECES)
PENGOBATAN (PENANGANAN KASUS KLINIS)
 PENCEGAHAN TERTIER
MEMPERTAHANKAN STATUS KESEHATAN
 PENGOBATAN
WHO: PEMBERANTASAN PD PENDUDUK DGN
RISIKO TINGGI, TERMASUK PENGOBATAN:
1. PD ANAK2 (2XSETAHUN), WANITA (1X THN
TERMSK,YG HAMIL). BILA 10% INFEKSI
BERAT
2. PD ANAK & WANITA: 1X1TH, BILA
PREVALENSI
> 50%
3. PENGOBATAN INDIVIDUAL BILA PREVALENSI
<50%
 PENYULUHAN PADA MASYARAKAT TTG PENGGUNAAN
FASILITAS JAMBAN

 PEMBUATAN JAMBAN SESUAI KESEHATAN

 PERILAKU HIGIENIS PD ANAK-ANAK (CUCI TANGAN


SEBELUM MAKAN )
 Penularan infeksi kepada orang lain
dapat dicegah dengan
› Tidak buang air besar di luar rumah.
› Sistem pembuangan limbah yang efektif.
 Infeksi Cacing Kremi: infeksi parasit yang
terutama menyerang anak-anak,
dimana cacing Enterobius
vermicularis tumbuh dan
berkembangbiak di dalam usus.
 paling sering terjadi pada:
› anak-anak,
› orang yg berada lembaga
› anggota rumah tangga orang
 Umumnya terjadi di daerah dingin:
jarang mandi dan ganti baju
 Penularan dari tangan ke mulut (auto-
infeksi)/ tangan penderita menyebarkan
telur ke orang lain atau diri sendiri karena
memegang benda
 Debu (sumber infeksi), karena mudah
diterbangkan oleh angin
 Retroinfeksi melalui anus: larva dari terlu
yang menetas di sekitar anus kembali
masuk ke usus
 Nematoda (cacing gelang) Enterobius
vermicularis (Oxyuris vermicularis) juga
disebut cacing kremi manusia. (Betina
dewasa: 8-3 mm, Jantan: 2-5 mm)
 Manusia dianggap sebagai satu-satunya
host E. vermicularis.
 Memiliki sayap (Alae) pada anterior,
bagian ekor melingkar, sehingga berbentuk
seperti tanda tanya
 Cacing betina bertelur: 11.000-15.000 butir
 Rasa gatal hebat di sekitar anus
 Rewel (karena rasa gatal dan tidurnya pada malam
hari terganggu)
 Kurang tidur (biasanya karena rasa gatal yang timbul
pada malam hari ketika cacing betina dewasa
bergerak ke daerah anus)
 Nafsu makan berkurang, berat badan menurun
(jarang terjadi, bisa terjadi pada infeksi berat)
 Rasa gatal atau iritasi vagina (pada
anak perempuan, jika cacing dewasa masuk ke
dalam vagina)
 Kulit di sekitar anus menjadi lecet, kasar, atau
terjadi infeksi (akibat penggarukan).
 Salpingitis (peradangan saluran indung
telur)
 Vaginitis (peradangan vagina)
 Infeksi ulang.
 Pemeriksaan dapat dilakukandengan
anal swab
 Pengobatan: dosis tunggal obat anti-
parasit mebendazole, albendazole atau
pirantel pamoat.
 Seluruh anggota keluarga dalam satu
rumahharus meminum obat tersebut
karena infeksi ulang bisa menyebar dari
satu orang kepada yang lainnya.
 Mencuci tangan sebelum makan dan
setelah buang air besar
 Memotong kuku
 Mencuci seprei minimal 2 kali/minggu
pakalian dalam minimal 1 kali/ hari
 Mencuci jamban setiap hari
 hindari menggigit kuku dan penggarukan
daerah anus
 Menjauhkan tangan dan jari tangan
dari hidung dan mulut.
 Disebabkan: cacing pita yang tergolong
dalam genus Taenia yang menular
dari hewan ke manusia/ sebaliknya
 Taenia solium: cacing pita babi
 Taenia saginata: cacing pita sapi.
 Manusia terkena taeniasis apabila
memakan daging setengah matang yang
mengandung sistiserkus sehingga sistiserkus
berkembang menjadi Taenia dewasa
dalamusus manusia.
 Penderita taeniasis: tinjanya
mengandung telur atau segmen tubuh
(proglotid) cacing pita.
 Hewan, yang mengandung sistiserkus.
 Makanan, minuman dan lingkungan
yang tercemar oleh telur cacing pita.
Order : Cyclophyllidea
Genus : Taenia
Spesies : Taenia saginata (the beef tape worm)
Taenia solium (the pork tape worm)
 mempunyai satu scolex
 4 acetabulum (sucking cups)
 1 rostellum pada Taenia solium
 menginfeksi manusia :

- T. saginata – stadium dewasa


- T. solium - stadium dewasa
- stadium larva (cysticercus)
 Kebanyakan orang dengan infeksi cacing pita tidak
memiliki gejala atau gejala ringan.
 T. saginata cacing pita lebih besar dalam ukuran
(hingga 10 meter (m)) dari T.solium (biasanya 3 m).
 Cacing pita dapat menyebabkan masalah
pencernaan termasuk nyeri perut, hilangnya nafsu
makan, penurunan berat badan, dan sakit perut.
 Gejala yang paling terlihat dari taeniasis adalah
lewat aktif proglottids melalui anus dan dalam tinja.
 Infeksi T. Solium dapat menyebabkan cysticercosis ,
jika parah dapat menyebabkan kejang dan otot
atau kerusakan mata.
 Menanyakan riwayat penyakit
(anamnesis)
 Pemeriksaan tinja
 Telur cacing pita dari T. Solium dapat
menginfeksi manusia, menyebabkan
cysticercosis
 Penderita Taeniasis diobati dengan
Praziquantel , Dosis 100 mg / kg , dosis
tunggal.
 Pengobatan sistiserkosis
› Praziquantel dengan dosis 50 mg/kg BB/hari,
dosis tunggal /dibagi 3 dosis per oral selama
15 hari, atau
› Albendazole 15 mg/kg BB/hari, dosis
tunggal dibagi 3 dosis per oral selama 7 hari
 mengobati penderita taenasis
 Pemakaian jamban keluarga ,sehingga tinja manusia
tidak dimakan oleh babi dan tidak mencemari tanah
/rumput.
 Pemelihara sapi atau babi pada tempat yang tidak
tercemar /dikandangkan
 Pemeriksaan daging oleh dokter hewan/mantri hewan
 Daging yang mengandung kista tidak boleh dimakan.
 Menghilanglkan kebiasaan maka makanan yang
mengandung daging setengah matang atau mentah.
 Memasak daging sampai matang ( diatas 57 º C dalam
waktu cukup lama) atau membekukan dibawah 10º
selama 5 hari
 Schistosomiasis/bilharzia: penyakit yang
disebabkan oleh cacing pipih
trematoda dari genus Schistosoma.
 Schistosoma japonicum di Indonesia
cacing schisto termasuk endemik dan
hanya bisa ditemukan di dataran tinggi
Lindu dan Napu, Sulawesi
Tengah. Danau Lindu (Taman Nasional
Lore Lindu).
 Paling sering di tempat-tempat dengan
sanitasi yang buruk.
 Anak usia sekolah yang tinggal di
daerah ini sering paling berisiko karena
menghabiskan waktu berenang atau
mandi di air yang mengandung
serkaria.
 tidak memiliki gejala ketika mereka
pertama kali terinfeksi. Namun, dalam
beberapa hari setelah menjadi terinfeksi,
dapat berkembang ruam atau gatal pd
kulit.
 Dalam 1-2 bulan infeksi, gejala dapat
berkembang termasuk demam,
menggigil, batuk, dan nyeri otot.
 nyeri perut, pembesaran hati, darah dalam
tinja atau darah dalam urin, dan masalah
buang air kecil.
 Infeksi kronis juga dapat menyebabkan
peningkatan risiko kanker kandung kemih.
 Jarang, telur yang ditemukan di otak atau
sumsum tulang belakang dan dapat
menyebabkan kejang, kelumpuhan, atau
peradangan sumsum tulang belakang.
 Tinja atau urin sampel dapat diperiksa
secara mikroskopis (feses untuk S.
mansoni atau S. japonicum telur dan
urine untuk S. haematobium telur). Telur
 tes darah (serologi).
 Obat yang aman dan efektif yang
tersedia untuk pengobatan baik
schistosomiasis kemih dan
usus. Praziquantel, obat resep, diambil
selama 1-2 hari untuk mengobati infeksi
yang disebabkan oleh
semua Schistosoma spesies.
 Hindari berenang atau rendam di air
tawar. Berenang di laut dan di kolam
renang diklorinasi aman.
 Minum air yang aman.
 Air yang digunakan untuk mandi harus
dimasak sampai mendidih selama 1
menit untuk membunuh serkaria.
 mengurangi jumlah infeksi pada orang
dan / atau
 menghilangkan siput yang diperlukan
untuk mempertahankan siklus hidup
parasit.
 sanitasi bisa mengurangi atau
menghilangkan penularan penyakit

Anda mungkin juga menyukai