Anda di halaman 1dari 34

VEKTOR

Vektor dan Skalar


 Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki besar(nilai)
dan mempunyai arah misalnya : pergeseran,
kecepatan,percepatan, medan listrik-magnet dsb.
 Besaran Skalar adalah besaran yang hanya memiliki
besar(nilai) saja misalnya massa, temperatur, kerja, energi
dsb.
 Vektor biasanya ditulis dalam huruf TEBAL (D) atau diberi
tanda panah di atas huruf ( )
D
 Besar vektor dinyatakan dengan D atau cukup D saja
 Sifat-sifat vektor :

 Dapat dipindahkan
 Dapat dioperasikan
2
Representasi Vektor
 Representasi vektor secara grafis

P
Keterangan:
Arah anak panah menyatakan arah vektor
Panjang anak panah sebanding dengan nilai vektornya
Titik pangkal vektor (P) disebut sebagai titik tangkap vektor

 Representasi vektor secara analitik dilakukan dengan


menyebutkan nilai dan arah
Contoh : # Kecepatan mobil besarnya 60 km/jam ke arah timur
# Sebuah gaya sebesar 40 Newton membentuk sudut
45o dengan garis vertikal
3
Representasi vektor dalam ruang 3D
(Koordinat kartesian)
z

Az
Vektor A dituliskan sebagai: A

A  Ax , A y , Az   Ay
 y
atau
Ax
A  Ax iˆ  Ay ˆj  Az kˆ
x

Vektor î, ĵ dan k̂ adalah vektor satuan yang panjangnya satu


dalam arah x, y, z

4
z
Panjang vektor A
Az
A
A A  A  A  A
2
x
2
y
2
z 

 Ay
 y
Arahnya ditentukan oleh sudut yang
dibentuk vektor terhadap ketiga sumbu Ax
koordinat
x

Ax Ay Az
cos   cos   cos  
A A A

5
Operasi Dasar Vektor
 Perkalian dengan skalar

B  mA
• Vektor B adalah sebuah vektor yang panjangnya |m| dikali vektor A
• Arah vektor B sama bila m positif, berlawanan bila m negatif
• Jika m = 0, diperoleh vektor nol yang panjangnya nol dan arahnya
tak tentu

Ā Ē=Ā ½Ā -Ā -1½Ā
Dalam notasi komponen perkalian vektor dengan skalar dinyatakan

E  m A  E x  mAx , E y  mAy , E z  mAz 6


 Penjumlahan Vektor
Terdapat tiga metode untuk menjumlahkan
vektor, yaitu:
 Metode jajaran genjang
 Metode segi banyak (poligon)
 Metode analitis

7
ā ā
Ē

ū ū

• Metode Jajaran Genjang


(1) Di ujung vektor ū, gambarlah garis yang sejajar
vektor ā;
(2) Di ujung vektor ā, gambarlah garis yang sejajar
vektor ū, perhatikan kedua garis yang digambar
harus bertemu pada suatu titik (titik A)
(3) Hubungkan titik pangkal vektor ke titik A, akan
didapatkan resultan dari kedua vektor tersebut,
yaitu Ē

8
ā ā
Ē

ū O ū

• Metode Segi Banyak (Poligon)


(1) Gambarlah vektor ū dengan titik pangkal O;
(2) Pindahkan vektor ā ke ujung vektor ū
(3) Hubungkan titik pangkal vektor O ke ujung vektor
ā, didapatkan resultan dari kedua vektor
tersebut, yaitu Ē

9
Resultan atau besar vektor diberikan oleh persamaan

R  a 2  b2  2ab cos 
dengan:
a = besar vektor a
b = besar vektor b
 = sudut yang dibentuk antar kedua vektor (sudut apit)
R = besar resultan dari dua buah vektor
Kasus khusus :
(1) Bila sudut apit = 0o besar vektor ditulis
R = (a + b)
(2) Bila sudut apit = 90o besar vektor ditulis
R = √(a2 + b2)
(3) Bila sudut apit = 180o
R = a – b bila a > b
R = b – a bila b > a
Resultannya akan searah dengan vektor terbesar
Besar resultan anatar dua buah vektor mencapai harga terbesar bila kedua
vektor searah, dan mencapai harga terkecil bila vektor berlawanan arah

a b  R  a b 10
• Metode Analitis
(1). Uraikan setiap vektor atas komponen sumbu-x
dan sumbu-y Ry
R
(2). Hitung besar komponen-komponen tersebut
dengan persamaan

Vx  V cos  R
dan Rx
V y  V sin  O
(3). Jumlahkan komponen-komponen vektor pada sumbu X dan sumbu Y
Rx   Vx
Rx  V1x  V2 x  V3 x  ...  Vnx
Ry   Vy
Ry  V1 y  V2 y  V3 y  ...  Vny

(4). Hitung besar dan arah resultan vektor dengan dalil phytagoras
R  R 2x  R 2y
Ry
tan  R 
Rx
11
 Pengurangan Vektor
Mengurangkan dua buah vektor ā = ē – ī sama saja dengan
menjumlahkan vektor ā = ē + (– ī)

Sifat-sifat sebagai berikut berlaku bagi operasi


dasar vektor :

1. AB  BA Hukum komutatif bagi penjumlahan

2.   
A BC  AB C  Hukum asosiatif bagi penjumlahan
3. mA  Am Hukum komutatif bagi perkalian dg skalar

4.  
m nA  mn A Hukum asosiatif bagi perkalian dg skalar

5. (m  n )A  mA  nA Hukum distributif
6.  
m A  B  mA  m B Hukum distributif
Diketahui r1  3i  2 j  k , r2  2i  4 j  3k , r3  i  2 j  2k
Tentukan besarnya : a.) r3
b.) r1  r2  r3
c.) 2 r1  3r2  5r3

a.) r3   i  2 j  2k   12  22  22 3

b.) r1  r2  r3  3i  2 j  k   2i  4 j  3k    i  2 j  2k 


 4i  4 j  0k  4i  4 j
Maka,
r1  r2  r3  4i  4 j  0k  4   4  0
2 2 2

 32  4 2

c.) ???????????? ( Kerjakan !!)


Diketahui r1  2i  j  k , r2  i  3 j  2k , r3  2i  j  3k , r4  3i  2 j  5k
Carilah skalar – skalar a, b, c, jika r4  ar1  br2  cr3

???????????? ( Kerjakan !!)


Perkalian Antar Vektor

 Perkalian antar vektor terbagi atas tiga, yaitu:

 Perkalian titik (dot product) A.B (Skalar)


 Perkalian silang (cross product) AxB (Vektor)

15
(a) Perkalian titik A.B
didefinisikan sebagai A.B  AB cos  , 0

 adalah sudut yang diapit oleh kedua vektor.


B


A

Hasil kali perkalian titik bersifat skalar bukan vektor. Bila dinyatakan
dalam komponen hasil kali perkalian titik dituliskan :
A.B  A x Bx  A y B y  A z Bz

16
Secara geometri, perkalian titik mengandung arti proyeksi.

Proyeksi vektor B pada A adalah

B.A
BA  B cos   B. 
A
 adalah vektor satuan

Apabila iˆ, ˆj , kˆ adalah berturut-turut vektor satuan dalam arah sumbu x,y,z
maka komponen-komponen suatu vektor Ā dapat dituliskan

A x  î.A , A y  ĵ.A , A z  k̂.A

17
Perkalian titik dapat digunakan untuk mencari nilai sudut θ antara dua vektor

A.B Ax Bx  Ay B y  Az Bz
cos   
AB Ax2  Ay2  Az2  Bx2  B y2  Bz2

Sifat-sifat perkalian titik

1. A. B  B. A (hukum komutatif)

 
2. A. B  C  A. B  A.C (hukum distributif)

3. m A.B   m A.B  A.m B   A.B m


4. iˆ.iˆ  ˆj. ˆj  kˆ.kˆ  1; iˆ. ˆj  ˆj.kˆ  kˆ.iˆ  0

5. jika A  A1i  A 2 j  A 3k dan B  B1i  B2 j  B3k , maka :


A  B  A1B1  A 2 B2  A 3 B3
A  A  A 2  A1  A 2  A 3
2 2 2

B  B  B2  B1  B2  B3
2 2 2

6. Jika A.B  0 dan A dan B bukan vektor nol, maka A haruslah tegak lurus B
(b). Perkalian silang AxB
Perkalian silang dikatakan juga sebagai perkalian vektor karena
hasil dari perkalian berupa vektor

Ax B   AB sin  nˆ, 0   
Θ adalah sudut apit yang dibentuk antar dua buah vektor

n̂ adalah vektor satuan yang tegak lurus pada bidang yang dibentuk
oleh kedua vektor

arah vektor satuan n̂ mengikuti gerak sekrup yang berputar dari A ke B

AxB
n̂ B

θ
A

19
Dalam komponen perkalian silang dituliskan

Ax B  iˆAy Bz  Az B y   ˆj  Az Bx  Ax Bz   kˆAx By  Ay Bx 

aturan perkalian silang : bila searah jarum jam bernilai positif


bila berlawanan jarum jam bernilai negatif

contoh :
i -

iˆxˆj  kˆ kˆxiˆ  ˆj ˆjxkˆ  iˆ


k j
ˆjxiˆ   kˆ iˆxkˆ   ˆj kˆxˆj  iˆ
+

20
Sifat - sifat perkalian silang

1. Ax B   Bx A

2.  
Ax B  C  Ax B  AxC

3.        
m Ax B  m A x B  Ax m B  Ax B m

4. iˆxiˆ  ˆjxˆj  kˆxkˆ  0

5. Ax B  luas jajaran genjang yang dibentuk oleh A dan B

6. Jika A  A1i  A 2 j  A 3k dan B  B1i  B2 j  B3k , maka :


i j k
AxB  A1 A2 A3
B1 B2 B3

7. Jika Ax B  0 dan A dan B bukan vektor nol, maka haruslah A sejajar dengan B

21
 Hasil Kali Tripel
Hasil kali titik dan silang dari tiga buah vector A, B, dan C dapat
menghasilkan hasil kali yang mempunyai arti dalam bentuk – bentuk
berikut  A  B  C, A  B  C  dan A  B  C 

 Hukum – hokum yang berlaku :

1.  A  B   C  A  B  C 
2. A  B  C    A  B   C

A1 A2 A3
3. A  B  C   B1 B1 B1
C1 C1 C1

4. A  B  C    A  C   B   A  B   C
 A  B   C   A  C   B  B  C   A
Contoh Soal
1. Tentukan sudut yang dibentuk antara vektor-vektor :
a  2 î  3 ĵ  k̂ dan b  î  ĵ  2k̂
Solusi
 
a.b  2 î  3 ĵ  k̂ .  î  ĵ  2k̂ 
       
 2 î  î  ĵ  2 k̂  3 ĵ  î  ĵ  2k̂  k̂  î  ĵ  2k̂ 
 2  3  2
 1
a a 2 2  32   12  14  3.74
b b  12  12  2 2  6  2.45

Rumus perkalian titik


a.b  ab cos 

sehingga
a.b
cos  
ab
cos   0.109
(Hasil Kali Titik)
  96.3 o
2. Jika A  2i  3 j  k dan B  i  4 j  2k
Tentukan a) A  B

b) ( A  B )  ( A  B )

Solusi :

i j k
a ) A  B  2i  3 j  k   i  4 j  2k   2  3  1
1 4 2

 i  3  1  j 2  1  k 2  3  10i  3 j  11k
4 2 1 2 1 4

b. ??????????? (Kerjakan !!!)

(Hasil Kali Silang)


3. Jika A  2i  3 j
B i jk
C  3i  k
Tentukan A  B  C 

Solusi :

2 3 0
2i  3 j   i  j  k   3i  k   1 1  1  4
3 0 1
(Dengan menggunakan rumus Determinan)

(Hasil Kali Tripel)


Diferensial Vektor
DIFERENSIAL VEKTOR

Fungsi Vektor
Jika untuk setiap nilai skalar t dikaitkan dengan suatu vektor
V, maka V dinamakan suatu fungsi dari t dan dinyatakan
dengan V(t). Dalam tiga dimensi kita menulis :

V(t) = Vx(t) i + Vy(t) j + Vz(t) k

Suatu vektor fungsi t secara grafik dilukiskan sebagai


lengkung dalam ruang, yaitu :
z t2

P(R, Y, Z)
y
t1
y
x
Turunan Fungsi Vektor
Turunan dari vektor fungsi V = V(t) didefinisikan
sebagai limit :
dv v(t  t) - v(t)
 lim
dt t 0 t
v
 lim
t 0 t

Dalam gambar berikut dapat dijelaskan sbb :

P1
dv
dt
ΔV
o P(x,y,z)
v (t )
Jika lim V/t = dV/dt ada , maka limitnya akan berupa sebuah vektor
yang searah dengan garis singgung pada kurva ruang di (x,y,z) dan
dinyatakan sebagai :

dV/dt = dVx/dt i + dVy/dt j + dVz/dt k

Rumus Diferensial :
1. d(A+B)/dt = dA/dt + dB/dt
2. d(AB)/dt = dA/dt  B + A  dB/dt
3. d(AxB)/dt = dA/dt x B + A x dB/dt
4. d(A)/dt = dA/dt  +  dA/dt
5. d(ABxC)/dt = dA/dt  BxC + A  dB/dt x C + A  B x dC/dt
6. d(Ax(BxC))/dt = dA/dt x (BxC) + A x (dB/dt x C) + A x (B x dC/dt)
Contoh Soal :
Bila sebuah partikel bergerak sepanjang sebuah kurva yang persamaan
parameternya adalah :
x = e-t , y = 2 cos 3t dan z = 2 sin 3t dalam t waktu, maka :
1. Tentukan kecepatan dan percepatan pada setiap saat !
2. Hitung besar kecepatan dan percepatan pada waktu t = 0 !

Jawab :
a. Vektor posisi r dari partikel adalah : r=xi+yj+zk
r = e-t i + 2 cos 3t j + 2 sin 3t k

Kecepatan V = dr/dt = -e-t i – 6 sin 3t j + 6 cos 3t k


Percepatan a = dV/dt = e-t i - 18 cos 3t j – 18 sin 3t k

b. Untuk t = 0 maka V = -i + 6k
V = (-1)2 + 62 = 37
dan a = i – 18 j
a = (1)2 + (-18)2 = 325
Turunan Parsial Vektor

Jika sebuah vektor yang bergantung lebih dari pada satu


variabel skalar, misal x,y dan z yang ditulis :

A  A( x , y , z)

Turunan parsial A terhadap x,y dan z jika limitnya ada,


didefinisikan:

A A( x  x, y, z)  A( x, y, z)
 lim
x x0 x

A A( x, y  y, z)  A( x, y, z)
 lim
y y0 y

A A( x , y , z  z)  A( x , y , z)
 lim
z z0 z
Untuk turunan yang lebih tinggi didefinisikan sbb.:

 2 A    A   2 A   A   2 A   A 
  ,   ,   
x 2 x  x  y 2 y  y  z 2 z  z 

 2 A    A  2 A    A
  ,   
xy x  y  yx y  x 

 3 A    2 A  3 A    2 A
  2 ,    ,.........., dst .
z 3
z  z  xyz x  yz 
Aturan-aturan untuk turunan parsial dari vektor-vektor mirip
dengan yang dipergunakan dalam kalkulus elementer dari fungsi-
fungsi skalar.
Jadi jika A dan B adalah fungsi-fungsi dari x,y dan z, maka :

 A B
1. ( A, B)  B A
x x x
 A B
2. ( AxB)   B  A
x x x

3.       A B 
( A.B)   ( A  B)     B  A  
yx y  x  y  x x 

Contoh:
1. Jika A=(2x2y-x4)i + (exy – y sin x)j + (x2cos y)k
tentukan : A A  2 A  2 A  2 A  2 A
, , 2 , 2 , ,
x y x y xy yx
Contoh Soal :
Jika A=(2x2y-x4)i + (exy – y sin x)j + (x2cos y)k
tentukan : A A  2 A  2 A  2 A  2 A
, , 2 , 2 , ,
x y x y xy yx
jawab : A  (4xy - 4x 3 ) i  (y e xy  y cos x) j  2x cos y k
x
A
 2x 2 i  (x e xy  sin x) j - x 2 sin y k
y
 2A
 (4y - 12x 2
) i  (y e  y sin x) j  2 cos y k
2 xy

x 2

 2A
 x 2e xy j - x 2 cos y k
y 2

 2A
 4x i  (e xy  xy e xy  cos x) j - 2x sin y k
xy
 2A
 4x i  (e xy  xy e xy  cos x) j  2x sin y k
yx

Anda mungkin juga menyukai