Presentasi Tugas Akhir

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 44

“Pengaruh Penambahan Elemen Jejak

Cu2+ dan Modifikasi Jenis Elektroda


pada Efektivitas Microbial Fuel Cell
(MFC) dari Limbah Molases dan
Reduksi Logam Berat Cr(VI) dengan
Reaktor Dual Chamber Sistem
Kontinyu”

Awaluddin Rauf Firmansyah


NRP : 02211640000001
Syahadana Putra Yuzansa
NRP: 02211640000089

Laboratorium Pengolahan Limbah Industri


Departemen Teknik Kimia FTI-ITS
2019
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pesat nya pertumbuhan Industri khususnya penyamakan Kulit yang
menyebabkan produksi Limbah Kromium (VI) juga meningkat
• Proses konvensional pengolahan limbah Kromium (VI) memerlukan biaya yang
mahal sehingga diperlukan cara alternative untuk mengolah limbah tersebut

Industri Gula tebu menghasilkan limbah organic yaitu molases


dalam jumlah yang tinggi yang daya gunanya masih rendah
• Microbial Fuel Cell (MFC) adalah salah satu solusi alternatif dalam pengolahan
limbah Kromium (VI) sekaligus dengan limbah molases ditambah dengan
produksi bio-listrik
• Kurang maksimal nya sistem Microbial Fuel Cell (MFC) dalam removal limbah dan
produksi Bio-listrik
Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses pengolahan limbah molase dan limbah logam


berat secara optimal sebagai bahan baku untuk menghasilkan listrik
dengan sistem MFC dual chamber?
2. Bagaimana pengaruh penambahan elemen jejak Cu2+ dan
modifikasi jenis elektroda terhadap besar reduksi logam dan energi
yang dihasilkan?
Tujuan Penelitian

1. Untuk menentukan proses pengolahan limbah molases dan limbah


logam berat yang optimum unutk mengurangi tingkat toksisitas
limbah sekaligus menghasilkan bioenergy alternatif
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan elemen jejak Cu2+ dan
modifikasi jenis elektroda terhadap banyaknya reduksi logam dan
energi yang dihasilkan
Manfaat Penelitian

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dari


pengolahan limbah organik dan limbah logam berat.
2. Dapat menguarangi tksisitas limbah Cr(VI) sebagai limbah logam
yang berbahaya sekaligus menghasilkan bioenergi dengan sistem
yang kontinyu dan hasil yang optimum.
Batasan Penelitian

• Reaktor yang digunakan dalam sistem Microbial Fuel Cell (MFC) adalah reaktor dual-
chamber.
• Reagen di anoda menggunakan larutan organik limbah cair pabrik gula (molases)
dengan konsentrasi 5% (v/v) terhadap campuran substrat organik serta dengan media
nutrient broth 15% (v/v) dari volume total (10L).
• Reagen di katoda menggunakan larutan logam Cr(VI) dengan konsetrasi 8 mg/L +
larutan buffer sitrat untuk mengatur pH.
• Variabel Cu2+ yang ditambahkan pada anoda tidak melebihi 800 mg/L.
• Sistem penukar kation pada reaktor Microbial fuel Cell (MFC) adalah jembatan
garam.Jembatan garam dibentuk dengan larutan KCL dicampur dengan agar.
• pH pada anoda adalah pH 7 dan di katoda pH 2.
• Flowrate limbah yang masuk ke anoda dan katoda masing-masing 0.4 liter per jam.
METODE PENELITIAN
Kondisi Operasi

• Suhu = 20-30o C
• Tekanan = 1 atm
• Waktu = 4 Hari
• Elektroda = Carbon Cloth dan Activated carbon
• pH di larutan anoda = 7 (Dikontrol engan KOH)
• Jenis bakteri di anoda = Shewanella oneidensis MR-1
• Konsentrasi molase = 5% v/v
Kondisi Operasi

• Konsentrasi larutan Cr(VI) = 8 mg/L


• Volume larutan = 10 L
• Flowrate limbah masuk anoda = 0.4 liter/jam
• Flowrate limbah masuk katoda = 0.4 liter/jam
• Rasio recycle = 0.85
• pH di ruang katoda = 2
Variabel Penelitian

• Modifikasi Elektroda = 1.Anoda dan katoda menggunakan Carbon


Cloth
2. Anoda dan katoda dengan Activated Carbon
dari tempurung kelapa sawit.
• Konsentrasi Cu2+ yang ditambahkan = 1 μg/L,100 μ/L, 1mg/L, 100
mg/L
Bahan Penelitian

• Aquadest
• Biakan bakteri Shewanella oneidensis MR-1
• Nutrient Broth
• D-Glucose
• Padatan Kalium Klorida (KCl)
• Agar batang
• Asam Sitrat (C6H8O7)
• Natrium Klorida atau Sodium Klorida (Na3C5H6O7)
• Disodium Fosfat (Na2HPO4)
Bahan Penelitian

• Padatan Kalium Dikromat (K2Cr2O7)


• Limbah pabrik gula (molase)
• Monosodium Fosfat (NaH2PO4)
• HCl 37%
• Padatan CuSO4
• Carbon Cloth
• Carbon Powder
• Kawat tembaga
• Kawat besi
• Lem silicon
• Kapas lemak
Alat Penelitian

• Hemasitometer
• Deck glass
• Mikroskop
• Autoclave
• pH meter
• DO meter
• Hot plate dan stirrer
• Magnetic stirrer
• Rak tabung reaksi
• Tabung reaksi
• Pipet tetes
Alat Penelitian

• Pipet ukur
• Suction bulb
• Labu erlenmeyer
• Gelas beaker
• Gelas ukur
• Pompa
• Flowmeter
• Multimeter (voltmeter dan amperemeter)
Skema Alat Penelitian
• Keterangan Gambar :
1. Multimeter 5. Ruang Katoda 9. Pompa Recycle
2. Ruang Anoda 6. pH Meter 10. Valve
3. Jembatan Garam 7. Bak Sisa Molase 11. Tangki Molases
4. Elektroda 8. Bak sisa logam Cr 12. Tangki Larutan
Logam
13. Flowmeter
Diagram Alir Penelitian
Diagram Alir Penelitian
Prosedur Penelitian

Persiapan Penelitian
• Pembuatan Larutan Buffer
Membuat larutan Asam Sitrat 0.1 M (21.04 Asam Sitrat dalam 1 L
aquades). Lalu mencampur 46.5 mL larutan Asam Sitrat 0.1 M + 3.5 mL
larutan Sodium Sitrat 0.1 M dan melarutkan dengan aquadest hingga
volume 100 mL.

• Pembuatan Larutan Buffer Fosfat pH 7


Menimbang NaH2PO4 sebanyak 0.4063 gram dan Na2HPO4 sebanyak
0.9247 gram. Kemudian melarutkan dengan aquades hingga 500 mL.
• Pembuatan Larutan Logam Cr(VI)
Larutan Cr(VI) 8mg/L untuk 10L dibuat dengan menghitung kebutuhan
kalium dikromat (K2Cr2O7) secara kuantitas. Kemudian melarutan dengn
aquades hingga 5L lalu menambahkan 5L larutan buffer sitrat
• Regenerasi Bakteri Shewanella oneidensis MR-1
Membuat media agar miring pada tabung reaksi besar, menggunakan
nutrient broth agar. Membuat Nutrient Broth Agar dengan melarutkan
agar batang pada 500 mL aquades mendidih, kemudian memasukkan 4
gram Nutrient Broth dan 1.5 gram D-Glucose ke dalam larutan agar.
Kemudian membagi larutan NBA ke dalam beberapa tabung reaksi dan
disterilisasi pada suhu 121oC selama 15 menit menggunakan autoclave.
Setelah disterilisasi, tabung dimiringkan 15o hingga dingin dan
mengeras. Setelah media mengeras, bakteri dari indukan diinokulasi ke
dalam tabung reaksi pada saat bakteri melalui fase log (Eksponensial)
pada suhu 30oC yaitu setelah 0.5 jam dengan menggunakan teknik
gores (Jeong dkk,2006).
• Pembuatan Media Cair dan Biakan Bakteri
Membuat media Nutrient Broth cair dengan menambahkan 12 gram
Nutrient Broth Powder, glukosa 4.5 gram, dan aquades 1500mL.
Kemudian menutup larutan media dalam erlenmeyer dengan kapas
berlemak, lalu mensterilkan dengan autoclave selama 15 menit pada
suhu 121oC. Setelah itu mendinginkan media hingga suhu ruang
ebelum inokulasi. Setelah itu melakukan inokulasi bakteri secara
aseptik dengan biakan bakteri di atas agar. Banyaknya goresan
menyesuaikan dengan variabel bakteri. Setelah inokulasi, melakukan
inkubasi media selama 13 jam sebelum mencampurkan dengan
molases sebagai substratnya.
• Preparasi Substrat Molases
Mensterilkan molases sebanyak 500 mL dengan autoclave untuk
membunuh bakteri atau jamur yang mungkin hidup di dalamnya.
Kemudian mensterilkan aquades sesuai dengan kebutuhan substrat
dan larutan dalam anoda dan katoda. Setelah itu, menetralkan pH
molases yang asam dengan larutan KOH atau basa kuat dan secara
berkala pH dicek dengan pH meter hingga 7. Kemudian menambahkan
larutan buffer phospat pH 7. Setelah itu menambahkan biakan starter
Shewanella oneidensis MR-1 lalu menambahkan aquades steril hingga
volume 10L
• Pembuatan Jembatan Garam
Melarutkan 100 gram agar batang dalam 100mL air yang
mendidih,kemudian menambahkan 40 gram Kalium Klorida. Kemudian
memasukkan cairan dalam pipa dan menunggu hingga agar menjadi
padat. Kemudian menghubungkan jembatan garam dengan
kompartemen anoda dan katoda.
• h. Pembuatan Elektroda Carbon Cloth
Carbon cloth dipotong dengan panjang dan lebar masing masing 10 x
10 cm kemudian menyucinya dengan larutan aseton, lalu dipanaskan
dalam furnace pada suhu 450oC selama 30 menit. Kemudian
menempelkan Carbon cloth ke pipa PVC menggunakan lem silicon dan
menghubungkan dengan anoda dan katoda dengan kawat tembaga.
• Preparasi Karbon Aktif Cangkang Kelapa Sawit
Cangkang kelapa sawit dikarbonisasi pada suhu 400oC selama 4 jam
kemudian dihaluskan dan diayak dengan menggunakan ayakan berukuran
45 μm dan 63 μm.
• j. Proses Aktivasi Karbon Aktif
Proses aktivasi dilakukan dengan perendaman dengan KOH 10 M
menggunakan perbandingan masa karbon dan KOH 1:4 dan didiamkan
selama ± 4 jam. Karbon dimasukkan ke dalam furnance pada suhu 400oC
selama 4 jam. Selanjutnya dilakukan pencucian dengan menambahkan HCl
0,1 M sampai pH 7, dan dilanjutkan pencucian dengan akuades. Karbon
aktif yang dihasilkan, dipanaskan pada suhu ± 1050C.
• Pembuatan Larutan Cu2+
Mengambil padatan CuSO4 sebanyak 1 mg lalu melarutkan hingga mencapai
volume 1 L dengan aquades. Kemudian mengambil 1 ml dari sampel lalu
melarutkan kambali hingga mecapai volume 1 L dengan aquades untuk
mendapatkan konsntrasi larutan 1g/L. Kemudian melakukan pengenceran
kembali sesuai dengan variabel dalam percobaan.
Proses Eksperimen

• Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan untuk meresirkulai


bottom product (proses kontinyu).
1. Ruang katoda dan anoda dipisahkan menggunakan jembatan
garam
2. Larutan molases (fresh feed) dibuat sebanyak 10 L setiap harinya
selama 4 hari dengan konsentrasi molases 5% dan volume
media bakteri 15% volume total fresh feed dengan konsentrasi
bakteri sebanyak 1011sel/ml. Kemudian memasukkan larutan
tersebut ke dalam chamber fresh feed diatas chamber utama
anoda.
3. Memasukkan larutan Cu2+ yang telah dibuat sesuai dengan variabel
sebanyak 0.3 ml ke dalam ruang utama anoda.
4.Pembuatan larutan Cr(VI) baru (fresh feed) sebanyak 10 L dengan konsentrasi
88 ppm dan kondisi pH 2 setiap harinya selama 4 hari. Kemudian memasukkan
larutan tersebut kedalam bak penampung diatas reaktor utama kompartemen
katoda.
5. Membuka valve pada reaktor utama yang menuju ke chamber bottom
product pada masing-masing kompartemen setelah alat dijalankan 24 jam.
6.Membuka valve dan mengatur flowrate pada aliran fresh feed
menuju ke chamber utama dengan flowrate sebesar 0.4 liter/jam, maka
aliran recycle sebesar 0.34 liter/jam.
7.Menyalakan pompa dan mengatur flowrate aliran dari bottom
product ke dalam chamber utama dengan cara membuka valve sesuai
dengan recycle ratio 0.85. Sehingga ketika aliran fresh feed sebesar 0.4
liter /jam, maka alira recycle sebesar 0.34 liter/jam.
8.Mengamati proses recycle dan menjaga flowrate agar tetap konstan
agar tidak terjadi overflow.
Analisa Penelitian

• Analisa pH
Pengukuran pH menggunakan pH meter. Sampel diambil dari ruang
anoda dan katoda, kemudian diuji pH nya dengan pH meter .
• Analisa Produksi Listrik
Multimeter digital dihubungkan pada kedua elektroda. Dengan kutub
positif di katoda dan kutub negatif di anoda Pembacaan tegangan dan
arus listrik dicatat setiap 6 jam. Dari data kuat dan arus tegangan, dapat
diperoleh nilai power density (mW/m2), yaitu daya per satuan luas
elektroda. Power density dapat dihitung menggunakan persamaan
berikut (Zalukhu,dkk,2019):
𝐼 𝑚𝐴 × 𝑉 (𝑉𝑜𝑙𝑡)
𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 =
𝐴(𝑚2)
Analisa Populasi Bakteri
Analisa bakteri adalah dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :
• Mengencerkan 0.1 mL sampel dengan aquades 9.9 mL (pengenceran
100 kali)
• Teteskan ke permukaan counting chamber hingga dapat menutupi
seluruh permukaan nya.
• Letakkan hemasitometer di bawah lensa mikroskop untuk dihitung
jumlah selnya.
• Dilakukan pengamatan di mikroskop dengan perbesaran 400 kali
• Dihitung jumlah sel yang terlihat di bagian hemasitometer sebanyak 3
kali
• Hitung jumlah sel rata-rata:
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡

3
• Hitung jumlah sel per mm
1 1
• 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 × ×
25 0.1
• Hitung jumlah sel sebenarnya :
• 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑚3 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
• Analisa BOD
Pengukuran kebutuhan oksigen biologis (BOD) mengacu pada SNI
6989.72:2009.
• Analisa kandungan Cr(VI)
Pengukuran logam krom mengacu pada SNI 6979.21:2009
Rencana Jadwal Kegiatan

Bulan
No Kegiatan
Sep-19 Okt-19 Nov-19 Des-19 Jan-20
1 Studi literatur lanjutan

2 Persiapan bahan dan peralatan

3 Penelitian

4 Analisa hasil

5 Pembuatan Laporan
Daftar Pustaka

Akhadiarto, S. (2008). Pemanfaatan Limbah Tanaman Tebu untuk Pakan Sapi .


Jurnal Peternakan Volume 4, 150.
Aziz, H., Tetra, O. N., & Alif, A. (2017). Performance Karbon Aktif Dari Limbah
Cangkang Kelapa Sawit Sebagai Bahan Elektroda Superkapasitor. Jurnal Zarah
Volume 5 , 2.
Baron, D., & La Belle, E. (2009). Electrochemical Measurement of Electron
Transfer Kinetics by Shewanella oneidensis MR-1. The Journal of Biological
Chemistry, 28865-28866.
Edelynna, & Wirespathi. (2012). Pengaruh Kromium Heksavalen (VI)
terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Jurnal lentera biologi UNESA, 75-76.
Fifendy, M., Eldini, & Irdawati. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Molase
Terhadap Jumlah Mikroba Dan Ketebalan Nata Pada Teh Kombucha.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung (p. 68). Lampung: FMIPA
• limban, S. (2018). Overview of Microbial Fuel Cell (MFC) Recent
Advancement from Fundamentals to Applications: MFC Designs, Major
Elements,and Scalability. Journal of Bioresource, 15-21.
• Hasan, A. (2007). Aplikasi Sistem Fuel Cell sebagai Energi Ramah
Lingkungan di Sektor Transportasi dan Pembangkit. Jurnal Teknik
Lingkungan Volume 8, 277-279.
• Hendrata, S. (2001). Fuel Cell Sebagai Penghasil Energi Abad 21. Jurnal
Teknik Mesin Vol. 3, 95-97.
• Hidup, K. L. (2018). PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.
• Indonesia, P. R. (2001). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 82 TAHUN 2001 PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN
PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Jakarta: DPR .
• Kalathil, S., & Patil, S. (2017). Microbial Fuel Cells: Electrode Materials. Electrode Materials Encyclopedia &
Journal, 6-7.
• Karmakar, S., Kundu, K., & Kundu, S. (2010). Design and Development of Microbial Fuel cells . Journal of
Applied Microbiology, 1031.
• Li, M., & Zhou, S. (2018). Simultaneous Cr(VI) reduction and bioelectricity generation in a dual. Chemical
Engineering Journal, 1622-1623.
• Liu, H. (2008). Microbial Fuel Cell: Novel Anaerobic Biotechnology for Energy Generation from Wastewater.
In S. K. Kanal, Anaerobic Biotechnology for Bioenergy Production: Principles and Applications (pp. 225-227,
236-241). John Wiley.
• Mokhtarian, N. (2012). Effect of Different Substrate on Performance of Microbial Fuel Cell. African Journal of
Biotechnology Vol. 11, 3365, 3368.
• Moncekova, M., Novotny, R., & Koplik, J. (2016). Hexavalent chromium reduction by ferrous sulphate
heptahydrate addition into the Portland clinker. International Journal of Ecology and new Building materials
and products, 73-74.
• Rabaey, K., Boon, N., & Siciliano, S. (2004). Biofuel cells select for Microbial consortia that self-mediate
electron transfer. Journals of Environment Microbiol, 5374.
• Rahmawati, R., & Suhendar. (2015). Sintetis nanokomposit ỹ-Al2O3-Fe2O3 untuk adsorpsi logam Cr (VI).
Jurnal Istek Volume 8 (1), 117.
• Regia, P., & Ihyari, F. N. (2019). Pengaruh Modifikasi Elektroda dan
Konsentrasi Bakteri Pada Efektivitas Microbial Fuel Cell (MFC) dari Limbah
Molases dan Reduksi Logam Berat Cr (VI) dengan Reaktor Dual Chamber
Sistem Kontinyu. Skripsi Departemen Teknik Kimia ITS.
• Revelo Romo, M. e. (2018). Bacterial diversity in the Cr(VI) reducing
biocathode of Microbial Fuel Cell with salt bridge. Revista Argentina De
Microbiologia, 3-4.
• Rochani, A., & Yuniningsih, S. (2016). Pengaruh Konsentrasi Gula Larutan
Molases terh Kadar Etanol pada Proses Fermentasi. Jurnal Reka Buana
Volume 1, 43-44.
• Saravanan, N., & Karthikeyan, M. (2018). Study Of Single Chamber And
Double Chamber Efficiency And Losses Of Wastewater Treatment.
International Research Journal of Engineering and Technology Vol 5, 1226.
• Shang Xu, Y., & Zheng, T. (2016). Trace heavy metal ions promoted
extracellular electron transfer. Bioresource Technology, 544-545.
• Sugihartono. (2016). Pemisahan krom pada limbah cair industri
penyamakan kulit menggunakan gelatin dan flokulan anorganik . Majalah
Kulit, Karet, dan Plastik, Volume 32 no.1 , 21.
• Thygesen, Ander. (2016). A Viable Electrode Material for Use in Microbial
Fuel. MDPI Energy Journal, 2,11.
• Venkateswaran, K., & Duane, M. (1999). Polyphasic taxonomy of the genus
Shewanella and description of Shewanella oneidensis sp. now.
International Journal of Systematic Bacteriology, 721.
• Wei Li, W., & Pin Sheng, G. (2011). Recent advances in the separators for
microbial fuel cells. Bioresource Technology, 244, 247-248.
• Wei, X., Qiang Gan, Z., & Shen, Y. J. (2019). Negatively-charged
nanofiltration membrane and its hexavalent chromium removal
performance. Journal of Colloid and Interface Science, 475-476.
• Wu, G., & Jin, F. (2019). Pellicle development of Shewanella
oneidensis is an aerotaxis-piloted and energy-dependent process.
Biochemical and Biophysical Research Communications, 1.
• Xafenias, N., & Zhang, Y. (2013). Enhanced performance of hexavalent
chromium reducing cathodes in the presence of Shewanella
oneidensis MR-1 and lactate. Environmental Science and Technology
Substrate, 5.
• Yanuartono, & Alfarisa, N. (2017). Molasses: dampak negatif pada
ruminansia. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 27, 25-26.
• Zhang, T.-t., & Hu, L. (2019). Cr(VI) removal from soils and
groundwater using an integrated adsorption and microbial fuel cell
(A-MFC) technology. Journal of Environmental Pollution 252, 1400.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai