Anda di halaman 1dari 47

Course : TAXN6006 – TAXATION ACCOUNTING

Effective Period : September 2018

Income Taxes Accounting


Session 8 - 9
LEARNING OBJECTIVES

1. Ability to explain overview of Indonesian taxation


2. Ability to explain tax procedures in Indonesia
Sub Topics

• Accounting for income taxes: article 21


• Accounting for income taxes: article 22
• Accounting for income taxes: article 23
• Accounting for income taxes: article 24
• Accounting for income taxes: article 25
• Accounting for income taxes: article 26
Income tax art 21
Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26

• penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak


teratur
• penghasilan penerima pensiun secara teratur
• uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau
jaminan hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang
pembayarannya melewati jangka waktu 2 tahun;
• penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
• imbalan kepada bukan pegawai;
• imbalan kepada peserta kegiatan;
• imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan
merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama;
• imbalan kepada mantan pegawai;
• penarikan dana pensiun oleh pegawai.

Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:

• Wajib Pajak PPh Final


• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
Penghitungan PPh Pasal 21

Pegawai tetap Penerima pensiun


Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi dengan Dikurangi dengan
1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
tahun atau Rp500.000 per bulan Bruto maks. Rp2.400.000 per
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang tahun atau Rp200.000 perbulan
dibayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


PTKP Karyawati

Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan

1. Diri sendiri; 1. Diri sendiri;


Hanya untuk 2. Status kawin; 2. Tanggungan
diri sendiri 3. Tanggungan maks 3.
maks 3.

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat


serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/
memperoleh penghasilan
Tarif

Sampai dengan Rp 50 juta 5% Sesuai


Pasal 17 ayat (1)
huruf a
UU PPh
Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta
15%

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta


25%

Di atas Rp 500 juta 30%


PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah


Satuan, Borongan
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 8,2 JT
Upah/Uang Saku Harian
Dikali 12
≤ 450.000 > 450.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp4,5jt s.d. Rp8,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai

Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
Accounting for income taxes: article
21

• Saat pembayaran gaji


Biaya gaji xxx
Tunjangan pajak xxx
Pph pasal 21 terutang xxx
Iuran pensiun xxx
Kas dan bank xxx
• Saat penyetoran PPH pasal 21 terutang dan iuran pensiun
PPH pasal 21 terutang xxx
iuran pensiun xxx
kas dan bank
xxx
• Saat pembebanan biaya atas tunjangan pajak
Slado laba xxx
tunjangan pajak xxx

Bina Nusantara University 12


Income tax art 22
Object of income tax article 22
• Impor .
• Pembayaran atas pembelian barang oleh bendahara
pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran.
• Penjualan BBM, Gas dan pelumas oleh Produsen atau
importir BBM, Gas dan Pelumas.
• Penjualan barang produksi: kertas, semen, otomotif, baja.
• Pembelian bahan untuk keperluan industri atau ekspor dari
pedagang pengumpul.
• Penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

Bina Nusantara University 14


Object of income tax
article 22

Barang yang tergolong sangat mewah adalah :


• pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi;
• kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya;
• rumah beserta tanahnya, dengan harga jual atau harga
pengalihannya lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
atau luas bangunan lebih dari 400m2 (empat ratus meter persegi);
• apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
atau luas bangunan lebih dari 150m2 (seratus lima puluh meter
persegi);
• kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari
10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi
purpose vehicle (mpv), minibus, dan sejenisnya, dengan harga jual
lebih dari Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) atau dengan
kapasitas silinder lebih dari 3.000cc;
• kendaraan bermotor roda dua dan roda tiga, dengan harga jual
lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) atau dengan
kapasitas silinder lebih dari 250cc.

Bina Nusantara University 15


Tax basis and tax rate

• Atas impor:
1. yang menggunakan Angka Pengenal Impor (APl), sebesar 2,5%
(dua setengah persen) dari nilai impor, kecuali atas impor
kedelai, gandum dan tepung terigu sebesar 0,5% (setengah
persen) dari nilai impor;
2. yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar
7,5% (tujuh setengah persen) dari nilai impor; dan/atau
3. yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% (tujuh setengah persen) dari
harga jual lelang.

Bina Nusantara University 16


Tax basis and tax rate

• Atas pembelian barang oleh bendahara pemerintah dan


Kuasa Pengguna Anggaran sebesar 1,5% (satu setengah
persen) dari harga pembelian.
• Penjualan barang yang tergolong sangat mewah sebesar 5%
dari harga jual tidak termasuk PPN.

Bina Nusantara University 17


Tax basis and tax rate

• Atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas oleh


produsen atau importir bahan bakar minyak, gas dan pelumas
adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bakar Minyak sebesar:
a. 0,25% dari penjualan tidak termasuk Pajak Pertambahan
Nilai untuk penjualan kepada SPBU Pertamina;
b. 0,3% dari penjualan tidak termasuk Pajak Pertambahan
Nilai untuk penjualan kepada SPBU bukan Pertamina dan Non
SPBU;
2. Bahan Bakar Gas sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk
Pajak Pertambahan Nilai;
3. Pelumas sebesar 0,3% dari penjualan tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai.

Bina Nusantara University 18


Tax basis and tax rate

• Atas penjualan hasil produksi di dalam negeri oleh badan usaha


yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri
kertas, industri baja, dan industri otomotif:
1. penjualan kertas di dalam negeri sebesar 0,1% dari dasar
pengenaan pajak Pajak Pertambahan Nilai;
2. penjualan semua jenis semen di dalam negeri sebesar 0,25%
dari dasar pengenaan pajak Pajak Pertambahan Nilai;
3. penjualan semua jenis kendaraan bermotor beroda dua atau
lebih di dalam negeri sebesar 0,45% dari dasar pengenaan pajak
Pajak Pertambahan Nilai
4. penjualan baja di dalam negeri sebesar 0,3% dari dasar
pengenaan pajak Pajak Pertambahan Nilai.

Bina Nusantara University 19


Tax basis and tax rate

• Atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau


ekspor oleh badan usaha industri atau eksportir yang
bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
dan perikanan yang ditunjuk sebagai pemungut Pajak
Penghasilan Pasal 22 dari pedagang pengumpul sebesar
0,25% (nol koma dua puluh lima persen) dari harga
pembelian tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai.

Bina Nusantara University 20


Tax basis and tax rate

Besarnya pungutan terhadap Wajib Pajak yang tidak


memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak lebih tinggi 100%
(seratus persen) daripada tarif yang diterapkan terhadap
Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok
Wajib Pajak.

Bina Nusantara University 21


Calculating income tax article 22

Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar


penghitungan Bea Masuk yaitu Cost Insurance and Freight (CIF)
ditambah dengan Bea Masuk dan pungutan lainnya yang
dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan kepabeanan di bidang impor.

Bina Nusantara University 22


Accounting for income
taxes: article 22

Jurnal pihak pemungut :


• Saat terjadi transaksi
kas dan bank xxx
PPH pasal 22 terutang xxx
Penjualan xxx
• Saat penyetoran PPh pasal 22
Pph pasal 22 terutang xxx
Kas dan bank xxx

Bina Nusantara University 23


Accounting for income taxes:
article 22
Pihak yang dipungut
• Saat membeli barang
Pembelian xxx
PPh pasal 22 xxx
Kas &Bank xxx
• Saat pengkreditan pajak
PPh terutang xxx
PPh pasal 22 xxx

Bina Nusantara University 24


Accounting for income taxes:
article 22

Jurnal pihak pemungut (Final)


Pembelian xxx
PPN Impor xxx
PPh pasal 22 terutang xxx
Utang usaha/kas xxx
Penyetoran pph pasal 22:
Pph pasal 22 terutang xxx
kas xxx

Bina Nusantara University 25


Income Tax Art 23
PPH pasal 23
• Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan
yang berasal dari modal, penyerahan jasa, atau hadiah dan penghargaan, selain
yang telah dipotong PPh Pasal 21.
• Pemotong dan Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 23
• Pemotong PPh Pasal 23:

– badan pemerintah;
– Subjek Pajak badan dalam negeri;
– penyelenggaraan kegiatan;
– bentuk usaha tetap (BUT);
– perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
– Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pajak.
• Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 23:

– WP dalam negeri;
– BUT
• Tarif dan Objek PPh Pasal 23
• 15% dari jumlah bruto atas:

– dividen kecuali pembagian dividen kepada orang pribadi


dikenakan final, bunga, dan royalti;
– hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong PPh
pasal 21.
• 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah
dan/atau bangunan.
• 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa teknik, jasa
manajemen, jasa konstruksi dan jasa konsultan.
• 2% dari jumlah bruto atas imbalan jasa lainnya
Accounting for income taxes:
article 23

Transaksi atas bunga pinjaman


Jurnal pemberi hasil :
•Saat pembayaran bunga
Biaya bunga xxx
PPh pasal 23 terutang xxx
Kas dan Bank xxx
•Saat menyetor ke kas negara melalui bank
PPh pasal 23 terutang xxx
Kas dan bank xxx

Bina Nusantara University 29


Accounting for income taxes: article
23
Jurnal penerima hasil
•Saat menerima bunga
kas dan bank xxx
PPh pasal 23 xxx
Penghasilan bunga xxx
•Saat pengkreditan
PPh terutang xxx
PPh pasal 23

Bina Nusantara University 30


Income Tax art 24
PPH Pasal 24
• Pajak Penghasilan Pasal 24 (PPh Pasal 24) pada
dasarnya adalah sebuah peraturan yang mengatur hak
wajib pajak untuk memanfaatkan kredit pajak mereka di
luar negeri, untuk mengurangi nilai pajak terhutang yang
dimiliki di Indonesia. Sehingga, jumlah pajak yang harus
dibayar di Indonesia dapat dikurangi dengan jumlah pajak
yang telah mereka bayar di luar negeri, dengan syarat
nilai kredit pajak di luar negeri tidak melebihi hutang pajak
yang ingin dibayar di Indonesia.
Combining domestic and foreign
income

1. Atas penghasilan dari usaha, pengabungan penghasilan


dilakukan dalam tahun diperolehnya penghasilan
tersebut (accrual).
2. Atas penghasilan lainnya seperti sewa,bunga, dan
royalti, dan lain-lain, pengabungan penghasilan
dilakukan dalam tahun pajak diterimanya (cash basis).
3. Atas penghasilan berupa dividen yang diperoleh wajib
pajak dalam negeri dari penyertaan modal sekurang-
kurangnya 50% dari jumlah saham disetor atau secara
bersama-sama dengan wajib pajak dalam negeri lainnya
sekurang-kurangnya 50% dari jumlah saham yang
disetor pada badan usaha di luar negeri yang sahamnya
tidak diperdagangkan di bursa efek, dilakukan dalam
tahun pajak dimana dividen tersebut diperoleh.
Bina Nusantara University 33
Maximum foreign-tax credit (PPh
24)

• Penghasilan atas usaha di LN telah dikenakan pajak di negara


yang bersangkutan.
• Menjadi kredit pajak di DN.
• Kerugian di LN tidak dapat dikompensasikan.
• Dilakukan perhitungan maksimum kredit pajak yang dapat
dikreditkan sesuai dengan 164/KMK/03/2002 (artinya tidak
semua pajak yang dibayar di LN dapat langsung dikreditkan)

Bina Nusantara University 34


Maximum foreign-tax credit (PPh 24)
• Hitung PPh terutang
• Perhitungan perbandingan penghasilan DN dan LN:
(Penghasilan luar negeri/ total penghasilan dalam
dan luar negeri) x Total PPH terhutang
• Pajak yang dipungut di luar negeri
• Dari perhitungan kriteria tersebut, gunakan hasil yang
minimum untuk mencari kredit pajak PPh pasal 24
yang diperkenankan

Bina Nusantara University 35


Income Tax Art 25
TAX ARTICLE 25
• Disebut angsuran PPH
• Angsuran yang dibayar sendiri oleh WP untuk setiap
bulan dalam tahun pajak berjalan
• Tujuan : meringankan beban WP dalam membayar PPh
terutang
Calculation Tax Art 25
• PPH menurut SPT Tahunan PPh tahun lalu XXXX
• Pengurangan / kredit pajak :
PPh pasal 21
PPh pasal 22
PPh pasal 23
PPh pasal 24
Total kredit pajak (XXX)
• Dasar pengenaan pajak XXX
• PPH pasal 25 = DPP : 12(banyak nya bulan dlm tahun
pajak)
Spesific case

• Dibayar sendiri tiap bulan (masa pajak).


• Menggunakan asumsi penghasilan sama dengan tahun
sebelumnya.
• Dalam tahun berjalan diterbtikan surat Ketetapan Pajak
untuk ketetapan pajak untuk tahun pajak yang lalu
• Penghasilan tidak teratur?
• Kompensasi kerugian?
• Kredit pajak?
• WP OP tertentu  0,75% dari jumlah omset masing-masing
tempat usaha (255/PMK.03/2008)

Bina Nusantara University 39


Penyetoran dan pelaporan PPh
pasal 25
• Dibayar/disetor kan selambat – lambatnya pada tgl 15
(lima belas) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir
• SPT Masa selambat – lambanya 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir
Income Tax Art 26
Tax withholder (income tax article 26)
Pemotong PPh 26 wajib dilakukan oleh:
1. Badan pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. Bentuk usaha tetap
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya yang
melakukan pembayaran kepada wajib pajak luar negeri
selain BUT.

Bina Nusantara University 42


Tax object (income tax article 26)
Jenis penghasilan yang wajib dipotong PPh26:
1. dividen;
2. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang;
3. royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta;
4. imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;
5. hadiah dan penghargaan;
6. pensiun dan pembayaran berkala lainnya;
7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau
8. keuntungan karena pembebasan utang.

Bina Nusantara University 43


Tax rate and calculate income tax
article 26

• Pajak atas penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak LN di


Indonesia.
• Tarif PPH 26 sebesar 20% dari jumlah bruto: dividen, bunga,
royalti, sewa, imbalan sehubungan dengan jasa dan pekerjaan,
penghargaan, dll.
• Tarif sebesar 20% dari perkiraan penghasilan netto untuk
Objek Pajak dalam UU PPH pasal 26 ayat 2 dan 3.

Bina Nusantara University 44


Tax rate and calculate income
tax article 26

• Penjualan/pengalihan harta yang tidak melebihi Rp 10 juta 


dikecualikan dari pemotongan PPH 26.
• Perkiraan penghasilan netto sebesar 25% dari harga jual
untuk penjualan/pengalihan harta (82/PMK.03/2009)
• Dapat dikenakan tarif lebih rendah apabila ada tax treaty
(P3B) antara kedua negara.

45
REFENCES

Waluyo. (2016). Akuntansi Pajak. 06. Salemba Empat. Jakarta.


ISBN: 9789790616684

Bina Nusantara University 46


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai