Anda di halaman 1dari 17

NSTEMI

ANNISA DYAH C
1510211128
 Sindrom koroner akut adalah suatu kumpulan
gejala klinis iskemia miokard yang terjadi akibat
kurangnya aliran darah ke miokardium berupa
nyeri dada, perubahan segmen ST pada
Electrocardiogram(EKG) dan perubahan
biomarker jantung.
PENDAHULUAN  Keadaan iskemia yang akut dapat menyebabkan
nekrosis miokardial yang dapat berlanjut menjadi
Infark Miokard Akut.
 Daerah otot yang tidak mendapat aliran darah dan
tidak dapat mempertahankan fungsinya,
dikatakan mengalami infark.
 Infark Miokard Akut ST-elevasi (STEMI)
 Terjadi oklusi total arteri koroner sehingga
menyebabkan daerah infark yang lebih luas
meliputi seluruh miokardium, yang pada
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan EKG ditemukan adanya elevasi
pemeriksaan fisik, segmen ST
pemeriksaan  Infark Miokard non ST-elevasi (NSTEMI)
elektrokardiogram (EKG),
dan pemeriksaan marka  Terjadi oklusi yang tidak menyeluruh dan tidak
jantung melibatkan seluruh miokardium, sehingga pada
pemeriksaaan EKG tidak ditemukan adanya elevasi
segmen ST
 Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina
pectoris)
 Gambaran EKG depresi segmen ST atau
inversi gelombang T prominen dengan
DEFINISI biomarker nekrosis yang positif ( mis,
Infark Miokard troponin) dengan tidak dijumpainya
elevasi segmen ST pada gambaran EKG
non ST-elevasi
dan sesuai dengan gambaran klinis (rasa
(NSTEMI)
tidak nyaman pada dada atau sesuai
dengan angina).
 Setiap tahunnya di Amerika Serikat 1.360.000 pasien
datang dengan SKA, 810.000 diantaranya mengalami infark
miokard dan sisanya dengan UA.
 Sekitar 2/3 pasien dengan infark miokard merupakan
NSTEMI dan sisanya merupakan STEMI.
 Didunia sendiri, lebih dari 3 juta orang pertahun
diperkirakan mendapatkan STEMI dan lebih dari 4 juta
orang mengalami NSTEMI.
EPIDEMIOLOGI
 Di Eropa diperkirakan insidensi tahunan NSTEMI adalah 3
dari 1000 penduduk, namun angka ini cukup bervariasi di
negara-negara lain.
 Angka mortalitas di rumah sakit lebih tinggi pada STEMI
namun mortalitas jangka panjang didapati dua kali lebih
tinggi pada pasien-pasien dengan NSTEMI dalam rentang
4 tahun.
 Menyempitnya arteri koroner yang disebabkan
oleh trombus yang terdapat pada plak
ateroskelotik yang terganggu dan biasanya
nonoklusif.
 Obstruksi dinamis, yang dapat dipicu oleh
spasme fokal terus menerus dari segmen arteri
ETIOLOGI koroner epicardial (Prinzmetal’s angina).
 Spasme lokal ini disebabkan oleh
hiperkontraktilitas otot polos vaskular dan atau
disfungsi endotel.

 Sumbatan arteri koroner sementara


 Rasa berat atau tekanan pada daerah retrosternal
(angina) yang menjalar hingga ke lengan kiri, leher,
atau rahang,
 Yang dapat bersifat intermiten (umumnya berlangsung
selama beberapa menit) atau persisten.

 Keluhan ini dapat diikuti dengan keluhan lainnya


seperti:
 Fatigue yang ekstrim
GEJALA KLINIS  Diaphoresis
 Nausea
 Nyeri perut
 Dyspnoea, dan syncope
 Dapat pula didapati keluhan tidak khas lainnya seperti:
epigastric pain, masalah pencernaan, nyeri dada
seperti ditikam, nyeri dada dengan ciri pleuritik, atau
bertambahnya sesak napas.
 ANAMNESIS:
 Perlu pula ditanyakan dan dievaluasi adanya faktor
resiko standar seperti usia, diabetes mellitus,
hipertensi, merokok, riwayat keluarga, episode
angina, konsumsi aspirin, riwayat serupa mengalami
hal yang sama, penyakit jantung koroner sebelumnya,
dislipidemia, dan lain sebagainya.
 PX. FISIK:
DIAGNOSIS  Tujuan utama dari pemeriksaan fisik adalah untuk
menyingkirkan penyebab nyeri dada non kardiak dan
kelainan jantung non iskemik (emboli paru, diseksi
aorta, perikarditis, penyakit jantung katup) atau
kemungkinan penyebab diluar jantung seperti
penyakit paru akut (pneumothoraks, pneumonia, efusi
pleura).
 TV ( TD, FN, RR, T)
 Px. Dada dan jantung lengkap
 Pemeriksaan fisik seperti diaphoresis, pucat, kulit
dingin, sinus takikardia, suara jantung ketiga atau
keempat, ronkhi basah basal, dan hipotensi
menunjukkan kemungkinan area iskemik yang
luas dan beresiko tinggi.
 PX. PENUNJANG:
 EKG: depresi segmen ST atau elevasi transient dan atau
perubahan pada gelombang T (inversi gelombang T,
gelombang T yang datar, gelombang T pseudo-normal)
 PX. MARKA JANTUNG:
 Pemeriksaan Troponin I/T adalah standard baku emas dalam diagnosis NSTEMI, di
mana peningkatan kadar marka jantung tersebut akan terjadi dalam waktu 2 hingga 4
jam.
 Penggunaan troponin I/T untuk diagnosis NSTEMI harus digabungkan dengan kriteria
lain yaitu keluhan angina dan perubahan EKG.
 Kadar troponin pada pasien infark miokard akut meningkat di dalam darah perifer 3 –
4 jam setelah awitan infark dan menetap sampai 2 minggu.
 Peningkatan ringan kadar troponin biasanya menghilang dalam 2 hingga 3 hari,
namun bila terjadi nekrosis luas, peningkatan ini dapat menetap hingga 2 minggu.

 Apabila pemeriksaan troponin tidak tersedia, pemeriksaan CKMB dapat digunakan.


CKMB akan meningkat dalam waktu 4 hingga 6 jam, mencapai puncaknya saat 12 jam,
dan menetap sampai 2 hari.
 Kardiomiopati Hipertrofik atau Penyakit Katup Jantung (stenosis
dan regurgitasi katup aorta)
 dapat mengeluh nyeri dada disertai perubahan EKG dan
peningkatan marka jantung menyerupai yang terjadi pada
pasien NSTEMI.

 Miokarditis dan Perikarditis


 dapat menimbulkan keluhan nyeri dada, perubahan EKG,
DIAGNOSIS peningkatan marka jantung, dan gangguan gerak dinding
jantung menyerupai NSTEMI.
BANDING  Stroke
 dapat disertai dengan perubahan EKG, peningkatan marka
jantung, dan gangguan gerak dinding jantung.

 Diagnosis banding non kardiak yang mengancam jiwa dan


selalu harus disingkirkan adalah emboli paru dan diseksi
aorta.
 Anti Iskemia
 Beta blocker
 Keuntungan utama terapi penyekat beta terletak
pada efeknya terhadap reseptor beta-1 yang
mengakibatkan turunnya konsumsi oksigen
miokardium.
 Terapi hendaknya tidak diberikan pada pasien
dengan gangguan konduksi atrio-ventrikler yang
signifikan, asma bronkiale, dan disfungsi akut
ventrikel kiri.
TATALAKSANA
 Nitrat
 Keuntungan terapi nitrat terletak pada efek dilatasi vena yang mengakibatkan berkurangnya
preload dan volume akhir diastolik ventrikel kiri sehingga konsumsi oksigen miokardium
berkurang.
 Efek lain dari nitrat adalah dilatasi pembuluh darah koroner baik yang normal maupun yang
mengalami aterosklerosis.
 Pasien dengan UAP/NSTEMI yang mengalami nyeri dada berlanjut
 Sebaiknya mendapat nitrat sublingual setiap 5 menit sampai maksimal 3 kali pemberian,
setelah itu harus dipertimbangkan penggunaan nitrat intravena jika tidak ada kontraindikasi
 Nitrat intravena diindikasikan pada iskemia yang persisten, gagal jantung, atau hipertensi
dalam 48 jam pertama UAP/NSTEMI.
 Calcium channel blockers (CCBs)
 Nifedipin dan amplodipin
mempunyai efek vasodilator arteri
dengan sedikit atau tanpa efek pada
SA Node atau AV Node. Sebaliknya
verapamil dan diltiazem mempunyai
efek terhadap SA Node dan AV
Node yang menonjol dan sekaligus
efek dilatasi arteri.
 Semua CCB tersebut di atas
mempunyai efek dilatasi coroner

 Antiplatelet
 PERKI 2015
 http://www.inaheart.org/upload/file/Pedoman_tatalaks
REFRENSI ana_Sindrom_Koroner_Akut_2015.pdf

Anda mungkin juga menyukai