Anda di halaman 1dari 27

Oleh : Andri Jamaludin,Lc

IMAN
 Iman menurut bahasa : At tashdiq,yang artinya
adalah pembenaran.

 Iman menurut syar’i : Ucapan hati dan lisan yang


disertai dengan perbuatan, diiringi dengan ketulusan
niat karena Allah, dan dilandasi dengan berpegang
teguh kepada sunnah Rasulullah.
TIGA UNSUR KEIMANAN
PERBUATAN HATI

PERBUATAN LISAN

PERBUATAN TUBUH
Anda tahu manusia ?
Manusia terdiri dari beberapa organ
tubuh.Tangan,kaki,kepala,dan yang lainnya.Ketika
manusia memiliki organ tubuh yang lengkap,ia dikatakan
manusia yang utuh atau sempurna secara fisik.Apabila
manusia kehilangan salah satu dari organnya,ia masih
menyandang status sebagai manusia walaupun tidak utuh
lagi secara fisik.Begitupun dengan iman.Ketika hanya
memenuhi sebagian unsur saja,maka masih dikatan
beriman walaupun imannya tidak sempurna.Namun tidak
bisa sepenuhnya iman dapat dianalogikan pada manusia
dan organ tubuh,karena pada hal tertentu iman dapat
dikatakan hilang ketika hilang sebagian unsurnya.
Kapan seseorang dikatakan
mu’min?
 Perhatikan penggalan hadits nabi SAW yang diriwayatkan oleh imam
Muslim dalam shahihnya :
‘Ketika Rasulullah ditanya oleh jibril,apakah iman itu ? .Beliau SAW
menjawab,engkau beriman kepada Allah,kepada para malaikat-
Nya,kepada kitab – kitab-Nya,kepada para rasul-Nya,kepada hari
akhir,kepada keputusan Allah yang baik maupun yang buruk.’

 Enam perkara yang disebutkan dalam hadits ini disebut dengan


rukun iman.Dan setiap rukun pasti memiliki cabang.Sebagaimana
iman yang memiliki cabang yang banyak.Seperti rasa malu itu bagian
dari iman,kesucian itu bagian dari iman,dan yang
lainnya.Alhasil,ketika salah satu rukun iman hilang,maka hilang pula
iman tersebut.Dan ketika salah satu cabang iman hilang,tidak hilang
iman tersebut melainkan hilang kesempurnaannya
IMAN MERUPAKAN TOLAK UKUR
MINIMAL APAKAH SESEORANG MASUK
SURGA ATAU NERAKA

 Para penghuni surga pasti orang yang


beriman.Dan para penghuni neraka ada orang
yang beriman dan yang tidak beriman.Yang
membedakan antara yang beriman dan tidak
beriman ialah kekal dan tidaknya didalam
neraka
 Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi yang termaktub di
Shahih Bukhori :
‫َّللاُ تَعَالَى أ َ ْخ ِر ُجوا َم ْن‬
َّ ‫ ث ُ َّم يَقُو ُل‬، ‫ار‬ ِ َّ‫ َوأ َ ْه ُل الن‬، َ‫يَ ْد ُخ ُل أ َ ْه ُل ْال َجنَّ ِة ْال َجنَّة‬
َ َّ‫ار الن‬
‫َكانَ فِى قَ ْل ِب ِه ِمثْقَا ُل َحبَّة‬

Setelah penduduk surga masuk ke surga dan penduduk


neraka masuk ke neraka, maka Allah Ta'ala pun
berfirman, 'Keluarkanlah dari neraka orang-orang yang
dalam hatinya terdapat iman walaupun sebesar biji sawi’.
( HR.Bukhori )
 Hadits ini menjelaskan bahwa kelak orang-orang yang
masuk ke surga berdiam di sana. Abadi dalam nikmat
Allah SWT. Sementara orang-orang yang masuk neraka
akan diseleksi lagi. Diantara mereka ada penduduk tetap
yang kekal di neraka, yaitu orang-orang kafir dan munafik
yang tidak memiliki keimanan sedikitpun. Sedangkan
orang-orang mu’min yang masuk neraka karena
kemaksiatannya namun masih memiliki iman, mereka
menjadi penduduk sementara. Suatu saat, dengan
kehendak-Nya Allah SWT mengeluarkan mereka dari
neraka. Allah memberi perintah :
‫أ َ ْخ ِر ُجوا َم ْن َكانَ ِفى قَ ْل ِب ِه ِمثْقَا ُل َحبَّة‬
'Keluarkanlah dari neraka orang-orang yang dalam
hatinya terdapat iman walaupun sebesar biji sawi.'
KONDISI KEIMANAN MANUSIA
 Ialah bertambah dan berkurang
 Karena manusia merupakan makhluk Allah yang
dikaruniai oleh-Nya berupa nafsu.Tentunya hal ini
berpengaruh terhadap naik turunnya iman.Ketika
manusia menempatkan nafsunya bukan pada
tempatnya,maka saat itu pula ia sedang mengalami
penurunan iman.Dan ketika manusia menjalankan
berbagai keta’atan lebih dari yang sebelumnya secara
kualitas,maka saat itu pula ia sedang mengalami
peningkatan iman.
 Inilah bukti dari naqli bahwa iman itu
bertambah dan berkurang :
‫اخش َْو ُه ْم فَزَ ا َد ُه ْم ِإي َمانا َوقَالُوا َح ْسبُنَا‬
ْ َ‫اس قَ ْد َج َمعُوا لَ ُك ْم ف‬ ُ َّ‫الَّذِينَ قَا َل لَ ُه ُم الن‬
َ َّ‫اس ِإ َّن الن‬
‫َّللاُ َونِ ْع َم ْال َو ِكي ُل‬
َّ

“(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul)


yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu,
karena itu takutlah kepada mereka”, Maka Perkataan
itu menambah keimanan mereka dan mereka
menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong Kami
dan Allah adalah Sebaik-baik Pelindung“.
(QS Ali-Imron: 173).
 Sabda Rasulullah SAW :

ُ ‫ب ْالخ َْم َر ِحينَ يَ ْش َر‬


‫ب َو ُه َو ُمؤْ ِم ٌن َو ََل‬ ُ ‫الزا ِني ِحينَ يَ ْز ِني َو ُه َو ُمؤْ ِم ٌن َو ََل يَ ْش َر‬ َّ ‫ََل يَ ْز ِني‬
‫يَ ْس ِر ُق ِحينَ يَ ْس ِر ُق َو ُه َو ُمؤْ ِم ٌن‬

“Tidaklah seorang pezina berzina dalam keadaan mu’min dan


tidaklah minum minuman keras ketika minumnya dalam
keadaan mu’min serta tidaklah mencuri ketika mencuri dalam
keadaan mu’min”.(HR.Bukhori dan Muslim )

 Ishaaq bin Ibraahim an-Naisaaburi berkata:


“Abu Abdillah (Imam Ahmad) pernah ditanya tentang iman dan
berkurangnya iman. Beliau rahimahullah menjawab, “Dalil
mengenai berkurangnya iman terdapat pada sabda Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Tidaklah seorang pezina berzina
dalam keadaan mu’min dan tidaklah mencuri dalam keadaan
mu’min.” ( al-Kholaal dalam kitab as-Sunnah no. 1045 )
TAQWA
 Taqwa berasal dari kata waqa-yaqi-wiqayah yang
artinya memelihara.Dan waqa juga bermakna
melindungi sesuatu.
 Maka taqwa menurut bahasa: memelihara sesuatu
dan melindunginya dari berbagai hal yang
membahayakan dan merugikan.
 Taqwa menurut definisi syar’i : memelihara diri dari
siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-
Nya,menjauhi segala larangan-Nya,ridho dan ikhlas
dengan hukum – hukum dan ketentuan Allah.
Dengan ini takwa memiliki tiga unsur:
1. Melaksanakan segala perintah Allah
2. Menjauhkan diri dari segala yang
dilarang Allah (haram)
3. Ridho (menerima dan ikhlas)
dengan hukum-hukum dan
ketentuan Allah
IMPLIKASI DARI TAQWA
 1. Takwa merupakan sebab datangnya solusi atau jalan keluar
dari masalah
 2. Takwa merupakan sebab datangnya rizki dari jalan yang tidak
disangka – sangka.

Allah berfirman yang artinya :

"Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada
disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah
niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah
mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu." (QS. Al-Thalaq: 2-3)
 3.Takwa merupakan sebab dimudahkannya urusan .

Allah berfirman yang artinya:

"Dan barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah


menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya."(QS. Al-
Thalaq:4)

 4.Takwa merupakan sebab masuk surga.

Dari Abu Hurairah ra berkata, bahwa Rasulullah SAW ditanya


tentang hal apakah yang paling banyak memasukkan orang
ke dalam surga? Beliau menjawab, ‘Takwa kepada Allah dan
akhlak yang baik.’ Lalu beliau ditanya tentang hal apakah yang
paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka? Beliau
menjawab, ‘Lisan dan kemaluan.’ (HR. Tirmidzi)
TIPS MENGGAPAI KETAKWAAN
 1. Dapat Petunjuk dari Allah
Di sinilah modal utama ke arah takwa, yaitu Allah beri hidayah dengan
cara mengetuk pintu hati hamba-Nya. Allah berfirman yang artinya:

“Barang siapa yang Allah kehendaki untuk diberi-Nya petunjuk, maka


dilapangkan hatinya untuk menerima Islam” [Q.S. Al An’am : 125]

 2. Iman
Tanpa keimanan tidak mungkin seseorang mencapai kepada derajat takwa

 3. Faham Tentang Islam


Bagaimana mungkin seseorang mengerjakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya kalau tanpa memahami agama ini.Rasulullah SAW bersabda :

“Barang siapa yang Allah hendak jadikan dia orang baik, maka dia akan diberi
faham tentang Islam”
 4. Amal
Setelah kita mengetahui, faham dan yakin dengan ilmu-ilmu
Islam, kita mesti bertindak dan mengamalkannya. Perintah fardhu
dan sunnah mesti dilaksanakan,haram dan makruh mesti
ditinggalkan. Buah ilmu itulah amalnya. Jadi sekiranya ilmu itu
tidak diamalkan, jadilah ilmu yang tidak berbuah. Pepatah Arab
mengatakan:”Ilmu yang tidak diamalkan laksana pohon tidak
berbuah”.

 5. Bermujahadah melawan faktor internal dan eksternal yang


membuat diri jauh dari perintah-Nya dan dekat dari
larangan-Nya.

Allah berfirman : “Mereka yang berjuang untuk melawan hawa


nafsu karena hendak menempuh jalan Kami, sesungguhnya Kami
akan tunjuki jalan Kami. Sesungguhnya Allah itu beserta dengan
orang yang berbuat baik.” [Al Ankabut : 69]
 6. Istiqamah Beramal
Yang dimaksud istiqomah dalam beramal ialah melakukan amalan secara
berkesinambungan walaupun sedikit.Dengan istiqomah maka akan
membentuk kebiasaan.Dan dengan kebiasaan maka akan membentuk
karakter.

Rasulullah SAW bersabda :“Sebaik-baik amalan itu, yang dibuat secara


istiqamah sekalipun sedikit”

 7.Berdo’a kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya

Usaha kita tidak memberi bekas walaupun usaha itu diperintahkan oleh
Allah. Kita sudah belajar, tetapi ilmu itu sebenarnya tidak memberi
bekas. Kita bermujahadah, tetapi usaha kita memperbaiki diri itu tidak
memberi bekas.Yang memberi bekas hanyalah Allah. Allah-lah yang
menghitamputihkan nasib kita. Begitulah keyakinan kita. Sebab itu kita
mesti selalu panjatkan doa kepada Allah agar Allah senantiasa
memberikan hidayah dan taufik kepada kita.
TAUHID
 Tauhid menurut bahasa merupakan bentuk masdar dari fi’il
wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid) yang artinya
menjadikan sesuatu satu saja.
 Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah
sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala
kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).
 Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak
hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa
Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk
Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya
menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.
PEMBAGIAN TAUHID
1.Tauhid Rububiyyah
adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan
oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja,
dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah
keadaan mereka. (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, ). Meyakini rububiyah yaitu
meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta,
misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah
yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, Allah
menggerakan bintang-bintang, dan yang lainnya.

Di nyatakan dalam Al Qur’an:

َ ُّ‫ت َوالن‬
‫ور‬ ُّ ‫ض َو َجعَ َل‬
ِ ‫الظلُ َما‬ َ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
ِ ‫س َم َاوا‬ ِ َّ ِ ‫ْال َح ْم ُد‬
َّ ‫َلِل الَّذِي َخلَقَ ال‬

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan
Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)
• Tauhid rububiyyah ini diyakini semua orang baik mu’min, maupun
kafir, sejak dahulu hingga sekarang.
Hal ini dikhabarkan dalam Al Qur’an:

َّ ‫سأ َ ْلتَ ُه ْم َم ْن َخلَقَ ُه ْم لَيَقُولُ َّن‬


ُ‫َّللا‬ َ ‫َولَئِ ْن‬

‘ Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah),


’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab
‘Allah’ ”. (QS. Az Zukhruf: 87)

َّ ‫س َو ْالقَ َم َر لَيَقُولُ َّن‬


ُ‫َّللا‬ َّ ‫س َّخ َر ال‬
َ ‫ش ْم‬ َ ‫ت َو ْاْل َ ْر‬
َ ‫ض َو‬ َّ ‫سأ َ ْلتَ ُه ْم َم ْن َخلَقَ ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫َولَئِ ْن‬

“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah),


’Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjalankan
matahari juga bulan?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Al
Ankabut 61)
2.Tauhid Uluhiyyah
Adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan
baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, )
Dalilnya:
ُ ‫َّاك نَ ْست َ ِع‬
‫ين‬ َ ‫َّاك نَ ْعبُ ُد َو ِإي‬
َ ‫ِإي‬
“ Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada
Engkaulah Kami meminta pertolongan” (Al Fatihah: 5)

• Makna ibadah adalah semua hal yang dicintai oleh Allah baik
berupa perkataan maupun perbuatan.Maksud yang dicintai Allah
yaitu segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah dan
Rasul-Nya, segala sesuatu yang dijanjikan balasan kebaikan bila
melakukannya. Seperti shalat, puasa, bershodaqoh,
menyembelih. Termasuk ibadah juga berdoa, cinta, bertawakkal,
istighotsah dan isti’anah,dan yang lainnya.
 Maka seorang yang bertauhid uluhiyah hanya meyerahkan semua
ibadah ini kepada Allah semata, dan tidak kepada yang lain.
Sedangkan orang kafir jahiliyyah selain beribadah kepada Allah
mereka juga memohon, berdoa, beristighotsah kepada selain Allah.
Dan inilah yang diperangi Rasulullah, ini juga inti dari ajaran para
Nabi dan Rasul seluruhnya, mendakwahkan tauhid uluhiyyah.

Allah Ta’ala berfirman:

ُ ‫َولَقَ ْد بَعَثْنَا فِي ُك ِِّل أ ُ َّمة َر‬


َ َّ ‫سوَل أ َ ِن ا ْعبُدُوا‬
‫َّللا‬
‫وت‬َ ‫غ‬ َّ ‫اجتَنِبُوا‬
ُ ‫الطا‬ ْ ‫َو‬

“Sungguh telah kami utus Rasul untuk setiap uumat dengan tujuan
untuk mengatakan: ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thagut‘” (QS.
An Nahl: 36)
3.Tauhid Al Asma’ was Sifat
Adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan
sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya
dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi
wasallam. Cara bertauhid asma wa sifat Allah ialah dengan
menetapkan nama dan sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan
bagi diri-Nya dan menafikan nama dan sifat yang Allah nafikan
dari diriNya, dengan tanpa tahrif, tanpa ta’thil dan tanpa takyif
(Syarh Tsalatsatil Ushul).

Allah Ta’ala berfirman yang artinya:


ُ ‫َلِل ْاْل َ ْس َما ُء ْال ُح ْسنَى فَا ْد‬
‫عوهُ ِب َها‬ ِ َّ ِ ‫َو‬

‘Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka


memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-
Nya” (QS. Al A’raf: 180)
 Tahrif adalah memalingkan makna ayat atau hadits
tentang nama atau sifat Allah dari makna zhahir-nya
menjadi makna lain yang batil

 Ta’thil adalah mengingkari dan menolak sebagian sifat-


sifat Allah

 Takyif adalah menggambarkan hakikat wujud Allah


URGENSI TAUHID
 Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia
dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib
mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut,
karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa
Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-
hak-Nya atas hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, )

 Tauhid adalah landasan pertama diterima dan tidaknya


amalan seseorang.Wallahu a’lam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai