Anda di halaman 1dari 15

SUMBER DAYA ALAM HUTAN

Saadatul Husna S.Si M.Si


Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya
alam hayati yang kompleks, terdiri atas pohon, tumbuhan bawah, jasad renik dan
hewan lainnya, yang satu dengan yang lainnya saling memengaruhi dan saling
bergantung.
Menurut fungsinya, hutan di Indonesia dibagi menjadi empat yaitu:
1. Hutan lindung. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang berfungsi untuk
mengatur tata air, mencegah banjir dan erosi, serta mempertahankan kesuburan
tanah. Luas hutan lindung 30,3 juta ha atau 21,3% dari seluruh luas kawasan hutan
2. Hutan suaka alam. Hutan suaka alam merupakan kawasan hutan yang karena
sifatnya yang khas secara khusus diperuntukkan untuk perlindungan dan
pelestarian sumber daya plasma nutfah dan penyangga kehidupan.
3. Hutan wisata. Hutan wisata adalah kawasan hutan yang diperuntukkan secara
khusus untuk dibina dan dipelihara guna kepentingan wisata, pengembangan ilmu
pengetahuan dan pendidikan. Luas hutan suaka alam dan hutan wisata lebih
kurang 19 juta ha (13,3%).
4. Hutan produksi. Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang diperuntukkan
guna memproduksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat, industri
dan ekspor.
Berdasarkan formasinya hutan dibagi menjadi delapan yaitu:
1. Hutan hujan (rain forest)
2. Hutan musim (monsoon forest)
3. Hutan kerangas (heath forest)
4. Hutan savana (mixed savanah forest)
5. Hutan pantai (coastal forest)
6. Hutan mangrove atau payau (mangrove forest)
7. Hutan rawa (swamp forest)
8. Hutan rawa gambut (peat swamp forest)

Deskripsikan delapan jenis hutan di atas !!


Fungsi hutan :

1. Mengatur tata air atau mempertahankan fungsi hidrorologis dan mencegah


terjadinya erosi.

2. Sebagai sumber bahan-bahan produk ekstraksi seperti kayu bakar, serat, buah
dan lain-lain.

3. Produksi kayu atas dasar sistem produksi yang lestari.

4. Keperluan rekreasi.

5. Perlindungan terhadap berbagai jenis flora dan fauna.

6. Gudang plasma nutfah atau sebagai penyimpanan sumber daya genetik.


Keunggulan hutan Indonesia :

1. Luas area hutan meliputi lebih kurang 74% dari total daratan Indonesia.
Dengan luas hutan ini, selain Brazil dan Kongo, Indonesia berpotensi sebagai
Negara pemasok kayu terbesar di dunia. Hutan Indonesia juga menyimpan
plasma nutfah yang beragam dan kaya akan satwa liar.

2. Sebagian besar terdiri dari hutan alam tropika basah, yang juga berfungsi
sebagai ‘system penunjang kehidupan’. Fungsi ini menjadi penting bagi dunia
karena vegetasi hutan melalui proses fotosintesis dan respirasi (pernapasan)
ikut berperan mengatur keseimbangan O2 dan CO2 atmosfer. Dengan luas
hutan yang dimiliki Indonesia dan peranan vegetasi hutan tersebut, Indonesia
juga dianggap sebagai paru-paru dunia.

3. Mengandung banyak jenis kayu komersial yang sudah dikenal luas di pasar
internasional dan diperlukan untuk bahan baku industri.
Penyebab Kerusakan Hutan

 Sistem perladangan berpindah. Sistem ini dilakukan oleh penduduk yang tinggal di
kawasan atau di pinggir hutan. Pertanian yang dilakukan masih sederhana yaitu
dengan cara menebang pohon dan setelah kering dibakar. Tanah dimanfaatkan
hanya 3-4 tahun.

 Perambahan hutan. Perambahan hutan adalah pemanfaatan kawasan hutan


secara illegal oleh masyarakat untuk digunakan sebagai lahan usaha tani dan/atau
permukiman.

 Pengusaha HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Pengusaha HPH merupakan


penyebab kerusakan hutan terbesar.

 Bencana Alam. Kerusakan hutan karena bencana alam relative kecil kecuali jika
terjadi kebakaran hutan karena petir.
Dampak Kerusakan Hutan

1. Tingginya kandungan lumpur atau sedimentasi di sungai, waduk, danau atau pantai
2. Banjir pada musim hujan dan kekurangan air pada musim kemarau
3. Fluktuasi debit air sungai yang besar antara musim hujan dengan musim kemarau
4. Makin sering terjadi gangguan satwa liar terhadap permukiman dan usaha tani
penduduk sekitar hutan.
5. Berkurangnya sumber oksigen dan terjadinya peningkatan konsentrasi CO2 di
atmosfer yang dapat menaikkan suhu permukaan bumi.
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2 fotosintesis
C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H2O respirasi
Dengan proses fotosintesis dan respirasi di atas, secara alamiah konsentrasi CO2
di atmosfer mencapai keseimbangan yang dinamis. Akan tetapi jika hutan terbakar
maka karbon yang terikat dalam bahan organik (biomassa) akan masuk ke udara
dalam bentuk CO2 sehingga kadarnya meningkat.
PENANGGULANGAN KERUSAKAN HUTAN
1. Membina masyarakat peladang berpindah menjadi petani menetap.

2. Kerusakan oleh perambah hutan ditanggulangi dengan transmigrasi baik secara


lokal maupun umum.

3. Melakukan penghijauan atau penanaman pohon-pohon di tanah kritis milik


masyarakat

4. Melakukan reboisasi atau penanaman kembali kawasan hutan yang telah rusak.

5. Pengembangan kawasan hutan industri di kawasan hutan produksi untuk


meningkatkan produktivitas hutan sehingga menunjang kebutuhan bahan baku
industri.

6. Menerapkan silvikultur bagi pemegang HPH


HUTAN MANGROVE
Hutan mangrove adalah hutan yang terdiri dari pohon-pohon besar dan tanaman
perdu. Vegetasi mangrove merupakan masyarakat tumbuhan halofit (hidup dengan
adanya pengaruh garam), yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Faktor
ekologis yang menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove adalah frekuensi
air laut tergenang secara tetap, endapan lumpur atau pasir, dan percampuran
antara air laut dan sungai di muara. Dengan kondisi yang spesifik ini hutan
mangrove berperan penting dalam stabilitas ekosistem pantai dan pesisir.
Fungsi hutan mangrove yaitu :

1. Melindungi pantai dari abrasi gelombang laut

2. Mencegah terjadinya intrusi air laut

3. Sumber nutrisi bagi biota laut

4. Habitat dan tempat berbiaknya berbagai biota laut (nursery ground) :

5. Habitat bagi satwa liar

6. Penahan angin laut

7. Sumber kayu secara terbatas jika dikelola dengan asas pelestarian

8. Menghasilkan bahan organik berupa serasah yang menjadi unsur hara untuk kesuburan
perairan pantai

9. Melindungi pantai dari sinar matahari sehingga menunjang pertumbuhan dan


perkembangan biota laut yang masih muda.
Kerusakan hutan mangrove disebabkan oleh :
1. Dimanfaatkan menjadi usaha pertambakan, baik tradisional maupun modern
2. Dimanfaatkan untuk usaha pertanian
3. Pengambilan kayu secara tidak terkendali untuk keperluan rumah tangga, arang,
dan industri perkayuan
4. Pencemaran perairan. Contohnya; pencemaran kawasan hutang mangrove di pantai
Curahsawu, Probolinggo oleh limbah pabrik gula berupa ampas tebu (bagase).
Ampas tebu tsb mengendap di perakaran hutan mangrove sehingga
pertumbuhannya terganggu bahkan mematikan.

Dampak kerusakan hutan mangrove :


1. Tenggelamnya pulau Tapak Kuda, Kec. Tanjungpura Kab. Langkat Sumatera Utara :
ekploitasi 200 ha hutan mangrove untuk industri arang kayu pada tahun 1980-an
2. Pantai Timur lampung 2000 ha mangrove beralih fungsi menjadi tambak udang.
Pemanfaatan hutan mangrove tanpa menyisakan green belt (jalur hijau)
menyebabkan tennggelamnya tambak yang berbatas dengan laut dan tenggelamnya
pemukiman penduduk dan fasilitas publik karena abrasi air laut.
HUTAN GAMBUT
 Luas lahan gambut di Indonesia kurang lebih 21 juta ha. Hutan gambut dapat
menyimpan sampai 2.650 ton karbon (C) per ha ekuivalen dengan 3,67 ton CO2
tergantung pada kedalaman gambut. Makin dangkal gambut, makin sedikit karbon
yang tersimpan (tertambat) dan sebaliknya.
 Beberapa definisi lahan gambut :
1. Lahan gambut adalah tumpukan bahan organik di lahan yang tergenang air, yang
sebagian terdekomposisi sehingga sumber bahan organik masih bisa
dikenal/diketahui
2. Lahan gambut merupakan lahan yang tergenang, dengan pH tanah kurang dari 4.0
(tanah masam), miskin unsur hara, dan gambut berasal dari pohon atau tumbuhan
lainnya yang mati
3. Lahan gambut adalah lahan yang terbentuk dari sisa-sisa tumbuhan dan mempunyai
kandungan bahan organik yang sangat tinggi
4. Lahan gambut adalah lahan yang memiliki bahan organik yang berasal dari sisa-sisa
tanaman yang belum melapuk sempurna karena lahan selalu digenangi air
5. Lahan gambut merupakan lahan yang bersifat sangat asam (pH antara 2.5 – 4.0),
tergenang air, penuh dengan sisa-sisa tumbuhan yang sangat lamban terurai karena
mikroba pembusuk sulit berkembang.
Penambatan/Simpanan dan Emisi Karbon (C)
 Lahan gambut menambat atau menyimpan banyak karbon yang merupakan
akumulasi dari hasil proses dekomposisi tumbuhan tumbang selama ratusan
bahkan ribuan tahun. Lahan gambut menambat atau menyimpan karbon di:
1. Biomassa pohon dan tumbuhan hutan
2. Serasah di bawah hutan gambut
3. Vegetasi yang sudah mati dan tumbang (bahan organik)
4. Hasil dekomposisi bahan organik
5. Tanah mineral di bawah gambut.
Dengan kondisi tsb lahan gambut dapat menambat karbon 15-20 kali lebih banyak
dibanding vegetasi hutan yang tumbuh di tanah mineral.
Penambatan dan emisi karbon pada hutan gambut berlangsung secara bersamaan,
tetapi jumlahnya berbeda. Jumlah karbon yang ditambat tidak sama dengan jumlah
karbon yang dilepas ke atmosfer.
 Adanya gangguan pada hutan gambut menyebabkan alih fungsi gambut dari
penambat karbon menjadi pelepas karbon ke atmosfer.

 Emisi gas yang penting dan banyak dari hutan gambut adalah karbon dioksida
(CO2) dan metana (CH4). Gas metana cukup banyak dihasilkan hutan gambut, jika
kedalaman air tergenang kurang dari 50 cm. semakin dalam genangan air ,
semakin sedikit emisi gas metana yang dihasilkan dan dilepaskan ke atmosfer.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai