Pembimbing :
Dr. Rachmad Suhendra Sp.THT-KL
DEFINISI
Karsinoma Nasofaring merupakan tumor ganas yang timbul pada epithelial pelapis
ruangan dibelakang hidung (nasofaring).
EPIDEMIOLOGI
Cina Selatan, Hongkong, Singapura, Malaysia dan Taiwan 10-53 kasus per 100.000
Angka kejadian Kanker Nasofaring (KNF) di Indonesia cukup tinggi, yakni 4,7
seluruh Indonesia.
akan menginfiltrasi kelenjar dan jaringan sekitarnya. Lokasi yang paling sering menjadi
awal terbentuknya KNF adalah pada Fossa Rossenmuller. Penyebaran ke jaringan dan
kelenjar limfa sekitarnya kemudian terjadi perlahan, seperti layaknya metastasis lesi
1. Penyebaran ke atas
2. Penyebaran ke belakang
Gejala hidung:
ingus bercampur darah,
epistaksis berulang
Sumbatan hidung unilateral/bilateral
(penglihatan ganda)
Gejala cranial terjadi bila tumor sudah meluas ke otak dan mencapai saraf-
saraf kranialis.
DIAGNOSIS
STADIUM
Untuk penentuan stadium dipakai sistem TNM menurut UICC (2002) :
T : tumor primer
T4 : tumor dengan perluasan intracranial dan/atau keterlibatan saraf cranial, fossa infratemporal, hipofaring,
orbital atau ruang mastikator
N1 : metastasis pada KGB ipsilateral tunggal, 6 cm atau kurang di atas fossa supraklabikula
N2 : metastasis bilateral KGB, 6 cm atau kurangm di atas fossa
supraklavikula
N3a : > 6 cm
M : metastasis jauh
Hiperplasiaadenoid
Angiofibroma juvenilis
Tumor sinus sphenooidalis
PROGNOSIS
Ditemukan bahwa karsinoma nasofaring tipe 1 (karsinoma sel skuamosa)
memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan karsinoma
nasofaring tipe 2 dan 3. Secara keseluruhan, angka bertahan hidup 5 tahun
adalah 45 %. Prognosis diperburuk oleh beberapa faktor, seperti :
Stadium yang lebih lanjut.
Usia lebih dari 40 tahun
Laki-laki dari pada perempuan
Ras Cina dari pada ras kulit putih
Adanya pembesaran kelenjar leher
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya kerusakan tulang tengkorak
Adanya metastasis jauh
TERIMA KASIIIIHHHHHHH