Anda di halaman 1dari 15

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 4

SINDY AYU ANGGRAENI

SUCI AFNIATI AMIN

MOH.RIVAL MARDANI

SRI ANINUN J
ANATOMI FISOLOGI

Kulit terdiri dari 3 lapisan yang masing-


masing memiliki berbagai jenis sel dan
memiliki fungsi bermacam-macam.

 Epidermis struktur lapisan kulit


terluar. Sel-sel epidermis terus
menerus mengalami mitosis, dan
berganti dengan yang baru sekitar
30 hari.
 Dermis lapisan kulit dibawah
epidermis yang membentuk
bagian terbesar kulit dengan
memberikan kekuatan dan
struktur pada kulit dermis juga
tersusun dari pembuluh darah
dan limfe, serabut saraf, kelenjar
keringat dan sebashea serta akar
rambut.
LANJUTAN....

 Subkutis terletak dibawah dermis.


Lapisan ini terdiri atas lemak dan
jaringan ikat dimana berfungsi untuk
memberikan bantalan antara lapisan
kulit dan struktur internal seperti otot
dan tulang, insulator panas. Jaringan
ini memungkinkan mobilitas kulit,
perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas tubuh.
DEFINISI

Herpes Zoster adalah penyakit yang di


sebabkan oleh infeksi virus varisela atau
virus penyebab cacar air yg menyerang kulit
dan mukosa.

Herpes zoster adalah radang kulit akut yang


bersifat khas seperti gerombolan vesikel
unilateral, sesuai dengan dermatomanya
(persyarafannya).

Infeksi ini di alami oleh seseorang yang


tidak mempunyai kekebalan terhadap
varicella (misalnya seseorang yang
sebelumnya tidak terinfeksi oleh varicella
dalam bentuk cacar air).
ASPEK EPIDEOMOLOGI

Herpes zoester terjadi pada orang yang


pernah menderita varisela sebelumya
karena varisela dan herpes zoester di
sebabkan oleh virus yang sama yaitu
virus varisela zoester.setelah sembuh
dari varisela, virus yang ada di ganglion
sensoris tetap hidup dalam keadan
tidak aktif dan aktif kembali jika daya
tahan tubuh menurun.lebih dari 2/3
usia di atas 50 tahun dan kurang dari 10
% usia di bawah 20 tahun.
KLASIFIKASI HERPES  Herpes zoster sakralis dekstra.
ZOESTER

 Herpes zoster oftalmikus  Herpes zoster fasialis

 Herpes zoster brakialis


 Herpes zoster torakalis
 Herpes zoster lumbalis
ETIOLOGI HERPES
ZOESTER

Herpes zoster disebabkan oleh


infeksi virus varisela zoster (VVZ)
dan tergolong virus berinti DNA,
virus ini berukuran 140-200 nm,
yang termasuk subfamili alfa herpes
viridae.

Secara in vitro virus herpes alfa


mempunyai jajaran penjamu yang
relatif luas dengan siklus
pertumbuhan yang pendek serta
mempunyai enzim yang penting
untuk replikasi meliputi virus
spesifik DNA polimerase dan virus
spesifik deoxypiridine kinase yang
disintesis di dalam sel yang terinfeksi
MANIFESTASI KLINIS

 Gejala prodromal sistematik (demam,


pusing, malese) maupun gejala prodomal
lokal (nyeri otot tulang, gatal, pegal).

 Setelah itu timbul eritema yang dalam


waktu singkat menjadi vesikel yang
berkelompok, vesikel ini berisi cairan
yang jernih kemudian menjadi keruh
(berwarna abu-abu) dapat menjadi
pustule dan krusta.
PATOFISIOLOGI

Herpez dimulai dengan pemasukan virus ke mukosa


yang dipindahkan ke dalam sekresi saluran
pernapasan atau dengan kontak langsung lesi kulit
Herpes Zoster. Pemasukan disertai dengan masa
inkubasi 10-21 hari, pada saat tersebut penyebaran
virus subklinis terjadi.

Akibat lesi kulit tersebar bila infeksi masuk fase


viremi sel mononuklear darah perifer membawa virus
infeksius, menghasilkan kelompok vesikel baru selama
3-7 hari. Virus Zoster juga diangkut kembali ke
tempat-tempat mukosa saluran pernapasan selama
akhir masa inkubasi, memungkinkan penyebaran
pada kontak rentan sebelum muncul ruam vesikuler
terlokalisasi yang biasanya melibatkan penyebaran
dermatom dari satu saraf sensoris;perubahan
nekrotik ditimbulkan pada ganglia terkait, kadang-
kadang meluas kearah dan dalam kornu posterior.
KOMPLIKASI  Kelainan pada mata

 Neuralgia paska herpetik

 Sindrom Ramsay Hunt

 Infeksi sekunder

 Paralisis motorik
PATWAY
PROGNOSIS

Prognosis untuk pasien usia muda dan sehat


sangat baik karena Pada orang tua
memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
terjadinya komplikasi herpes zoster seperti
neualgia pascaherpes, infeksi sekunder dan
timbulnya jaringan parut.

Varicella dan herpes zoster pada anak


imunokompeten tanpa disertai komplikasi
prognosis biasanya sangat baik sedangkan
pada anak imunokompromais, angka
morbiditas dan mortalitasnya signifikan.
PENCEGAHAN

 Pencegahan Primer
Terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor meliputi promosi kesehatan dan
mempertahankan kesehatan
 Sekunder
Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada gejala dari stressor.pencegahan
sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance,mengurangi
reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar
melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala
 Pencegahan tersier
Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder.
pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali kearah stabilitas sistem klien
secara optimal.
PENATALAKSANAAN

 Tzanck Smear
 Kultur dari cairan vesikel dan tes antibodi: Pemeriksaan digunakan untuk membedakan
diagnosis herpes virus
 Immunofluororescent : mengidentifikasi varicella di sel kulit
 Pemerikasaan mikroskop electron
 Kultur virus
 Identifikasi anti gen / asam nukleat VVZ
 Deteksi antibody terhadap infeksi virus
 Biopsi kulit,

Anda mungkin juga menyukai