Anda di halaman 1dari 18

OLEH

Syamsiah Rauf.,S.Kep, Ns,


M.Kep
Kode etik keperawatan ??

Kode etik ?

Prinsip etik yang digunakan


oleh semua anggota kelompok,
mencerminkan penilaian moral
mereka sepanjang waktu, dan
berfungsi sebagai standar
untuk tindakan profesional
mereka.
Kode etik
keperawatan

Suatu pernyataan atau keyakinan yang


mengungkapkan kepedulian moral, nilai
dan tujuan keperawatan (PPNI, 2003).
Kode etik bertujuan untuk memberikan
alasan/dasar terhadap keputusan yang
menyangkut masalah etika dengan
menggunakan model-model moralitas
yang konsekuen dan absolut.
Menurut Code for Nurses with Interpretive
Statement (ANA, 1985) dalam Potter dan perry
(1997) dan juga PPNI (2003), prinsip-prinsip etik
meliputi :

1. Respek 2. Otonomi 3. Beneficience

4. Non-maleficience 5. Veracity 6. Konfidensialitas

7. Fidelity 8. justice
1. Respek /
menghargai

Perilaku perawat yang


menghormati klien dan
keluarganya. Perawat
harus menghargai hak-hak
klien seperti hak untuk
pencegahan bahaya dan
mendapatkan penjelasan
secara benar.
2. otonomi

Setiap individu harus memiliki kebebasan


untuk menentukan sendiri atau mengatur
diri sendiri sesuai dengan hakikat manusia
yang mempunyai harga diri dan martabat.
Sebagai manusia yang bersifat unik, maka
penerapan moral yang dilakukan juga
tidak ada yang sama, oleh karena itu
perawat harus berhati-hati dalam
melayani klien agartidak berbenturan
dengan nilai yang dianut.
Contoh kasus :
• Klien berhak menolak tindakan invasif yang
dilakukan oleh perawat. Perawat tidak boleh
memaksakan kehendak untuk melakukannya atas
pertimbangan bahwa klien memiliki hak otonomi
dan otoritas bagi dirinya. Perawat berkewajiban
untuk memberikan penjelasan yang sejelas-
jelasnya bagi klien dalam berbagai rencana
tindakan dari segi manfaat tindakan sehingga
diharapkan klien dapat mengambil keputusan
bagi dirinya setelah mempertimbangkan atas
dasar kesadaran dan pemahaman.
Perlakuan yang berdasarkan pada
apa yang dipercayai oleh para
profesional kesehatan untuk
kebaikan klien, kadang –kadang
tidak melibatkan keputusan dari
klien.
Contoh Kasus :
• Seorang klien yang mengalami kelemahan fisik
secara umum tidak boleh dipaksakan untuk
berjalan ke ruang pemriksaan, tetapi
sebaiknya klien didorong menggunakan kursi
roda.
4. Non-maleficence
• Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban
perawat untuk tidak menimbulkan kerugian
atau cedera pada kliennya.

• Kerugian atau cedera dapat diartikan


sebagai kerusakan fisik seperti nyeri,
kecacatan, kematian atau adanya gangguan
emosi seperti perasaan tidak berdaya,
merasa terisolasi dan adanya penyesalan.
Prinsip ini berkaitan
dengan kewajiban perawat
untuk mengatakan suatu
kebenaran dan tidak
berbohong atau menipu
orang lain.
Contoh Soal :
• Kasus yang berhubungan dengan prinsip ini
seperti klien yang menderita HIV/AIDS
menanyakan tentang diagnosa penyakitnya.
Perawat perlu memberitahukan apa adanya
meskipun perawat tetap mempertimbangkan
kondisi kesiapan mental klien untuk
diberitahukan diagnosanya.
6. Konfidensialitas/kerahasiaan

Prinsip ini berkaitan dengan


penghargaan perawat untuk
merahasiakan semua informasi
tentang klien yang dirawatnya, dan
perawat hanya akan memberikan
informasi tersebut pada orang yang
tepat.
7. Fidellity (kesetiaan)

Prinsip kesetiaan berkaitan


dengan kewajiban perawat
untuk selalu setia pada
kesepakatan dan
tanggungjawab yang telah
dibuat.
Contoh Kasus :
• Seorang perawat telah menyepakati bersama
klien untuk mendampingi klien pada saat
tindakan maka perawat harus siap untuk
memenuhinya.
8. Justice (keadilan)

Prinsip keadilan berkaitan dengan


kewajiban perawat untuk dapat
berlaku adil pada semua orang yaitu
tidak memihak atau berat sebelah.
Contoh Kasus :
• Pada saat perawat dihadapkan pada pasien
total care, maka perawat harus memandikan
dengan prosedur yang sama tanpa membeda-
bedakan klien. Tetapi ketika psien tersebut
sudah mampu mandi sendiri maka perawat
tidak perlu memandikannya lagi.

Anda mungkin juga menyukai