Anda di halaman 1dari 23

ASKEP KEGAWAT DARUTAN PSIKIATRI

Muslimah Pase, S.Kep, Ns, M.Kep, Sp.Kep.J


Pengertian
 Keperawatan Kegawat Daruratan (emergency Nursing)
Adalah bagian dari keperawatan dimana perawat
memberikan asuhan kepada klien yang sedang
mengalami keadaan yang mengancam kehidupan karena
sakit atau kecelakaan.
 Kedaruratan Psikiatri  Adalah tiap gangguan pada pikiran,
perasaan dan tindakan seseorang yang memerlukan
intervensi terapeutik segera
 Kondisi Psikiatrik yang membutuhkan intervensi / terapi
segera yang intensif agar tidak mengancam keselamatan jiwa
penderita, lingkungan membuat semakin memperburuk
penyakit yang dialami oleh penderita.
PERSIAPAN DI TEMPAT PELAYANAN
KEDARURATAN PSIKIATRI
•KEAMANAN

•PEMISAHAN RUANG SPESIFIK

• PSIKOFARMAKA
• KETERAMPILAN DAN SIKAP TIM YG BERTUGAS
Jenis – jenis/Kondisi kegawatdaruratan
Psikiatrik
1. SUICIDE (BUNUH DIRI)
2. VIOLENCE AND ASSAULTIVE BEHAVIOR (PERILAKU KEKERASAN DAN
MENYERANG).
3. Kondisi gaduh gelisah
4. Psikosis
5. Ketergantungan dan penyalahgunaan obat
6. Oksitoksis / reaksi dan interaksi obat
7. Gangguan kepribadian
8. Kecemasan
9. Bencana
10. Pelecehan
Evaluasi / tujuan utama : menilai kondisi pasien yang sedang
krisis secara cepat dan tepat.

Tindakan yang harus dilakukan secara cepat dan tepat adalah :


• Menentukan diagnosa awal : wawancara kedaruratan
psikiatri, pemeriksaan fisik.
• Melakukan identifikasi factor –factor presipitasi dan
kebutuhan segera bagi pasien
• Memulai terapi atau melakukan rujukan ke fasilitas yang
sesuai dengan kebutuhan pasien.
5 HAL PERLU DIPERHATIKAN
 Keamanan Pasien : Dokter / perawat harus memastikan situasi IGD dalam
keadaan cukup aman untuk pasien secara fisik dan emosional.
 Medik/ Psikiatri : Mampu menilai apakah kasus medik atau psikiatri atau
kombinasi keduanya.
 Suicidal/Homocidal : Pasien dengan kecenderungan bunuh diri harus diobervasi
secara ketat.
 Psikosis : yang penting bukan menegakkan diagnosis tapi penilaian seberapa jauh
ketidakmampuannya dalam menilai realita dan buruknya penilaian mempengaruhi
hidupnya.
 Kemampuan merawat diri sendiri : sebelum pasien diperbolehkan pulang, harus
dipertimbangkan apakah pasien mmapu merawat dirinya sendiri dan mampu
menjalankan saran yang telah dianjurkan.
Tanda dan Gejala Awal pada
Bunuh diri
 Perilaku bunuh diri atau destruktif diri langsung terjadi terus menerus dan intensif
pada diri kehidupan seseorang. Perilaku yang tampak adalah berlebihan, gejala atau
ucapan verbal ingin bunuh diri, luka atau nyeri (Rawlin dan Heacock).
 Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktifitas jika tidak dicegah dapat mengarah
kepada kematian.
 Perilaku bunuh diri yang tampak pada seseorang disebabkan karena stress yang
tinggi dan kegagalan mekanisme koping yang digunakan dalam mengatasi masalah
(Keliat).
Tanda – tanda bunuh diri :
1. Bicara mengenai kematian
2. Baru saja kehilangan
3. Menarik diri dari lingkungan sosial
4. Perubahan perilaku
5. Perubahan pola tidur
Perubahan kebiasaan makan
Berkurangnya ketertarikan seksual

Harga diri rendah


Ketakutan atau kehilangan kendali
Keputusasaan
Pernah mencoba bunuh diri
EPIDEMIOLOGI
• PERBANDINGAN LAKI-LAKI & PEREMPUAN SAMA
• LEBIH BANYAK PADA ORANG YANG TIDAK MENIKAH DIBANDING
DENGAN YANG MENIKAH
• 20% KLIEN: PERILAKU PERCOBAAN BUNUH DIRI BAHKAN MENURUT
KNEISL; WILSON & TRIGOBOFF (2004) 38% KLIEN DI DEPARTEMEN
EMERGENCY PSIKIATRI BERESIKO BUNUH DIRI
• 10%: KEKERASAN
• DIAGNOSIS TERSERING: GANGGUAN MOOD (TERMASUK
GANGGUAN DEPRESIF & EPISODE MANIK), SKIZOFRENIA &
KETERGANTUNGAN ALKOHOL
• 40% MEMBUTUHKAN PERAWATAN DI RS
ETIOLOGI SUICEDE
• KEGAGALAN UNTUK BERADAPTASI SEHINGGA TIDAK DAPAT
UNTUK MENGHADAPI STRESS
• PERASAAN TERISOLASI, DAPAT TERJADI KARENA KEHILANGAN
HUBUNGAN INTERPERSONAL/ GAGAL UNTUK MELAKUKAN
HUBUNGAN YANG BERARTI.
• PERASAAN MARAH ATAU BERMUSUHAN, BUNUH DIRI DAPAT
MERUPAKAN HUKUMAN BAGI DIRI SENDIRI.
• CARA UNTUK MENGAKHIRI KEPUTUSASAAN.
• DIPERMALUKAN DIDEPAN UMUM.
• KEHILANGAN PEKERJAAN.
PERILAKU KEKERASAN
• Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat
membahayakan orang, diri sendiri baik secar fisik, emosional, dan
atau sexualitas ( Nanda).
• Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku
yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun
psikologis (Berkowitz, 1993 dalam Depkes).
• Marah merupakan perasaan jengkel yang timbul sebagai respon
terhadap kecemasan, kebutuhan yang tidak terpenuhi yang dirasakan
sebagai ancaman (Stuart dan Sunden).
TANDA ANCAMAN KEKERASAN
Menurut Kaplan and Sadock :
1. Tindakan kekerasan belum lama, termasuk kekerasan terhadap barang milik.
2. Ancaman verbal atau fisik.
3. Membawa senjata atau benda lain yang dapat digunakan sebagai senjata(misalnya : garpu,
asbak).
4. Agitasi psikomator progresif.
5. Intoksikasi alkohol atau zat lain.
6. Ciri paranoid pada pasien psikotik.
7. Halusinasi dengar dengan perilaku kekerasan tetapi tidak semua pasien berada pada resiko
tinggi.
8. Penyakit otak, global atau dengan temuan lobus fantolis, lebih jarang pada temuan lobus
temporalis (kontroversial).
9. Kegembiraan katatonik.
10.Episode manik tertentu.
11.Episode depresif teragitasi tertentu.
12.Gangguan kepribadian (kekerasan, penyerangan, atau diskontrol implus).
Keliat (2002) mengemukakan bahwa tanda -tanda marah adalah sebagai berikut :

1. Emosi : tidak adekuat, tidak aman, rasa terganggu, marah


(dendam), jengkel.
2. Fisik : muka merah, pandangan tajam, nafas pendek,
keringat, sakit fisik, penyalahgunaan obat dan tekanan
darah.
3. Intelektual : mendominasi, bawel, sarkasme, berdebat,
meremehkan.
4. Spiritual : kemahakuasaan, kebajikan/kebenaran diri,
keraguan, tidak bermoral, kebejatan, kreativitas terhambat.
5. Sosial : menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan,
ejekan dan humor.
GADUH/GELISAH
Tanda dan gejala pada pasien yang mengalami gaduh gelisah diantaranya:

1) Gelisah
2) Mondar-mandir
3) Berteriak-teriak
4) Loncat-loncat
5) Marah-marah
6) Curiga +++
7) Agresif
8) Beringas
9) Agitasi
10) Gembira +++
11) Bernyanyi +++
12) Bicara kacau
13) Mengganggu orang lain
14) Tidak tidur beberapa hari
15) Sulit berkomunikasi, dll
KONSEP ASKEP
PENGKAJIAN :
Kasus kedaruratan psikiatrik meliputi gangguan pikiran, perasaan dan perilaku
yang memerlukan intervensi terapeutik segera, antara lain:
• Kondisi gaduh gelisah
• Tindak kekerasan (violence)
• Tentamen Suicidum/percobaan bunuh diri
• Gejala ekstra piramidal akibat penggunaan obat
• Delirium
Pertimbangan Dalam Penegakan
Diagnosis Dan Terapi
• Diagnosis
Pemeriksaan gawat darurat tidak harus lengkap, namun ada beberapa hal yang harus dilakukan
sesegera mungkin untuk keakuratan data , misalnya penapisan toksikologi ( tes urin untuk opioid,
amfetamin), pemeriksaan radiologi, EKG dan tes laboratorium. Data penunjang seperti catatan
medik sebelumnya, informasi dari sumber luar juga dikumpulkan sebelum memulai tindakan.
• Terapi
Pemberian terapi obat atau pengekangan harus mengikuti prinsip terapi Maximum tranquilization
with minimum sedation.
Tujuannya adalah untuk:
• Membantu pasien untuk dapat mengendalikan dirinya kembali
• Mengurangi/menghilangkan penderitaannya
• Agar evaluasi dapat dilanjutkan sampai didapat suatu kesimpulan akhir
Diagnosa

1. Isolasi sosial
2. Resiko bunuh diri
3. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Obat-obatan yang sering digunakan adalah:
• Low-dose High-potency antipsychotics seperti haloperidol,
trifluoperazine, perphenazine dsb
• Atypical antipsychotics, seperti risperidone, quetiapine, olanzapine.
• Injeksi benzodiazepine. Kombinasi benzodiazepine dan antipsikotik kadang
sangat efektif.
Evaluasi
• Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis secara cepat dan tepat adalah
tujuan utama dalam melakuka evaluasi kedaruratan psikiatrik.
• Dalam proses evaluasi, dilakukan:
1. Wawancara Kedaruratan Psikiatrik
Wawancara dilakukan lebih terstruktur, secara umum fokus wawancara ditujukan
pada keluhan pasien dan alasan dibawa ke unit gawat darurat. Keterangan
tambahan dari pihak pengantar, keluarga, teman atau polisi dapat melengkapi
informasi, terutama pada pasien mutisme, tidak kooperatif, negativistik atau
inkoheren.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan psikiatrik standar meliputi: riwayat perjalanan penyakit, pemeriksaan
status mental, pemeriksaan status fisik/neurologik dan jika perlu pemeriksaan
penunjang.
Lima hal yang harus ditentukan sebelum
menangani pasien selanjutnya
1. Keamanan pasien
2. Masalah medik atau psikiatrik
3. Psikosis
4. Suicidal atau homicidal
5. Kemampuan merawat diri

Anda mungkin juga menyukai