Anda di halaman 1dari 23

BAB VI

WAWASAN NUSANTARA
SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA

Erna Yuliandarai
A. PENGERTIAN, HAKIKAT, DAN KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA
1. Pengertian Wawasan Nusantara
a. Secara etimologis

Wawasan : pandangan,
tinjauan, penglihatan
tanggap indrawi
Wawasan Nusantara
Nusantara : kesatuan
kepulauan yang terletak
antara dua benua, dan
pasifik
b. Secara terminologis, menurut beberapa pendapat, pengertian

wawasan nusantara sebagai berikut :


1). GBHN 1998
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan
wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
2). Prof Wan Usman
“Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai negara kepulauan
dengan semua aspek kehidupan yang beragam.”
3). Kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba
beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional.”

2. Hakikat Wawasan Nusantara


Hakikat wawasan nusantara adalah keutuhan dan bangsa dan kesatuan
wilayah nasional (persatuan dan kesatuan wilayah).
Bangsa Indonesia dari aspek sosial budaya adalah beragam serta dari
segi kewilayahan bercorak nusantara, kita pandang merupakan satu
kesatuan yang utuh.
3. Kedudukan Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Visi bangsa
Indonesia menurut konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa
yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula.

4. Fungsi Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan,
serta rambu-rambu dalam menentukan arah kebijaksanaan, keputusan,
tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan
daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

5. Tujuan Wawasan Nusantara


Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di
segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok,
golongan, suku bangsa, ataupun daerah.
B. LATAR BELAKANG KONSEPSI WAWASAN NUSANTARA
1. Segi Historis atau Sejarah
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi
bangsa yang bersatu dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal :
a. kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan
terpecah;
b. kita pernah mengalami memiliki wilayah yang terpisah-pisah.
2. Segi Geografis dan Sosial Budaya
Indonesia merupakan negara bangsa dengan wilayah dan posisi yang
unik serta bangsa yang heterogen.
Keunikan wilayah dan heterogenitas bangsa tersebut, antara lain :
a. Indonesia bercirikan negara kepulauan/maritim (Archipelago State)
dengan jumlah 17.508 pulau.
b. Luas wilayah 5,192 juta km2, dengan daratan seluas 2,027 juta km2
dan laut seluas 3,166 juta km2
LANJUTAN...

c. Jarak utara selatan 1.888 km dan jarak timur barat 5.110 km

d. Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudra


e. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
f. Indonesia berada di iklim tropis dengan dua musim
g. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan, Mediterania
dan Sirkum Pasifik
h. Berada pada 6° LU - 11° LS dan 95° BT – 141° BT
i. Wilayah yang subur dan dapat dihuni
j. Kaya akan flora, fauna, dan SDA
k. Memiliki etnik yang sangat banyak (heterogenitas suku bangsa)
sehingga memiliki kebudayaan yang beragam
l. Memiliki jumlah penduduk yang besar, sekitar 218,868 juta (tahun
2005) (sumber : www.datastatistik-Indonesia.com)
(Winarno, 2007:150)
3. Segi Geopolitis dan Kepentingan Nasional
Berdasarkan pidato Ir. Soekarno di hadapan sidang BPUPKI tanggal 1
Juni 1945, berdasarkan geopolitk, wilayah Indonesia adalah satu
kesatuan wilayah dari Sabang sampai Merauke yang terletak antara dua
samudra dan dua dua benua. Rasa kebangsaan Indonesia dibentuk oleh
adanya kesatuan nasib, jiwa untuk bersatu dan kehendak untuk bersatu
serta adanya kesatuan wilayah yang sebelumnya bernama Nusantara.
Salah satu kepentingan nasional Indonesia adalah bagaimana
menjadikan bangsa dan wilayah ini senantiasa satu dan utuh.
Kepentingan nasional merupakan turunan lanjut dari cita-cita nasional
(Pembukaan UUD 1945 Alinea II), tujuan nasional (Pembukaan UUD 1945
Alinea IV), maupun visi nasional (Ketetapan MPR No. VII/MPR/2001-
terwujudnya masyarakat Indonesia yang religius, manusiawi, bersatu,
demokratis, adil, sejahtera, maju, mandiri, serta baik dan bersih dalam
penyelenggaraan negara).
C. WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
1. Geopolitik sebagai Ilmu Bumi Politik
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor-faktor
geografi, strategi, dan politik suatu negara, sedang implementasinya
diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional (Ermaya Suradinata
dalam Winarno, 2007:154).

Teori-Teori Geopolitik
a. Teori Geopolitik Frederich Ratzel (1844-1904)
“Bahwa negara itu seperti organisme yang hidup.” Negara identik
dengan ruang yang ditempati oleh sekelompok masyarakat
(bangsa). Pertumbuhan negara sama dengan pertumbuhan
organisme yang memerlukan ruang hidup (lebensraum) yang cukup
agar dapat tumbuh dengan subur. Jika negara ingin tetap hidup dan
berkembang butuh ekspansi (perluasan wilayah). Teori ini dikenal
sebagai teori organisme/biologis.
b. Teori Geopolitik Rudolf Kjellen (1864-1922)
“Negara adalah suatu oranisme, bukan hanya mirip.” Negara
adalah satuan dan sistem politik yang menyeluruh yang meliputi
bidang geopolitik, ekonomi politik, demo politik, sosial politik, dan
krato politik. Negara sebagai organisme yang hidup dan intelektual
harus mampu mempertahankan dan mengembangkan dirinya
dengan melakukan ekspansi. Batas negara bersifat sementara
karena bisa diperluas.
c. Teori Geopolitk Karl Haushofer (1896-1946)
Melanjutkan pandangan Ratzel dan Kjellen terutama pandangan
tentang lebensraum dan paham ekspansionisme. Jika jumlah
penduduk suatu wilayah negara semakin banyak sehingga tidak
sebanding lagi dengan luas wilayah, maka negara tersebut harus
berupaya memperluas wilayahnya sebagai ruang hidup
(lebensraum) bagi warga negara.
2. Paham Geopolitik Bangsa Indonesia
Bagi bangsa Indonesia, geopolitik merupakan pandangan baru dalam
mempertimbangkan faktor-faktor geografis wilayah negara untuk
mencapai tujuan nasionalnya. Paham geopolitik bangsa Indonesia
terumuskan dalam konsepsi Wawasan Nusantara. Indonesia merupakan
negara kepulauan yang disebut Nusantara (nusa di antara air), sehingga
bisa disebut sebagai Benua Maritim Indonesia sebagaimana dirumuskan
dalam Pasal 25A UUD 1945 Amandemen IV : “NKRI adalah sebuah
negara kepulauan yang bercirikan nusantara dengan wilayah yang
batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang.”
D. PERWUJUDAN WAWASAN NUSANTARA
1. Perumusan Wawasan Nusantara
Cara pandang bangsa Indonesia mencakup :
a. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
1). Bahwa keutuhan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang
hidup dan kesatuan mitra seluruh bangsa, serta menjadi modal
dan milik bersama bangsa.
2). Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan
berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk, dan
meyakini berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
YME harus merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dalam
arti yang seluas-luasnya.
3). Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa
satu, senasib, sepenanggungan, sebangsa dan setanah air,
serta mempunyai satu tekad di dalam mencapai cita-cita
bangsa.
4). Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi
bangsa dan negara, yang melandasi, membimbing, dan
mengarahkan bangsa menuju tujuannya.
5). Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan
hukum, dalam arti bahwa hanya ada satu hukum yang
mengabdi kepada kepentingan nasional.
b. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
1). Bahwa kekayaan wilayah Nusantara baik potensial maupun
efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, dan bahwa
keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh
wilayah tanah air.
2). Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di
seluruh daerah, tanpa menanggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki
oleh daerah-daerah dalam mengembangkan ekonominya.
c. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial
Budaya
1). Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan
bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan
terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata
dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang
sesuai dengan kemajuan bangsa.
2). Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu.
Sedangkan corak ragam budaya yang ada menggambarkan
kekayaan budaya yang menjadi modal dan landasan
pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya
dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
d. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Pertahanan Keamanan
1). Bahwa ancaman terhadap satu daerah pada hakikatnya
merupakan ancaman bagi seluruh bangsa dan negara.
2). Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
yang sama di dalam pembelaan negara.

2. Batas Wilayah NKRI


a. Wilayah Daratan
Batas-batas dapat dibuat dengan sengaja atau dapat ditandai
dengan benda alam, seperti gunung, hutan dan sungai.
b. Wilayah Perairan
Meliputi laut teritorial Indonesia, perairan kepulauan, dan perairan
pedalaman.
c. Wilayah Udara
Yaitu wilayah yang berada di atas wilayah daratan dan lautan
(perairan) negara tersebut.
P
3. Unsur Dasar Wawasan Nusantara
a. Wadah (Contour)
Wadah kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara meliputi
seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serbanusantara
dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.
Setelah menegara dalam NKRI, bangsa Indonesia memiliki
organisasi kenegaraan yang nerupakan wadah berbagai kegiatan
kenegaraan dalam wujud supra struktur politik, sedang wadah
kehidupan bermasyarakat adalah berbagai kelembagaan dalam
wujud infra struktur politik.
b. Isi (Content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan
cita-cita serta tujuan nasional yang terdapat dalam Pembukaan
UUD 1945.
c. Tata Laku (Conduct)
Tata laku merupakan hasil interaksi antara wadah dan isi yang
terdiri dari tata laku batiniah (sikap jiwa, dan semangat setiap warga
negara untuk mendukung konsepsi Wawasan Nusantara) dan tata
laku lahiriah (perilaku atau tindakan setiap warga negara untuk
mengimplementasikan terwujudnya konsepsi Wawasan Nusantara.

4. Tujuan dan Manfaat Wawasan Nusantara


a. Tujuan Wawasan Nusantara
1). Tujuan ke dalam, menjamin perwujudan persatuan kesatuan
segenap aspek kehidupan nasional (polesosbudhankam).
2). Tujuan ke luar, terjaminnya kepentingan nasional dalam dunia
yang serba berubah, dan ikut serta melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial serta mengembangkan suatu kerja sama dan
saling menghormati.
b. Manfaat Wawasan Nusantara
1). Diterima dan diakuinya konsepsi Wawasan Nusantara di forum
internasional.
2). Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.
3). Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan
potensi sumber daya yang besar bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat.
4). Penerapan Wawasan Nusantara menghasilkan cara pandang
tentang keutuhan wilayah nusantara yang perlu dipertahankan
oleh bangsa Indonesia.
5). Wawasan Nusantara menjadi salah satu sarana integrasi
nasional.
Implikasi Persoalan yang dapat timbul dari penerapan konsep Wawasan
Nusantara adalah :
a. Persoalan garis batas/wilayah Indonesia dengan negara lain.
b. Masuknya pihak luar ke dalam wilayah yuridiksi Indonesia yang
tidak terkendali dan terawasi.
c. Adanya kerawanan-kerawanan di pulau-pulau terluar Indonesia.
d. Sentimen kedaerahan yang suatu saat berkembang dan dapat
melemahkan pembangunan berwawasan nusantara.
D. OTONOMI DAERAH DI INDONESIA
Penyelenggaraan negara secara garis besar diselenggarakan dengan dua
sistem, yakni sistem sentralisasi dan sistem desentralisasi. Sistem
sentralisasi jika urusan yang bersangkutan aspek kehidupan dikelola di
tingkat pusat. Sistem desentralisasi adalah apabila sebagian urusan
pemerintahan diserahkan kepada daerah untuk menjadi urusan rumah
tangganya.
Hakikat otonomi daerah adalah transfer authority from central government to
local government. Kewenangan dimaksud berkenaan dengan pengurusan
dan pengaturan, atau merupakan proses demokratisasi pemerintahan
dengan keterlibatan langsung masyarakat melalui pendekatan kelembagaan
perwakilan sebagai personifikasi.
NKRI memilih cara desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahannya
bukan sentralisasi, disebabkan karena :
1. wilayah Indonesia yang sangat luas;
2. daerah-daerah di Indonesia memiliki kondisi geografis dan budaya yang
berlainan.
Manfaat Desentralisasi :
1. Desentralisasi merupakan sarana untuk memangkas sejumlah red tape
dan prosedur yang terlalu kaku yang biasanya merupakan ciri
pelaksanaan dan manajerial di negara yang sedang berkembang
sebagai akibat dari terlalu menumpuknya kekuasaan, kewenangan, dan
sumber-sumber pada pemerintah pusat.
2. Desentralisasi akan memungkinkan penetrasi politik dan administrasi
atas kebijakan pemerintah nasional/pusat hingga ke daerah-daerah
pelosok/terpencil, di mana rencana pusat sering tidak diketahui dan
diabaikan oleh orang-orang desa atau digerogoti oleh elite-elite lokal
dan dukungan terhadap rencana pembangunan nasional sering amat
buruk.
3. Desentralisasi memungkinkan terwakilinya berbagai kelompok politik,
keagamaan, kesukuan/etnis dalam proses pembuatan keputusan
pembangunan, sehingga memberi peluang terciptanya keadilan dari
alokasi sumber-sumber dan investasi pemerintah.
(Rondinelli dalam Syahrial Syarbaini, 2010:287)
Instrumen Desentralisasi :
1. Harus ada ruang lain selain institusi negara, artinya dalam pelaksanaan
desentralisasi dimungkinkan adanya ruang publik yang bebas yang
memungkinkan publik mengakses informasi dan bebas membicarakan
isu-isu yang menyangkut kepentingan bersama yang dikenal dengan
wacana publik.
2. Harus memungkinkan lahirnya institusi non pemerintah yang merdeka
atau civil society.
3. Munculnya Non-Government Organizations dan Grass Root
Organizations (NGOs dan GROs).
(Syahrial Syarbaini, 2010:288)

Anda mungkin juga menyukai