Anda di halaman 1dari 24

PENYULIT PERSALINAN KALA II

MALPOSISI (POSISI OBNORMAL PADA


VERTEX KEPALA) MALPRESENTASI ( 9
SUNSANG ), LINTANG, OBLIKGE) DAN
DISTOSIA BAHU)

Amalia afsari ( 11194441920080 )

Devy wulandhari (11194441920086)

Feby susanti ( 11194441920090)

Ni Putu Widya (11194441920097)

Putri Nely Wahyuni(11194441920103)


Penyulit persalinan adalah kelainan yang
mempengaruhi jalan persalinan sehingga
memerlukan intervevensi persalinan untuk
mencapai well born baby dan well health mother (
manuaba,2009).
Penyulit persalinan adalah penyulit sebagai
persalinan abnormal yang ditandai dengan
kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses
persalinan dalam ukuran satuan waktu
tertentu(Taibang 2012).
Masalah - masalah penyulit persalinan

Hambatan Dalam Persalinan Normal Sering Muncul


Oleh Karena Adanya Factor-faktor Resiko Yang Kurang
Terdekteksi Dengan Baik Pada Masa Kehamilan Sehingga Sering
Terjadinya Persalinan Macet Atau Persalinan Lama.

jika persalinan tidak lengkap atau selesai pada 18 jam


pada primipara dan 12 jam pada multipara.
Malposisi dan Malpresentasi

Malposisi merupakan posisi abnormal dari vertex kepala


janin (dengan ubun-ubun kecil sebagai penanda) terhadap panggul
ibu. (Prawirohardjo 2011).

Malpresentasi adalah bagian terendah janin bukan verteks,


contohnya presentasi dahi, wajah, bahu, dan bokong. Sedangkan,
malposisi merupakan presentasi verteks dengan posisi anterior yang
tidak mengalami fleksi secara sempurna, contohnya defleksi kepala,
posisi oksipit olateral dan oksipit oposterior dengan oksiput sebagai
penentu posisi (Liu, 2008).
Posisi Oksiput Posterior

Penyebab langsungnya sering kali tidak


diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan bentuk
pelvis yang abnormal.
Pada pelvis android, bagian depannya
menyempit dan oksiput cenderung menempati bagian
belakang pelvis yang lebih luas.
Presentasi puncak kepala
Pada presentase puncak kepala, lingkar kepala yang
melalui jalan lahir adalah Sikumferensia Frontooksipo dengan
titik perputaran yang berada dibawah simfisis adalah grabella
(Gunggingham,2012).

biasanya disebabkan:
 Kelainan panggul (panggul picak)
 Kepala bentuknya bundar
 Anak kecil atau mati
 Kerusakan dasar panggul
Presetasi dahi
Presentasi dahi adalah posisi kepala
antara fleksi dan defleksi, sehingga darhi
merupakan bagian teredah.

 Beberapa keadaan yang dimaksud di atas


ialah seperti :
1. Panggul sempit
2. Janin Besar
3. Multiparitas
4. Kelainan janin seperti anansefalus
5. Kematian janin dalam rahim
Persentasi muka
Presentai muka ialah keadaan dimana kepala dalam kedudukan
defleksi maksimal, sehingga oksiput tertekan pada punggung dan
muka merupakan bagian terendah menghadap kebawah.
keadaan tersebut janin yang cukup bulan tidak mungkin dapat lahir
pervaginam
1. Persalinan macet
2. Prolaps tali pusat
3. Memar pada wajah
4. Perdarahan serebral
5. Trauma maternal
Malpresentasi sungsang
Presentasi bokong atau letak sungsang merupakan letak
memanjang dengan kepala janin di fundus dan bokong di
bagian bawah kavum uteri

 Syarat dilakukan ekstaksi bokong menurum Oxorn (2010) :


1. Panggul harus cukup lebar, tanpa disproporsi.
2. Pembukaan harus lengkap.
3. Vesica Urinaria dan rectum harus kosong.
4. Anestesi yang dalam dan ahlinya sangat diperluka.
5. Diperlukan asisten yang terlati.
6. Anak harus hidup.
Letak Lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira
tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu. Pada keadaan ini
biasanya janin biasanya berada pada presentasi bahu/akromia.
Punggung janin pada dapat berada didepan (dorsoanterior),
bbelakang (dorsoposterio) atas (dorsosuperior) atau bawah
(dorsoinferior).
Distocia Bahu

Distosia bahu adalah suatu keadaan diperlukannya


tambahan manuver obstetric oleh karena dengan tarikan
bisa kearah belakang pada kepala bayi tidak berhasil untuk
melahirkan bayi (Prawirohardjo, 2009).
 ETIOLOGI
 Sebab-sebab dystocia bahu
1. Karena kelainan his 2.Distosia karena kelainan
Inersia Uteri Hipotonik, adalah jalan lahir
kelainan his dengan kekuatan yang a. Malposisi (presentasi
lemah / tidak adekuat untuk selain belakang kepala).
melakukan pembukaan serviks atau b. Makrosomia (bayi besar)
mendorong anak keluar. atau disproporsi kepala-
Inersia uteri hipotonik terbagi dua panggul (CPD).
c. Intensitas kontraksi yang
tidak adekuat.
d. Serviks yang menetap.
Inersia uteri primer Inersia uteri sekunder e. Kelainan fisik ibu, missal
nya pinggang pendek.
f. Kombinasi penyebab
atau penyebab yang
tidak diketahui.
Komplikasi

Komplikasi pada ibu Komplikasi Pada janin


 terjadi Robekan di  Meninggal, Intrapartum
perineum derajat III atau neonatal
atau IV  Paralisis plexus brachialis
 Perdarahan pasca  Fraktur klavikula
persalinan  Hipoksia janin, dengan
 Rupture uteri atau tanpa kerusakan
(Hakimi, 2003). neurologis permanen
 Fraktura humerus
Faktor resiko
 Maternal
1. Kelainan anatomi panggul
2. Diabetes Gestasional
3. Kehamilan postmatur
4. Riwayat distosia bahu
5. Tubuh ibu pendek
6. Ibu obesitas

 Fetal
1. Makrosomia
2. Distosia bahu sebelumnya
penatalaksanaan
 Prinsip utama dalam
penanganan distosia bahu
adalah melahirkan badan bayi
sesegera mungkin dengan a) Manuver Mc. Robert
beberapa teknik berikut :

1. Episiotomi
Episiotomi dilakukan
dengan tujuan memperluas jalan
lahir sehingga bahu diharapkan
dapat lahir
Massanti Manuver
Manuver Rubin
Manuver Corkscrew Woods
Roll over onto ‘all fours
Kasus
 Seorang ibu hamil datang kebpm maria bersama Keluarga,keluarga mengatakan hamil anak pertama usia
kehamilan 9 bulan, mengeluh mulas dan nyeri dipinggang dan ibu mengatakan sudah mengeluarkan air- air sejak
tanggal 21 februari 2019 pukul 02.00 WIB, HPHT 05-05-2019,TP 12-02-2020, ibu mengatakan tidak pernah
menggunakan alat kontrasebsi,keadaan ibu baik TTV TD: 90/60mmHg,Respirasi: 19 kali/menit,Nadi : 78
kali/menit, Suhu: 36,50 C, leopold 1 : TFU pertengahan pusat dan Px, pada fundus teraba 1 bagian yang lunak,
tidak melenting dan kurang bundar yang berarti bokong, leopold 2 : Pada perut bagian sebekah kiri teraba ada
tahanan yang lebar yang berarti punggung dan sebelah kanan teraba bagian yang kecil- kecil yang berarti
ekstrimitas Leopold 3 : Bagian terbawah janin teraba bulat, keras dan melenting yang berarti kepal Leopold 4 :
Bagian yang terbawah janin sudah masuk PAP (divergen) Mc Donald : 38 cm TBJ : (TFU – 11) x 155 : (38 – 11) x
155 :4185 gram, DJJ 140x/menit, PemeriksaanDakam, pukul 03.00 WIB Vulva / Vagina: Blood slym, Dinding
Vagina: Terabarugei, Promontorium: Tidak teraba, Portio: Lunak, Serviks: Tipis, pembukaan 9 cm , Ketuban:
Sudah pecah sejak pukul 01.00 Wib, Presentasi: Kepala, UUK kiri depan, Penurunan: Hodge III (+), 1/5 His : Ada,
Frekuensi : 3x dalam 10 menit, Lamanya : 20 – 40 detik
PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan, beritahukan keadaan umum ibu
dan janin: TD : 110/80 mmHg, N : 68x/I,
R : 22x/I, S : 36,7 , DJJ : 147x/i Keadaan
umum ibu dan janin baik Beritahukan hasil PD
: Pembukaan serviks : 3 cm, penurunan
kepala : 4/5, Ketubahan : utuh
2. Melibatkan keluarga dalam memberikan
dukungan psikologis pada ibu dengan
menganjurkan keluarga untuk selalu
memberikan semangat dan dukungan pada
ibu.
3. Mempersiapkan ruang bersalin dan alat
4. Mempersiapkan alat pertolongan pada bayi baru lahir :

5. Siapkan diri untuk tetap tenang dan tidak panic ( karena dalam
pertolongan distosia bahu pennolong sudah dalam persiapan persalinan
kak II

6. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan cara mengedan yang efektif

7. Bayi lahir spontan pervaginam, tanggal 23- 21-2019pukul 11.00 WIB,


hidup, jenis kelamin Laki-laki, BB : 4200 gram, PB : 52 cm, nayi
menaggis kuat dan bernafas tampa kesulitan bayi bergerak aktif

8. mengerikan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagin tubuh lainya
kecuali bagin tangan tampa membersihkan verniks. Ganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering, membiarkan bayi diatas perut ibu
9. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus.

10. Meberitahun ibu bahwa akan disuntikan oksitosin 10 unit IM (intramuscular) di1/3 paha atas bagian

distal lateral (lakukan aspirasi sebelum menyuntuknya oksitosin)

11. setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi

tali pusat kea rah distal(ibu) dan jepit tali pusat kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

12. dengan satu tangan pegang pusat yang telah dijepit( lindungi perut bayi), dan lakukan pengguting tali

pusat diantara 2 lem tersebut, mengikat tali pusat benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian

melindungi kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada sisi lainya.

13. Meletakan bayi agar ada kontak kulit antara ibu dan bayinya dan menyelimuti ibunya dan ayinya

dengan kain hangat dan memasang topi kekepala bayi.


9. Setelah uterus berkontrasi, menegangkan tali pusat dengan hati-hati kearah dorsokranial, sementara tangan kiri

menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial, jika tali pusat bertambah panjang, Memindahkan klem pada

tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva kemudian tangan satunya diletakkan di atas kain pada perut ibu, di

tepi atas simfisi untuk mendeteksi, tangan lain menegangkan tali pusat.

10. jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasentanya dengan menggunakan kedua tangan,

Meregangkan plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar

11. pasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

12. segera setelah plasenta lahir lakukan masasse uterus, meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan masase

dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontrasi (fundus menjadi keras).

13. melakukan evaluasi ulang uterus dan memastikan berkontrasi dengan baik.

14. Mengevaluasi pendarahan pervaginam.

15. lakukan pemantauan selam 2 jam.

16. Dokumentasikan

Anda mungkin juga menyukai