DIABETES MELLITUS
4
A
B
S
T
R
A
K
5
Latar belakang
Pengobatan lini pertama diabetes tipe 2 meliputi diet, aktivitas fisik,
dan penurunan berat badan sebelum atau bersamaan dengan terapi
farmakologis. Sementara pengobatan efektif dalam menurunkan
hemoglobin A1c (HbA1c) pada pasien dengan diabetes tipe 2, juga
terkait dengan potensi interaksi obat yang merugikan,
ketidaknyamanan, peningkatan biaya ekonomi dan penurunan
kualitas hidup. Oleh karena itu, diperlukan intervensi gaya hidup
yang mampu mempertahankan kontrol glikemik setidaknya sama
dengan pengobatan.
metode
ekslusi
• Tingkat HbA1c >9%
Peserta direkrut melalui media dan Asosiasi Diabetes
• Ketergantungan
partisipan Denmark dan disaring melalui wawancara telepon dan
insulin
pemeriksaan medis.
• Adanya 1 atau lebih
komplikasi
menerima perawatan standar yang termasuk konseling medis, edukasi diabetes tipe 2,
• DM tipe 2
dan saran gaya hidup oleh perawat studi pada awal dan setiap 3 bulan selama 12 bulan. • BMI 25-40
untuk peserta intervensi gaya hidup juga menerima intervensi gaya hidup intensif yang • Mengkonsumsi 2
terdiri dari 5 hingga 6 sesi aerobik mingguan (durasi 30-60 menit), yang 2 hingga 3 sesi atau lebih sedikit obat
dikombinasikan dengan pelatihan resistensi. Selama 4 bulan pertama, semua sesi latihan
diawasi, dan pengawasan semakin berkurang selama 12 bulan. Semua pelatihan yang penurun glukosa
diawasi dilakukan dalam kelompok yang terdiri dari 4 hingga 8 peserta. Peserta diberi
rencana diet individu dengan distribusi makronutrien dari 45% hingga 60% karbohidrat, inklusi
15% hingga 20% protein, dan 20% hingga 35% lemak (<7% lemak jenuh). Selama 4
bulan pertama asupan energi total dibatasi. Konseling diet berbasis individu dan kelompok
ditawarkan oleh ahli gizi klinis dan secara progresif berkurang selama 12 bulan.
7
ALUR
PENGAMBILAN
SAMPEL
8
HASIL
9
10
11
12
13
KETERBATASAN
15
Dampak perubahan perilaku gaya hidup pada kontrol
glikemik pemuda dengan diabetes tipe 2
A
B
S
T
R
A
K
18
A
B
S
T
R
A
K
19
Latar belakang
20
TODAY merupakan Uji coba klinis secara acak untuk
mengevaluasi efikasi dan keamanan tiga pengobatan
untuk diabetes tipe 2 pada remaja
METODE
Data asupan dikumpulkan oleh FFQ; CRF dinilai menggunakan tes submaksimal
siklus ergometer. Perubahan dari baseline variabel tersebut dianalisis
menggunakan linerar umum model campuran untuk kedua tindakan kontinyu dan
kategoris. Partisipan disesuaikan berdasarkan usia, HbA1c dasar, kelompok
perlakuan, dan kepatuhan pengobatan. Data dikumpulkan pada awal, 6, dan 24
bulan.
21
HASIL
22
23
24
25
KETERBATASAN
26
KESIMPULAN
29
A
B
S
T
R
A
K
30
31
Latar Belakang
Penurunan berat badan yang moderat (>5%) meningkatkan kontrol glikemik pada orang
dengan diabetes mellitus tipe 2 (T2DM) serta mengurangi risiko penyakit kardiovaskular
dan mortalitas. Namun, penurunan berat badan pada orang dengan T2DM sulit dicapai.
Meta-analisis terbaru dari studi penurunan berat badan pada orang dengan T2DM
menunjukkan bahwa intervensi gaya hidup menghasilkan penurunan berat badan rata-
rata 1–9% setelah enam bulan..
Kombinasi dari dua sifat makan tertentu, yaitu, kontrol kognitif yang tinggi
atas makan (menahan diri) dan low stress-resistant eating (rasa malu),
sangat terkait dengan keberhasilan penurunan berat badan pada individu
yang obesitas tanpa T2DM, yang menjadi sasaran intervensi gaya hidup.
32
Randomized control trial dari 154 orang dengan T2DM
pada efek perawatan perilaku kognitif (CBT)
(n=76)dibandingkan dengan kontrol pengobatan (n=78).
METODE
154 orang dengan T2DM dipilih dari the Hoorn Diabetes Care
partisipan System cohort di Friesland Barat, Belanda.
inklusi
• Berusia 40-75 tahun
• Dapat memahami
bahasa belanda
• Resiko tinggi
penyakit
kardiovaskular dan
komplikasi diabetes
120 Partisipan
33
HASIL
34
35
KETERBATASAN
36
KESIMPULAN
Penelitian ini mengamati bahwa Sifat makan dari pengekangan diet yang
tidak berhasil dikaitkan dengan kegagalan penurunan berat badan setelah
intervensi gaya hidup enam bulan pada orang dengan T2DM.
37
Thanks!
38