Anda di halaman 1dari 36

PENANGANAN KEGAWAT DAURATAN

BEDAH PLASTIK
Pembimbing:
Dr. Huntal Napoleon, Sp. BP-RE

Disusun oleh:
Febrian Alam Fedaxena
Galuh Intania Azzahra
Nur Annisya
Nurhalimah
Resusitasi Cairan Pada Luka
Bakar Dalam 24 jam pertama
ASESMEN AWAL
AIRWAY Bebaskan jalan nafas, airway & cervical control

BREATHING Pergerakan dada, nafas spontan, RR, bulu hidung terbakar

CIRCULATION • Akses intravena


• Pada luka bakar >=15% double IV line.
• Pasien dengan luka bakar >=20% IV line central/CVP
• TD, HR, produksi urin cc/jam
• Awasi adanya eschar melingkar di antebrachii dan thorax (CRT>2
detik), dingin, kesemutan (5P)

DISABILITY Luas luka bakar


PRINSIP MANAJEMEN

◦ HENTIKAN BURNING
◦ ABCDE
◦ DETERMINASI LUAS AREA LUKA BAKAR (RULE OF 9’S)
◦ AKSES IV BAIK (dewasa needle minimal 18G, anak 20G) DAN FLUID
REPLACEMENT AWAL

4
KEPARAHAN LUKA BAKAR
berdasarkan

◦ BURNED SURFACE AREA


◦ DEPTH OF BURN
◦ OTHER CONSIDERATIONS

5
LUAS LUKA BAKAR PADA DEWASA

- RULE OF 9’S
- 1 TELAPAK TANGAN PASIEN = 1%

6
LUAS LUKA BAKAR PADA ANAK

7
DEPTH OF BURN

8
9
10
INDIKASI RAWAT INAP
- >15% pada dewasa
- >10% pada anak
- Luka bakar apapun pada usia sangat muda atau tua
- Luka bakar full thickness
- Luka bakar pada area tertentu: wajah, tangan, kaki,
perineum
- Luka bakar circumferential
- Trauma inhalasi
- Adanya trauma lain atau pre-burn illness (diabetes)

11
RESUSITASI CAIRAN
14 (SEJAK TRAUMA)
.

RUMUS % LUKA
BAXTER 4 CC BBKg
BAKAR

JENIS CAIRAN
RESUSITASI : RL,
Asering,

8 JAM PERTAMA 16 JAM KEDUA

50% 50%
Resusitasi Cairan Pada Anak

ANAK
2cc x BB x luas luka bakar (%) + kebutuhan cairan normal : 50% 8 jam I dan 50%
16 jam II NS ½ / Kaen mg3

*Kebutuhan Faali
<10 kg = 100cc/kgBB
10-15 Kg = 1000cc + 50cc/KgBB
15-20 Kg = 1250cc + 20cc/KgBB
>20 Kg =
- TETAP PANTAU KLINIS, TTV, MENTAL STATUS, CAPILLARY
REFILL, URIN OUTPUT!
- Urin output dibutuhkan untuk menilai perfusi jaringan
- Urine output of 0.5 mL/kg or about 30 – 50 mL/hr in adults
- Urine output of 0.5-1.0 mL/kg/hr in children less than 30kg
- Pasang NGT
- Pasang kateter urin untuk monitor urin output
- Profilaksis tetanus jika selama 5 tahun terakhir belum.

14
The Power of PowerPoint | thepopp.com 15
Resusitasi Cairan Pada Luka
Bakar Setelah 24 jam pertama
WOUND CARE
◦ 1st aid
- bilas bagian luka bakar dengan air sejuk untuk cegah kerusakan lebih, lepas semua
pakaian yang terbakar
- jika area luka bakar terbatas  masukkan area tersebut pada air dingin selama 30
menit untuk mengurangi nyeri dan edema
- Debridement seluruh bullae, eksisi jaringan nekrotik
- Setelah debridement  bersihkan luka dengan cairan klorheksidin 0,25%, atau cairan
cetrimide 0,1%, atau antiseptik water based lain
- Jangan gunakan alcohol based
- Aplikasikan polyurethane film
- Tutup luka dengan petroleum gauze dan dry gauze

18
WOUND CARE

◦ Daily treatment
- Ganti dressing 2x/hari jika memungkinkan
- Observasi tanda-tanda infeksi

19
GAUZE/ KASA

20
TATA LAKSANA PER REGIO
◦ HAND
- Ases neurovaskular
- Stabilisasi deformitas sendi
- Elevasi
- Splint pada posisi aman
- Rujuk pasien untuk terapu okupasi
- Wound care
- Gauze xeroform
- Pada luka bakar superfisial gunakan biobrane glove
- Early excision dan grafting untuk mencegah scarring dan kontraktur

22
◦ FACIAL
- Evaluasi trauma inhalasi
- Ases trauma mata dan telinga
- Pastikan kepala elevasi
- Luka bakar superfisial dan dalam:
- Daily cleansing
- Bacitracin ointment
- Luka bakar full-thickness:
- 5-7 hari healing sebelum grafting
- Tutupi sementara dengan amnion atau bacitracin

23
◦ EAR
- Ases MAE dan membran timpani untuk otitis media atau
eksterna dan perforasi membran timpani
- Aplikasikan sulfamylon topical atau gentamycin
- Hati-hati dengan chondritis
- hindari penggunaan bantal

24
◦ EYELID
- Irigasi dengan cairan buffer saline
- Lakukan pemeriksaan fluorescein untuk
mengidentifikasi itrauma kornea, konsul Sp.M
- Luka bakar superfisial:
- Bacitracin ointment tipis, jangan terkena mata
- Luka bakar full-thickness:
- Eksisi dan graft untuk cegah ectropion dan
terbukanya kornea

25
◦ GENITALIA
- pasang foley kateter
- Eskarotomi penile pada trauma circumferential
- Partial-thickness burns sembuh spontan dengan
manajemen konservatif
- Rujuk untuk grafting dan dressing dengan silvadene

26
TRAUMA INHALASI
◦ 1. Penyebab kematian Utama pada - lakukan fiberoptic laryngoscopy dan
korban luka bakar bronkoskopi untuk melihat dan
◦ 2. Sign and symptoms: mengeluarkan sekret
- distorsi anatomis dan pembengkakan - suplementasi O2 100%
pada wajah dan leher - tinggikan kepala pasien 20-30 derajat
- pasien tidak dapat mmengeluarkan - penggunaan bronkodilator boleh
sekresi jernih diberikan
- status mental terganggu - lihat apakah ada kemungkinan
-oksigenisasi menurun saat dilakukan tes keracunan karbon monoksida pada
lab: asidosis laktat pasien

◦ 3. Tata laksana:
- evaluasi pasien untuk intubasi

27
KERACUNAN KARBONMONOKSIDA

◦ Tata laksana:
- pasang masker oksigen dengan aliran tinggi (fIO2 100%) hingga COHb
<10%
- Intubasi
- Volume diffusive respirator
- Terapi hiperbarik
28
TATA LAKSANA PASIEN LUKA BAKAR
YANG PULANG

◦ Epidermal, derajat 1

◦ Sembuh secara spontan, dengan penggunaan


moisturizer berkala

29
TATA LAKSANA PASIEN LUKA BAKAR YANG PULANG
◦ Partial-thickness, derajat 2 superfisial
1.Pada luka lepuh minor dengan 3. Berikan analgesic (salep)
penampakan kecil tidak membutuhkan 4. Lipat, tekan, dan balut luka
intervensi
5. Follow up selama 2-3 hari
2.Pada luka lepuh besar, tegang, dengan
rasa nyeri:
• Dengan teknik aseptic aspirasi dengan
suntikan besar, sehingga tatalaksana
dilakukan pada epidermis
• Jika epidermis kotor kontaminan,
lakukan debridement
• Lalu bersihkan luka dan bungkus
dengan: gauze, xerofom gauze,
biobrane (jika scald nya bersih)
30
Gauze

Xerofom
Gauze

Biobrane

31
TATA LAKSANA PASIEN LUKA BAKAR
YANG PULANG
◦ Mild to deep, derajat 2 sampai 3

1.Bersihkan luka pada seluruh permukaan dengan


clorhexidine

2.Debridement pada jaringan di permukaan

◦ 3. Olesi antibiotik
32
ELECTRICAL BURNS
- Airway management
- Rawat inap observasi jantung dan enzim jantung
atau rujuk ke unit luka bakar
- Evaluasi rhabdomyolisis dan myoglobinuria
- Resusitasi
- Identifikasi sindrom kompartemen dan perlunya
eskarotomi (bila luka bakar sirkumferensial)

33
CHEMICAL BURNS
◦ ACID BURNS bahan kimia
- Koagulasi nekrosis karena kerusakan - Segera irigasi dengan air, bukan alkohol
jaringan
- Jika pasien datang dgn cedera berat,
- Paparan udara menghasilkan reaksi irigasi dilakukan dalam hitungan jam
eksoterm
- Resusitasi berdasarkan urin output dan
- Berkaitan dengan hipokalsemi dan evaporasi
hipomagnesiuj
- Peritmbangkan penggunaan antidot
◦ ALKALI BURNS
- Amati elektrolit dan gas darah untuk
- Kerusakan jaringan menghasilakn mengetahui toksik sitemik
likuefaksi nekrosis dan saponifikasi
- Balut luka dengan silvadene
- Pada luka kimia yang berat dapat
◦ Tata laksana dikonsul ke Sp.BP untuk dilakukan skin
graft dari middermis dan eksisi
- Anamnesis untuk tau agen penyebab
- Inspeksi lengan, wajah, mata
- Lepas seluruh pakaian dan sumber
34
CHEMICAL BURNS

The Power of PowerPoint | thepopp.com 35


CHEMICAL BURNS SPECIFIC TREATMENT
◦ FENOL

◦ - Jangan irigasi dengan air


◦ Hanya boleh diusap perlahan dengan polietilen glikol
◦ FOSFORUS
◦ -irigasi dengan Co sulfat

◦ SODIUM
- Tidak irigasi dengan air
- Sebaiknya luka ditutup dengan minyak, pasir atau pemadam api klas D
- Lakukan eksisi secepatnya

◦ ASAM HIDROFLORIDA
◦ - Irigasi dengan 5% kalsium glukonat gel, pijat perlahan dengan mengoles
2.5% kalsium glukonat gel. Jika masih terasa sakit, injeksi Sc 5% kalsium
glukonat.

36
COMPLICATION OF BURNS:
SYNDROME COMPARTMENT
ASSESSMENT ADANYA SINDROM ◦ SIGN AND SYMPTOMS:
KOMPARTEMEN: - Kesadaran cenderung menurun

1. ADANYA CEDERA DAN LESI PADA - Tidak dapat berespon pada rangsang
sakit
EKSTREMITAS
- Kelemahan atau paralisis pada otot
2. ADANYA RIWAYAT LUKA BAKAR ekstremitas yang terkena (curiga
kerusakan saraf)
- Pulsasi, CRT tidak spesifik sbg tanda
- Pengukuran tekanan
intrakompartemen (jika >30mmHg 
ada penurunan aliran vaskular)
- Tata laksana: Fasiotomi

37

Anda mungkin juga menyukai