Anda di halaman 1dari 26

Oprasional Perbankan

dan Lembaga
Keuangan Lain
Materi

Menejemen
Resiko
2018 / 2019

FIND OUT MORE


MEMBER

Serfi Lilin
143170 143170

Lukus Dion
143170151
143170
Jenis-Jenis Risiko Perbankan

1. RISIKO KREDIT 5. RISIKO HUKUM

2. RISIKO PASAR 6. RISIKO REPUTASI

3. RISIKO LIKUIDITAS 7. RISIKO STRATEGIK

4. RISIKO
OPERASIONAL 8. RISIKO KEPATUHAN
Pengertian Manajemen Risiko

Manajemen risiko?
1. Risiko Kredit
• Risiko kredit adalah risiko kerugian yang dikaitkan dengan
kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko
dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.
• Risiko kredit terjadi karena ketidakpastian atau kegagalan
pasangan usaha (counterparty)memenuhi kewajibannya.

• Risiko ini berasal dari berbagai kegiatan fungsional bank seperti


perkreditan, tresuri, investasi dan pembiayaan perdagangan yang
tercatat dalam administrasi bank

• Misal Bank A memberikan pinjaman berbungan kepada nasabah perorangan.


Dengan melakukan hal ini bank menghadapi risiko nasabah tidak dapat
membayar bunga atau membayar pokok dan bunga pinjaman.
Sumber Risiko Kredit
Lending risk
Yaitu risiko akibat debitur atau nasabah yang tidak mampu
melunasi fasilitas yang telah disediakan oleh bank, 01

Counterparty risk
Yaitu risiko yang timbul karena pasangan usaha (counterparty) tidak
dapat melunasi kewajibannya pada bank, baik sebelum maupun 02
tanggal kesepakatan;
Issuer risk
Yaitu risiko yang timbul karena penerbit suatu surat
03
berharga tidak dapat melunasi sejumlah nilai surat berharga
yang dimiliki bank.
Risiko Pasar
• Risiko pasar adalah risiko kerugian pada naik
turunnya posisi Neraca yang muncul akibat
pergerakan pasar modal.

• Risiko ini merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat


perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal-hal lain
yang menentukan harga pasar saham, maupun ekuitas dan
komoditas.
Risiko kerugian karena perubahan harga pasar
dapat terjadi ketiga bentuk yaitu :
• Risiko harga (price risk) : risiko kerugian dari pergerakan atau volalitas
suku bunga, nilai tukar, harga ekuitas, dan harga komoditas.
• Sebagai misal Bank ABC memiliki Surat Hutang Negara (SUN) di
Neraca dengan nilai Rp. 750 milyar. Jika harga pasar surat hutang itu
harus dicantumkan di Neraca sebesar Rp. 712.5 milyar atau mengalami
kerugian nilai penurunan nilai surat hutang sebesar Rp. 37.5 milyar.
• Risiko likuiditas (likuidity risk) risiko jumlah tertentu tidak dapat
terbayar karena kekurangan dana.
• Discountinuity (gap) risk yaitu risiko kerugian yang timbul dari
kesenjangan harga pasar (market price gapping) dan bukan karena
pergerakan harga secara kontinyu 
Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
01

02
Risiko likuiditas asset
(asset liquidity risk) Risiko likuiditas pendanaan
(funding liquidity risk)
Yaitu risiko yang timbul ketika suatu
transaksi tidak dapat dilaksanakan yaitu ketidak mampuan
pada harga pasar yang terjadi oleh memenuhi kewajiban yang telah
karenanya besarnya nilai transaksi jatuh tempo yang pada
relatif kecil terhadap besarnya pasar. gilirannya akan mengakibatkan
likuidasi
Risiko Operasional
• Risiko operasional adalah risiko kerugian sebagai akibat
dari tindakan manusia, proses, infrastruktur atau teknologi
yang mempunyai dampak operasional bank.

• Termasuk dalam risiko ini adalah kegiatan yang


menjurus terjadinya kecurangan (fraudulent), kegagalan
manajement, tidak memadainya sistem pengendalian
dan prosedur operasional. Kesalahan teknis dapat
menyebabkan kerusakan system informasi, kerusakan
proses transaksi, tidak berfungsinya settlement atau
tidak berjalannya back-office operation.
Risiko Hukum
• Risiko hukum adalah risiko yang timbul dari potensi
terjadinya pelanggaran kontrak, kasus pengadilan atau
kebijakkan yang salah yang dapat menyebabkan pengaruh
negatif terhadap kondisi keuangan maupun operasional bank.

• Risiko hukum umumnya berkaitan dengan risiko kredit


oleh karena kerugian counterparty karena transaksi
dengan bank mencari penyelesaian lewat pengadilan.
• Bentuk lain adalah gugatan pengadilan terhadap
perusahaan yang dilakukan oleh para pemegang saham
karena menderita kerugian yang besar.
• Risiko hukum sering timbul karena terjadinya pelanggaran atau
ketidaktaatan terhadap undang-undang, peraturan, regulasi atau
praktek yang sudah disepakati, atau ketika hak dan kewajiban
hukum pihak-pihak yang bertransaksi tidak ditetapkan secara baik.

• Misal pada retail electronic banking di beberapa negara tidak


jelas. Risiko hukum dapat timbul dari ketidak pastian tentang
validitas perjanjian yang dibuat melalui media elektronik.
Risiko Reputasi
• Risiko reputasi adalah risiko kerusakan potensial sebagai akibat opini
negatif publik terhadap kegiatan bank sehingga bank mengalami
penurunan jumlah nasabah atau menimbulkan biaya besar karena
gugatan pengadilan atau penurunan pendapatan bank.

• Rumor pasar atau persepsi publik merupakan penyebab signifikan


didalam menentukan tingkat risiko reputasi.
• Risiko reputasi dapat juga timbul dalam khasus dimana
nasabah mengalami masalah dengan jasa bank tetapi
belum diberi informasi yang memadai tentang
penggunaan produk dan prosedur penyelesaian
masalah.
Risiko Strategik
• Risiko strategik adalah risiko yang disebabkan adanya penetapan
dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan
keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang respontifnya Bank
terhadap perubahan ekstenal.

• Akibat dari keputusan yang tidak tepat ini Bank harus


mengeluarkan biaya yang besar dan gagal mencapai target bisnisnya.
• Bank harus menetapkan rencana strategic (corporate
plan) dan rencana bisnis (business plan) yang berjangka
waktu sekurang-kurangnya 3(tiga) tahun secara tertulis
dan melaksanakan kebijakan tersebut.
• Rencana bisnis ini ditetapkan oleh direksi dan
mendapat persetujuan komisaris serta dikomunikasikan
kepada pejabat dan atau pegawai bank pada setiap
jenjang.
Penerapan Risiko
Perbankan
Materi

Menejemen
Resiko
2018 / 2019

FIND OUT MORE


Manajemen Risiko
Perbankan
• Penerapan manajemen risiko perbankan di Indonesia diatur dalam peraturan Bank
Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tanggal 19 mei 2003 tentang Penerapan manajeman
Risiko bagi Bank Umum.
• Pedoman Standar Penerapan Manajemen Risiko sekurang-kurangnya memuat antara
lain
• (1) pedoman umum,
• (2) proses penerapan manajemen risiko,
• (3) persiapan dan pelaporan penerapan manajemen risiko.
• Esensi penerapan manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi
pengelolaan risiko sehingga kegiatan usaha bank tetap dapat terkendali pada batas atau
limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank.
• Penerapan manajemen risiko akan memberikan manfaat baik kepada perbankan maupun
otoritas pengawasan bank.
Penerapan manajemen risiko
bank dilakukan lewat adanya
(3) kebijakan, prosedur
dan penetapan limit,

(2) organisasi dan fungsi (4) proses penetapan


manajemen risiko manajemen risiko

(5) pengendalian intern


(1) pengawasan aktif
dalam penerapan
komisaris dan direksi
manajemen risiko.
Pengawasan Aktif
Komisiaris dan Direksi

• Bank wajib menetapkan wewenang dan


tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang
jabatan yang terkait dengan penerapan
manajemen risiko.
Organisasi dan Fungsi
Menejemen Risiko
• Struktur organisasi harus dirancang untuk memastikan bahwa
satuan kerja yang berfungsi melakukan suatu transaksi (risk
taking unit) adalah independen terhadap satuan kerja yang
melakukan fungsi pengendalian intern (satuan kerja audit
intern), serta independen pula terhadap Satuan Kerja
manajemen Risiko.
• Untuk itu bank wajib membentuk komite manajemen risk (Risk
Management Committee) dan Satuan Kerja Manajemen Risiko
(Risk Management Unit).
Kebijakan, Prosedur, dan
Penetapan Limit

• Kebijakan manajemen risiko merupakan arahan tertulis dalam


menerapkan manajemen risiko dan harus sejalan dengan visi, misi dan
rencana strategik bank.
• Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan dengan cara
menyusun strategi manajemen risiko yang memastikan bahwa :
(1) bank tetap mempertahankan eksposur risiko yang sesuai dengan
kebijakan, prosedur intern bank, peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yng berlaku;
(2) bank dikelola oleh sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, pengalaman, dan keahlian di bidang risiko, sesuai dengan
kompleksitas dan kemampuan usaha bank.
Kebijakan manajemen risiko
sekurang-kurangnya memuat :

• Kebijakan manajemen risiko sekurang-kurangnya memuat :

Penetapan risiko yang terkait dengan produk dan transaksi perbankan yang didasarkan atas
hasil analisis bank terhadap risiko yang melekat pada setiap produk dan transaksi perbankan
01
Penetapan penggunaan metode pengukuran dan sistem informasi manajemen risiko
dalam rangka mengkalkulasi secara tepat eksposur risiko pada setiap produk dan
02 transaksi perbankan serta aktivitas fungsional bank
Penentuan limit dan penetapan toleransi risiko yang merupakan batasan potensi kerugian yang
mampu diserap oleh kemampuan permodalan bank dan sarana pemantauan terhadap
03 perkembangan eksposur risiko bank;
Penetapan sistem pengendalian intern dalam penerapan manajemen risiko guna
memastikan kepatuhan terhadap ketentuan ekstern dan intern yang berlaku
04 (compliance risk
Penetapan penilaian peringkat risiko sebagai dasar bagi bank untuk menentukan langkah-
05 langkah perbaikan terhadap produk, transaksi perbankan, dan area aktifitas fungsional tertentu
dan mengevaluasi hasil pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko;

06 Penyusunan rencana darurat atas kemungkinan kondisi eksternal dan internal terburuk,
sehingga kelangsungan usaha bank dapat dipertahankan.

05
Komite Manajemen Risiko

• Keanggotaan komite manajemen risiko dapat bersifat keanggotaan tetap dan tidak tetap
sesuai dengan kebutuhan bank.
Keanggotaan komite sekurang-kurangnya terdiri dari mayoritas direksi dan pejabat
eksekutif terkait :
• Bagi bank yang memilik 3(tiga) orang direksi sebagaimana persyaratan minimum yang diatur
dalam keputusan yang berlaku maka pengertian mayoritas direksi dapat berarti Direktur
Utama dengan Direktur Kepatuhan (compliance Director) atau Direktur Bidang atau
Direktur lain dengan Direktur kepatuhan.
• Bank wajib menunjuk direktur kepatuhan sebagai anggota tetap komite manajemen risiko
dan dapat menugaskansecara khusus kepada direktur yang membidangi penerapan
manajemen risiko (risk management director).
• Adapun wewenang dan tanggung jawab komite
manajemen risiko adalah memberikan rekomendasi
kepada direktur utama yang sekurang-kurangnya
meliputi : Penyusunan kebijakan
01 manajemen risiko serta
perubahannya
Perbaikan atau penyempurnaan penerapn
manajemen risiko yang dilakukan secara
02 berkala maupun bersifat insidentil sebagai
akibat dari suatu perubahan kondisi eksternal
dan internal bank.
Penetapan atas hal-hal yang terkait
dengan keputusan-keputusan bisnis
03 yang menyimpang dari prosedur
normal

Anda mungkin juga menyukai