Anda di halaman 1dari 172

TREMATODA

OLEH:

Dr. Hanina, M.Bmd


Bagian Parasitologi FK Unja

1
B. Pembagian Trematoda Berdasarkan Habitat

1. Trematoda usus: 2. Trematoda hati :


–Fasciolapsis buski - Fasciola hepatica
–Heterophyes heterophyes - Fasciola gigantica
–Metagonimus yokogawai - Clonorchis sinensis
–Echinostoma - Opisthorchis felineus
–Troglotrema salmincola - Opisthorchis
viverrini
–G. hominis - D. dendriticum

2
3. Trematoda paru-paru
- Paragonimus westermani
4. Trematoda darah
- S. haematobium
- S. mansoni
- S. japonicum

3
Morfologi Cacing dewasa
a. Bentuk : Pipih seperti daun, atau telur, kerucut,
silindris, tergantung keadaan
kontraksinya.
b. Ukuran : kurang dari 1 mm s/d beberapa cm.
c. Tidak punya rongga badan,
Badan tdd :
- lapisan cuticula homogen &non-cellular,
- duri, tuberkel atau ridges (geligi),
- lapisan otot-otot melingkar, otot-otot miring,
otot-otot longitudinal dan serabut-serabut
transversal dengan arah dorsoventral.
4
Integument & Suckers

(o.s) : oral sucker


(v.n) : ventral sucker
(s.) : spines

5
SISTEM EKSRESI
(e.c) : Excretory capillary
(f.c) : Flame cell (sel-sel api)
(c.t) : Collecting tube (saluran
pengumpul)
(b) : Bladder
(e.p) : Excretory pore (lubang ekskresi)

(n) : Nucleus
(c.l) : Cilia
(e.c) : Excretory capillary
Flame cell 6
SISTEM SARAF
•Sistem sarafnya primitif tdd:
- (c.g) : cephalic ganglia  Dua ganglion
lateralis di daerah pharynx &
dihubungkan oleh komissura
dorsal.
- (v.n) : ventral nerve trunk
- (l.n) : lateral nerve trunk
- (d.n) : dorsal nerve trunk.

7
SISTEM PENCERNAAN
- (p) Pharynx berotot dan berbentuk
globular,
- (e) Esophagus sempit dan pendek
- (c) Usus bercabang dua sebagai caeca
yang
berbentuk lurus atau bercabang-
cabang
dengan berbagai ukuran dan biasanya
berakhir buntu.
- Kelenjar liur
8
Sistem
Reproduksi
Trematoda

9
TELUR

Telur yang belum matang tdd:


- ovum yang telah dibuahi,
- sel vitellin,
- membran vitellin
- kulit telur.
- Sebagian telur Trematoda mempunyai
operculum, kecuali telur Schistosoma.

10
Telur
Trematoda

1. F. buski
2. S. mansoni
3. S. haematobium
4. S. japonicum
5. S. intercalatum
6. G. hominis
7. P. westermani
8. C. sinensis
9. H. heterophyes

11
FISIOLOGI

• Bergerak dengan kontraksi, memanjangkan diri, dan


fleksi
dibantu struktur cuticulanya.
• Mempertahankan posisi pada hospes dengan batil
isap.
•Umur tergantung spesies (Schistosoma sampai 30
tahun).
•Makanan diperoleh dari jaringan, sekresi atau isi
usus
hospes, tergantung habitat dan spesies.
• Pernapasan anaerob, tapi larva membutuhkan O2. 12
Fisiologi
•Hermaphrodit, fertilisasi terjadi dengan
sendirinya.
•Cirrus sebagai alat kopulasi dan
spermatozoa disimpan dalam
receptaculum seminalis.
•Ovum dibuahi bila sperma turun melalui
oviduct (terjadi di ootype).

13
DAUR HIDUP
• Telur hanya berkembang di dalam air.
•Dalam hospes definitif
(vertebrata)pembentukan telur secara seksual.
• Di dalam keong (HP)  secara aseksual.
•Telur keluar dari hospes definitif melalui usus,
saluran urogenital, dan saluran pernapasan.
• Telur menetas keluar miracidium melalui
operculum yang terbuka dan pada telur yang
tidak mempunyai operculum telur akan membelah
secara longitudinal.

14
•Perkembangan larva : 4 stadium (Schistosoma 3
stadium).
•Miracidium ditemukan dalam telur matang atau dalam
air.
•Sporokista, redia dan cercaria terbentuk dalam keong
air tawar.
• Miracidium berbentuk seperti jambu dan diliputi cilia,
berenang aktif dalam air.
• Miracidium mengandung banyak kelenjar sekresi di
anteriornya yang menghasilkan enzim untuk menembus
jaringan keong.
15
Stadium Larva Trematoda yang
Tumbuh dalam Siput

16
PATOGENITAS

Lesi yang timbul tergantung lokalisasi di dalam


tubuh hospes dan pengaruh rangsangan
toxinnya.
Efek sistemik karena absorbsi toksin, terjadi
reaksi alergi dan kerusakan-kerusakan pada
alat-alat vital.
Hebat tidaknya infeksi tergantung jumlah
cacing, invasi telur, larva dan cacing dewasanya.
Cacing daun yang di dalam usus kurang
merugikan dibanding cacing daun yang
menyerang jaringan, kecuali pada infeksi hebat. 17
TREMATODA USUS
Trematoda Usus :
1. Fasciolapsis buski
2. Heterophyes heterophyes
3. Metagonimus yokogawai
4. Echinostoma spp
5. Troglotrema salmicola
6. Gastrodiscoides hominis

18
Fasciolopsis buski
Penyakit : Fasciolopsiasis

19
Klasifikasi Fasciolopsis
buski
• Phylum : Platyhelminthes
• Class : Trematoda
• Subclass : Digenea
• Ordo : Prosostomata
• Subordo : Distomata
• Superfamili : Fascioloidea
• Famili : Fasciolodae
• Genus : Fasciolopsis
• Spesies : Fasciolopsis buski

20
Morfologi Cacing dewasa
-F.buski adalah Trematoda terbesar yang parasit pada
manusia.
- Bentuk : bujur telur, warna seperti daging.
-Ukuran : panjang 2 – 7,5cm, lebar 2 – 20mm, tebal 0,5–
3mm
- Kutikulum : diliputi baris-baris duri kecil melintang.
- Batil isap kepala besarnya ¼ batil isap perut & berdekatan.
- Testis : bercabang banyak, formasi cranio caudal.
-Ovarium : di pertengahan badan sebelah kanan garis
tengah.
-Kelenjar vitellaria di sisi lateral mulai dari batil isap perut
sampai 21
TELUR

Bentuk : Ellips

Warna : Kekuning-kuningan
Kulit : tipis, jernih, operculum
kecil.
Gbr. Telur F.buski
Ukuran : 130 – 140 u x 80 – 85 u.
Belum berkembang bila ditemukan di
feses.

22
Gbr. F.buski

23
DAUR HIDUP
•Hospes definitive: Manusia, babi & kadang - kadang
anjing.
•Habitat : Usus halus (duodenum dan jejunum), kadang

ditemukan di lambung& colon.


Umurnya singkat (kurang dari 6 bulan).
•HP I : Keong air dari genus Segmentina, Hippeutis,
dan Gyraulus.
•Perkembangan dalam keong : S-R1-R2-C.

24
•HP II : Tumbuh-tumbuhan air seperti
- Trapa (lengkak air), Eichornia (eceng gondok)
- Eliocharis (“water chestnut”) dan Zizaniz (bambu air).
• Cercaria setelah berenang dalam air dalam1–3 minggu
melekat dan menjadi Metacercaria pada tumbuhan air.

25
Segmentina hemisphaerula Lengkak Air, Trapa natans
(HPI F.buski) (HP II F.buski)

26
27
CARA INFEKSI
- Makan tumbuh-tumbuhan air mentah yang mengandung
Metacercaria.
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
Cacing melekat dengan batil isapnya pada mukosa
usus, serta mengambil makanan dari isi usus, bahkan
makanan di mukosa superficial, menimbulkan peradangan,
ulkus& abses.
GEJALA

- Sakit di epigastrium, mual, diare ringan.


- Infeksi berat terdapat oedem, ascites& anasarca.

28
DIAGNOSIS
- Daerah endemic cukup dengan gejala klinis
- Menemukan telur F.buski di dalam feses.
- Kadang-kadang cacing dewasa ditemukan bila
dimuntahkan.
Telur F. buski tidak dapat dibedakan dengan telur F.
hepatica.

PENGOBATAN
- Tetrakloretilen
- Heksilresorsinol

29
EPIDEMIOLOGI

- Daerah endemic utama: Kwantung, Chekiang (RRC).


- Frekwensi tinggi terdapat pada manusia.
- Kebiasaan makan tumbuh-tumbuhan air yang segar serta
pemakaian pupuk tinja dalam kolam untuk makanan
water chestnut, mempermudah perluasan infeksi.

30
PENCEGAHAN

- Mengobati penderita terinfeksi


- Mengurangi infeksi tumbuh-tumbuhan air
- Mengurangi populasi (membunuh telur, miracidium &
cercaria
di dalam air dengan kapur mentah atau tembaga sulfat).
- Memusnahkan keong sebagai HP dgn molluscide
- Pendidikan kepada masyarakat tentang hidup sehat.

31
Family
Heterophyidae

32
Family Heterophyidae
- Merupakan cacing daun kecil
- Bentuk :seperti buah jambu
-Sebagai parasit di saluran pencernaan binatang
pemakan
ikan, (anjing& kucing, juga manusia).
- Spesies yang menginfeksi manusia yaitu:
Heterophyes heterophyes
Metagonimus yokogawai

33
Heterophyes heterophyes
Penyakit : Heterophyiasis

34
Morfologi Cacing dewasa
Warna : kelabu, seperti buah
jambu
Ukuran : 1,3 x 0,5 mm
Kutikula : berduri-duri halus seperti
sisik
Batil isap perut di 1/3 tengah anterior badan

35
Morfologi

• Batil isap genital di pinggir posterior kiri batil


isap perut.
• Testis oval, formasi sebelah-menyebelah di 1/5
posterior badan.
• Tidak mempunyai cirrus dan kantung cirrus,
lubang vesicular seminalis dalam batil isap genital.
• Ovarium bulat, sebelah anterior dari testis.
• Kelenjar vitellaria berbentuk seperti folikel
polygonal yang besar di 1/3 posterior lateral.

36
37
H. heterophyes

38
TELUR
Bentuk : seperti bola lampu pijar, lebih lonjong
Ukuran : 30 x 16 mikron
Warna : coklat muda
Kulit : tebal, dengan operculum
Mengandung satu miracidium
Kulit telur terdapat penonjolan sedikit pada pinggir
operculum

39
40
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Manusia dan hewan
pemakan ikan
Habitat : Usus halus bagian tengah
HP I : Keong air payau, Pirenella conica
(Mesir), Cerithidea cingulata (Jepang)
HP II : Ikan air tawar, terutama Mugil cephalus
(mull) dan tilapia nilotica di Mesir,
Mugil japonicus dan Acanthogobius
(Jepang).

41
Daur hidup
• Telur dikeluarkan bersama feses ke dalam air  ditelan
oleh keong M – S – R – C.
• Sesudah meninggalkan keong, Cercaria Metacercaria
yang berlapis dua, dan ditemukan pada sisik, sirip, ekor,
insang, lebih jarang pada otot ikan.

42
43
Keong air payau,
Ikan mullet abu-abu, Mugil cephalus
Cerithideopsilla cingulata
HPII H.heterophyes nocens
(HPI H.heterophyes nocens)

44
Patologi & Gejala
Klinik

• Infeksi melalui makan ikan mentah atau yang


dimasak kurang baik yang mengandung
Metacercaria.
• Nyeri kolik dan diare berlendir
• Kadang-kadang cacing menginfeksi jaringan,
sehingga telur tidak keluar melalui feses,
menyebar melalui pembuluh limfe atau pembuluh
darah ke berbagai jaringan/organ (jantung dan
otak) dan menimbulkan gejala-gejala luar biasa.

45
 Diagnosis
 Menemukan telur H. heteropyes dalam
tinja.

 Pengobatan
 Tetraklor etilen
 Derivat Piperazin

46
• Epidemiologi
– Frekuensi infeksi tinggi di daerah
dekat Port Said (Mesir),
– kebiasaan penduduk-penduduknya
makan ikan Mugil mentah atau yang
diasinkan kurang dari 15 hari.
• Pencegahan
– Hindari makan ikan Mugil mentah atau
setengah matang.
47
Metagonimus yokogawai
Penyakit : Metagonimiasis

48
Morfologi Cacing Dewasa
• Bentuk seperti jambu, anterior mengecil,
posterior membulat.
• Ukuran 1,4 x 0,6 mm
• Kutikulum diliputi duri-duri kecil seperti sisik
• Batil isap perut besar, lubang genital di pinggir
anterior.
• Testis bentuk bujur dengan formasi latero
lateral miring pada 1/3 posterior badan.
• Ovarium bulat, kelenjar vitellaria kasar, tersebar
seperti kipas di bagian lateralposterior.

49
Metagonimus yokogawai

os : Batil isap mulut


c : sekum
ov : ovarium
ut : uterus
t : testis
va : asetabulum ventral
sr : reseptakulum seminalis
sv : vesikula seminalis
vit : vitellaria

50
Gbr. Spesimen hidup
M.yokogawai Gbr. M. yokogawai dewasa

51
TELUR
Menyerupai telur H. heterophyes
Warna : kuning - coklat muda
Kulit : tipis dan mempunyai operculum
Berisi Miracidium
Telur M.yokogawai

52
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Manusia, anjing, kucing, babi dan
burung pelican.
Habitat : Jejunum bagian atas dan tengah,
jarang diduodenum,ileum&
caecum.
HP I : Keong spesies dari genus
semisulcospira, Thiara dan Hua.
HP II : Ikan salem air tawar dari genus Plecoglossus
dan Salmo. Ikan jenis Cyprinoid dari
Richardsonium (Leuciscus) dan
Odontobutis. 53
-Telur keluar bersama feses& ditelan oleh keong,
-Miracidium menetas di ususnya, sesudah menembus
jaringan, larva berkembang menjadi : S – R1 – R2 – C.

Serkaria M.yokogawai Redia M.yokogawai

54
Daur Hidup M. yokogawai

55
Cara Infeksi
• Makan ikan mentah atau dimasak kurang baik,
yang mengandung metacercaria.
• Metacercaria menjadi cacing dewasa dalam
waktu 7 – 10 hari.

Metaserkaria M. yokogawai
56
Patologi & Gejala Klinik
• Sama seperti pada H. heterophyes.
Kadang-kadang telur masuk pembuluh
limfe atau vena mesentrium dan
menimbulkan granuloma di tempat-
tempat jauh seperti jantung, dan
sistem syaraf.

• Prognosis baik.
57
• Diagnosis
– Menemukan telur dalam tinja
• Pengobatan
– Dengan obat-obat untuk cacing tambang
• Epidemiologi
– Sering ditemukan di Timur Jauh, Filipina, Thailand,
Siberia, Balkan, Yunani & Spanyol.
– Banyak ditemukan pada manusia yang mempunyai
kebiasaan makan ikan mentah, air yang didiami oleh
keong yang sesuai mendapat kontaminasi tinja manusia
dan mamalia lain.

58
Echinostoma
Penyakit : Echinostomiasis

59
Klasifikasi Echinostoma

Phylum: Platyhelminthes
Class: Trematoda
Order: Echinostomatida
Family: Echinostomatidae
Genus: Echinostoma

60
• Anggota famili Echinostomatidae dapat
dibagi berdasarkan metode penularannya
menjadi dua kelompok.
1. Kelompok pertama yaitu fish-born
intestinal trematodes dan;
2. Kelompok kedua yaitu snail-borne,
mollusc-borne, dan crustacea-borne
intestinal trematodes.

61
• Anggota kelompok yang menginfeksi
manusia dengan memakan ikan mentah
atau dimasak kurang sempurna adalah
sebagai berikut:
1. Echinostoma hortense,
2. Echinostoma cinetorchis,
3. Echinoparyphium paraulum,
4. Episthmium caninum,
5. Echinochasmus perfoliatus,
6. Echinochasmus japonicus,
7. Echinochasmus liliputanus,
8. Echinochasmus jiufuensis,
9. Echinochasmus fujianensis,
10. E. angustitestis

62
• Anggota kelompok yang merupakan parasit
usus yang disebarkan melalui siput, moluska,
dan crustacea adalah sebagai berikut:
11. E. ilocanum,
12. E. lindoense,
13. Paryphostomum sufrartyfex,
14. E. sufrartyfex,
15. E. malayanum,
16. E. macrorchis,
17. E. revolutum,

63
MORFOLOGI Cacing dewasa
Bentuk : seperti lanset
Panjang : 2,5-6,5mm, lebar 1-1,35mm tebal 0,5-
0,6mm.
Ujung anterior: seperti cakram (circumoral disk).
Mempunyai duri-duri tersusun seperti leher baju seperti
ladam kuda (collar spine).
Kutikula : mempunyai sisik dan duri-duri kecil.
Testis : berlobus tersusun tandem cranio-caudal.
Ovarium : bulat, di sebelah anterior testis.
Vitellaria : berupa folikel-folikel kecil mengisi pinggir
lateral pada 2/3 posterior badan. 64
Duri-duri kepala E. ilocanum

E. ilocanum dilihat dari ventral

65
E. malayanum
E. revolotum

66
Echinostoma Dewasa

the anterior end of an adult


echinostome showing the
characteristic papillae.

Scanning electron
micrograph
of an adult
echinostome.
67
telur E. ilocanum

E. ilocanum

dewasa
E. malayanum

dewasa

68
Echinostoma echinatum
(E.lindoense)

cercariae cercariae cercariae


rediae

69
E. caproni

70
TELUR

Bentuk : Lonjong,
Ukuran : 85 – 120 x 50 – 80 um
Kulit : tipis
Mempunyai operculum dan mengandung
miracidium yang belum berkembang.

71
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Tikus, burung, manusia
Habitat : Rongga usus halus
HP I : keong air dari genus Anisus
HP II : keong air dari genus Pila, Corbicula (remis).
•Telur matang ±3 minggu sesudah meninggalkan hospes
definitive dan Miracidium masuk  keong.
•Perkembangan dlm keong (HPI ): M-R1-R2-C.
• Cercaria keluar dari keong dewasa pada keong jenis
lain, ikan, tumbuh-tumbuhan air (HP II).

72
DAUR HIDUP
• Cacing dewasa melekat pada mukosa dinding usus manusia sbg
host & memproduksi telur yg keluar melalui feses.
• Dalam 6-15 hari miracidium berkembang dalam telur dan ketika
mencapai air, miracidium menetas dan secara aktif menembus
ke HP I yaitu siput.
• Hingga 6-7 minggu di area kelenjar pencernaan siput,
berkembang menjadi sporokista, redia I, redia II, & cercaria.
• Pada tahap ini cercaria meninggalkan siput untuk mencari HP II
seperti siput air tawar, ikan dan berudu.
• Segera sesudah host ditemukan, cercariae menjadi
metacercariae pada host, menunggu manusia atau host lainnya
mencerna HP II yg mentah atau kurang matang.
• Metacercaria berkembang menjadi cacing dewasa secara
seksual yg paling banyak ditemukan pada jejunum.

73
74
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
- Infeksi biasanya ringan, tanpa gejala.
- Duri-duri di sekitar batil isap kepala mungkin
menyebabkan iritasi saja.
-Infeksi berat mungkin menyebabkan radang usus dan
diare.

75
 CARA INFEKSI
Menelan Metacercaria bersama HP II.

 DIAGNOSIS
Menemukan telur dalam tinja.

76
Pengobatan

• Infeksi dapat diobati dengan albendazole, mebendazole,


dosis tunggal 150 mg levamisole, niclosamide atau
praziquantel.

• Praziquantel
 Dosis standar dewasa : 25 mg/kg BB hanya satu dosis
 Dosis anak (>2 tahun) : 25 mg/kg BB hanya satu dosis
 Kontraindikasi : Alergi terhadap praziquantel
 Efek samping utama :Hiperglikemi, nausea, nyeri perut

77
Gastrodiscoides hominis
(Gastrodiscus hominis)
Terdapat di Vietnam,
Philippina
Bangladesh dan
India

78
MORFOLOGI Cacing dewasa
Warna : kemerah-merahan,
Integumen : Tidak berduri dan konveks bagian dorsal.
Ukuran : 5 – 8 x 5 – 14 mm,
Bentuk : pyriform; anterior seperti kerucut, posterior
seperti cakram, batil isap perut besar dengan
pinggir tebal dan melebar keluar.
Diameter acetabulum 2,5 – 4,3 mm
Caecum : relatif pendek, testis berlobus dengan
susunan tandem
Receptaculum seminalis : berkelok-kelok, saluran Laurer,
dan uterus yang berbelit-belit
longgar, berakhir di kerucut 79
genital.
Gastrodiscoides hominis

80
TELUR

warna : hijau coklat,


Ukuran : 150 – 170 x 60 –70 mikron.
Bentuk : ovoid dengan bagian anterior sempit dan
operculum kecil.
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Manusia, babi& kera
Habitat : Caecum dan kolon ascendens
Lama hidupnya belum diketahui.

81
Daur hidup
HP I : Keong
HP II : Tumbuh-tumbuhan air
- Telur yang tidak berisi embryo, bila ditemukan dalam
tinja menjadi matang dalam 16-17 hari (270C-340C).
- Dalam HP I (keong) terbentuk Redia I, R II, dan cercaria
- Dari redia menjadi serkaria, membutuhkan waktu 28 –
150 hari. - Pada tumbuh-tumbuhan air terbentuk
metacercaria

82
83
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
Infeksi cacing daun ini menyebabkan
peradangan pada caecum dan colon ascendens dan
dapat menimbulkan diare. Kadang-kadang
asimptomatik.

DIAGNOSIS

Menemukan telur dalam tinja.

PENGOBATAN

Sama dengan pengobatan terhadap infeksi


Cacing tambang.

84
B. TREMATODA DARAH
Tiga spesies yang penting :

1. Schistosoma
haematobium
2. Schistosoma mansoni
3. Schistosoma
japonicum

85
Klasifikasi Schistosoma
• Filum : Platyhelminthes
• Class : Trematoda
• Subclass : Digenea
• Ordo : Prosostomata
• Subordo : Strigeata
• Superfamili : Schistosomatoidea
• Famili : Schistosomatidae
• Genus : Schistosoma
• Spesies : Schistosoma haematobium
Schistosoma japonicum
Schistosoma mansoni

86
MORFOLOGI UMUM
Bentuk : kecil memanjang, seperti daun yang
melipat, dengan 2 kelamin yang terpisah.
Cacing dewasa hidup di vena porta dan cabang-
cabangnya.
Cacing jantan lebih besar dan berwarna kelabu,
mempunyai ujung anterior yang silindris, dan
badan bagian ventral caudal dari batil isap perut
terlipat membentuk ‘canalis gynaechoporous’
yang panjang, di dalamnya terdapat cacing
betina yang lebih panjang dan langsing,
berwarna lebih tua yang dipeluk selama
kopulasi.
87
– Mempunyai usus yg bercabang menjadi 2
caeca, kemudian menggabungkan diri di
posterior membentuk saluran tunggal yang
buntu.
– Telurnya tidak mempunyai operculum dan
bila dikeluarkan sudah berisi embrio
(miracidium).
– Perkembangan larva dalam HP (keong)
yaitu M – S – S1 – C, dan multiplikasi
aseksual terjadi pada stadium Sporokista.
– Cercaria mempunyai ekor bercabang
(seperti garpu) & masuk dalam tubuh
hospes definitive dengan cara menembus
kulit. 88
DAUR HIDUP
- Telur  pembuluh darah  jaringan perivascular
usus
atau vesica urinaria  lumen usus atau vesica
urinaria tinja atau urine.
- Tersentuh air  telur menetas miracidium
berenang  menemukan keong yang sesuai –
(M–S1–S2–C).
- Cercaria tertelan atau kontak dengan kulit hospes
definitive  masuk aliran darah  jantung kanan 
paru-paru  jantung kiri  aliran sistemik 
saluran portal.
- 3 minggu sesudah infeksi, cacing dewasa muda
bermigrasi ke arah berlawanan aliran darah portal 
89

ke vena-vena mesenterium atau vesica urinaria dan


PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
1. Cercaria pada tempat masuk, menimbulkan reaksi
local.
2. Waktu pertumbuhan “Schistosomulae” (cercaria yg
sudah melepaskan ekornya saat menembus kulit)
di dalam vena porta hepatica, mengeluarkan
metabolit toksik, menyebabkan reaksi anafilaktik
(demam, urticaria, eosinofilia, lekositosis,
hepatomegali dan splenomegali). Timbul 4–5
minggu sesudah infeksi. Di Jepang dikenal dengan
“Katayama fever”. Gejala tersebut sering terlihat
pada infeksi dengan S. japonicum dan jarang
terlihat pada S. haematobium.
3. Waktu cacing mengeluarkan telurnya (3–9 bulan
pasca infeksi), dengan gejala-gejala lokal & 90

ektopik.
Schistosoma
haematobium

91
Penyakit : Schistosomiasis
vesicalis,
Urinary bilharziasis,
Hematuri Schistosoma.
Hospes definitive : Manusia, kera dan
baboon.
Habitat : Plexus vesicalis dan
prostatica.
Hospes perantara : Keong dari genus
Bulimus dan 92

Planorbarius.
v.s : Ventral sucker
o.s : Oral sucker
g.c : gynecophoric canal

Schistosoma haematobium

93
Schistosoma haematobium
jantan
o.s. : oral sucker
e : esophagus
b.c. : bifurcation of ceca
t. : testes
e.g. : esophageal glands
v.s. : ventral sucker
g.o. : genital orifice
c. : ceca
u.c. : union of ceca

94
Schistosoma haematobium
betina
v.s : ventral sucker
b.c : bifurcation of ceca
o.s : oral sucker
o : eggs
v : vulva
oot : ootype
o.d : oviduct
ov : ovary
vtd : vitelline duct
u.c : union of ceca
vt : vitellaria

95
g. : gut
c.g : cephalic glands
f.c. : flame cell

Telur Schistosoma haematobium

96
Daur Hidup

97
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
1. Gejala toksik awal dan alergi tidak nyata.
2. Vesica urinaria &ureter yang terserang mengalami :
a. Hyperemi, papula-papillomata-ulcerasi.
b. Hypertrofi vesica urinaria, kemudian kontraksi.
c. Cystitis dan pembentukan batu.
d. Timbul fistula.
e. Adanya telur S.haematobium dalam urine.
3. Alat kelamin, pelvis renalis dan usus juga kadang-kadang
terkena.
4. Lesi ektopik kurang berat dari infeksi Schistosoma spesies lain.

98
EPIDEMIOLOGI
 Endemis di seluruh lembah sungai Nil dan menyebar ke
seluruh Afrika.
 Sarang-sarang endemic ditemukan di Israel,
 Yordania, Suriah, Irak, Arab, Yaman, dan daerah kecil di
Pantai Barat India.
 Kera dan baboon mendapat infeksi alami, tetapi tidak
penting untuk penyebaran infeksi.

99
DIAGNOSIS
1. Menemukan telur S. haematobium di dalam:
- Urine - Biopsi cystoscopy
2. Tes-tes lain:
a. Pemeriksaan darah:
- Eosinofilia pada kasus awal.
- Tes aldehyd : sering (+) (karena kadar globulin
tinggi).
- Tes ikat komplemen : serum penderita bereaksi (+)
terhadap antigen Cercaria.
b. Tes Intradermal:
- Fairley’s test : (+) karena suatu reaksi alergi.

100
Schistosoma mansoni

101
Penyakit : Schistosomiasis mansoni
= Bilharziasis usus
= Schistosomal dysentrie.
Hospes definitive : Manusia, kera, baboon, dan binatang
mengerat.
Habitat : Vena mesentrica inferior & cabang-
cabangnya.
HP : Keong jenis Biomphalaria dan
Australorbis.

102
MORFOLOGI Cacing dewasa

v.s : Ventral sucker


o.s : Oral sucker
g.c : gynecophoric canal

103
o.s. : oral sucker
e : esophagus
b.c. : bifurcation of ceca
t. : testes
e.g. : esophageal glands
v.s. : ventral sucker
g.o. : genital orifice
c. : ceca
u.c. : union of ceca

104
v.s : ventral sucker
b.c : bifurcation of ceca
o.s : oral sucker
o : eggs
v : vulva
oot : ootype
o.d : oviduct
ov : ovary
vtd : vitelline duct
u.c : union of ceca
vt : vitellaria
105
Schistosoma mansoni

106
Gambar telur S. mansoni

g. : gut
f.c. : flame cell
n : nervous system
l.d. : lateral duct
c.g. : cephalic glands
g.c. : germinal cells
e.p. : excretory pore

107
Daur Hidup

108
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
1. Gejala-gejala awal toksik dan alergi nyata.
2. Usus besar dan rectum yang terserang mengalami:
a. Papula - abses – ulkus – papillomata – fistula& telur dalam
tinja.
b. Gejala yang timbul adalah serangan disentri.
Vesica urinaria kadang-kadang terkena.
3. Lesi-lesi ektopik:
a. Hati : sering terkena (telur melalui vena porta) disertai
- reaksi peradangan
- fibrosis yang mengakibatkan cirrhosis disertai hipertensi portal,
splenomegali, ascites, corpulmonale, myelitis.
b. Alat-alat lain : otak dsb.

109
DIAGNOSIS
1. Menemukan telur S.mansoni di:
- tinja
- jaringan biopsi.
2. Pemeriksaan-pemeriksaan lain seperti
pada S. haematobium.

EPIDEMIOLOGI
Di berbagai daerah di Afrika dan Amerika.
110
Schistosoma japonicum
Penyakit : Schistosomiasis Orientalis
= Penyakit Katayama
= Schistosomiasis Japonica

111
MORFOLOGI Cacing dewasa

o.s. : oral sucker


v.s. : ventral sucker
g.c. : gynecophoric

112
o.s. : oral sucker
e : esophagus
b.c. : bifurcation of ceca
t. : testes
e.g. : esophageal glands
v.s. : ventral sucker
g.o. : genital orifice
c. : ceca
u.c. : union of ceca

113
v.s : ventral sucker
b.c : bifurcation of ceca
o.s : oral sucker
o : eggs
v : vulva
oot : ootype
o.d : oviduct
ov : ovary
vtd : vitelline duct
u.c : union of ceca
vt : vitellaria
114
TELUR
- Berisi miracidium

Telur S. japonicum

115
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Manusia dan hewan peliharaan
Habitat : Vena mesenterica superior & cabang-
cabangnya
Hospes perantara : Keong dari spesies Oncomelania

116
Daur Hidup

117
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
1. Gejala-gejala awal keracunan dan alergi lebih berat
dari S. haemetobium dan S. mansoni.
2. Lesi-lesi di usus meliputi daerah ileo-caecal, seperti
pada S. mansoni. Usus halus sering terserang.
3. Lesi ektopik:
a. Hati :
karena lokalisasinya lebih dekat ke hati, gejala-
gejala yang timbul lebih berat dari S. mansoni.
b. Otak : sering terserang.

118
DIAGNOSIS
Sama dengan S. mansoni.

EPIDEMIOLOGI
- Timur Jauh (RRC, Jepang, Korea, Taiwan, Filipina).
- Di Indonesia endemik di daerah Danau Lindu dan
Lembah Napu (Sulawesi Tengah).

119
PENGOBATAN
Infeksi untuk ketiga spesies dapat diobati dengan :
1. Dehydroemetin
2. Senyawa antimon trivalent
3. Niridazole.

120
PENCEGAHAN
Untuk ketiga spesies:
1. Eradikasi penyakit pada manusia
2. Mencegah polusi air oleh feses penderita.
3. Destruksi keong di daerah-daerah endemic.
4. Hindari mandi atau berenang di air yang
terkontaminasi.

121
TREMATODA PARU-PARU

Paragonimus westermani
= Oriental lungs fluke
= Distoma westermani
Penyakit : Paragonimiasis, Distomiasis paru-paru

122
Klasifikasi Paragonimus
westermani
• Phylum : Platyhelminthes
• Class : Trematoda
• Subclass : Digenea
• Ordo : Prosostomata
• Subordo : Distomata
• Superfamili : Troglotrematoidea
• Famili : Troglotrematodae
• Genus : Paragonimus
• Spesies : Paragonimus westermani

123
MORFOLOGI Cacing dewasa :
- Warna : merah coklat, ujung anterior sedikit lebar daripada
ujung posterior.
- Ukuran : panjang 8 – 12 mm, lebar 4 – 6 mm, tebal 3 – 5
mm.
- Bentuk aktif menyerupai sendok dengan ujung yang satu
berkontraksi dan lainnya memanjang.
- Bila berkontraksi atau diawetkan bentuknya menyerupai biji
kopi
yang bujur, pipih.
- Kutikulum berduri.

124
125
Cacing dewasa
- Mempunyai 2 batil isap yang sama besar.
- Batil isap perut terletak di tengah-tengah badan
(anterior dari garis ekuator).
- Testis berlobus tidak teratur, yang satu miring
terhadap lainnya, di bagian 1/3 posterior.
- Ovarium berlobus, sebelah anterior testis, sebelah
kanan berhadapan dengan uterus berkelok- kelok.
- Kelenjar vitellaria : di bagian lateral sekali,
sepanjang seluruh badan cacing.

126
TELUR
- Bentuk : bujur,
- Warna : kuning coklat, berdinding tebal.
- Ukuran : 85 x 55 mikron.
- Mempunyai operculum datar dengan pinggir menebal
dan pada waktu dikeluarkan dari cacing dewasa belum berisi
embrio.

127
Daur Hidup
Hospes definitive : Manusia, mamalia peliharaan dan liar.
HP I : Keong beroperculum dari genus Hua,
Semisulcospira, Syncera, Thiara, Pomatiopis,
Pomacea.
HP II : Ketam air tawar genus Eriocheir, Potamon dan
Cambaroides, Sesarma, Pseudothelpusa
dan Astacus.
Habitat : Paru-paru

128
Daur hidup
- Telur yang pecah --- dari paru-paru meninggalkan
hospes
dengan sputum atau dengan tinja, bila tertelan.
- Dalam keong : M – S – R1 – R2 – C (13 minggu).
- Cercaria dari tubuh keong --- berenang dalam air ---
mati
jika tidak bertemu HP II dalam 24 jam – 48 jam.
- Bila ketam dimakan hospes definitive, dalam duodenum
larva keluar dari kista dan menembus dinding
duodenum
129

masuk --- rongga abdomen.


Daur hidup
- Cacing dewasa muda  diafragma  rongga pleura  paru-paru
(dalam 20 hr) yaitu di dalam lubang-lubang seperti kista dekat
bronchus -- dewasa dalam 5 – 6 minggu.
- Cacing muda mungkin tinggal lama di peritoneum, hati dan alat-alat
lain, hal ini disebut ektopik.

130
Daur hidup P.westermani

131
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
Lesi di paru-paru:
- Batuk kering/kronis disusul sputum bergaris darah, berwarna
coklat
karat & biasanya waktu bangun pagi.
- Nyeri dada, hemoptysis (mirip TBC / bronkiektasis).
- Demam ringan.
Bila cacing membentuk kista di abdomen gejalanya a.l:
- Sakit perut, tegang dan nyeri.
- Diare bila cacing di dinding usus
Lesi di otak : - Epilepsi tipe Jackson
- Monoplegia
- Paresis
132
Kulit : tumor yang bergerak
DIAGNOSIS
Di daerah endemic  gejala klinik
Radiologik: Kavitas kecil yang berdekatan seperti tangkai anggur
kecil-kecil.
Diagnosa pasti: Menemukan telur dalam sputum atau tinja.
Diagnosis infeksi ektopik:
- Menemukan cacing pada pembedahan percobaan
- Tes ikat komplemen
- Tes intradermal dengan antigen Paragonimus

PENGOBATAN
- Bithionol

133
Dermatitis Schistosoma
= Swimmer’s itch
= Clam digger’s itch
= Sawah itch

134
Hospes definitive : Mamalia dan burung
Hospes perantara : Keong air dan keong air laut.
Spesies Schistosoma pada burung dan mamalia penyebab
dermatitis adalah:
- Trichobilharzia sp.
- Schistosomatium sp.
- Schistosoma spindale
Microbilharzia sp. (pada bebek dan burung pantai)

135
DAUR HIDUP
- Cacing dewasa dalam vena kecil mesentrium pada bebek, burung
pantai,
tikus, dll. mengeluarkan telur melaui tinja, masuk ke dalam air.
- Miracidium menetas dari telur menembus keong.
- Dalam keong bermetamorfosis menjadi Sporokista I – II – Cercaria
.
- Cercaria keluar dari keong masuk ke dalam air, menembus kulit
binatang
yang berdarah panas.
- Infeksi pada manusia disebabkan oleh Cercaria pada kulit
manusia.
136
TREMATODA HATI
Clonorchis sinensis
Penyakit : Clonorchiasis

137
MORFOLOGI Cacing Dewasa
- Bentuk : seperti lancet, anterior meruncing, posterior membulat.
- Ukuran : 10 – 25 mm x 2 – 3 mm.
- Batil isap kepala : sedikit lebih besar daripada batil isap perut.
- Batil isap perut : terletak pada batas antara 1/3 anterior& bagian1/3
tengah.
- Caecum : terbentang sampai ke caudal dan berbentuk sederhana.
-Testis : besar, bercabang-cabang, terletak pada 1/3 posterior
dengan
posisi tandem cranio-caudal.
- Umur cacing 20 – 30 tahun.

138
TELUR
- Bentuk : oval, anterior menyempit & operculum kecil.
- Ukuran : 35 x 20 mikron.
- Warna : coklat kekuning-kuningan.
- Ujung posterior terdapat benjolan bentuk koma.
- Mengandung Mirasidium.
- Tidak terapung dalam larutan garam jenuh.
- Hanya infektif pada keong air.

139
Clonorchis sinensis

140
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Anjing, kucing, tikus dan Manusia.
Habitat : Saluran empedu hati.
HP I : Keong air dari genus Alocinma, Bulimus, Parafosarulus,
Hua, Semisulcospira dan Thiara.
HP II : Ikan air tawar dari family Cyprinidae.
- Telur di dalam saluran empedu hospes definitive keluar melalui tinja.
- Dalam air telur menetas dan Mirasidium masuk keong.
- Perkembangan dalam keong M – S – R – C.
- Cercaria keluar dari keong --- berenang bebas dalam air --- menjadi
metacercaria
terutama di otot-otot ikan dan jaringan bawah kulitnya.

141
142
CARA INFEKSI :
- Makan ikan mentah atau yang dimasak kurang sempurna yang
mengandung Metacercaria.
- Larva dibebaskan dari Metacercaria di duodenum dan selanjutnya
bermigrasi ke saluran empedu bagian distal dan menjadi dewasa
dalam waktu 26 – 28 hari.

143
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
Kelainan patologi yang terjadi di dinding saluran empedu sbb:
1. Hiperplasia epitel, diikuti pembentukan jaringan oedematous.
Pada infeksi kronis pembentukan jaringan ikat jauh lebih
banyak.
2. Bertambahnya jumlah plexus pembuluh darah di sekitar
saluran empedu dan terjadi kongesti.
3. Pada kasus tanpa komplikasi tidak ditemui infiltrasi sel-sel.
4. Jaringan di sekitar hati tidak mengalami perubahan yang
berarti.

144
Patologi dan gejala klinik
Cacing hidup dari protein dan glucose darah dari plexus
prebiliaris. Dengan adanya perubahan-perubahan di atas
membantu cacing tsb mendapat makan dari hospes.

Pada infeksi berat terjadi gejala-gejala:


- diare kronis
- hepatomegali
- jaundice berulang-ulang
- anemia
- oedem
- ascites
Pada pemeriksaan darah : Eosinofilia dan lekositosis.
SGOT dan SGPT normal.

145
DIAGNOSIS
- Daerah endemik dengan gejala klinis
- Menemukan telur dalam tinja atau drainage empedu

PENGOBATAN
- Klorokuin
- Gentian violet
- Bithionol

146
EPIDEMIOLOGI
Penyebaran : Timur Jauh.
Daerah endemic : Jepang, Korea, Taiwan, RRC Selatan dan
Indocina.
Jumlah orang yang terkena infeksi tergantung dari kebiasaan cara
makan. Pemeliharaan ikan tertentu di kolam dengan tinja sebagai
pupuk merupakan sumber penularan.

PENCEGAHAN
- Memasak ikan dengan sempurna
- Pencegahan terhadap potensi air oleh feses hospes reservoir
- Eradikasi keong sebagai hospes.

147
Opisthorchis felineus
• Hospes defenitif : Manusia, anjing, anjing hutan,
babi, kucing
• Distribusi : Eropa tengah, Selatan, dan Timur,
Asia, Vietnam dan India.

• Morfologi :
Cacing dewasa
- Ukuran 7-12 mm
- Mempunyai batil isap mulut dan batil isap perut
Telur
- Mirip telur Clonorchis sinensis, hanya bentuknya lebih
langsing

• Patologi : Penyakit Ophisthorciasis

148
Siklus hidup Opisthorchis
felineus

149
Opisthorchis viverrini
MORFOLOGI Cacing dewasa
- Sama dengan O. felineus.
- Perbedaan terletak pada bentuk testis dan kelenjar vitellaria.
TELUR
- ukuran 26 x 13 mikron, sangat mirip dengan telur C. sinensis.

150
Opisthorchis viverrini
Dewasa: Telur:

151
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Manusia, kucing, anjing dan mamalia lain
pemakan ikan.
Hospes Perantara : Keong dan berbagai spesies ikan.

152
Daur Hidup Opisthorchis viverrini
153
CARA INFEKSI
- Makan ikan yang dimasak tidak sempurna.

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK


- Sama seperti C. sinensis.

DIAGNOSIS
- Menemukan telur dalam tinja.

EPIDEMIOLOGI
- Ditemukan di Muangthai.
- Infeksi dapat dicegah bila hanya makan ikan yang
dimasak.

154
Fasciola hepatica
Penyakit : Fascioliasis

155
Klasifikasi Fasciola
hepatica
 Phylum : Platyhelminthes
 Class : Trematoda
 Subclass : Digenea
 Ordo : Prosostomata
 Subordo : Distomata
 Superfamili : Fascioloidea
 Famili : Fasciolodae
 Genus : Fasciola
 Spesies : Fasciola hepatica

156
MORFOLOGI
Merupakan Trematoda hati yang besar dengan ciri-ciri sbb:
Ukuran : 20 – 30 x 8 – 13 mm.
Bentuk : pipih seperti daun dengan bahu yang jelas, kepalanya
bentuk kerucut (cephalic cone)
Warna : coklat sampai abu-abu.
Batil isap kepala dan batil isap perut sama besar dan keduanya
terletak dalam kerucut kepala.
Caecum : bercabang-cabang.
Testis : bercabang-cabang banyak dan tersusun seperti
tandem cranio-caudal.
Kelenjar vitellaria yang bercabang-cabang banyak dan merata di
bagian lateral dan posterior badan.
Uterus : pendek dan berkelok-kelok.
157
158
TELUR
1. Besarnya 130 – 150 x 63 – 90 mikron, bentuk oval, warna
kuning coklat.
2. Mengandung satu ovum yang besar tanpa segmen di dalam
kuning telur.
3. Dikeluarkan bersama-sama empedu ke dalam duodenum
dan akhirnya keluar bersama-sama dengan feses.
4. Tidak timbul dalam larutan NaCl jenuh.
Hanya bisa berkembang dalam air.

159
DAUR HIDUP
Hospes definitive : Biri-biri, kambing, sapi dan Manusia.
Habitat : Saluran biliary hepar (saluran empedu bagian
proksimal), kantung empedu, dan kadang-kadang di
tempat-tempat ektopik.
HP I : Keong dari spesies Lymnea.
HP II : Salada air, rumput-rumputan dan kulit pohon.

160
- Telur keluar melaui feses hospes definitive & matang dalam air.
- Dalam telur, miracidium berkembang (2 – 3 minggu) miracidium
mencari
HP I (keong Lymnea spp), dalam lymphe keong miracidium
berubah
menjadi S – RI – RII – C (30 – 60 hari) lalu – melekat pada
tumbuhan air &
menjadi metaceraria.
- Bila metacercaria ditelan hospes definitive, dalam duodenum larva
keluar dari kista dan menembus dinding usus masuk  rongga
abdomen – menembus kapsul hepar – melalui parenkim hepar –
saluran empedu dan menjadi dewasa.
- Tiga bulan sesudah infeksi, telur keluar melalui empedu -- ke usus
dan keluar bersama feses. 161
162
Tahap perkembangan larva Fasciola hepatica

163
PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK
Luas kerusakan dan gejala yang ditimbulkan tergantung dari
hebatnya infeksi dan lamanya penyakit.
Karena tekanan, hasil metabolisme yang toksik dan cara
makannya, maka infeksi cacing ini menyebabkan:
- Peradangan
- Perubahan adenomatous dan fibrotik di saluran empedu.
- Atrofi parenchyma
- Cirrhosis periportal

164
Gejala Fascioliasis meliputi:
- Kolik saluran empedu dengan muntah-muntah.
- Diare yang persisten

DIAGNOSIS
- Menemukan telur dalam tinja atau empedu dengan
inkubasi duodenum.

PENGOBATAN
1.Bithionol
2.Emetin

165
EPIDEMIOLOGI
- Infeksi cacing F.hepatica kosmopolit di negeri-negeri yang
memelihara kambing dan ternak lain secara besar-besaran.
- Infeksi dimungkinkan bilamana makan tumbuh-tumbuhan
seperti
salada air (water cress) atau mungkin minum air yang
mengandung Metacercaria dalam bentuk kista.
- Hewan herbivora dan omnivora mendapat infeksi di rumput-
rumputanrendah yang lembab yang terkontaminasi dengan
Metacercaria.
PENCEGAHAN
1. Pengobatan terhadap hewan yang terinfeksi.
2. Memusnahkan hospes keong.
166
Fasciola gigantica
MORFOLOGI
Cacing dewasanya menyerupai F.hepatica, dengan perbedaan
sebagai berikut:
1. Lebih panjang
2. Cephalic cone lebih pendek dan bahunya kurang jelas.
3. Batil isap perut lebih besar daripada batil isap mulut.
4. Organ reproduksi terletak lebih anterior.
5. Telurnya lebih besar : 150 – 190 x 70 – 90 mikron.

167
Fasciola gigantica
168
DAUR HIDUP
Sama dengan lingkaran hidup F. hepatica
Hospes definitive : Sapi, kerbau, unta, wild hogs, dan
Manusia

PATOLOGI DAN GEJALA KLINIK, DIAGNOSIS, TERAPI


DAN EPIDEMIOLOGI
Sama seperti Fasciola hepatica.

169
Dicrocoelium
dendriticum
• Hospes defenitif utama : Kambing
• Penyakit : Dicrocoeliasis
• Morfologi :
Telur

170
Siklus Hidup Dicrocoelium dendriticum

171
172

Anda mungkin juga menyukai