1505518025
UJI MULUR
(CREEP)
Husnul Ihsan
1505518026
Untuk mengetahui kualitas pada logam, pengujian berkaitan dengan
pemilihan bahan yang akan digunakan dalam konstruksi suatu alat,
selain itu juga bisa untuk membuktikan suatu teori yang sudah ada atau
penemuan baru dibidang metalurgi. Dalam proses perencanaan, dapat
juga ditentukan jenis bahan maupun dimensinya, sehinggi apabila tidak
sesuai dapat digantikan dengan yang lain. Melalui pengujian ini
diharapkan dapat mengetahui sifat - sifat logam seperti sifat fisik,
mekanik dan lain - lain. Sifat mekanik merupakan kemampuan suatu
material untuk menerima beban atau gaya tanpa menimbulkan
kerusakan pada material tersebut. Seperti uji creep yang merupakan
kecenderungan suatu logam untuk mengalami deformasi plastis yang
besarnya adalah fungsi waktu pada saat penerimaan beban yang
besarnya cenderung besar.
Definisi creep adalah aliran plastis yang dialami material pada
tegangan tetap. Meskipun sebagian besar pengujian dilakukan
dengan kondisi beban tetap, tersedia peralatan yang mampu
mengurangi pembebanan selama pengujian sebagai kompensasi
terhadap pengurangan penampang benda uji. Pada temperatur
relatif tinggi, creep terhadi pada semua level tegangan, tetapi
pada temperatur tertentu laju creep bertambah dengan
meningkatnya tegangan.
Creep atau yang biasa dikenal dengan mulur dalah deformasi
perubahan bentuk permanen material fungsi terhadap waktu jika
material tersebut diberikan beban tegangan konstan pada
temperatur yang tinggi daintara butir-butir logam serta terjadi
permanent deformasi pengecilan penampang dan akan terjadi
patah untuk diagram rate pada creep umumnya bentuk kurva
mulur ideal. Kemiringan pada kurva dinyatakan sebagai laju
mulur atau creep rate. Mula-mula benda uji akan mengalami
perpanjangan yang sangat cepat, eO, kemudian laju mulur akan
turun terhadap waktu hingga mencapai keadaan yang hampir
seimbang, dimana laju mulurnya mengalami perubahan yang
sangat kecil terhadap waktu.
Alat uji Creep (mulur) adalah salah satu alat uji yang dapat
digunakan untuk mengukur sifat mekanik. Mesin uji creep telah
dirancang dan dibuat untuk mengetahui kekuatan bagian
komponen diperlukan perhitungan kekuatan material yang ada.
Komponen yang dihitung kekuatannya adalah batang penyangga
utama, batang penyangga beban, batang penarik specimen dan
pin.
Kappa LA dengan Beban Mesin pengujian lengan tuas Kappa LA ini
Pemberat mempertahankan aplikasi beban konstan melalui
gaya gravitasi beban pemberat dan lengan tuas
yang dipatenkan.
• Sambungan fleksibel yang bebas-aus
menyediakan pemasangan lengan tuas
berkualitas tinggi dan memastikan akurasi
pengukuran Kelas 1 dalam rentang pengukuran
dari 1 hingga 100% dari gaya nominal sesuai
ISO 7500-2.
• Tanpa friksi, tanpa keausan, dan aplikasi gaya
konstan.
• Presisi maksimum, keandalan maksimum, dan
masa pakai panjang
• Lead screw drive yang dikendalikan menjaga
lengan tuas dalam posisi horizontal selama
pengujian
• Sambungan kompensasi aksial pada sumbu
beban
Kappa LA dengan Pegas Mesin pengujian lengan tuas Kappa LA ini
Pretensied mempertahankan aplikasi beban konstan melalui
pegas pretensi dan mounting lengan tuas yang
dipatenkan.
• Sambungan fleksibel yang bebas-aus
menyediakan pemasangan lengan tuas berkualitas
tinggi dan memastikan akurasi pengukuran Kelas 1
dalam rentang pengukuran dari 1–100% dari
gaya nominal sesuai ISO 7500-2, sekaligus
menghilangkan masalah ujung pisau selama seluruh
masa pakai mesin.
• Tanpa friksi, tanpa keausan, dan aplikasi gaya
konstan.
• Presisi maksimum, keandalan maksimum, dan masa
pakai panjang
• Kontrol beban dan regangan yang tepat
• Lead screw drive yang dikendalikan menjaga
lengan tuas dalam posisi horizontal selama
pengujian
• Sambungan kompensasi aksial pada sumbu beban
• Penentuan suhu pengujian
Berdasarkan kondisi suhu boiler ketika beroperasi yaitu pada suhu 520 °C.
• Penentuan beban pengujian
Berdasarkan standar mesin uji mulur Mayes model Mark II. Data (spesifikasi)
benda uji adalah sebagai berikut:
• Panjang gage (leher) = 25 mm.
• Diameter rata-rata = 5 mm -> r (jari-jari) = 2,5 mm • Penampang lintang =
n (r) 2 = 19,625 mm 2
• Temperatur pengujian = 520 ° C. . Kuat tarik (Su) pada (T=520 °C) =
57,97 ksi 4)= 351,387 MPa = 351,387 MN/m2
Beban (P) = Kuat tarik X penampang lintang
10
Beban (P) = 351.387 X 106 N/10 ^mm 2 X 19.625 mm 2
10
= 689,6 N (beban maksimum yang diijinkan)
Catatan : nilai 10 adalah level ratio mesin uji creep Mayes model Mark II.
Beban (P) percobaan benda uji (I) diambil 4,2 % dari P maksimum = 29
Newton. Beban benda uji (II) diambil 8,4% dari P maksimum = 60 Newton.
Beban benda uji (III) diambil 20% dari P maksimum = 138 Newton. Beban
benda uji (IV) diambil 30% dari P maksimum = 207 Newton. Beban benda uji
(V) diambil 40% dari P maksimum = 276 Newton dan beban benda uji (VI)
diambil 50% dari P maksimum = 345 Newton. Ke enam benda uji tersebut diuji
mulur masing-masing pada suhu 520 °C. Benda uji yang dipilih adalah baja
feritik SA213 T12. Benda tersebut dipotong dan dibentuk benda uji sesuai
dengan standar mesin uji mulur Mayes model Mark II
Prosedur pengujian adalah sebagai berikut:
• Dalam kondisi mesin mati, pasang benda uji di dalam tungku pemanas yang ada
pada mesin uji mulur.
• Nyalakan tombol tungku pemanas dan lakukan pengaturan suhu secara bertahap
sampai suhu percobaan 520 °C tercapai.
• Biarkan/pertahankan pada kondisi suhu percobaan selama 2 jam. Maksudnya agar
tercapai kondisi yang homogen di dalam tungku pemanas.
• Kemudian pasang/beri beban sebesar 29 Newton (mesin uji mulur nomor 5).
• Lakukan pencatatan siklus awal pembebanan.
• Nyalakan mesin uji mulur dan biarkan mesin tersebut bekerja untuk beberapa lama
sampai benda uji patah.
• Setiap beberapa jam operasi, lakukan pencatatan terhadap pertambahan panjang
(AL), regangan (e) dan waktu (t) pencatatan.
• Secara bersamaan dilakukan pula pengujian pada suhu yang sama dengan beban 60
N (mesin uji mulur nomor 6), 138 N (mesin uji mulur nomor 1), 207 N(mesin uji
mulur nomor 4), 276 N(mesin uji mulur nomor 5) dan 345 N(mesin uji mulur nomor
6).
• Kemudian matikan mesin uji mulur.
Gambar di bawah menampilkan struktur mikro baja feritik SA213 T12 yang
diuji. Butiran-butiran hitam menunjukkan indikasi bahwa material pipa boiler
sudah mengalami degradasi penuaan karena korosi piting.