Anda di halaman 1dari 45

TEORI KONSUMSI

TEORI KONSUMSI

–Faktor yang mempengaruhi Konsumsi


–Teori Konsumsi
–Faktor Lain yang berpengaruh terhadap Konsumsi
Faktor yang mempengaruhi Konsumsi

–Teori Konsumsi merupakan suatu bentuk refleksi dari


perilaku konsumen untuk memenuhi kebutuhannya akan
banrang dan jasa. Ada beberapa faktor yang menentukan
tingkat konsumsi untuk barang normal :
a) Pendapatan Konsumen
b) Tingkat Harga
c) Tingkat Bunga
d) Sosial Ekonomi
e) Selera
Faktor yang mempengaruhi Konsumsi

 Faktor utama yang menentukan konsumsi seorang


konsumen akan barang dan jasa adalah faktor tingkat
pendapatan
 Pendapatan konsumen dapat dibedakan menjadi dua
yaitu :
a) Pendapatan Nominal
b) Pendapatan Riil
Pendapatan Nominal
Pendapaan Nominal merupakan pendapatan yang konsumen terima dalam jumlah
nominal (dalam bentuk uang)
Contoh : Gaji, Binus, Komisi

Pendapatan Riil

Pendapatan Riil merupakan pendapatan yang jumlahnya telah dideflasikan dengan


perubahan harga barang dan jasa. Pendapatan riil ini dapat dihitung engan cara
membagi pendapatan nominal dengan indeks harga barang dan jasa (Indeks Harga
Konsumen/ IHK).

Y = Pendapatan Rill
Yn = pendapatan nominal
Y = Yn/ IHK IHK =Indeks Harga Konsumen
Bisa juga dikatakan bahwa Peapatan Riil merpakan indikator
yang paling realistis untukdigunakan dalam mengukur
kesejahteraan seorang konsumen, karena pendapatan riil
memperhitungkan kenaikan ataupun penurunan harga

– Tingkat harga barang dan jasa di pasar juga menentukan


pengeluaran konsumsi seorang Konsumen.
– Secara Nominal pendapatan konsumen mungkin sama setiap
periodenya akan tetapi apabila harga mengalami kenaikan
sewaktu-waktu, maka hal ini akan mengakibatkan
Menurunnya daya beli seseorang.
Kurva 4.1 Hubungan antara konsumsi
dan Tingkat Harga

P
Sumbu vertikal menunjukkan
– Kurva Konsumsi tingkat harga barang
A
dan jasa sedangkan sumbu
P1
horizontal menunjukkan
tingkat pengeluaran konsumsi
P2
konsumen.
B
Pada saat harga sebesar OP1,
pengeluaran konsumsi adalah
OC1, Tetapi apabila terjadi
C penurunan harga pada OP2, maka
C1 C2
pengeluaran konsumsi akan
mengalami peningkatan pada
OC2.
Jenis-jenis Teori Konsumsi

4 (empat) Teori Konsumsi, yaitu :


1. Teori Konsumsi Keynes
2. Teori Hipotesis Pendapatan Permanen
3. Teori Hipotesis Pendapatan Relatif
4. Teori Konsumsi Daur Hidup
Teori Konsumsi Keynes

C
Y=Y Menurut Keynes terdapat dua
Kurva.4.2 Teori Konsumsi Keynes
hubungan antara Konsumsi dan
C
Pendapatan. Hal ini dinamakan
kondisi Tingkat Harga
Konstan. Pendapatan Nasional
yangberlaku adalah kondisi saat
ini.
Co Kurva konsumsi berbentuk
lengkung dan memotong sumbu
t
vertikal. Berpotongan dengan
sumbu vertikal berarti bahwa
nilainya pasti positif dan dalam
bentuk persamaan disimbolkan
dengan Co
Teori Konsumsi Keynes

Besarnya konsumsi sangat dipengaruhi oleh


pendapatan disposablenya.
Seseorang meskipun tidak mempunyai pendapatan tapi
harus melakukan konsumsi untuk memenuhi
kebutuhannya misalnya: seorang anak yang dibiayai
orang tuanya.
Rumus: C = Co atau a + cY
a = Autonomous Consumption
c = MPC (Marginal Propensity to Consume)
Teori Hipotesis Pendapatan
Permanen

–Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Permanen (


Permanent Income Hypothesis) dikemukakan pertama kali
oleh Milton Friedman dalam bukunya A Theory of
Consumption Function. Menurut Friedman pendapatan
dibagi menjadi dua jenis yaitu:
–Pendapatan Permanen merupakan bentuk pendapatan
yang diterima secara periodik dan jumlahnya dapat
diperkirakan sebelumnya, misal : gaji.
–Pendapatan Sementara merupakan bentuk pendapatan
yang tidak apat diperkirakan sebelumnya, misal : bonus,
komisi .
Teori Hipotesis Pendapatan
Permanen

–Konsumsi Permanen seorang konsumen


mempunyai hubungan yang positif dan
proporsional dengan pendapatan
Cp = Konsumsi permanen
Yp = Pendapatan permanen
Cp = k Yp
k =f(r,u,w) k = angka konstan
r = suku bunga
u = selera konsumen
w = rasio kekayaan
Teori Hipotesis Pendapatan
Relatif
– Teori Konsumsi Hipotesis Pendapatan Relatif dikemukakan oleh James Duesenberry dalam
bukunya Income, Saving, ang Theory of Consumer Behavior. Menurut teori ini, pola konsumsi
seseorang ditentukan oleh pendaptan tertingi yang pernah dicapainya. Apabila pendapatan
berkurang pada periode tertentu, konsumen tidak akan banyak mengurangi
pengeluarakonsumsi untuk mentupnya, mereka mengurangi tabungannya.

C Dalam jangka panjang konsumsi berubah secara


Kurva 4.3 Teori Konsumsi Hipotesis proporsional dengan Pendapatan, Akan tetapi dalam
Pendapatan Relatif C = f(Y) Jangka pendek konsumsi berubah dalam proporsi yang
Jangka panjang lebih kecil dari perubahan pendapatan..
C
Jangka pendek Dalam teori ini dikenal juga ratchet effect (efek gergaji),
B Ini terjadi bila pola konsumsi dari para konsumen dalam
jangka pendek akan menunjukkan hubungan tingkat
konsumsi dan pendapatan, tetapi dalam jangka panjang
A
konsumsi akan berubah secara proporsional dengan
perubahan pendapatan. Bila kurva konsumsi jangka pendek
digambarkan bersamaan dengan kurva jangka panjang,
bentuknya akan menyerupai gergaji.

Tingkat pendapatan awal adalah OYa, kemudian naik


Ya Yb Yc Y sehingga konsumsi akan naik pada proporsi yang sama
dari A ke B di sebanjang kurva konsumsi jangka panjang.
Apabila Pendapatan turun , konsumen tidak akan menurunkan kebutuhan konsumsinya, melalui fungsi konsumsi jangka
panjang ke A, tetapi penurunannya ke B, Bila pendapatan naik, konsumsiakan proporsional ( C ke B )
Model Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif
(Relative Income Hypothesis)
1. Selera rumah tangga atas barang konsumsi adalah
interdependent yaitu pengeluaran konsumsi rumah
tangga dipengaruhi oleh konsumsi masyarakat yang ada
disekitarnya.
2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversible yaitu pola
konsumsi saat pendapatan naik berbeda dengan pola
konsumsi saat pendapatan turun.
Teori Hipotesis Siklus Hidup
Kurva. 4.4 Teori Konsumsi Hipotesis Daur Hidup Teori Konsumsi siklus hidup atau life cycle
dikemukakan oleh A.Ando , R.Brumberg dan
C,Y Usia 0 – 15 Tahun : Usia Belum Produktif F.Modligani. Teori ini mencoba menjelaskan
Usia 16- 60 Tahun :Usia Produktif
Usia 60 Tahun keatas : Usia tidak Produktif
tentang perilaku konsumsi seseorang
berdasarkan pada umur dalam dalam siklus
t
hidupnya.
Sumbu vertikal menunjukkan pengeluaran
konsumsi (C ), dan besarnya pendapatan
(Y), sedangkan sumbu horizontal
II P C menunjukkan fungsi dari waktu (time).
Dalam hal ini Y merupakan kurva
III pendapatan dan C merupakan kurva
konsumsi.

b Y

B T P M t
Faktor-faktor lainnya yang
mempengaruhi terhadap konsumsi

– Pada kenyataannya, pengeluaran konsumsi dipengaruhi oleh faktor yang bersifat


ekonomi, sosial dan budaya (kultur).
– Faktor-faktor yang mempengaruhi itu antara lain
– a. Distribusi Pendapatan Nasional
– b.Jumlah kekayaan masyarakat dalam bentuk liquid ( uang,tabungan dll)
– c.Banyaknya konsumsi yang tahan lama
– d.Kebijakan finansial sebuah organisasi (perusahaan)
– e.Kebijakan pemasaran
– f.Ramalan/perkiraan/forecasting masyarakat akan perubahan di masa mendatang.
Kurva Pengaruh Pendapatan
Terhadap Konsumsi

C/tahun

Kurva 4.5. Pengaruh Pendapatan Terhadap Konsumsi


C’

C
c’

y Y/tahun
Faktor penentu Konsumsi
– Faktor penentu konsumsi

Pendapatan Disposible
– Pendapatan merupakan faktor utama dalam menentukan
konsumsi nasional. Makin besar pendapatan maka makin besar
pula kemampuan atau tingkat konsumsi.
Pendapatan Permanen atau Pendapatan Daur Hidup
– Pendapatan dan pola konsumsi historis danrencana kedepan
sangat berpengaruh pada pola konsumsi suatu masyarakat
dari waktu ke waktu.
Konsumsi & Pendapatan
Disposible
Tiga PendekatanTeori Konsumsi :

A. Konsep Kegunaan
Dikembangkan oleh ahli ekonomi: William Stanley Jevon ( Inggris), Karl
Menger (Austria), dan Leon Walras (Perancis)
B. Pendekatan Kurva Indiferens
Dikembangkan sejak tahun 1880. Ahli-ahli ekonomi yang
mengembangkan teori ini: Francis Y. Edgeworth (Ingris) tahun 1881,
Velvedro Pareto (Italia) tahun 1906, dan John R.Hickas serta R.G.D.Allen
(Inggris) tahun 1930.
A. Konsep Kegunaan
– Konsumen yang rasional akan membeli suatu barang jika barang tersebut
memberikan kepuasan atau kegunaan/utilitas (utility).
– Konsep utilitas (sifatnya abstrak) sangat berguna terutama dalam menjelaskan
kenikmatan, kepuasan, kegunaan subyektif yang diperoleh pada saat
mengkonsumsi suatu barang.
– Pada saat mengkonsumsi suatu barang, konsumen akan memperoleh
kegunaan. Ukuran kegunaan adalah guna (utils). Makin banyak jumlah barang
yang dikonsumsi, makin banyak pula utilitas total yang diperoleh.
– Setiap ada tambahan konsumsi, maka utilitas akan bertambah dengan
pertambahan utilitas yang makin menurun, karena selera sudah mulai
berkurang.
– Besarnya tambahan utilitas sebagai akibat tambahan satu satuan konsumsi
barang dinamakan utilitas marjinal (Marginal utility).
Hukum Utilitas :
Pertambahan konsumsi suatu barang akan
meningkatkan utilitas total, akan tetapi
pertambahan konsumsi secara terus menerus akan
menyebabkan pertambahan utilitas yang makin
kecil atau menurunnya utilitas marjinal”.

Menurunnya utilitas marjinal adalah akibat


menurunnya selera orang terhadap barang akibat
bertambahnya konsumsi barang tersebut.
Hubungan Kuantitas Barang Dikonsumsi
dengan Utilitas Total dan Utilitas Marjinal

Kuantitas
Utilitas Utilitas
Barang
Total Marjinal
Dikonsumsi
(TU) (MU)
(X)
1 0
2 4 4
3 7 3
4 9 2
5 10 1
6 9 -1
7 7 -2
Kurva Utilitas Total dan

Guna
11

Utilitas Marjinal 10

9
• Fungsi utilitas total: U = f (X),
8
dimana U = utilitas total dan X
= barang yang dikonsumsi. 7

6
• Turunan pertama dari fungsi
5
utilitas total terhadap barang
dikonsumsi dinamakan utilitas 4

marjinal (marginal utility). 3

2
• Utilitas Marjinal menunjukkan
1
besarnya perubahan jumlah
utilitas sebagai akibat 0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
bertambahnya satu satuan -1
barang yang dikonsumsi.
-2
Jumlah Barang X
B. PENDEKATAN INDIFERENS

– Sebagai konsumen, kita mengkonsumsi lebih


dari satu macam barang.
– Misalkan kita mengkonsumsi dua macam
barang yaitu makanan dan pakaian yang
sama baiknya.
– Konsumsi makanan dan pakaian akan
memberikan utilitas dan kepuasan bagi
konsumennya.
– Kita tidak peduli kombinasinya bagaimana,
yang penting utilitas (ada gunanya) yang
memberikan kepuasan.
Konsumsi Makanan dan Pakaian dinyatakan
dalam kombinasi indiferen dan kurva indiferen

Kombinasi A, B, C dan D
memberikan tingkat Kombinasi Makanan Pakaian
kepuasan yang sama.
A 1 6
Bila konsumsi makanannya
di tingkatkan maka berarti B 2 2
konsumsi pakaiannya harus C 3 1,25
dikurangi dan sebaliknya D 4 1
Kurva Indiferen
–Kurva indiferen adalah kurva yang menggambarkan tempat
kedudukan titik-titik kombinasi konsumsi dua macam barang yang
memberikan tingkat kepuasan yang sama.

–Kurva indiferen tidak ditentukan/tergantung pada harga barang dan


pendapatan, tetapi ditentukan oleh selera konsumen yang sifatnya
sangat subyektif. Oleh karena itu tiap konsumen mempunyai kurva
indiferen masing-masing.

–Dalam teori kurva indiferen diasumsikan bahwa konsumen sanggup


menyatakan bahwa suatu kombinasi dari barang akan memberikan
kepuasan lebih tinggi, sama atau lebih rendah.
Kurva Indiferen Seorang Konsumen

7 Bentuk dan kemiringan kurva


A
indiferen bagi tiap orang akan
6 berbeda-beda. Bentuk umumnya
adalah sama, yaitu :
5
• Kurva berbentuk negatif (miring
Makanan

4 dari kiri atas ke kanan


bawah),
3 • Cembung terhadap titik 0,
B • Antar kurva indiferen tidak akan
2
saling berpotongan satu sama
C D lain.
1
• Kurva indiferen tidak tergantung
pada harga barang serta
0
penghasilan, tetapi hanya
0 1 2 3 4 5
ditentukan oleh selera dan
Pakaian preferensi.
Berdasarkan faktor-faktor pembentuknya, maka
peta indiferen dapat dijelaskan sebagai berikut:

– Sepanjang kurva indiferen tidak akan mengalami kenaikan


atau penurunan kepuasan dari perubahan kombinasi
barang yang dikonsumsi.

– Makin tinggi tingkat kepuasan yang diperoleh, maka letak


kurva indiferen lebih jauh dari titik 0.

– Pertambahan kombinasi kedua jenis barang yang


dikonsumsi akan menggeser kurva indiferen ke kanan dan
sebaliknya.
Kurva indiferen pada berbagai tingkat kepuasan

7
Y

Tingkat kepuasan
Y1 5 A C E
konsumen pada :

KI1 < KI2 < KI3 Makanan 4

3
KI1 ,KI2 , dan KI3 F
B D
tidak akan saling Y2 2 KI3
berpotongan satu KI2
sama lain. KI1
1

0 X
0 X 1 1 X3 X2 2 3 4 5
Pakaian
GARIS ANGGARAN KONSUMSI
(BUDGET LINE)

–Pilihan konsumsi barang ditentukan oleh harga barang yang


bersangkutan dan pendapatan yang tersedia (anggaran).
Asumsi : konsumen hanya mengkonsumsi dua macam barang.
Jika makanan (X), pakaian (Y), pendapatan (P) maka :

P = X.Hx + Y. Hy dimana Hx adalah harga barang X dan Hy


adalah harga barang Y

–Uang yang tersedia pada konsumen (P) = Rp. 6 000 per hari, harga
makanan (Hx) = Rp. 1.500/unit dan
harga pakaian (Hy) = Rp. 1.000/unit.

Bila seluruh uang dibelikan makanan maka akan mendapatkan 4 unit,


sedangkan bila seluruhnya untuk membeli pakaian akan memperoleh
6 unit.
Berbagai kombinasi konsumsi makanan dan
pakaian dengan anggaran yang tersedia
Makanan Pakaian
Kombinasi
(X) (Y)
M 4 0
3 1,5
2 3
1 4,5
N 0 6

Karena dibatasi oleh anggaran yang tersedia maka


peningkatan konsumsi pakaian harus diikuti oleh
penurunan konsumsi makanan.
Garis Anggaran pada Berbagai (kombinasi 2
jenis barang)
Alternatif Kemungkinan Konsumsi
7
Alternatif konsumsi
N
6 0; 6 dibatasi oleh
5
anggaran yang
R tersedia, oleh
Pakaian (Y)

1; 4,5
4 ● karena itu garis
Q NM dikatakan
3 ● 2; 3
sebagai garis
2 anggaran (budget
3; 1,5
1 line).
4; 0
0
M
0 1 2 3 4 5
Makanan (X)
–Garis anggaran (budget line) adalah tempat kedudukan titik-titik kombinasi
dua macam barang yang dapat dibeli konsumen pada tingkat harga dan
penghasilan yang tersedia.
–Kemiringan garis anggaran (NM) adalah rasio harga makanan (X) terhadap
harga pakaian (Y) yaitu 3/2. Oleh karena itu setiap kali konsumen
mengorbankan 1,5 unit pakaian, ia akan mendapatkan tambahan 1 unit
makanan.
–Konsumen bebas bergerak sepanjang garis anggaran (price line)
Setiap kombinasi X dan Y sepanjang garis anggaran yang akan dibeli
konsumen tersedia dananya.
–Apabila konsumen memilih kombinasi pada titik Q (di sebelah kiri garis
anggaran) maka dana yang diperlukan lebih kecil dari pada anggaran yang
tersedia, sehingga ada sisa anggaran yang tidak dimanfaatkan.
–Bila konsumen memilih kombinasi pada tirik R (di sebelah kanan garis
anggaran) berarti anggaran yang tersedia tidak mencukupi keinginan
konsumsi.
–Setiap tingkat pendapatan memiliki garis anggaran tersendiri karena
jumlah barang yang dapat dibeli menjadi berbeda. Makin tinggi
pendapatan maka garis anggaran makin jauh dari titik 0 dan jumlah barang
yang dapat dibeli makin banyak.
KEPUASAN
MAKSIMUM

– Konsumen yang realistis akan memilih kombinasi


barang yang akan dikonsumsi sesuai dengan dana
yang tersedia tetapi memberikan kepuasan
maksimum.
– Tingkat kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi
berbagai kombinasi barang digambarkan oleh kurva
indiferen,
berbagai kombinasi barang yang dapat dikonsumsi
sesuai dengan dana yang dimiliki digambarkan oleh
garis anggaran.
– Kombinasi barang yang dapat dikomsumsi sesuai
dengan anggaran yang tersedia dan memberikan
kepuasan maksimum  digambarkan oleh titik
singgung antara garis anggaran dan kurva indiferen
Kombinasi Konsumsi Barang X dan Y
yang memberikan Kepuasan Maksimum

D
Y3
B
Y2
Y1 C F
A
Y4 KI3
KI2
KI1
ga2
X
0 X3 X4 X1 X 2
PENGARUH PENDAPATAN DAN
HARGA PADA KONSUMSI

Perubahan pendapatan akan mengubah daya beli, sehingga


akan menggeser garis anggaran secara paralel. Bila
pendapatan bertambah maka garis anggaran bergeser ke
kanan dan sebaliknya akan bergeser ke kiri bila pendapatan
berkurang
Bergesernya garis anggaran akan mengeser tingkat kepuasan.
Bila garis anggaran bergeser ke kanan maka kurva
indiferennya pun akan bergeser ke kanan pula, sehingga
kombinasi konsumsi barang yang memberikan kepuasan
maksimum ada pada tingkat yang lebih tinggi.
– Pada ga1 dengan KI1 tingkat Y
ekuitilitasnya ada pada titik
A, pada ga2 dengan KI2
tingkat ekuitilitasnya pada
titik B dan pada ga3 dengan
KI3 tingkat ekuitilitasnya
pada titik C. Bila titik A, B, C C ICL
dan D dihubungkan maka B
akan membentuk suatu A
garis yang dinamakan Garis KI3
Konsumsi Pendapatan KI2
(Income Consumption Line KI1
atau ICL). X
0 ga1 ga2 ga3

 Income Consumption Line adalah kurva yang menggambarkan


titik-titik kombinasi konsumsi dua macam barang yang
memberikan tingkat kepuasan maksimum pada berbagai
tingkat pendapatan.
Kurva ICL berdasarkan
Sifat Barang
Y

– Barang Normal (Normal Y3


Goods); yaitu barang Y2
konsumsi yang jumlah Y1
pemakaiannya
C ICL
bertambah seiring B
dengan meningkatnya A
KI3
pendapatan konsumen. KI2
KI1
ga1 ga2 ga3
0 X1 X2 X3 X
– Barang X dan Y sebagai
barang normal
– Barang Netral (Neutral Goods); yaitu barang-barang konsumsi
yang jumlah pemakaiannya tidak berubah walaupun pendapatan
konsumen mengalami perubahan.
Y Y
ICL
KI1 KI2 KI3

C
KI3
B
KI2
A
A B C ICL
KI1 Y1

ga1 ga2 ga3 ga1 ga2 ga3


X X
0 X1 0

(a) Barang X sebagai barang (b) Barang Y sebagai barang


netral netral
– Barang Tuna Nilai (Inferior Goods); yaitu barang konsumsi yang
pemakaiannya berkurang bila pendapatannya bertambah.

Y Y
ICL

KI1
C KI3 KI2
B KI2 KI3

A
KI1 A B C
Y1
ICL

ga1 ga2 ga3 ga1 ga2 ga3


X X
0 X1 0

(a) X sebagai barang tuna nilai (b) Y sebagai barang tuna nilai
Pengaruh Harga Terhadap Konsumsi
– Harga barang turun, maka nilai riil pendapatan bertambah dan daya beli
konsumen naik. Sebaliknya bila harga barang konsumsi naik, maka nilai
pendapatan riil berkurang dan daya beli konsumen menurun.

Y Y
ga1

ga2
B
A B

ga2
ga1
X X
(a) Pengaruh turunnya harga X (b) Pengaruh naiknya harga Y
Kurva
Permintaan
–Kurva permintaan dapat diturunkan dari kurva indiferen.
–Kurva Permintaan Perorangan.
Untuk barang X dan barang Y yang bersubstitusi satu sama lain, kurva permintaan
konsumen perorangannya dapat digambarkan seperti pada ilustrasi ini

Harga
Y

KI1

KI2

A A
PX1
B B
PX2

ga1 ga2
X X
X1 X2
Kurva Permintaan Pasar.
–Permintaan pasar merupakan penjumlahan horizontal dari
permintaan sejumlah individu. Kurva permintaannya dapat
digambarkan seperti pada Ilustrasi :

P P P

P1 A P1 C P1 E

P2 B D F
P2 P2
D1 D2 D3
0 X 0 X 0 X
XA X B XC XD XE XF

Konsumen A Konsumen B Konsumen Total A+ B


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai