Anda di halaman 1dari 13

Referat

OBAT-OBAT EMERGENCY PADA ANESTESI TERUTAMA


EPINEFRIN

Oleh:
Elliyah Rosyida

Pembimbing:
dr. M. Djauhar Arifin, Sp.An

KEPANITERAAN KLINIK MADYA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM MALANG
RSUD MARDI WALUYO KOTA BLITAR
2016
Obat Emergency
NAMA INDIKASI
OBAT
Dopamin Syok kardiogenik pada infark miokard atau bedah jantung.
injeksi Pada dosis rendah vasodilatasi dan peningkatan sirkulasi darah ginjal.
Pada dosis sedang efek inotrop positif dan peningkatan volume menit jantung.
pada dosis tinggi menimbulkan efek vasokonstriksi dan meningkatnya tekanan darah.
Dobutamin Efek inotropik positif pada infark miokard,bedah jantung, kardiomiopati, syok septik dan syok
injeksi kardiogenik.
Dobutamin bekerja dengan memperkuat daya kontraksi jantung akibat stimulasi β1
adrenoreseptor di jantung.
Dobutamin juga berdaya vasodilatasi karena stimulasi β2 reseptor.
Adrenalin/ Terapi untuk bronkospasme, reaksi anafilaktik, cardiac arrest, ditambahkan pada anestesi lokal
Epinephrin untuk menurunkan absorpsi sistemik, increase duraction of action, dan menurunkan toksisitas
0,1% dari anestesi lokal.
injeksi Adrenalin merupakan bronkodilator terkuat dengan kerja cepat tetapi singkat dan digunakan
untuk serangan asma yang hebat.
Adrenalin 0,1 % injeksi diindikasikan untuk henti jantung (untuk resusitasi jantung paru).Reaksi
alergi akut
Diazepam Diazepam dengan dosis 10 mg injeksi (untuk dewasa dan anak di atas 5 tahun) digunakan pada
10 mg status epilepticus karena memiliki efek antikonvulsi. Selain itu, diazepam juga memiliki khasiat
injeksi anksiolitis, relaksasi otot dan hipnotik .
NAMA OBAT INDIKASI
Dexamethazone 5 mg Dexamethazone injeksi digunakan untuk meredakan nyeri, meningkatkan
injeksi mobilitas, dan mengurangi deformitas pada satu atau beberapa sendi.
Dalam dosis kecil juga dapat digunakan untuk mengatasi radang pada
keadaan semacam tennis elbow (siku pemain tenis atau pemain golf) atau
neuropatik kompresi .
Lidocaine injeksi Lidokain merupakan anestesi lokal yang dapat digunakan setelah infark
jantung sebagai obat pencegah aritmia ventrikular (di bagian ICCU) dan
pada bedah jantung. Selain itu, lidokain juga banyak digunakan dalam
sediaan topikal karena tidak menimbulkan hipersensitasi.
Sulfas Atropin injeksi Sulfas atropin juga digunakan pada resusitasi jantung paru untuk
menahan aktivitas vagal. Selain itu juga digunakan untuk melawan
bradikardi yang berlebihan.
Dipenhidramin injeksi Antihistamin, antiemetik, anti spasmodik; parkinsonisme, reaksi
ekstrapiramidal karena obat; anak dengan gangguan emosi.
Calcium Gluconas Untuk mengurangi sementara efek toksik hiperkalemia dan untuk
injeksi defisiensi kalsium atau hipokalsemia akut.
Aminophilin injeksi Pengobatan dan pencegahan bronkokontriksi reversibel yang
berhubungan dengan penyakit asmabronkial, emfisema, dan bronkitis
kronik.
Epinefrin
• Epinefrin berasal dari asam amino tirosin.
• bekerja pada 2 jenis resptor adrenergik, yaitu reseptor α dan resptor β .5
• Reseptor α dapat di bedakan kembali menjadi reseptor α1 dan α2 :
– α 1 : terdapat pada otot polos (pembuluh darah, saluran kemih-kelamin dan usus)
– α2 : terdapat pada otak, otot polos pembuluh darah, sel β pankreas dan trombosit.
• Dampak aktivasi pada reseptor α1 dan α2 :
– pada otot polos menimbulkan kontraksi , kecuali otot polos usus menimbulkan relaksasi
– aktivasi reseptor α2 pascasinaps dalam otak mengakibatkan berkurangnya perangsangan
simpatis dari ssp.
– Pada sel β pankreas menyebakan penurunan sekresi insulin
– Pada trombosit menyebabkan agregasi
– Pada jantung menyebabkan peningkatan kontraksi jantung dan aritmia.
• Reseptor β dibedakan lagi menjadi β1 , β2 , dan β3 :
– β 1 : terdapat pada jantung dan sel jukstaglomerulus
– β2 : terdapat pada otot polos (bronkus, pembuluh darah , saluran cerna, saluran kemih-
kelamin) , pada otot rangka dan hati
– β3 : untuk memperantarai ipolisis dalam jaringan lemak.
– Epinefrin melalui pengaktifan eksklusif reseptor β2 menyebabkan vasodilatasi pembuluh
darah
Mekanisme kerja

• epinefrin bekerja pada kedua reseptor dengan


afinitas lebih tinggi terhadap reseptor β , pada
kadar normal epinefrin akan menyebabkan
vasodilatasi
• pada kadar tinggi epinefrin akan menyebabkan
vasokontriksi karena berikatan dengan reseptor α
yang jumlahnya lebih banyak.
Farmakodinamik
• kardiovaskular (pembuluh darah) :
– efek vaskuler epinefrin terutama pada arteriol kecil dan sfingter prekapiler
, tetapi vena dan arteri besar juga dipengaruhi :
– epinefrin dalam dosis rendah menyebabkan vasodilatasi ( hipotensi)
– epinefrin dalam dosis tinggi menyebabkan vasokontriksi ( peningkatan
tekanan darah)
• arteri koroner :
– terjadi peningkatan aliran darah koroner
– peningkatan tekanan darah aorta
• jantung :
– aktivasi reseptor β1 di otot jantung, sel pacu jantung dan jaringan konduksi
– memperkuat kontraksi dan mempercepat relaksasi
– curah jantung meningkat , namun pemakaian oksigen dan kerja jantung
ikut meningkat sehingga kurang efektif
Farmakodinamik
• saluran cerna
– melalui reseptor α dan β , epinefrin menimbulkan relaksasi otot polos saluran cerna
• uterus
– bekerja pada reseptor α1 dan α2 . selama kehamilan bulan terakhir dan diwaktu
partus epinefin menghambat tonus dan kontraksi uterus melalui reseptor β2.
• Pernafasan :
– bronkodilatasi , menghambat pelepasan mediator inflamasi dari sel mast mlalui
reseptor β2 , menghambat sekresi bronkus dan kongesti mukosa melalui reseptor α1
• Susunan saraf pusat
– Epinefrin dapat menimbulkan kegelisahan , rasa kuatir , nyeri kepala, dan tremor
• Proses metabolik
– Menstimulasi glikogenolisis di sel hati dan otot rangka melalui reseptor β2
– Penghambatan sekresi insulin
– Peningkatan lipolisis
Farmakokinetik
Absorbsi
• Pada pemberian oral, epinefrin tidak mencapai dosis terapi
karena dirusak oleh enzim COMT dan MAO yang terdapat pada
dinding usus dan hati
• Pada penyuntikan subkutan , absorbsi lambat karena terjadi
vasokontriksi lokal
• IM : absorbsi cepat
• Inhalasi : efek terutama pada saluran nafas

Biotransformasi dan ekskresi


• Epinefrin stabil pada pembuluh darah
• Degradasi terutama terjadi di hati , karena terdapat banyak
enzim COMT dan MAO
• Metabolit epinefrin dikeluarkan melalui urine.
Efek Samping dan Kontraindikasi

Efek Samping Kontraindikasi


• gelisah, • Epinefrin dikontraindikasikan pada
• nyeri kepala berdenyut , pasien yang mendapat β-bloker
• tremor nonselekif, karena kerjanya yang
tidak terimbangi pada reseptor α1
• Palpitasi pembuluh darah sehingga dapat
• aritmia ventrikel. menyebabkan hipertensi berat dan
• Fibrilasi ventrikel perdarahan otak.
• Dosis besar atau penyuntikan IV yang
cepat perdarahan otak karena
kenaikan tekanan darah yang hebat.
(berikan vasodilator yang kerjanya
cepat, misalnya nitrat atau natrium
nitriprussid; α-bloker juga berguna)
Penggunaan klinis
• Untuk syok anafilaksis , karena epinefrin bekerja
dengan sangat cepat sebagai vasokontriktor dan
bronkodilator
• Untuk memperpanjang masa kerja anestesi lokal
• Untuk merangsang jantung pada pasien henti
jantung
Dosis dan Sediaan
• Komposisi : Ephedrine HCL
• Dosis : 0,5-1 ml subkutan.
• Sediaan : Ampul 50 mg/ml x 1 ml x 10
Dosis
Kardiopulmoner arrest:
encerkan 1 ampul 1 mg dalam 9 mL aquabidest untuk mendapatkan larutan 0,1
mg epinefrin per mL. Anak-anak dan dewasa: 0,01-0,02 mg/kgBB/IV injeksi,
diulangi tiap menit jika belum ada respon.

Shok anafilaktik.
Anak-anak: 0,25 mg diencerkan dalam 9 mL aqua bidest, diberikan secara IV
pelan, mL per mL, tergantung tekanan darah dan nadi, sampai perbaikan terjadi.
Dewasa 1 mg diencerkan dalam 9 mL aqua bidest, diberikan secara IV pelan, mL
per mL, tergantung tekanan darah dan nadi, sampai perbaikan terjadi.

Hipotensi yang diinduksi oleh spinal anestesi (yang tidak berespon terhadap
efedrin):
encerkan 1 ampul yang berisi 1 mg dalam 9 mL aqua bidest untuk mendapatkan
larutan 0,1 mg epinefrin per mL.
Dewasa 0,1-0,2 mg (1-2 mL larutan yang telah diencerkan)/IV injeksi, diulangi tiap
menit sampai tekanan darah stabil.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai