Anda di halaman 1dari 36

KEHAMILAN EKTOPIK

TERGANGGU
(PRESENTASI KASUS)
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. A.M.


• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 27 tahun
• Agama : Islam
• Alamat : Kp.Ks Tubun RT 7/9 Cibuluh
Bogor
• Status : Menikah
• Pekerjaan :
• Pendidikan : SLTP
• Tgl pemeriksaan : 28- 04 Maret 2018
Keluhan Utama :
Nyeri ulu hati

Anamnesis khusus
Pasien mengeluh nyeri ulu hati ± 5 hari SMRS,
hilang timbul, dan memberat beberapa jam
SMRS. Pasien juga mengeluh mual ± 3 hari SMRS,
keluhan muntah disangkal. Pasien mengaku
lemas beberapa hari terakhir dan tidak makan
seharian. Saat ini pasien sedang menyusui.
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan nyeri menjalar ke punggung disangkal
Bak lancar, darah(-), kesan normal
Bab biasa,darah(-), kesan normal

Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat untuk keluhan
nya saat ini.
Riwayat Penyakit dulu
Gastritis

Riwayat Keluarga
Tidak ada.
Pemeriksaan Klinis
IGD 28/03/2018
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Status generalis:
• Kesadaran : Kompos mentis
• Tanda vital : TD : 110/60 mmHg
Nadi : 89x/menit, reguler, isi cukup
Respirasi : 23 x/menit,reguler
Suhu : 37 0C
• Kepala:
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-
Telinga : Tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Sianosis perioral (-), Tonsil : T1 – T1, tenang, Faring
hiperemis (-)

• Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid dalam batas


normal

• Thoraks :

1. Inspeksi : Bentuk simetris, gerak simetris


2. Palpasi : VF kiri = kanan, normal
3. Perkusi :
• Paru : kiri = kanan, sonor
• Cor : Batas atas ICS 3 kiri
Batas kiri LMCS
Batas kanan LSD
4. Auskultasi : Paru : VBS kiri = kanan, ronkhi - / -, wheezing - / -
: Cor : S1, S2 normal; S3, S4 ( - ) Murmur ( - )
• Abdomen :

1. Inspeksi : Bentuk datar, kulit tidak ada kelainan


2. Auskultasi : Bising usus ( + ), normal
3. Palpasi : Dinding perut lembut, nyeri tekan (+)
Hepar : Tidak teraba membesar
Lien : Tidak teraba membesar
• Perkusi : Ruang Traube kosong
PS / PP ( - )

• Ekstremitas:
Clubbing ( - ) Sianosis ( - )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium (28/03/18):
HEMATOLOGI
• Hb : 8,3
• Ht : 26
• Eri : 5.3
• Leu : 6.700
• Trom : 243.000
• GDS : 170
EKG
Diagnosis
Sindrom dispepsia
Tatalaksana
Tatalaksana

IVFD RL 1 kolf dilanjut dextrose 5%


Inj. Ranitidin 1x1
Inj. Ondansetron 1x1
Cek DR
cek GDS
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal S O A P
29/03/2018 Penurunan 08.00 Penurunan kesadaran IVFD RL 2000 cc/24jam
kesadaran KU: Lemah ec ? Inj. Ranitidin 1x1
Kes : Inj. Ondansetron 1x1
GCS : 14 Konsul Anestesi
Konj.anemis (+) Konsul neurologi
Bibir pucat (+) Konsul Bedah
Akral dingin (+) Konsul Obgyn
T : 80/50 mmHg
N : 120 x/menit
R : 32 x/menit
S : 37.5
Jawaban konsul Neurologi (29/03/18)
A:
• ensefalopati metabolik ec. Susp elektrolit imbalance
• Susp ileus paralitik
• Anemic
• DM
P:
• Pasang NGT terbuka
• Dexamethasone 2x1amp
• Ro BNO abdomen 3 posisi
• Konsul SpB
• Pro HCU
Jawaban konsul Bedah (29/03/18)
A:
• Shock e.c susp perdarahan intra abdomen DD/
sepsis dengan AKI
• DD/ KET
P:
• IVFD RL guyur 1 kolf >lihat respon
• Transfusi PRC 4 kantong
• Konsul obgyn
• PP test
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal S O A P
29/03/2018 Penurunan 09.00 Penururan kesadaran O2 4 ltr/mnt
kesadaran KU: Lemah ec syok Hipovolemik IVFD RL 2000 cc/24jam
Kes : + AKI Inj. Ranitidin 1x1
GCS : dd KET Inj. Ondansetron 1x1
Konj.anemis (+) Inj. Omz 1x40
Bibir pucat (+) Inj. Dexamethason 2x1
Akral dingin (+) Transfusi PRC 4 kantong
T : 86/42 mmHg PP test, Cek elektrolit,
N : 130 x/menit ur/cr, sgot/sgpt
R : 34 x/menit
S : 37.5
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal S O A P
29/03/2018 Nyeri luka post 17.00 Post Laparatomi ec IVFD RL/D5% 1:2 1500
op (+) KU: sedang, Kes : CM KET + AKI cc/24jam
T : 108/51 mmHg Inj.Ca Glukonas 1 amp
N : 138 x/menit Inj.lasik 1 amp
R : 22 x/menit Inj. Omz 1x40 mg
S : 36 Inj. Tramadol 3x100 mg
Inj. Midazolam 2
mg/jam
Inj. Fentanil 100 mg (iv)

30/03/2018 Nyeri luka post 07.00 Post Laparatomi ec IVFD RL/D5% 1:2 1500
op (+) KU: Baik, Kes : CM KET + AKI cc/24jam
T : 108/66 mmHg Inj.Ca Glukonas 1 amp
N : 98 x/menit Inj.lasik 1 amp
R :16x/menit Inj. Omz 1x40 mg
S : 36 Inj. Tramadol 3x100 mg
Inj. Midazolam 2
mg/jam
Inj. Fentanil 100 mg (iv)
Hasil Laboratorium
29/0318 30/03/18

Natrium : 137 Hb : 10,6


Kalium : 4,7 HT : 32
Chlorida : 105 Lekosit : 15.500
Trombosit : 152.000

GDS : 138 GDS : 117

Ureum : 63 Ureum : 78
Kreatinin : 2,9 Kreatinin : 1,8

SGOT : 51
SGPT : 48

Tes Kehamilan : Positif


FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal S O A P
1/04/2018 Nyeri luka post 08.00 Post Laparatomi ec IVFD RL/D5% 1:2 1500
op (+) KU: Baik, Kes : CM KET + AKI cc/24jam
T : 116/68 mmHg Inj.Cefoperazone 2x1 gr
N : 98 x/menit Inj. Omz 1x40 mg
R :18x/menit Inj. Tramadol 3x100 mg
S : 37

2/04/2018 Nyeri luka post 08.00 Post Laparatomi ec IVFD RL/D5% 1:2 1500
op (+) KU: Baik, Kes : CM KET + AKI cc/24jam
T : 110/70 mmHg Inj.Cefoperazone 2x1 gr
N : 88 x/menit Inj. Omz 1x40 mg
R :18x/menit Inj. Tramadol 3x100 mg
S : 37
• Prognosa:
– Quo ad vitam : ad bonam
– Quo ad functionam : ad malam
– Quo ad sanationam : ad bonam
Tinjauan Pustaka
Definisi
• Kehamilan Ektopik
kehamilan yang tempat implantasi/ nidasi/ melekatnya buah
kehamilan di luar tempat yang normal, yakni di luar rongga
rahim
• Kehamilan Ektopik Terganggu
kehamilan ektopik yang mengalami abortus ruptur pada
dinding tuba
Pembagian Menurut Lokasi
a. Kehamilan ektopik tuba: pars interstisialis, isthmus, ampulla,
infundibulum, fimbria.
b.Kehamilan ektopik uterus: kanalis servikalis, divertikulum, kornu
c.Kehamilan ektopik ovarium:
d.Kehamilan ektopik intraligamenter
e.Kehamilan ektopik abdominal
Kehamilan ektopik yang paling banyak terjadi adalah di
tuba, hal ini disebabkan oleh adanya hambatan
perjalanan ovum yang telah dibuahi ke kavum uteri, hal
ini dapat disebabkan karena :

a. Adanya sikatrik pada tuba


b. Kelainan bawaan pada tuba
c. Gangguan fisiologis pada tuba karena pengaruh
hormonal
Epidemiologi
• Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan
ektopik berumur antara 20-40 tahun dengan umur
rata-rata 30 tahun. Lebih dari 60% kehamilan ektopik
terjadi pada wanita 20-30 tahun dengan sosio-
ekonomi rendah dan tinggal didaerah dengan
prevalensi gonore dan prevalensi tuberkulosa yang
tinggi (Wibowo, 2007).
Etiologi
a.Faktor dalam lumen tuba:
-Endosalpingitis, menyebabkan terjadinya penyempitan lumen tuba
-Hipoplasia uteri
b.Faktor pada dinding tuba:
-Endometriosis, sehingga memudahkan terjadinya implantasi di
tuba
-Divertikel tuba kongenital, menyebabkan retensi ovum.
c.Faktor di luar dinding tuba:
-Tumor yang menekan dinding tuba
- Pelvic Inflammatory Disease (PID)
d.Faktor lain:
-Hamil saat berusia lebih dari 35 tahun
-Fertilisasi in vitro
-Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
-Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
-Infertilitas
-Mioma uteri
-Hidrosalping (Rachimhadhi, 2005).
Manisfestasi Klinis
Trias gejala kehamilan ektopik adalah
• Riwayat keterlambatan haid atau amenorrhea yang diikuti
perdarahan abnormal (60-80%),
• Nyeri abdominal atau pelvik (95%).

Biasanya kehamilan ektopik baru dapat ditegakkan pada usia


kehamilan 6 – 8 minggu saat timbulnya gejala tersebut di atas.

Gejala lain yang muncul biasanya sama seperti gejala pada


kehamilan muda, seperti mual, rasa penuh pada payudara, lemah,
nyeri bahu, dan dispareunia.

Selain itu pada pemeriksaan fisik didapatkan pelvic tenderness,


pembesaran uterus dan massa adneksa.
Diagnosis
• Anamnesis dan gejala klinis
-Riwayat terlambat haid
-Gejala dan tanda kehamilan muda
-Dapat ada atau tidak ada perdarahan per vaginam
-Ada nyeri perut kanan / kiri bawah
• Pemeriksaan Fisik
- Adanya tanda – tanda syok hipovolemik, yaitu
hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya
tanda – tanda abdomen akut, yaitu perut tegang
bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding
abdomen
- Pemeriksaan ginekologis:
pemeriksaan dalam: serviks teraba lunak, nyeri
tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri
Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium : Hb, Leukosit, urine B-hCG (+).
Hemoglobin menurun setelah 24 jam dan jumlah sel darah merah dapat
meningkat.

- USG :
Tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri
Adanya kantung kehamilan di luar kavum uteri
Adanya massa komplek di rongga panggul

- Kuldosentesis : suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah


dalam kavum Douglas ada darah.

- Diagnosis pasti hanya ditegakkan dengan laparotomi.


Diagnosis Banding

a. Abortus iminens atau insipiens


b. Pelvic inflammatory disease
c. Torsi kista ovarium
d. Ruptur korpus luteum
e. Appendisitis akut
Penatalaksanaan
• Medis
1. Methotrexate:
dapat merusak sel-sel trofoblas sehingga menyebabkan terminasi
kehamilan tersebut

Penerima tatalaksana medis harus memiliki syarat-syarat berikut ini:


1) keadaan hemodinamik yang stabil
2) tidak ada aktivitas jantung janin
3) kadar tertinggi β-hCG < 15.000mIU/ ml
4) tidak memiliki kontraindikasi terhadap pemberian methotrexate
• Bedah
1. Salpingostomi
Suatu prosedur untuk mengangkat hasil
konsepsi yang berdiameter kurang dari 2cm
dan berlokasi di sepertiga distal tuba fallopii
2. Salpingotomi
3. Salpingektomi
prosedur bedah untuk mengangkat salah satu atau kedua tuba fallopi, namun
tetap membiarkan keberadaan rahim dan indung telur
indikasi : ket, pasien tidak menginginkan fertillitas pasca operatif, kegagalan
sterilisasi, perdarahan berlanjut pasca salpingotomi
4. Evakuasi Fimbriae dan Fimbriectomy
Bila terjadi kehamilan di fimbriae, massa hasil
konsepsi dapat dievakuasi dari fimbriae tanpa
melakukan fimbriectomy
Fimbriectomy dikerjakan bila massa hasil
konsepsi berdiameter cukup besar
Prognosis
• Bagi kehamilan berikutnya
Umumnya penyebab kehamilan ektopik (misalnya
penyempitan tuba atau pasca PID (pelvic inflammatory
desease) bersifat bilateral. Sehingga setelah pernah
mengalami kehamilan ektopik pada tuba satu sisi,
kemungkinan pasien akan mengalami kehamilan ektopik lagi
pada tuba sisi yg lain
• Bagi ibu
bila diagnosis cepat ditegakkan umumnya prognosis baik,
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai