Anda di halaman 1dari 52

Disusun oleh:

dr. Nila Permata Amelia


dr. Muhammad Candrasa W
dr. Aditya
dr. Andisti Noorfitry
dr. Tiara Zelvinia Dewi

Dokter Pendamping:
dr. Taufik Hadiyat
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Kusta muncul pertama kali di dokumentasikan pada selembar


Papirus mesir tahun 1550 SM.

Penyebab bakteri Mycobacterium Lepra Menular melalui


kontak secara langsung dan berulang

Tanda-tanda penderita  bercak putih seperti panu, merah


dan kesemutan serta hilangnya fungsi organ

Salah satu indikator keberhasilan pelayanan kesehatan masyarakat


:turunnya angka penderita kusta
MASALAH
Faktor-faktor apa saja yang berhubungan ?
tingkat pengetahuan dengan kejadian kusta
tingkat pendidikan dengan kejadian kusta
personal hygiene dengan kejadian kusta
lama kontak dengan kejadian kusta
umur dengan kejadian kusta
jenis kelamin dengan kejadian kusta
Jenis pekerjaan dengan kejadian kusta
TUJUAN PENELITIAN

 mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kusta di daerah


Puskesmas Cidempet
 meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan di Puskesmas Cidempet

MANFAAT PENELITIAN

mengetahui hubungan faktor risiko yang berhubungan


dengan kejadian kusta di Puskesmas Cidempet 
mengetahui upaya pencegahan yang tepat  menurunkan
angka penderita di wilayah Puskesmas Cidempet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Infeksi kronik disebabkan oleh Mycobacterium
Leprae yang utama nya menyerang tepi saraf
beserta kulit dan organ lainnya.
Pada tahun 2017 jumlah kasus baru di Provinsi Jawa
barat sebanyak 1.813 jiwa. Di Kabupaten Indramayu
terdapat 269 kasus baru yang 21 penderita nya adalah
anak-anak.
ETIOLOGI

 Mycobacterium leprae, bakteri


gram (+) tahan asam dengan
ukuran 3-8 mikrometer.

 Bakteri obligat intra-seluler


(hanya bisa hidup dalam sel)
FAKTOR RISIKO
Penularan Mycobacterium Leprae bergantung
pada beberapa faktor risiko:
Pekerjaan
Imunitas
Usia
Jenis Kelamin
Lama Kontak
Pendidikan dan pengetahuan
PATOGENESIS KUSTA
KLASIFIKASI DAN MANIFESTASI KLINIS
TANDA UTAMA KUSTA
( Cardinal Sign Kusta)
ALUR DIAGNOSIS
PENGOBATAN KUSTA
 WHO merekomendasikan pengobatan kusta dengan Multi
Drug Therapy (MDT) untuk tipe maupun MB
 Tujuan pengobatan :
1. Memutuskan mata rantai penularan
2. Mencegah resistensi obat
3. Memperpendek masa pengobatan
4. Meningkatkan keteraturan berobat
5. Mencegah terjadinya cacat atau mencegah bertambahnya
cacat yang sudah ada sebelum pengobatan
JENIS OBAT MDT KUSTA
EFEK SAMPING •MDT
Pasien khusus:
 Hamil dan
menyusui 
regimen MDT
aman ibuhamil
 Tuberkulosis :
MDT dapat
diberi
bersamaan
 PB alergi dgn
dapson
lampren
 MB alergi
dapson 
Rifampisin dan
lampren
MONITORING PENGOBATAN
KUSTA
KOMPLIKASI KUSTA
KECACATAN PADA KUSTA
• Berdasarkan Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta ,cacat
akibat kustaa terdiri dari
 Cacat Primer : cacat yang disebabkan langsung oleh infeksi M.
leprae dalam tubuh e.g bercak putih pada kulit ,mati rasa, kulit kering
dan bersisik ,claw hand
 Cacat sekunder :perkembangan dari cacat primer  kerusakan
saraf.Tingkat kecacatan pada tahap ini ada dua proses Tingkat keparahan
cacat kusta menurut WHO:
 Tingkat 0 : mata, tangan, dan kaki masih berfungsi normal
 Tingkat 1 : Kerusakan pada kornea mata , masih dapat melihat
dari jarak 6m
 Tingkat 2 : tidak lagi dapat melihat dari jarak 6m,cacat pada
tangan dan kaki , ekstremitas bengkok permanen
PROGNOSIS PENDERITA KUSTA

Bergantung pada tipe kusta apa yang


diderita pasien

Relaps pada penderita kusta terjadi sebesar 0,01 –


0,14 % per tahun dalam 10 tahun

Prognosis kusta pada anak lebih baik karena


jarang terjadi reaksi kusta
PENCEGAHAN KUSTA
• Dari segi penjamu/host :

Pendidikan tentang personal hygiene yang baik

Pemberian imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG)

Periksa secara teratur tanda-tanda kusta


BAB III
METODE PENELITIAN
Ruang Tempat Waktu
lingkup: penelitian: Penelitian:

Ilmu Puskesmas Februari-April


kesehatan Cidempet 2019
masyarakat Kec. Arahan,
Kab.
Indramayu
Jenis Penelitian
• analitik survey

Rancangan Penelitian
• case control
VARIABEL PENELITIAN

Variabel Variabel
bebas - Tingkat terikat
pendidikan
- Tingkat Kejadian kusta
pengetahuan
- Personal
hygiene
- Lama kontak
- Umur
- Jenis pekerjaan
- Jenis kelamin
DEFINISI OPERASIONAL
Tingkat pendidikan Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene

• Pendidikan • Kemampuan • Tindakan


berprogam responden pencegahan
terstruktur dan mengetahui tentang responden untuk
berlangsung di kusta sebelum membatasi
gedung sekolah didiagnosis kusta penyebaran
yang ditempuh • Kategori: Rendah penyakit, sebelum
responden sampai (jika skor 1-9), didiagnosis kusta
kelas terakhir dalam Tinggi (jika skor 10- • Kategori: Buruk (jika
tahun saat 18) skor 1-2)
didiagnosis • Baik (jika skor 3-5)
menderita kusta
• Kategori: Rendah
(tidak tamat, SD,
SMP), Tinggi (tamat
SMA, PT)
Lama kontak Umur Pekerjaan

• Jumlah waktu kontak • Usia responden yang • Jenis kegiatan sehari-


penderita kusta terhitung sejak lahir hari yang dilakukan
sebelum responden sampai menderita responden untuk
dinyatakan menderita kusta memperoleh
kusta atau diketahui • Kategori: Berisiko penghasilan baik dari
mengalami tanda- (>15tahun), Tidak segi pekerjaan
tanda kusta yang berisiko (<15 tahun) maupun lingkungan
dinyatakan dalam kerjanya saat
tahun didiagnosis menderita
• Kategori: >2tahun, kusta.
berisiko (berisiko), <2 • Kategori: berisiko
tahun (tidak berisiko) (pekerjaan tertentu
spt buruh, nelayan,
petani), tidak berisiko
(pekerjaan lainnya)
Jenis kelamin Kejadian kusta

• Keadaan kodrati, jenis • Diagnosis dokter pada


kelamin seseorang penderita kusta yang
berdasarkan keadaan tercatat dalam rekam
anatomis medik di puskesmas
• Kategori: Laki-laki, Cidempet tahun 2018
perempuan • Kategori: Menderita
kusta (kasus), Tidak
menderita kusta
(Kontrol)
POPULASI DAN SAMPEL
PENELITIAN
penderita kusta di
Puskesmas
Populasi Cidempet,
Kecamatan Arahan,
Kabupaten
kasus Indramayu tahun
2018 dengan jumlah
9 orang

bukan penderita
kusta yang tercatat
dalam rekam medik
Puskesmas Populasi
Cidempet,
Kecamatan Arahan,
Kabupaten
sampel
Indramayu.
Kriteria Inklusi
Penderita kusta
yang tinggal di Didiagnosa menderita penyakit kusta
dilihat dari rekam medis
Sampel wilayah kerja
Puskesmas
Cidempet,
Dapat berkomunikasi dengan baik
•Kriteria Eklusi
Kasus Kecamatan
Arahan Kabupaten
Tidak bersedia mengikuti penelitian
Tidak berada di tempat ketika
Indramayu tahun penelitian berlangsung
2018.

Kriteria Inklusi
tetangga kasus
Tetangga yang tempat tinggalnya paling dekat
dengan kelompok kasus dan tidak tercatat dalam bukan penderita
rekam medik Puskesmas Cidempet Kecamatan
Arahan Kabupaten Indramayu tahun 2018.
Tinggal menetap di wilayah Kabupaten Indramayu
kusta yang tinggal
menetap di Sampel
Kabupaten
• Kriteria Eksklusi
Tidak bersedia mengikuti penelitian
Tidak berada di tempat ketika penelitian berlangsung
Indramayu pada
saat penelitian
kontrol
berlangsung
Besar sampel

40 orang subjek
penelitian

Sumber data
Instrumen
penelitian
Wawancara
dan observasi
kuesioner
langsung
ALUR PENELITIAN
• Penetapan sasaran
• Konsultasi kepada dokter pendamping
Tahap • Mempersiapkan instrumen penelitian
Persiapan • Menetapkan jadwal kegiatan

• Pendataan pasien secara langsung dengan mengunjungi tempat


tinggal penderita kusta periode Februari s.d. April 2019.
Tahap • Pengisisan kuesioner yang dipandu oleh Guide quest untuk
Pelaksanaan kemudian dianalisis menjadi hasil penelitian.

• Mengolah data dan menganalisis data


Tahap • Menyusun hasil laporan penelitian
Penyelesaian
TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis Univariat Analisis Bivariat


• tiap variabel dari • dua variabel yang
hasil penelitian diduga berhubungan
• distribusi dan • menggunakan uji chi
presentase dari tiap- square
tiap variabel
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
DESKRIPSI RESPONDEN

Responden kasus terdiri dari 9 orang

Responden kontrol terdiri dari 31 orang


Hubungan Tingkat Pendidikan
dengan Kejadian Kusta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan
dengan kejadian penyakit kusta di puskesmas
Cidempet kecamatan Arahan tahun 2018

Kesimpulan : pendidikan tidak mempengaruhi


pemahaman seseorang, responden kasus lebih
memahami gejala walaupun status pendidikannya
rendah. Sedangkan responden kontrol dengan status
pendidikan tinggi tidak mengetahui mengenai kusta.
Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Kejadian Kusta
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan dengan kejadian
penyakit kusta di puskesmas Cidempet
kecamatan Arahan tahun 2017-2018.

Tingkat pengetahuan yang tidak berhubungan bisa saja


di pengaruhi oleh jumlah kasus yang memang sedikit
dan ketidaktahuan masyarakat mengenai penyakit kusta.
Sehingga jumlah pelaporan tidak sesuai dengan kriteria
kasus dan kontrol.
Hubungan Personal Hygiene
dengan Kejadian Kusta
Hasil dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara
personal hygiene dengan kejadian kusta.

Banyak responden yang memiliki kebiasaan personal


hygiene yang diturunkan dan diajarkan dari orang tua
ke anak yang orang tua nya menderita kusta sehingga
anak-anak penderita juga memiliki resiko yang sama
dengan orang tuanya.Begitupula pada kelompok
kontrol yang kebanyakan orang dewasa nya adalah
tetangga sekitar rumah penderita dengan kebiasaan
hygiene yang kurang lebih (walaupun tidak semua
sama) dengan penderita.
Hubungan Lama kontak
dengan Kejadian Kusta
Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan antara lama
kontak dengan kejadian kusta.

Banyak responden yang tidak memiliki riwayat kontak dengan


anggota keluarga yang dinyatakan menderita kusta.

Sedangkan responden yang memiliki anggota keluarga yang


sebelumnya telah dinyatakan menderita kusta dan dicurigai
sebagai sumber penularan kusta telah mendapatkan pengobatan
secara teratur.

Sesuai dengan Depkes RI (2007:10) bahwa penderita yang telah


meminum obat sesuai regimen WHO tidak menjadi sumber
penularan kepada orang lain.
Hubungan Umur dengan
Kejadian Kusta
Hasil penelitian diketahui bahwa tidak
ada hubungan antara umur dengan
kejadian kusta.

Dikarenakan distribusi responden pada


saat pengambilan sampel pada
kelompok kasus dan kontrol tidak
merata.
Hubungan Jenis Kelamin dengan
Kejadian Kusta
Hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada
hubungan antara jenis kelamin dengan
kejadian kusta.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, angka


kejadian kusta lebih sering terjadi pada jenis kelamin
laki-laki dibanding perempuan, dengan rasio 2:1

Anda mungkin juga menyukai