Pernikahan (Pai)
Pernikahan (Pai)
Anggota Kelompok 5 :
1. Galih Nurihsan
2. M. Doni Ramdoni
3. Sherin Mutiara Erina
Pengertian
• Pengertian secara umum :
Pernikahan adalah salah satu ibadah yang paling utama dalam
pergaulan masyarakat agama islam dan masyarakat. Pernikahan
bukan saja merupakan satu jalan untuk membangun rumah tangga
dan melanjutkan keturunan. Pernikahan juga dipandang sebagai
jalan untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah dan memperluas
serta memperkuat tali silaturahmi diantara manusia.
Di sisi lain nikah juga berasal dari istilah adh-dhammu yang memiliki
arti merangkum, menyatukan, dan mengumpulkan serta sikap yang
ramah. Adapun pernikahan yang berasal dari kata aljam’u yang
berarti menghimpun atau mengumpulkan.
Pengertian menurut istilah :
1. Ulama Hanafiyah mengartikan pernikahan
sebagai suatu akad yang membuat pernikahan
menjadikan seorang laki-laki dapat memiliki dan
menggunakan perempuan termasuk seluruh
anggota badannya untuk mendapatkan sebuah
kepuasan atau kenikmatan.
2. Ulama Malikiyah menyebutkan bahwa
pernikahan adalah suatu akad atau perjanjian
yang dilakukan untuk mendapatkan kepuasan
tanpa adanya harga yang dibayar.
Dasar Hukum Pernikahan
Berdasarkan Q.S. An-Nisaa ayat 1 :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang
telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya
Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu
sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
(Q.S. An-Nisaa’ : 1).
Berdasarkan Q.S. An-Nuur ayat 32 :
”Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara
kamu,dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-
hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha
Luas (pemberian- Nya) lagi Maha mengetahui”.
(Q.S. An-Nuur : 32)
Berdasarkan Q. S. Ar-Rum ayat 21 :
• “Dan diantara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia
menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu
sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tentram
kepadanya, dan Dia menjadikan diantaramu rasa kasih dan
sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.
(Q. S. Ar-Rum ayat 21)
Hukum Pernikahan
Dalam agama islam pernikahan memiliki hukum yang disesuaikan dengan
kondisi atau situasi orang yang akan menikah. Berikut hukum pernikahan
menurut islam :
• Wajib, jika orang tersebut memiliki kemampuan untuk menikah dan jika
tidak menikah ia bisa tergelincir perbuatan zina.
• Sunnah, berlaku bagi seseorang yang memiliki kemampuan untuk menikah
namun jika tidak menikah ia tidak akan tergelincir perbuatan zina.
• Makruh, jika ia memiliki kemampuan untuk menikah dan mampu
menahan diri dari zina tapi ia memiliki keinginan yang kuat untuk
menikah.
• Mubah, jika seseorang hanya menikah meskipun ia memiliki kemampuan
untuk menikah dan mampu menghindarkan diri dari zina, ia hanya
menikah untuk kesenangan semata.
• Haram, jika seseorang tidak memiliki kemampuan untuk menikah dan
dikhawatirkan jika menikah ia akan menelantarkan istrinya atau tidak
dapat memenuhi kewajiban suami terhadap istri dan sebaliknya istri tidak
dapat memenuhi kewajiban istri terhadap suami. Pernikahan juga haram
hukumnya apabila menikahi mahram atau pernikahan sedarah.
Rukun dan Syarat Pernikahan
Pernikahan dalam islam memiliki beberapa syarat dan rukun yang
harus dipenuhi agar pernikahan tersebut sah hukumnya di mata
agama baik menikah secara resmi maupun nikah sirih. Berikut ini
adalah syarat-syarat akad nikah dan rukun yang harus dipenuhi
dalam sebuah pernikahan misalnya nikah tanpa wali maupun ijab
kabul hukumnya tidak sah.
A. Rukun Nikah
Rukun pernikahan adalah sesuatu yang harus ada dalam
pelaksanaan pernikahan, mencakup :
1. Ada mempelai laki-laki dan perempuan;
2. Ada wali yang menikahkan;
3. Ada ijab dan kabul dari wali;
4. Ada dua orang saksi pernikahan tersebut; dan
5. Kerelaan kedua belah pihak atau tanpa paksaan.
B. Syarat Nikah • Tidak terhalang untuk menikah.
Adapun syarat dari masing-masing
rukun tersebut adalah : 3. Wali nikah dengan syarat-syarat wali
nikah sebagai berikut :
1. Calon suami dengan syarat-syarat • Laki-laki.
berikut ini : • Dewasa.
• Beragama Islam. • Mempunyai hak perwalian atas
• Berjenis kelamin laki-laki. mempelai wanita.
• Ada orangnya atau jelas identitasnya. • Adil.
• Setuju untuk menikah. • Beragama Islam.
• Tidak memiliki halangan untuk • Berakal Sehat.
menikah. • Tidak sedang berihram haji atau
umrah.
2. Calon istri dengan syarat-syarat :
• Beragama Islam.
• Berjenis kelamin perempuan.
• Ada orangnya atau jelas identitasnya.
• Setuju untuk menikah.
4. Saksi nikah dalam perkawinan harus memenuhi beberapa syarat
berikut ini :
– Minimal terdiri dari dua orang laki-laki.
– Hadir dalam proses ijab qabul.
– Mengerti maksud akad nikah.
– Beragama islam.
– Adil.
– Dewasa.
Fikih pernikahan atau munakahat adalah salah satu ilmu yang mesti
dipelajari dan diketahui umat islam pada umumnya agar pernikahan
dapat berjalan sesuai dengan tuntunan syariat agama dan
menghindarkan hal-hal yang dapat membatalkan pernikahan.
Talak
Thalaq atau talak adalah pemutusan tali pernikahan dari seorang suami
terhadap istri dengan alasan yang diterima secara syar’i.
Talak merupakan perbuatan halal, namun dibenci oleh Allah. Oleh karena
itu, meski talak ini dibolehkan namun sebisa mungkin untuk dihindari
karena dalam pernikahan akan selalu ada yang namanya masalah.