Anda di halaman 1dari 51

G4P3A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase

laten + Preeklampsi Berat + riwayat SC 1


kali janin tunggal hidup presentasi
kepala.

Disusun Oleh:
Romzi Khairullah, S.Ked.
71 2018 015

Pembimbing:
dr. Ratih Pratiwi Sp.OG

1
Bab 1 : Pendahuluan

2
Preeklampsia Berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai
dengan timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria dan
edema pada kehamilan 20 minggu atau lebih. Preeklampsia awitan dini
(PEAD/Early-onset Preeclampsia) dan Preeklampsia Awitan Lambat
(PEAL/Late-onset Preeclampsia).

Di Indonesia
preeklampsia berat
dan eklampsia
merupakan penyebab
kematian ibu berkisar
1,5 % sampai 15 %.

Sumatera Selatan
ibu hamil dengan hipertensi
Yaitu 165/100.000 kehamilan
WHO memperkirakan
preeklampsia di Negara maju adalah
1,3% - 6%, sedangkan di Negara
berkembang adalah 1,8% - 18%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

4
Preeklampsia

Definisi
• DEFINISI KONSEPTUAL
• Preeklampsia ialah suatu sindrom spesifik pada kehamilan
yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, pada wanita
yang sebelumnya normotensi.
• Preeklampsia merupakan sindrom spesifik-kehamilan
berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan
aktivasi endotel, yang ditandai dengan hipertensi yang timbul
setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria.

5
Klasifikasi
Preeklampsia
berat
• Preeklampsia berat tanpa impending
eclampsia
• Preeklampsia berat dengan impending
eclampsia

Disebut impending eclampsia bila preeklampsia berat


disertai gejala-gejala subjektif berupa :
• Muntah-muntah
• Sakit kepala
• Nyeri epigastrium
• Gangguan penglihatan 6
Epidemiologi

 WHO memperkirakan kasus preeklampsia


tujuh kali lebih tinggi di negara
berkembang daripada di negara maju.
 Prevalensi preeklampsia di Negara maju
adalah 1,3% - 6%, sedangkan di Negara
berkembang adalah 1,8% - 18%.
 Insiden preeklampsia di Indonesia sendiri
adalah /tahun atau sekitar 5,3%.

7
FAKTOR
RISIKO
 Paritas
 Usia
 Riwayat hipertensi
 Sosial ekonomi
 Hiperplasentosis atau kelainan
trofoblast
 Genetik
 Obesitas

8
Patofisiologi

 Teori Genetik
 Teori Imunologik
 Teori Iskemia Plasenta
 Teori Radikal Bebas
 Teori Kerusakan Sel
Endotel
 Teori Adaptasi
Kardiovaskuler

9
Diagnosis
Anamnesis
Kriteria Preeklampsia Berat:4,5,7,8
• TD > 160/110 mmHg
• Proteinuria > 5 g/24 jam atau > +2 dipstik
• Ada keterlibatan organ lain
• Hematologi: Trombositopeni (< 100.000/ul)
• Hepar: Peningkatan SGOT dan SGPT dan nyeri epigastrik
• Neurologis: Sakit kepala persisten
• Janin: Oligohidramnion
• Paru: Edema paru atau gagal jantung kongestif
• Ginjal: Oliguria (< 500 ml/24 jam)

10
Tatalaksana
Pemberian obat antikejang

Magnesium sulfat regimen


Loading dose: initial dose
a. 4 gram MgSO4: intravena (40% dalam 10 cc) selama
15 menit.
b. 8 gram MgSO4: intramuscular (40% dalam 20 cc): 4
gram bokong kanan dan 4 gram bokong kiri
Maintenence dose
a. Diberikan infus 6 gram dalam larutan Ringer/6jam; atau
diberikan 4 atau 5 gram i.m. Selanjutnya maintenance
dose diberikan 4 gram i.m. tiap 4 – 6 jam.
11
Tatalaksana
Pemberian obat antikejang

Syarat-syarat pemberian MgSO4:


Harus tersedia antidotum MgSO4, bila terjadi intoksikasi
yaitu kalsium glukonas 10% = 1 g (10 % dalam 10 cc)
diberikan i.v. 3 menit.
Refleks patella (+) kuat.
Frekuensi pernapasan > 16 kali/menit, tidak ada tanda-
tanda distres napas.
Urine output >100 cc
Magnesium sulfat dihentikan bila:
Ada tanda-tanda intoksikasi
Setelah 24 jam pascapersalinan atau 24 jam setelah
kejang terakhir 12
Tatalaksana
Pemberian antihipertensi

Antihipertensi lini pertama


Nifedipin
Dosis 10 – 20 mg per oral, diulangi setelah 30 menit;
maksimum 120 mg dalam 24 jam.

Antihipertensi lini kedua


a. Sodium nitroprusside : 0,25 µg i.v./kg/menit, infus:
10 mg/menit/dititrasi.
b. Diazokside : 30-60mg i.v/ 5 menit: atau i.v infus
10mg/menit/dititrasi
13
Tatalaksana
Glukokortikoid

Pemberian glukokortikoid untuk pematangan


paru janin tidak merugikan ibu. Diberikan pada
kehamilan 32 – 34 minggu, 2 x 24 jam. Obat
ini juga diberikan pada sindrom HELLP.

14
Pengelolaan Terhadap
Kehamilan
Aktif (Terminasi)

Keadaan ibu
1. Kehamilan >37 minggu
2. Adanya tanda impending eklampsi
3.Perawatan konservatif gagal : 6 jam setelah pengobatan medisinal
terjadi kenaikan tekanan darah atau 24 jam setelah pengobatan
medisinal gejala tidak berubah
Keadaan janin
1. Adanya tanda gawat janin (fetal distress)
2. Adanya tanda intra uterine growth restriction (IUGR)
3. Terjadinya oligohidramnion
Laboratorium
adanya tanda-tanda sindrom HELLP khususnya menurunnya trombosit
dengan cepat. 15
Pengelolaan Terhadap
Kehamilan
Konservatif

Tindakan konservatif dilakukan dengan indikasi kehamilan


preterm < 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda impending
eklampsia dan keadaan janin baik

16
Pengelolaan Terhadap
Kehamilan

17
Pengelolaan Terhadap
Kehamilan

18
Komplikasi

Preeklampsi berat yang disertai gejala-gejala subjektif berupa nyeri


kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium,
dan kenaikan progresif tekanan darah disebut impending
eklampsia. Impending eklampsia dapat berkembang menimbulkan
komplikasi lebih lanjut menjadi eklampsia maupun sindroma
HELLP

19
Prognosis
Dubia (tergantung indeks gestosis, makin tinggi indeks gestosis
makin jelek prognosis)

0 1 2 3
Edema sesudah
Tidak ada Pre-tibial Umum -
istirahat baring
Proteinuria
+ ++ +++ ++++
kuantitatif
(<0,5) (0,5-2) (2-5) (>5)
Esbach (gr%)
TD sistolik <140 140-160 160-180 >180
TD diastolic <90 90-100 100-110 >110 20
BAB III
LAPORAN KASUS

21
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. DH
• Umur : 36 tahun
• Pendidikan : SMA
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Alamat : Jl. Dipo Lr. Iman Kertapati
• MRS : 9 Juli 2019
• Jam MRS : 08.30 WIB
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Mulas mau melahirkan sejak malam sebelum masuk rumah sakit.

Riwayat Perjalanan Penyakit


. Pasien mengeluh mulas mau melahirkan sejak semalam sebelum masuk rumah sakit.
Pasien mengatakan tidak ada keluar air-air. Pasien mengatakan keluar darah yang disertai
lendir (+), perut mules yang menjalar ke punggung semakin lama semakin kuat. sakit
kepala hebat (-), nyeri ulu hati (-), sesak napas (-), mual muntah(-), penglihatan kabur (-).

Riwayat keputihan (-),trauma (-), post coitus (-), perut diurut-urut (-), minum jamu
atau obat, sakit kepala hebat (-), demam (-). Os mengaku hamil cukup bulan dan gerakan
janin masih dirasakan.
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit jantung, ginjal,


hipertensi, diabetes mellitus, dan asma

Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan bapak os memiliki riwayat penyakit


hipertensi. penyakit jantung, ginjal, diabetes mellitus, dan asma
disangkal.
ANAMNESIS
Riwayat Menstruasi

Usia haid Pertama : 13 tahun


Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari, 3 kali ganti
pembalut/hari
Keluhan saat haid : Tidak ada
HPHT : Oktober 2018
TP : Juli 2019
Riwayat Pernikahan

Lama Pernikahan : 16 tahun


Usia Menikah : 20 tahun

Riwayat Kontrasepsi

KB suntik 3 bulan.
Riwayat ANC

Pasien melakukan ANC 4 kali di bidan. ANC dilakukan pada usia


kehamilan 12 minggu (Trimester I), usia dan 24 minggu (Trimester
II), dan pada usia kehamilan 28 dan 36 minggu (Trimester III).

Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Hamil ke-1: 2004/ di klinik/ persalinan normal/32 minggu/ditolong


bidan/ penyulit (-)/ Jk: Pr/ keadaan lahir : baik.
Hamil ke-2: 2009/ di klinik/ persalinan normal/ 40 minggu/ ditolong
bidan/ penyulit (-)/ jk: pr/ keadaan lahir : baik.
Hamil ke-3: 2016/ di rumah sakit/ sectio sesaria/ 40 minggu/ ditolong
dokter spesialis/ penyulit (-)/ jk : Lk/ keadaan lahir : baik.
PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4 V5 M6
Tekanan Darah : 170/110 mmHg
Denyut Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 24 x/menit
Suhu Tubuh : 36,7oC
BB sebelum hamil : 45 kg
BB saat hamil : 46 kg
TB : 160 cm
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normocephali
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) edema

periorbital (-/-), pandangan mata kabur (-/-)


Hidung : Polip (-/-)

Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran kelenjar thyroid (-)

Thoraks Inspeksi : iktus kordis tidak tampak


Cor Palpasi : iktus kordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : bunyi jantung I/II (+/+) normal,
PEMERIKSAAN FISIK

Paru : Inspeksi : simetris, retraksi sela iga (-)


Palpasi : stem fremitus (+/+) sama kanan dan kiri
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : vesikuler (+/+) ronki (-/-) wheezing (-/-)
Abdomen : Inspeksi: perut membesar sesuai umur kehamilan, luka bekas

Genitalia operasi (+), striae gravidarum (+)


Auskultasi: bising usus (+) normal
Perkusi : tidak dilakukan
Palpasi : hepar dan lien sulit dinilai
Ekstremitas : Akral hangat, edema (-/-)

Superior Akral hangat, edema pretibial (-/-)


Inferior
Status obstetri
Pemeriksaan Luar
Leopold I : 2 jari dibawah proc. Xyphoideus / 30 cm.
Teraba bagian besar, tidak bulat, tidak melenting, dan
lunak. Kesan : bokong
Leopold II :Teraba keras, rata, dan cembung pada
bagian kanan perut ibu. Kesan: punggung diperut bagian
kanan.
Leopold III : Bagian besar, bulat, melenting, keras.
Kesan: kepala
Leopold IV : divergen, sudah masuk pintu atas panggul
(4/5)
HIS : 3x/10’/20”
DJJ : DJJ 140 x/menit
TFU : 30 cm
TBJ : (30-11) X 155 = 2945 gram
Status obstetri

Pemeriksaan Dalam
Konsistensi porsio : lunak
Posisi : anterior
Pembukaan : 1 cm
Pendataran : 25%
Selaput ketuban : utuh, menonjol
Bagian terbawah : Kepala
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi Hasil Nilai Normal
Darah Rutin
Hemoglobin 11,5 12-16 g/dl
Hematokrit 33,9 37-47 %
Trombosit 355 150-440 10^3/uL
Leukosit 12.600 4.200 – 11.000/ul
Hitung Jenis
Eosinofil 0,3 1-3 %
Basofil 0,1 0-1 %
Neutrofil 81,5 40-60 %
Limfosit 14,7 20 – 50 %
Monosit 3,4 2– 8 %
ABO O
Rhesus +
LED 2 <20 mm/jam
Golongan darah +
Rhesus

33
Urin Rutin Hasil Nilai Normal
Kejernihan Jernih Jernih
Berat Jenis 1.020 1.005 – 1.030
pH 7,5 4,5 – 7,5
Protein Urin Negatif Negatif
Glukosa Urin Negatif Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Keton Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Sedimen
- Epitel 18/lpk 1 – 15
- Leukosit 1-2/lpb <5
- Eritrosit 0-1/lpb <3
- Silinder Negatif
- Kristal Negatif
- Bakteri Negatif Negatif
- Lain-lain Negatif

34
Ultrasonografi

Tampak JTH Presentasi kepala. Kesan : Hamil 37 minggu


janin tunggal hidup presentasi kepala
DIAGNOSIS

G4P3A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase laten +


Preeklampsi Berat + riwayat SC 1 kali janin tunggal
hidup presentasi kepala.
PENATALAKSANAAN

- Observasi tanda keadaan umum, TVI, DJJ, His


- IVFD RL gtt XX/menit
- Kateter menetap, catat intake dan output cairan
- Cek laboratorium darah rutin dan urine rutin
- Inj. MgSO4 sesuai protokol (injeksi pertama im 8 gram, 4 gram
bokong kanan dan 4 gram bokong kiri  selanjutnya 4 gram
bokong kanan atau bokong kiri tiap 6 jam hingga 24 jam
postpartum)
- Nifedipin 10 mg (SL)
- Dopamet 1x250 mg po
- Inj. Ceftriaxone 1 g /12 jam i.v (skin test)
- Rencana Terminasi Perabdominam
Laporan Operasi

Tanggal : 9 Juli 2019


Mulai op : 09.00
Selesai op : 09.45
Diagnose prabedah : G4P3A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase
laten + Preeklampsi Berat + riwayat SC 1 kali janin tunggal hidup
presentasi kepala.
Diagnose pasca bedah : P4A0 post SC atas indikasi PEB dan post
tubektomi
Keadaan bayi : hidup, APGAR score 8/9, laki-laki, BBL 2900gr,
PB 49cm, LK 34 cm
Terapi Pasca Bedah

1. Observasi keadaan umum, TVI, perdarahan


2. IVFD RL + 2 amp oxytocin gtt 20 x/ menit per 12 jam
selanjutnya kosong
3. Kateter menetap, catat I/O (s.d 24 jam post operasi)
4. Mobilisasi betahap
5. diet TKTP
6. Cek Hb post operasi
Terapi Pasca Bedah

- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram IV ( skin test)


- Asam Tranexamat tab 3 x 500 mg/oral
- Pronalges supp 2 x 100 mg/anal
- Inf. Metronidazole IV 3 x 500 mg
- Vitamin C IV 2x200 mg
- Alinamin F tab 3 x 1 tab/ oral
- Dopamet tab 3 x 250 mg/oral
- Inj. MgSo4 4 gram bokong kanan/kiri tiap 6 jam hingga 24 jam
postpartum
- Cefixime tab 3 x 100 mg/oral
- Asam Mefenamat tab 3 x 500 mg/oral
BAB IV
PEMBAHASAN

41
Apakah penegakan diagnosis pada pasien
ini sudah benar?
Ny. DH 36 Tahun

• Pasien mengeluh mulas mau


Hasil pemeriksaan
melahirkan, cukup bulan. Keluar
vaginal toucher :
darah dan lendir (+) porsio lunak,
pembukaan 1cm,
tekanan darah 170/110 mmHg. pendataran 25%,
Pem. fisik
His 3x10’/20” selaput ketuban utuh
dan menonjol serta
bagian terbawah
kepala
Pembahasan

Kasus ini membahas seorang wanita berusia 36 tahun dengan diagnosis


G4P3A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase laten + Preeklampsi Berat +
riwayat SC 1 kali janin tunggal hidup presentasi kepala. Penulisan
diagnosis pada pasien ini sudah tepat apabila ditinjau dari penulisan
diagnosis obstetri, dimana diawali dengan diagnosis ibu, diagnosis
persalinan, dan diagnosis janin. Penegakkan diagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Jika dibandingkan antara teori dan kasus, pasien ini sudah tepat untuk
didiagnosis PEB, hal ini sesuai dengan teori yaitu diagnosis preeklampsi berat
bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai berikut: (1) tekanan darah
sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg. Tekanan
darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat dirumah sakit
dan sudah menjalani tirah baring
Apakah tatalaksana pada
pasien ini sudah benar?
Tatalaksana pre operasi
Non-farmakologis : Farmakologis :

Inj. MgSO4
Observasi tanda keadaan Nifedipin 10 mg (SL)
umum, TVI, DJJ, His Dopamet 1x250 mg po
IVFD RL gtt 20/menit Inj. Ceftriaxone 1 g /12 jam i.v
(skin test)
Kateter menetap, catat
Rencana Terminasi
intake dan output cairan Perabdominam
Cek laboratorium darah
rutin dan urine rutin Nifedipine 10mg/oral

Antihipertensi

Inj MgSO4 40% Inj. ceftriaxone Dopamet 3 x 500mg/oral

Antihipertensi
antikejang dan tokolitik Antibakterial profilaksis
Tatalaksana post operasi
Non-farmakologis : Farmakologis :

Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram IV ( skin


1. Observasi keadaan umum, test)
TVI, perdarahan Asam Tranexamat tab 3 x 500 mg/oral
2. IVFD RL + 2 amp oxytocin Pronalges supp 2 x 100 mg/anal
gtt 20 x/ menit per 12 jam Inf. Metronidazole IV 3 x 500 mg
selanjutnya kosong Vitamin C IV 2x200 mg
3. Kateter menetap, catat I/O Alinamin F tab 3 x 1 tab/ oral
Dopamet tab 3 x 250 mg/oral
(s.d 24 jam post operasi) Inj. MgSo4 4 gram bokong kanan/kiri
4. Mobilisasi betahap tiap 6 jam hingga 24 jam postpartum
5. diet TKTP Cefixime tab 3 x 100 mg/oral
6. Cek Hb post operasi Asam Mefenamat tab 3 x 500 mg/oral

Asam tranexamat Inj. Ceftriaxone + Alinamin 3x1 tab


metronidazole + cefixime

Multivitamin
Mengurangi atau
menghentikan perdarahan Antiinfeksi profilaksis
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

48
SIMPULAN

1. Pada pasien ini ditegakkan diagnosis PEB berdasarkan


anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Diagnosis pada pasien ini sudah tepat
apabila ditinjau dari penulisan diagnosis pasien
obstetri, dimana pada status pasien didapatkan
G4P3A0 hamil aterm inpartu kala 1 fase laten +
Preeklampsi Berat + riwayat SC 1 kali janin tunggal
hidup presentasi kepala.
2. Penatalaksanaan PEB dibagi menjadi penanganan
ekspektatif dan aktif. Pada kasus ini, penatalaksanaan
sudah tepat dengan dilakukan dengan penanganan
aktif, karena mengingat usia kehamilan aterm.

49
SARAN

Berdasarkan uraian diatas, maka saran yang diberikan


adalah:
1. Sebagai upaya pencegahan, dokter muda sebaiknya
lebih giat dalam melakukan penyuluhan kepada ibu
hamil agar rutin melakukan Ante Natal Care baik di
rumah sakit maupun di puskesmas agar mampu
mendeteksi dini adanya kelainan pada kehamilannya
dan untuk pemantauan kesejahteraan janin.
2. Pasien dengan preeklampsia dianjurkan untuk
melakukan pemeriksaan segera setelah hamil.
3. Dosis obat hendaklah harus disesuaikan, agar tidak
terjadi kesalahan dalam pemberian berupa kelebihan
dan kekurangan dosis.

50
TERIMAKASIH 

51

Anda mungkin juga menyukai